Lima orang dengan pakaian serba hitam itu mengendap melalui atap, bergerak secara berpencar dan begitu hati-hati. Langkah mereka sangat halus disertai dengan gerakan yang tidak kalah halusnya, pakaian hitam mereka juga tenggelam dalam kelamnya malam.
Begitu sampai di tempat yang mereka tuju, salah satunya membuka jendela dengan sangat perlahan lalu satu persatu masuk ke dalam. Tidak berbeda dengan cara mereka berjalan di luar, kali ini mereka justru memperhalus langkah. Membiarkan debu pun tidak tergerak karena mereka. Langkah itu tertuju pada sebuah peraduan, kemungkinan besar target mereka tengah tertidur pulas pada hari selarut ini. Namun, rupanya dugaan itu salah, ranjang itu kosong tanpa ada seorang pun yang menepatinya.
"Siapa kalian?"
Kelima orang itu langsung menjaga kewaspadaan dengan mengeluarkan pedang dari sarungnya, pedang tajam itu yang menjadi senjata utama mereka.
Sring...
Sring...
Mereka berlima langsung menyerang, menghuskan pedang mereka pada target. Tetapi dengan gerakan cepat pedang itu langsung dihindari, sehingga serangan mereka hanyalah membelah udara kosong. Tidak menunggu waktu lama mereka melakukan serangan demi serangan, membuat pertarungan yang sangat tidak seimbang antara 5 orang bersenjata melawan satu orang dengan tangan kosong.
Meski kemampuan pedang mereka sangatlah hebat, orang dengan tangan kosong itu berhasil menumbang kan salah satunya dan merebut nya menebas orang-orang berbaju hitam lainnya dengan kekuatan penuh. Hanya dalam beberapa menit, 4 orang berbaju hitam itu sudah tumbang dengan darah berceceran memenuhi lantai dan juga menyesakkan udara di kamar itu.
"Siapa yang menyuruh kalian?"
Satu orang yang tersisa itu tidak menjawab, ia justru kembali mengangkat pedangnya. Tetapi dengan cepat kepalanya sudah terpisah dari badan sehingga ia tidak berhasil.
Brak...
Pintu terbuka dengan kasar, Da Lan dan beberapa prajurit masuk dengan terpogoh, mereka mendengar ada suara bising di kamar junjungan mereka sehingga dengan segera masuk. Tetapi rupanya mereka sudahlah terlambat, semua musuh telah dikalahkan.
"Putra Mahkota, apa yang terjadi?"
"Bereskan, aku tidak ingin ada setetes darah pun yang mengotori lantai." ucapnya dengan dingin, meski baru saja bertarung melawan lima orang tidak ada nafas memburu ataupun rasa ketakutan dalam dirinya.
Da Lan sebagai salah satu tangan kanan Qiu Yue lekas memeriksa mayat orang-orang berbaju hitam untuk mencari barang bukti yang terisa. Da Lan ini adalah seorang jenderal tingkat 4 yang patuh dan begitu cermat, tetapi kali ini ia tidak menemukan barang bukti atau tanda apapun di mayat-mayat itu.
"Tangan Anda terluka, biarkan saya memanggil tabib."
Qiu Yue memperhatikan lengan kanannya, rupanya sudah ada darah yang menetes hingga lantai, lengan bajunya juga terkoyak. Sedari tadi ia memang merasa luka itu, tetapi ia tidak begitu memperhatikan hal itu karena luka seperti itu bukanlah masalah besar.
"Tidak perlu, ini hanya luka kecil."
Luka kecil yang disebut oleh Qiu Yue adalah luka memanjang di lengannya yang mengalirkan banyak darah, menimbulkan rasa nyeri dan juga perih tentunya. Tetapi dibandingkan dengan itu, Qiu Yue tentu pernah memiliki luka lain yang jauh lebih dalam. Buka saja hanfu kebesarannya, di dada bidang dan punggung itu penuh dengan bekas luka yang begitu menyeramkan.
"Tapi Anda harus diobati,"
Qiu Yue menggelengkan kepalanya, "selidiki siapa yang menyuruh mereka, tetapi jangan sampai ada yang tahu tentang penyerangan kali ini."
"Baik Yang Mulia, tapi saya rasa orang-orang ini berasal dari organisasi pembunuh yang hebat, pedang mereka berbeda dari pedang biasanya."
Qiu Yue mengangguk, mereka berlima bukanlah pembunuh dengan bayaran sedikit. Melihat dari kemampuan berpedang mereka tentu ia sudahlah tahu itu, Qiu Yue tadi memang merasa sedikit kewalahan ia saja sampai terluka.
"Sirei atau Qirei, hanya mereka sekte dengan kemampuan pedang luar biasa, mungkin bisa mendapatkan petunjuk dari sana."
"Baik Yang Mulia."
Membiarkan kamarnya dibersihkan, kini Qiu Yue me melangkahkan kakinya pergi dari kediaman itu. Dengan langkahnya yang tegap ia membelah udara, langkahnya terbawa ke sebuah kediaman yang merupakan kediaman milik putri mahkota, istrinya sendiri. Ia berhenti di depan pintu, seraya mengepalkan tangannya. Pikirannya melayang kemana-mana tentang orang di dalam kediaman inilah yang mengirimkan pembunuhan bayaran padanya. Ini sangatlah masuk akal, baru saja kemarin Yueying marah padanya, baginya Yueying itu sangatlah mencurigakan.
Brakkk,
Pintu terbuka dengan kasar, Yueying yang baru saja akan memejamkan matanya pun terkejut. Ia bangkit dari ranjang dan mendapati sosok Qiu Yue dengan wajahnya yang dipenuhi amarah. Tentu saja ia yang tidak tahu apapun, bertanya-tanya di dalam hatinya.
"Hebat sekali baru beberapa hari disini tapi sudah mengirimkan pembunuh untukku." kalimat itu mengalun dengan sangat dingin.
Yueying mengerutkan dahinya, ia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Qiu Yue. Dirinya tentu tidaklah sampai terpikir untuk mengirimkan pembunuh pada Qiu Yue, bagaimanapun Qiu Yue adalah pemeran utama dalam novel ini yang tidak mungkin akan ia bunuh, bagaimana novelnya bisa selesai jika ia membunuh Qiu Yue.
"Aku tidak mengerti kalimatmu,"
"Lain kali kirimkan pembunuh yang lebih hebat jika ingin membunuhku."
"Apakah kau memiliki bukti? Tiba-tiba datang dan menuduhku seperti ini?"
"Tidak ada gunanya mengelak!"
Yueying tidak terima dituduh seperti ini, sejahat apapun dirinya ia tidak akan mungkin sampai membunuh orang, terlebih orang itu adalah putra mahkota. Selanjutnya padangan Yueying teralihkan pada tangan putra mahkota, darah yang mengalir semakin banyak itu menandakan jika lukanya juga dalam, meski Qiu Yue tidak menunjukkan ekspresi kesakitan barang sedikitpun tetapi jika terus dibiarkan lelaki itu bisa kehabisan darah.
"Katakan saja apa rencana licikmu selanjutnya?" pertanyaan itu tidak dijawab oleh Yueying.
Yueying justru melangkahkan kakinya untuk mengambil bubuk obat yang ada di laci, dalam beberapa hari ini tentunya ia sudah belajar banyak mengenai obat di zaman ini. Sebenarnya itu ia lakukan karena terpaksa, untuk mengobati luka lebam dan memar yang dimiliki pemilik tubuh asli ia haruslah mempelajari itu.
"Duduklah aku akan mengobatimu,"
Kalimat itu tidak dipedulikan oleh Qiu Yue, ia justru mengerutkan keningnya karena kebingungan. Karena tidak kunjung duduk, Yueying menarik lengan Qiu Yue yang tidak terluka dan memaksanya untuk duduk, untung saja lelaki itu menurut.
"Jangan salah paham, aku tidak mau saja ada orang mati di kamarku karena kehabisan darah."
Yueying menaikkan lengan hanfu milik Qiu Yue, benar saja luka memanjang yang cukup dalam berhasil membuatnya menggigit bibir bawah. Jika yang memiliki luka itu dia, pasti ia sudah menangis kesakitan berbanding terbalik dengan ekspresi datar yang saat ini di tampakkan oleh Qiu Yue.
Tidak perlu dijahit karena bubuk obat di zaman ini cukup ampun untuk menghentikkan pendarahan, lagi pula kemampuan menjahit luka juga hanya dikuasai oleh tabib hebat yang bisa dihitung dengan jari. Jadi meskipun saat ini luka Qiu Yue diobati oleh tabib kerajaan, ia juga tidak akan mendapatkan jahitan.
Setelah selesai membersihkan darah dengan kain basah, kini Yueying bersiap untuk mrmberikan bubuk obat. "Ini akan sedikit perih," ucapnya.
Bahkan setelah menuangkan banyak bubuk obat di luka itu, Yueying tidak menemukan perubahan ekspresi di wajah Qiu Yue. Masih tetap sama dengan wajah datar dan juga tatapan tajamnya yang entah tertuju pada benda apa. Setelah selesai membrrikan bubuk obat, kini ia membebat luka itu dengan kain, tidak terlalu kencang tetapi harus dipastikan bebatan itu tidak akan lepas.
"Carilah bukti terlebih dahulu, jika memang aku yang mengirimkan pembunuh kau bisa langsung membunuhku."
...════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════...
...Dont forget to click the vote button!...
...════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════...
...Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^...
...And, see you....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Sulati Cus
setelah baca ulang ak mlh curiga sm selir yg di lindungi sm si pm
2022-10-29
0
Sulati Cus
tonthe poin sekali
2022-09-01
0
Hasan
nitip sendal🤭🤭🤭
2022-09-01
0