Mama Amanda seketika bangkit dan emosi mendengar ucapan dari menantunya. Ia menarik tangan Rose dan menjatuhkannya dari sofa.
"Kau di sini hanya benalu dan ingat posisimu di kelurga ini sudah tak ada gunanya. Dan kau tak bisa menentang keputusan apapun mengenai keluarga ini!" Bentaknya dengan mata yang membulat.
Andra membantu sang istrinya untuk bangkit. "Ma, Rose ini istriku dan keputusan ku juga adalah keputusannya. Aku juga tidak setuju, jika Grace ikut bersamaku. Aku lebih nyaman melakukan semuanya sendiri!"
Akhirnya Mama Amanda menyerah dan kesal. "Oke, oke...! Jika itu yang kau mau, asalkan kau setuju untuk menjalankan restoran itu kembali!"
Andra mengangguk-anggukan kepalanya, tapi Grace nampak kesal. Ia mendekati Mama Amanda dan bermanja-manja kepadanya.
"Tante, kok gitu sih! Grace kan hanya ingin membantu dan tidak ingin menjadi beban di keluarga ini!" Tuturnya dengan lembut.
"Tidak usah Grace, kamu disini adalah kebanggaan Tante! Dan sampai kapanpun, kamu tidak akan pernah menjadi beban di keluarga ini!" Jawabnya sambil tersenyum.
Grace tersenyum tipis, meskipun hatinya kecewa tapi Ia berusaha untuk terlihat tenang dan bahagia.
"Terimakasih Tante, aku sangat menyayangi Tante!"
...
Keesokan harinya...
Andra nampak tengah bersiap karena Ia akan membicarakan tentang dekor restoran terbaru. Rose dengan senang hati, merapikan pakaian Andra.
"Sayang, pulangnya jangan terlalu malam yah! Karena malam ini adalah malam Jumat. Aku menginginkan mu, sayang!"
Andra tersenyum sambil mencubit pipinya. "Tuh kan, jadi ketagihan! Aku juga sudah bilang, kalau barang ku ini akan membuatmu candu!"
Rose menyunggingkan bibirnya. "Iya, iya...! Tapi pulangnya nanti kamu beli obat yah!"
"Obat, obat apa? Apa kamu sakit..?" Tanyanya dengan raut wajah keheranan.
Rose menggelengkan kepalanya. "Bukan, itu loh! Obat kuat, agar kamu tangguh dan tidak gampang keluar."
"Oh jadi kamu nantangin aku! Oke, jangan salahkan aku jika besok pagi kamu tidak akan bisa jalan atau keluar dari kamar!" Ancamnya dengan tatapan ingin menyergap.
Rose terlihat bergidik ngeri dan Ia mendorong tubuh sang suami untuk keluar dari kamar.
"Udah ah, ngomongnya kok jadi ngelantur! Ayo cepat pergi, nanti orangnya pergi karena kesal nungguin kamu!"
Andra terlihat bahagia karena akhirnya hubungan antara dirinya dan sang istri jadi harmonis kembali. Andra pun akhirnya pergi dan melangkahkan kakinya untuk menuruni anak tangga.
Grace yang ada di bawah nampak menatap Andra dengan begitu takjub, setelan jas berwarna biru Dongker dan dasi senada membuatnya semakin tampan.
"Oh my God! Bagaimana mungkin aku tidak tergoda, melihat Andra yang begitu tampan dan membuat jantung ini berdebar-debar!" Batinnya sambil membulatkan mata.
Tanpa di sadari, Andra sudah ada di hadapan Grace dan menatapnya yang sedang mematung menatap dirinya.
"Grace, apa yang kau lihat?"
Grace tak menjawab, Ia terus menatap wajahnya sambil tersenyum bahagia.
"Grace...Grace...!" Bentaknya.
Grace pun terbangun dari lamunan dan Ia tersadar. Wajahnya begitu dekat dengan wajah tampan lelaki yang dari kecil sudah Ia Kagumi.
"Andra, kamu ganteng banget!"
"Iya, itu memang sudah dari dulu!" Jawabnya yang bangga akan dirinya sendiri.
Grace menganggukkan kepalanya tanda setuju, dan Andra pun pergi. Ia mulai melajukan mobilnya dan termenung.
"Sudah 1 Minggu, aku tak menemui Ayu! Apakah dia baik-baik saja? Semua ini bukan salahnya, karena aku yang memulai dengan hubungan ini. Dan perkataan ku di taman itu pasti akan menyakiti hatinya!" Batinnya yang merasa bersalah.
40 menit telah berlalu, akhirnya Andra sampai tanpa hambatan. Ia keluar dari mobil dan menatap restoran yang dulu telah merubah hidup keluarganya.
"Iya, Mama memang benar! Jika bukan karena restoran ini, mungkin hidup kami tidak akan seperti ini. Maafkan aku restoran, yang meninggalkan mu disaat semuanya hancur. Tapi aku janji, akan menjadikan mu primadona lagi seperti dulu!" Batinnya yang bertekad.
Andra masuk dan menatap restoran dengan warna cat yang usang. Dekorasi restoran yang dulu terlihat elegan, sekarang di matanya nampak jadul.
"Sepertinya, akan membutuhkan waktu yang lama untuk merubah konsep restoran ini!" Tuturnya sambil melihat sekeliling.
Sudah cukup lama Andra menunggu dan tibalah wanita yang menjadi partner bisnis yang di percaya oleh sang Mama.
Andra menatap dengan lekat, wanita yang sekarang menghampiri dirinya.
"Ayu Shita...!"
Wanita itu pun menoleh. "Andra, ngapain kamu disini?"
"Aku anak pemilik restoran ini!"
Ayu Shita yang mendengar semua itu nampak bahagia, awalnya Ia ingin melupakan tapi nyatanya jodoh memang tidak kemana.
"Aku bahagia, ternyata kamu adalah partner bisnis ini! Dan sekaligus, kita bisa dekat dan memperbaiki hubungan yang sudah merenggang." Tutur Ayu dengan riang.
Andra tak menjawab dan Ia hanya terdiam. Ayu Shita langsung memeluk tubuhnya dan mencium aroma dari lelaki yang di rindukannya.
"Aku sangat merindukanmu!"
Andra membiarkan Ayu Shita untuk memeluknya sebentar dan setelah cukup lama, Ia mendorong tubuhnya.
"Cukup,kita disini untuk berbisnis!"
Ayu Shita tersenyum. "Iya aku tahu, tapi aku sangat merindukanmu! Aku ingin melanjutkan perjalanan cinta kita yang terhenti!" Tuturnya sambil menggelayut manja di lengannya.
"Ayu, aku mohon! Tolong jangan seperti ini!" Pintanya.
"Aku tidak bisa Andra! Terserah, kau mau pandang aku seperti apa tapi aku menginginkanmu!" Rengeknya.
Andra membuang nafas dengan kasar karena kesal. "Tolong, aku tidak ingin berkata kasar padamu! Jadi hentikan, kita bertemu hanya untuk bekerja sama!"
"Iya, kita akan bekerja sama termasuk untuk kesenangan dunia! Aku mohon Andra, semua ini karena dirimu. Jadi jangan salahkan aku, jika seperti ini!" Bisiknya dengan nada menggoda.
Ayu Shita mendorong tubuh Andra dan Ia pun terduduk di kursi. Ayu segera duduk di atas pahanya dan mengalungkan tangannya di leher.
"Andra...!" Ucapnya sambil mencium bibir Andra yang terlihat menggoda.
Awalnya Andra tak merespon, tapi permainan Ayu membuatnya terangsang dan tangannya mulai memeluk punggung sang wanita.
Andra mulai melayani kelihaian lidah Ayu yang terus merogok rongga mulutnya.
"Ughh!"
Andra menekan kepala Ayu dan membuat ciuman itu semakin dalam. Ia mulai meladeni dengan penuh nafsu dan melupakan rose yang ada di rumah.
Keduanya terhanyut dalam gairah, hingga terdengar suara decakan manja yang keluar dari mulut mereka berdua.
Akhirnya setelah 15 menit mereka berciuman, keduanya saling menatap dengan bibir yang masih basah.
"Ayu, aku tidak ingin kau bergelar menjadi pelakor!"
"Aku tidak peduli Andra, terserah mereka mau bilang aku pelakor atau wanita penggoda. Yang aku inginkan hanya cinta dan dirimu!" Tutur Ayu Shita yang tak berkedip.
Andra tersenyum dan tangannya mulai merayap ke bagian gunung kembar yang masih terbungkus pakaian. Ia mulai memainkan tangannya di sana dan menatap wajah Ayu.
"Apakah ini nikmat?"
Ayu Shita menganggukkan kepalanya dan mulai melepas kancing bajunya dan meletakkan tangan Andra tanpa penghalang.
"Ini lebih nikmat!"
Keduanya tersenyum dan Andra mulai menjelajahi leher Ayu yang putih dan sesekali menghisapnya hingga meninggalkan tanda merah.
Ayu pasrah dan Ia terus melenguh panjang karena merasakan kenikmatan. Andra mulai menc*mbui dua gunung kembarnya dan menarik puncaknya sehingga membuat Ayu menjerit kenikmatan.
"Aahh, sayang! Aku ingin lebih...!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments