Andra menatap kesal pada sang istri, Ia tak percaya jika kesetiannya dianggap mainan untuk sang istri.
"Baiklah jika ini yang kau mau, aku akan menuruti kemauan mu!" Ucapnya dengan tatapan dingin.
Rose pun tersenyum, Ia tanpa merasa bersalah langsung memeluk sang suami dari belakang.
"Sayang, sekarang masalah kita sudah selesai! Jadi kau jangan marah lagi, yang terpenting hasrat mu tersalurkan meskipun bukan padaku. Tapi setidaknya, kau bisa mencicipi setiap wanita yang kau inginkan." Tuturnya bahagia.
Andra yang mendengar semua itu nampak semakin kesal, Ia melepaskan tangan Rise yang melingkar di perutnya.
"Aku pergi, malam ini aku tidak akan pulang! Akan ku cari semua wanita di luar sana yang bisa memuaskan nafsu ku!" Jawabnya sambil melenggang pergi.
Rose menatap kepergian dengan sedih. Air mata tak terasa sudah membasahi pipi.
"Kenapa, kenapa dengan diriku? Bukannya aku yang menyuruhnya untuk mencari wanita lain tapi kenapa hati ini terasa sakit!" Ucapnya sambil memegangi dadanya.
...
Andra berjalan tanpa arah, seperti biasa minuman keras yang saat ini ads di sampingnya dan menemani hatinya yang terluka.
"Bisa-bisanya rose mengatakan seperti itu, memangnya dia anggap apa kesetiaan ku ini! Dia menyuruhku untuk mencari wanita lain di luar dari pada menyentuh tubuhnya." Tuturnya yang kecewa.
Andra terduduk di jalanan seperti gelandangan. Ia pun menyandarkan kepalanya di tembok jembatan. Dan dari kejauhan, terlihat seorang wanita datang menghampiri dengan tatapan kesal dan wanita itu tak lain adalah Ayu Shita.
"Kenapa kau harus merusak hidupmu dengan minuman keras?" Bentaknya sambil merampas botol minuman keras dan melemparkannya.
Prang...
Andra pun tersenyum dan menatap samar. "Kau lagi, apa peduli mu? Istriku saja tidak pernah menghargai kesetiaan ku, tapi kenapa kau sok peduli." Jawabnya dengan suara parau.
Ayu Shita pun nampak kesal dan menampar wajahnya sampai dua kali.
Plakkk...Plakkk...
"Sadarlah, banyak wanita di luar sana yang bisa menerima mu! Apalagi jaman sekarang, sangatlah sulit mendapatkan pria yang setia!" Bentak Ayu Shita kembali.
Andra terdiam dan Ayu Shita pun duduk di sampingnya. "Kau tahu, sebenarnya aku tak ingin di cap sebagai pelakor tapi apalah daya. Aku hanya ingin membalas dendam pada mereka!" Tuturnya sambil menatap langit biru.
Andra menyandarkan kepalanya di bahu Ayu Shita dan tertidur. Ia menatap wajahnya, ada rasa kasian dan juga kagum.
"Ternyata di dunia ini masih ada pria seperti dia! Kenapa wanita itu menyia-nyiakan cintanya? Padahal aku yang baru kenal saja, bisa merasakan penderitaannya!" Batinnya sambil mengelus wajah tampannya.
Ayu Shita seperti biasa membantunya untuk berdiri dan berjalan. Ayu nampak kesulitan tapi dia tidak menyerah.
Akhirnya Ayu shita sampai di tempatnya dan membawanya masuk ke dalam. Seperti biasa, dia merebahkan tubuh Andra di ranjangnya.
Ayu Shita, melepaskan sepatu Andra dan menyelimuti tubuhnya. Seperti biasa, tangan Andra menarik tangan Ayu Shita dan mengajaknya untuk tidur bersama.
"Temani aku tidur, aku butuh kehangatan!" Ucapnya yang setengah sadar.
Ayu Shita dengan suka rela berbaring di sampingnya dan memeluk tubuh Andra dengan penuh kehangatan.
"Kenapa dengan diriku, aku suka rela memeluknya dan apakah mungkin aku sudah jatuh cinta padanya?" Tanyanya dalam hati.
Ayu Shita membenamkan wajahnya di dada dan tertidur dengan lelap. Andra mengeratkan pelukannya dan mencium kening Ayu.
"Kau wanita yang baik!" Tuturnya sambil membuka mata.
Andra tersenyum, perhatian Ayu shita membuatnya nyaman hingga Ia berpura-pura mabuk berat.
"Kau dan rose memang adik kakak! Tapi aku tidak tahu, kenapa kalian bisa terpisah? Dan ternyata rose memang benar, hidupmu terlalu menderita dan mulai sekarang aku akan menjadi pelindung mu!" Batinnya.
Andra pun mulai menutup matanya sambil terus memeluk tubuh Ayu Shita yang mungil.
...
Tak terasa, pagi pun tiba. Ayu dan Andra membuka mata bersama dan mereka saling menatap.
"Pagi...!" Tutur Andra menyapanya.
Ayu Shita tersadar dan Ia segera bangkit. Dengan salah tingkah, dia langsung pergi ke kamar mandi.
"Jantungku....!" Batinnya sambil memegangi dadanya.
Andra pun tersenyum dan Ia terduduk di ranjang. 15 menit sudah Ayu berada di kamar mandi dan akhirnya dia keluar dan memasang raut wajah judes.
"Kenapa kau tak pergi?" Tanyanya ketus.
Andra menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau pergi, tempat ini membuatku nyaman." Jawabnya.
Ayu Shita yang mendengar Jawaban itu seketika terkejut dan Ia menghampiri dengan kesal.
"Heh, pemabuk tak tahu diri! Tempatku bukan penampungan, sebaiknya kau pergi dari pada para pegawai ku berpikir yang tidak-tidak!" Bentaknya.
Andra pun hanya diam dan ia kembali merebahkan tubuhnya. Ayu yang melihat semua itu nampak kesal dan menarik tangannya.
"Ayo bangun dan cepat pergi!" Pintanya sambil menarik tangan Andra.
Tenaga Ayu tak bisa membuat Andra bangkit tapi justru malah sebaliknya. Andra menarik tangan Ayu dan tanpa sengaja bibir mereka saling bertemu.
Ayu yang terkejut seketika membulatkan matanya dan tak melepaskan bibirnya. Sedangkan Andra nampak bahagia, sifat Ayu yang berubah-ubah terasa lucu di matanya.
Andra memainkan bibirnya dan mencium bibir Ayu dengan lembut. Tangannya di letakkan di kepala Ayu dan mendorongnya hingga bibir mereka benar-benar bersatu.
Ayu tak bisa berbuat apa-apa, ini adalah pengalaman pertamanya dan ciuman dari bibir Andra membuatnya terlena dan tanpa sadar membuka mulutnya dan memberikan kesempatan untuk Andra menjelajahi setiap ruang dalam mulutnya.
"Emm....!" Lenguh Ayu Shita.
15 menit telah berlalu, Ayu merasakan sulit untuk bernafas dan menarik tubuhnya untuk pergi. Bibirnya nampak basah dan sedikit bengkak.
"Kau, berani sekali melakukan ini padaku!" Bentaknya dengan nafas yang terengah-engah.
Andra hanya tersenyum dan untuk pertama kalinya, Ia merasa nyaman dengan wanita selain dengan istrinya.
"Jangan salahkan aku rose, kau yang menginginkannya! Tapi maaf, aku bukan pria hidung belang seperti yang lainnya. Aku akan melakukan itu hanya pada satu wanita dan itu adalah adikmu." Batinnya.
Ayu nampak kesal bercampur malu. Ia pun pergi dengan langkah yang cepat. Ayu pergi ke dapur dan ia nampak tersenyum sendiri sambil memegangi bibirnya.
"Rasanya sangat nikmat, aku baru pertama kali merasakannya. Ada kedutan dahsyat di bagian bawah ku saat pria itu mencium bibirku!" Batinnya yang terlihat bahagia.
Pegawai wanita nampak datang menghampiri dan melihat sang bos yang tengah tersenyum sendiri.
"Bu...Bu Ayu...!" Tegur nya.
Ayu pun tersadar dan nampak terkejut. Dengan kesal, dia membentak dan menyuruhnya untuk pergi.
"Kau pemalas, kenapa ada di sini?" Tanyanya dengan nada tinggi.
Pegawai wanita itu menatap heran. "Bu, saya sudah selesai membersihkan meja dan mengepel lantai!" Jawabnya.
"Oh begitu maaf yah! Untuk hati ini kamu dan yang lainnya libur dulu. Saya tidak enak badan dan tidak ingin membuka kafe!" Jawabnya dengan nada ketus.
"Tapi Bu...!"
"Tenang saja, untuk hari ini saya kasih cas dan kalian bisa pergi!" Jawabnya kembali sambil mengeluarkan uang enam ratus ribu dari dompetnya.
Pegawai itu pun kembali heran. "Ini bukan di pecat kan Bu?" Tanyanya kembali.
"Bukan, ambillah dan berikan kepada kedua temanmu!" titahnya.
Pegawai itu pun mengambil uang tersebut dan tersenyum. "Terimakasih Bu!" Ucapnya sambil melenggang pergi.
Pegawai itupun pergi dengan bahagia dan tanpa sengaja Ia melihat sesosok pria di kamar sang Bos dan Ia pun akhirnya mengerti.
"Oh ternyata, dia memberikan cuti dan uang sebanyak ini karena ingin leluasa. Yah sudahlah, bukan urusan aku ini!" Batinnya yang tak ingin ikut campur.
Setelah ketiga pegawai itu pergi, Ayu segera mengunci pintu kafe dan merasa lega.
"Sebenarnya, apa yang ku lakukankan? Aku menahan suami orang di kamarku tapi semua ini bukan salahku, pria itu yang datang kemari dan tak ingin pergi." Batinnya yang tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments