Kegalauan ayu Shita

Rose hanya bisa diam, mendengar perkataan sang mertua yang dulu memanjakannya. Iya, semua ucapan nya memang benar. Kehidupan Rose terbilang sangat sulit, hingga untuk makan saja dia harus menggoda lelaki.

Flash back...

"Om Aryo, lama tidak berjumpa! Rose sangat merindukan, Om!" Tutur seorang wanita yang merebahkan kepalanya di bahu kekar seorang lelaki yang usianya sekitar 60 tahun.

Lelaki itu nampak tersenyum, melihat wanita muda nan cantik meliuk-liuk di hadapannya. Perutnya yang buncit dengan wajah yang terlihat mesum langsung menjatuhkan tubuh rose ke sofa.

"Aku juga merindukan mu, jal*Ng!"

Lelaki itu langsung menyusuri tubuh rose dengan bibir tebalnya. Ada rasa sakit, disaat nama ja*alang itu keluar dari mulutnya.

"Jika saja bukan karena aku ingin bertahan hidup, mungkin aku akan menendang mu!" Batinnya.

Rose nampak tak bisa bergerak, lelaki itu sekarang sudah ada di atas tubuhnya dan merobek semua pakaian yang di kenakan rose.

"Kenapa sayang, kenapa kau diam? Apa aku membayar mu untuk ini, ingatlah tugasmu untuk melayani ku. Mana rose yang dulu, yang selalu agresif itu!" Bentaknya.

Rose pun hanya menangis diam. Lelaki itu kesal dan menarik sabuk dari celananya. Ia mulai mencambuk tubuh Rose dengan kejam dan agresif.

Plakk...

"Ayo keluarkan suara indah mu itu!" Teriaknya.

"Ah...!" Rose mengerang.

"Bagus, lagi!" Pintanya sambil memecut kan sabuknya kembali.

"Ah...!" Rose terus berteriak kesakitan, tapi bagi lelaki tua itu semua itu terdengar menggoda.

Lelaki itu langsung menindih tubuhnya yang mungil dan melakukan hubungan intim dengan kasar dan buas.

Banyak luka lebam yang di tinggalkannya, tapi uang berwarna merah mengalahkan segalanya. Dikamar itu, nampak semua uang berserakan dan rose terlihat bahagia sambil meneteskan air mata.

"Sampai kapan hidupku seperti ini terus! Apakah aku akan merasakan penyiksaan ini seumur hidupku?" Tanyanya dengan air mata.

Flash off...

Rose mengenang masa lalunya, Ia hanya bisa terdiam sambil menangis. Andra yang melihat semua itu langsung memeluknya dengan erat.

"Ma, tolong jangan berkata seperti itu! Rose adalah istriku dan aku sangat mencintainya!"

"Cinta...! Iya, Mama tahu kau sangat mencintainya. Tapi apakah wanita itu juga mencintaimu." Bentak sang Mama dengan sangat kesal.

"Iya kak, kak rose sudah benar-benar keterlaluan! Dia tidak menganggap kau sebagai suaminya!" Jawab sang adik yang menyela pembicaraan.

Andra nampak kesal dan Ia membawa rose untuk pergi ke kamar. Sesampainya di kamar, Rose hanya menundukkan kepala sambil meneteskan air mata.

"Sayang, kau jangan dengarkan ucapan Mama!"

Andra menekuk lututnya dan menatap wajah sang istri yang tengah duduk di tepi ranjang.

"Aku menyesal!"

Hanya kata itu yang keluar dari mulut rose, Ia tak menyangka akan hancur karena kelakuannya sendiri.

"Rose kau jangan banyak berpikir, semuanya pasti akan baik-baik saja!"

Rose menatap wajah Andra. "Aku minta maaf! Iya, semua ucapan Mama ada benarnya. Aku memang tak tahu diri, karena sifat ku kau jadi menderita!"

Andra membelai lembut wajahnya. "Sudahlah, semuanya pasti akan baik-baik saja!"

Rose memeluk tubuh Andra, Ia tak menyangka meskipun Andra sangat marah tapi dia tetap baik padanya.

...

Beberapa hari kemudian...

Kafe nampak ramai dan Ayu Shita terlihat sibuk di dapur sedang memasak. Sekarang, dia memperkerjakan koki untuk membantunya. Tapi untuk rasa, dia akan selalu mencobanya sebelum menyajikan.

"Masakan kau ini kurang gula! Katanya koki, tapi rasanya selalu kurang!" Bentaknya.

"Maaf, Bu saya akan memperbaikinya!"

Ayu Shita pun pergi dan mengontrol ke depan, entah kenapa semua pegawai nampak membuatnya marah dan kesal.

"Kalian, bisa lebih gesit gak! Jika kalian tidak bisa, saya akan mencari yang lainnya untuk bekerja!" Bentaknya kembali.

"Maaf Bu, kami akan berusaha sebaik mungkin!" Jawab seorang pegawai yang mewakili ketiganya.

Ayu Shita berdengus kesal dan pergi, para pegawai nampak menatap heran dan saling bertanya-tanya.

"Ada apa dengan Bu Ayu, tidak biasanya dia marah-marah seperti itu?"

"Iya, sudah tiga hari ini pekerjaan kita selalu salah dimatanya!" Jawab yang lainnya.

"Emm, atau dia sedang patah hati. Karena kulihat, lelaki yang keluar dari kamar Bu Ayu belum kembali ke sini!"

...

Akhirnya kafe terlihat sepi karena mereka sudah mau tutup. Ketiganya nampak kelelahan karena pelanggan hari ini sangatlah banyak.

Ayu Shita datang menghampiri dan menatap mereka yang sedang duduk santai.

"Kalian...!"

Ketiga pegawai tersebut seketika bangkit dan menundukkan kepalanya.

"Maaf Bu, kami istirahat sebentar!"

Ayu Shita membuang nafas dengan kasar. "Iya sudah, saya kasih waktu 15 menit untuk istirahat. Setelah selesai, kalian bereskan semuanya."

Ayu Shita pun pergi ke kamarnya, Ia tak mengerti karena dirinya selalu marah-marah. Tapi matanya tertuju ke ranjang yang menjadi kenangan bersama Andra.

"Andra, kau kemana? Aku sangat merindukanmu!"

Ayu Shita merebahkan tubuhnya dan mencium aroma seprei yang masih berbau tubuh Andra. Ia sengaja tidak mencucinya karena dia tak ingin bau ini pergi dari ingatannya.

Tak terasa, hari sudah menjelang malam. Ayu Shita pergi jalan-jalan untuk mengurangi rasa galaunya. Ia menuju taman biasa yang menjadi pelipur lara.

Di taman, Ayu berjalan menuju tempat duduknya. Tapi sayang, ada sepasang kekasih yang duduk di tempatnya.

"Air mancurnya sangat indah!" Tutur seorang lelaki yang suaranya sangat familiar di telinganya.

Ayu Shita pun mencoba memperhatikan wajahnya, meskipun samar.

"Andra...!" Ucapnya yang seketika terdiam.

Iya, Andra nampak sedang bersama sang istri, Ayu menatapnya dengan cemburu. Dan ingin rasanya, Ayu menghampiri dan melabraknya.

"Andra, aku merindukanmu! Tapi kau bersenang-senang dengan istrimu!"

Ayu Shita menatap kebersamaan Andra dengan wanita yang tak lain adalah istrinya. Andra terus memanjakannya dan keduanya terlihat bahagia dan tersenyum gembira.

Entah kenapa, hati Ayu benar-benar terasa panas. Hingga Ayu melihat Andra yang pergi menjauhi wanitanya, Ayu segera mengejar Andra dari belakang.

Disaat tempat sepi, Ayu Shita langsung memeluk tubuh Andra dari belakang.

"Aku sangat merindukanmu!"

Andra seketika terkejut dan berbalik. Mereka nampak saling menatap, belum sempat Andra bicara. Ayu langsung menempelkan bibirnya ke bibir Andra.

Ia begitu lahap mencium dan memeluk tubuhnya dengan erat. Andra tak merespon dan Ia langsung mendorong tubuhnya.

"Ayu apa yang kau lakukan?"

"Aku merindukanmu, sayang!"

Andra nampak menjauh. "Cukup! Jangan mendekat, hubungan kita adalah sebuah kesalahan dan aku tidak ingin menghianati istriku."

Ayu Shita tersenyum ketir sambil meneteskan air mata. "Andra kau yang memulai hubungan ini!"

"Iya, memang aku yang memulainya. Tapi semua ini kulakukan karena kesepian dan sekarang, aku sudah bersama dengan istriku!"

Ayu Shita menggelengkan kepalanya. "Andra, tolong jangan seperti ini!"

Andra menjauh dan mendorong tubuh Ayu.

"Kita akhiri semua ini, hubungan kita adalah kesalahan. Aku harap kau bisa mengerti dan mendapatkan lelaki yang lebih baik dariku."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!