Merasa nyaman

Akhirnya Ayu Shita memilih pergi dari pada mendengarkan pria hidung belang membanggakan dirinya sendiri. Tak terasa hari sudah menjelang malam, kafe pun tutup dan para pegawai pun mulai pulang.

Hening, itulah yang Ayu Shita rasakan saat ini. Ayu segera mengunci pintu kafe dan Ia pun pergi ke belakang untuk istirahat. Tak lupa, Ia membawa uang hasil jualannya siang tadi.

"Alhamdulillah, kafe nya rame dan untungnya cukup besar karena harganya di naikkan!" Tuturnya bahagia.

Ayu Shita menatap pantulan wajahnya di cermin. Ada rasa bahagia tapi Ia merasa ada yang kurang dan hampa.

"Sampai kapan aku terus memainkan hati para pria! Apakah akan ada karma untuk kelakuan ku ini?" Tanyanya.

Ayu pun duduk dan membuang nafas panjang. Pertemuan kembali dengan Bara mengingatkan dirinya akan masa indah bersama.

"Bara, dulu aku yakin jika kau lah takdirku! Tapi kenapa, kenapa kau menghianatiku? Dan setelah aku bisa merubah diri, kau seperti pengemis yang meminta cintaku!" Batinnya dan tersenyum ketir.

Ayu Shita merasa jenuh, Ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke luar karena kebetulan jam di tangannya baru menunjukkan pukul 20:00.

Ayu berjalan menyusuri jalanan, terlihat ramai dan banyak muda-mudi yang sedang memadu kasih tanpa malu di muka umum.

"Mungkin dunia ini memang sudah kacau!" Batinnya sambil menggelengkan kepala.

Ayu pun akhirnya pergi ke taman yang tak jauh dari tempat nya tinggal. Ia duduk di kursi dan menatap air mancur dengan lampu yang berkilauan.

"Indah sekali, andai saja aku punya kekasih!" Tuturnya sambil tersenyum.

Ayu Shita nampak menikmati udara malam yang cukup dingin tapi sejuk. Ia menatap sekeliling dan terlihat seorang pria tengah duduk santai tak jauh dari tempatnya.

Akhirnya Ayu Shita memutuskan untuk menghampiri dan menyapanya.

"Hai...!"

Pria itu menatap wajah Ayu Shita dan Ia nampak tak senang dan acuh. Ayu Shita yang merasa dirinya cantik dan di acuhkan, akhirnya memilih untuk duduk di sampingnya.

"Sendirian saja?" Tanyanya sambil menoleh.

Pria itu masih diam dan Ayu memperhatikan wajah pria yang ada di sampingnya. Wajahnya nampak tak asing dan Ayu mencoba mengingat.

"Anda yang menjual kafe itu kan?" Tanyanya kembali sambil tersenyum.

"Iya!"

Ayu Shita tersenyum. "Emm, waktu itu pertemuan cukup singkat dan saya belum tahu nama anda!" Tuturnya sambil menyodorkan tangan.

"Andra!"

Ayu Shita mengerutkan keningnya. "Nama anda Andra?"

"Iya!"

Ayu Shita mendengus kesal, dia bicara panjang lebar tapi pria itu hanya menjawab satu kata. Ayu Shita nampak heran, karena baru kali ini ada pria yang mengacuhkan dirinya.

"Kenapa ke taman sendirian? Kemana istri anda?" Tanyanya kembali membuka pembicaraan.

"Tidak perlu tahu!"

Ayu semakin kesal dan Ia menarik kerah pria yang ada di sampingnya.

"Sebenarnya, ada apa dengan dirimu! Lihatlah aku, aku ini cantik dan kenapa sedikit pun kau tak melirik atau pun tergoda?" Teriaknya yang kesal.

Pria itu menghempaskan tangan Ayu dan bangkit. "Kenapa, apakah kau ingin di goda? Bagiku, kecantikan bukanlah segalanya! Kau tahu, apa pandanganku terhadap dirimu?" Tanyanya dengan tatapan dingin.

Ayu Shita terdiam dan lelaki itu menyunggingkan senyum. "Di mataku kau hanyalah pelacur!" Ucapnya dan pergi.

Ayu Shita terdiam, untuk pertama kalinya ada pria yang mengatakan seperti itu. Padahal pertemuan mereka sangatlah singkat.

"Apakah pria itu mengenalku? Mendengar dari ucapannya, sepertinya dia sangat membenciku!" Batinnya yang bertanya-tanya.

Ayu menoleh ke arah pria yang baru saja mengejeknya, tapi dengan sekilas pria itu sudah pergi dan jauh dari pandangannya.

"Kemana perginya pria itu, apakah dia hantu tapi itu tidak mungkin?" Batinnya.

Akhirnya Ayu shita memutuskan untuk pulang dan di tengah perjalanan, Ia kembali bertemu dengan pria yang mengejeknya dan dalam keadaan yang buruk.

Pria itu nampak sedang meneguk minuman keras dan dia nampak sudah mabuk berat. Ayu Shita segera menghampiri dan memapahnya.

"Kau ini, kalau ada masalah lebih baik di ceritakan jangan lari ke minuman seperti ini!" Bentaknya kesal.

Pria itu menatap Ayu Shita dengan tatapan mabuk. Ia melihat wajah sang istri berada di hadapannya.

"Sayang, sebenarnya apa mau mu? Semua yang kau inginkan telah aku berikan, tapi kenapa kau selalu menolak ku untuk bercinta," teriaknya dengan suara yang keras.

Ayu Shita merasa kasian, akhirnya Ia membawanya pulang dan merebahkan tubuh pria yang baru di kenalnya ke atas ranjang.

"Istirahatlah...!"

Pria itu membuka mata dan menarik tangan Ayu disaat dia mau pergi.

"Sayang, aku mohon untuk malam ini kau disini temani aku!" Pintanya dengan tatapan perihatin.

Ayu merasa kasian dan ia pun berbaring di sampingnya. Pria itu langsung memeluk tubuh Ayu dan mengecup keningnya.

"Aku sangat mencintaimu!" Tutur pria itu sambil menutup mata.

Ayu Shita terdiam, untuk pertama kalinya dia tidur seranjang dengan seorang pria. Meskipun dulu Ayu dan Bara berpacaran cukup lama, tapi mereka tidak pernah seperti itu. Keduanya hanya sampai pegangan tangan karena Ayu selalu menolaknya.

"Ada apa dengan diriku ini? Kenapa tubuhku mau untuk di peluk dan cium Oleh pria ini?" Tanyanya yang heran.

Ayu shita merasa nyaman dengan pria yang tengah tertidur dan memeluknya. Akhirnya ia membalas pelukannya dan membenamkan wajahnya di dada bidang dan atletis.

Ayu Shita akhirnya tertidur dengan pulas dan begitupun juga dengan pria tersebut. Hingga akhirnya, pagi pun tiba. Para pegawai nampak sudah datang dan membereskan meja dan merapikan piring.

Kegaduhan itu membuat ayu Shita dan Andra terbangun.

"Pagi sayang!" Ucap Andra sambil mengecup kening Ayu dan tanpa sadar.

Ayu pun menatap wajah pria yang ada di hadapannya. Tampan, itulah kata pertama yang keluar dari mulutnya. Tanpa sadar, Andra pun menatap wajahnya dan dengan seketika dia terbangun.

"Kau...!" Bentaknya.

Ayu Shita pun bangkit dan duduk. "Jangan salah paham dulu, semalam kau mabuk dan saya membawa mu kesini karena kasian!" Ucapnya ketus.

Pria itu terdiam dan memijat pelipisnya. "Lalu, kenapa kau tidur denganku, apakah kau sengaja memanfaatkan diriku yang sedang mabuk!" Ucapnya dengan dingin.

Ayu menyunggingkan senyumnya. "Memangnya kau pikir aku wanita seperti apa? Aku tidur denganmu, karena kau menarik tanganku. Dan satu hal lagi, aku bukanlah pelacur dan seratus persen aku masih perawan!" Tegasnya sambil melenggang pergi.

Ayu Shita pun pergi ke kamar mandi dan pria itu nampak terdiam. Ia mulai memikirkan kejadian semalam dan dengan samar ia mengingat jika dirinya telah mencium kening wanita yang baru di kenalnya.

"Oh...shittt! Kenapa aku bisa nyosor seperti itu?" Umpatnya kesal pada dirinya sendiri.

Akhirnya tanpa pamit, pria itu pun pergi dan para pegawai yang melihat nampak bergunjing.

"Hey, pria itu keluar dari kamarnya Bu bos!" Ucap salah seorang pegawai wanita.

"Ehh, memangnya kau tak tahu? Jika bos kita, itu seorang pelakor dan pasti pria itu suami orang!" Gunjing yang lainnya.

Tanpa di sadari, Ayu mendengar semuanya dan menatap dengan kesal.

"Kalian sudah bosan bekerja disini?" Tanyanya dengan nada dingin.

Ketiga pegawai itu menggelengkan kepalanya. "Maaf Bu!"

"Sudahlah, untuk kali ini saya maafkan kalian! Cepat siapkan semuanya, sebentar lagi kafe ini akan buka." Tuturnya sambil melenggang pergi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!