03. Bukan Putri Lemah Lagi.

Bibir ranum itu kini sudah terisi penuh oleh pewarna bibir merah merona senada dengan hanfu yang ia kenakan. Riasan yang ada di wajahnya memang tidak berpengaruh banyak karena garis wajah itu sebenarnya sudah sangat sempurna tanpa polesan sedikitpun. Sebuah cermin lengkung yang digunakan untuk memantulkan bayangan kini membuat Jessica atau yang sekarang memiliki identitas baru sebagai putri Yueying tersenyum puas.

"Lihat saja bagaimana aku akan merubah alur novel," ucapnya disertai satu ujung bibir yang terangkat.

Gaun pernikahan sudah melekat indah di tubuhnya, mahkota phoenix juga sudah bertengger di atas kepala, begitu serasi dan tidak mudah didapati sebuah cela. Manik legam itu sekarang mulai mencampakkan cermin lengkung, mulai berpendar ke arah pintu. Jessica sudah bisa menebak jika selanjutnya pintu itu akan dibuka oleh kedua saudara seayah putri Yueying, Jessica masih ingat adegan ini, dimana putri Yueying akan disiksa oleh mereka sebelum menaiki kereta kuda untuk berangkat menikah ke kerajaan Wei.

Di dalam novel disebutkan jika putri Yueying hanya bisa menangis karena dimaki oleh mereka, ia hanya bisa menunduk dengan rasa ketakutan sepanjang perjalanan menuju ke kerajaan Wei. Tetapi kali ini Jessica tidak akan membiarkan itu, sebelum pergi ke kerajaan Wei ia akan memberikan sebuah kejutan terlebih dahulu kepada mereka yang disini.

"Satu... Dua... Ti—"

Brakk,

Belum sempat hitungannya sampai ke angka tiga, pintu kanar itu sudah terbuka dengan kasar, nampaklah dua putri lain yang tengah berdiri dengan angkuhnya. Sudah memperhitungkan kedatangan mereka dan itu tepat sasaran, Jessica hanya bisa menyunggingkan senyuman miringnya.

"Aku mendengar putra mahkota Wei itu bertangan dingin, siapapun akan mati di tangannya dengan mudah, jadi kau harus bersiap-siap saja untuk segera dikirim ke neraka."

Jessica masih mempertahankan senyuman miringnya, ia tidak bergerak barang satu senti pun, membiarkan kedua orang yang berdiri beberapa langkah di belakangnya ini menyelesaikan kalimatnya.

"Kau akan lebih tersiksa disana, tapi biarkan kami memberikan salam perpisahan dahulu."

Baru saja tangan itu akan menjambak rambut panjang milik Jessica, tetapi urung karena Jessica lebih cepat berdiri dan memutar tangan itu hingga membuat sang empunya meringis kesakitan. Dihempaskannya tangan itu dengan kasar, tidak lupa Jessica mengelap tangannya dengan sapu tangan, berpura-pura jijik sehabis memegang tangan itu.

"Hei! Apa yang kau lakukan?!" teriaknya tidak terima.

"Tanganmu terlalu hina untuk menyentuh rambutku, mungkin lebih cocok untuk membersihkan pakaian kotorku di belakang."

Mendengar ucapan tegas itu tentu saja mereka terkejut, biasanya mereka mengerjai Yueying sebagai pengisi waktu luang, membiarkannya menangis hingga wajahnya memerah juga hanya bisa menunduk ketakutan. Tetapi hari ini, adik mereka itu menaikkan dagunya, bahkan menatap tajam tanpa rasa takut ke arah mereka. Sebelumnya Yueying tidak pernah berani melakukan itu semua.

"Apa maksud perkataanmu?"

"Ah tidak-tidak aku yang salah, seharusnya tangamu itu lebih cocok membersihkan tempat pembuagan." ujar Jessica disertai dengan kekehan.

Gurat kemaharan sudah nampak, tangan itu kembali terangkat ke udara tetapi harus kembali dicekal oleh Jessica, untung saja refleknya bagus jadinya ia tidak perlu menerima sebuah tamparan yang meyakitkan.

Plakk,

Sekarang justru tangan satu tangan lainnya milik Jessica yang mencetak bekas kemerahan pada pipi kakaknya itu, tanpa rasa bersalah kini Jessica melipat kedua tangannya di dada, menertawakan wajah yang dipenuhi amarah di depannya.

"Sekarang kau berani kepada kami?!" kakak satunya lagi berteriak dan hendak berlari menyerbu Jessica, tetapi dengan cepat ia melepaskan salah satu hairpinnya dan menodongkannya ke depan. Hairpin dengan ujung runcing itu tentu akan menyakitkan jika menusuk ke kulit, alhasil ia berhenti dan justru mundur beberapa langkah.

"Jika ingin hairpin ini memotong nadi di lehermu maka majulah, aku akan dengan senang hati melakukannya."

Kini keduanya bergetar ketakukan, menatap sorot mata tajam milik adiknya yang biasanya ketakutan tetapi kini begitu tajam dan justru menakutkan. Yueying besar tanpa kasih sayang dan selalu tertindas sehingga ia tumbuh menjadi gadis penakut, tetapi hari ini berbeda ia bahkan berani menampar dan menodongkan hairpin tajam. Sungguh ini adalah keanehan yang membuat mereka kebingungan.

"Ada apa ini?" sebuah suara maskulin terdengar.

Sepasang wanita dan lelaki memasuki kamar itu karena mendengar ada keributan, siapa lagi jika bukan raja dan ratu negeri Wei. Ratu menatap Jessica atau sekarang kita panggil saja Yueying dengan keheranan, anak tirinya itu biasanya sudah menangis jika didatangi oleh kedua kakaknya, tetapi kali ini justru terlihat ia menaikkan dagunya tinggi-tinggi seperti tidak takut pada hal apapun.

"Ibu, Ayah lihatlah dia menamparku," ucapan itu disertai dengan mimik wajah yang pura-pura sedih.

Ratu memandang putrinya dengan pura-pura sedih, "Malang sekali putriku ini, oh astaga Yueying apakah kau tidak memiliki tata krama terhadap kedua kakakmu?"

Kini tatapan tajam dilayangkan ratu tetapi tidak membuat Jessica gentar, ia justru membuang wajahnya malas melihat ratu. Sedari kecil ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari sang ratu, kenyataan jika Yueying adalah putri dari ratu sebelumnya membuat ia begitu membenci Yueying. Ratu masa kini awalnya hanya seorang selir, ia baru diangkat menjadi ratu saat ibu Yueying meninggal.

"Anggap saja itu adalah salam perpisahan," ucap Yueying mantap.

"Yueying kau adalah seorang putri, dimana letak kesopananmu itu!" kali ini raja Yong yang bersuara, kalimat itu mampu membuat siapa saja takut terkecuali Yueying.

Sebenarnya tidak ada alasan saja untuk takut, raja ini adalah ayahnya, sekalipun ia bertindak di luar batas tidak akan mungkin langsung menemui hukuman penggal, sebentar lagi dirinya juga akan pergi meninggalkan kerjaan Yong, tidak ada yang berani melukainya dengan pedang. Akan menjadi gosip panas jika putri yang akan dinikahkan pergi dengan kondisi terluka parah.

"Yang mulia bertanya tentang kesopanan? Memangnya Yueying ini pernah diajarkan tentang kesopanan?"

Sebut saja semenjak kepergian ibunya Yueying sama sekali tidak mendapatkan pendidikan yang baik, hanya hidup di istana belakang dengan para pelayan tanpa seorang pengajar yang biasanya ditugaskan mengajar tata krama dan tingkah laku seorang putri kerjaan. Sebenarnya faktor inilah juga yang membuat Yueying menjadi penakut dan gampang sekali tertindas, ia mencontoh para pelayan di kediamannya yang selalu menurut saat di marahi jujungan mereka.

"Pernakah ayah berpikir tentang putrimu ini? Sepanjang hidupnya ia tidak mendapatkan kasih sayang dan hanya dibesarkan oleh pelayan, lalu saat sudah beranjak dewasa justru dikorbankan ke kerajaan Wei sebagai tanda perdamaian. Pernahkah aku mengemis keadilan, pada langit yang memang sangat tidak adil ini?"

Bukan lagi rahasia jika pergi ke kerajaan Wei bukanlah hal yang bagus, memang disana akan menikah dan menjadi putri mahkota tetapi masalahnya putra mahkota Wei saat ini adalah orang tanpa perasaan. Kabar ini sudah menyebar hingga ke negeri Yong, putra mahkota Wei itu haus kekuasaan dan penuh perhitungan sekali dalam bertindak. Ia akan selalu dengan mudah menyingkirkan debu penganggu di sekitarnya untuk mencapai tujuannya.

Suatu hari untuk menghukum kejahatan pamannya sendiri ia bahkan menghukumnya dengan hukuman pancung di depan umum, perbuatannya itu disayangkan oleh orang-orang karena dianggap tidak berbakti dengan keluarga besar. Seolah menutup telinganya rapat-rapat, tahun berikutnya justru tersebar kabar jika ia membunuh salah kakak tertuanya karena dianggap sebagai ancaman, rumor itu menyebar bukan hanya di kerjaan Wei tetapi hingga ke negara tetangga. Sejak saat itu orang-orang semakin takut dengan bagaimana nantinya negeri Wei akan dipimpin oleh orang sekejam itu.

"Yueying, kau semakin berani saja!" ucap raja kembali.

"Bukankah yang aku katakan adalah kebenaran?"

"Bukankah sebuah kehormatan menikah dengan seorang putra mahkota Wei? Dia memiliki banyak prestasi, kau harus bersyukur Yueying." sahut ratu.

"Kalau itu adalah sebuah kehormatan, kenapa tidak salah satu kakakku saja yang dinikahkan kesana? Aku tahu yang mulia pasti takut mendengar seperti apa putra mahkota kerajaan Wei itu kan?"

Tentu saja amarah ratu memuncak begitu mendengarkan kalimat itu, "Yueying!"

"Sudah-sudah jangan bertengkar di hari baik seperti ini, marilah keluar iring-iringan sudah siap."

Jessica hanya mendecak kesal, harusnya ia bisa bertengkar lebih hebat lagi hingga menyebabkan kedua kakaknya merasakan hal yang menyedihkan, tetapi rupanya ia harus mengurungkan niat karena ia harus pergi menikah ke negara Wei. Sebenarnya ia sudah menyiapkan sebuah kejutan kecil untuk kedua kakak dan ratu, semoga saja nanti mereka akan terkejut dengan kejutan darinya itu.

...════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════...

...Dont forget to click the vote button!...

...════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════...

Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^

And, see you.

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

yueying yg sekarang bd sm yueying yg dulu rasakan perbedaannya 😂

2022-09-01

0

Hasan

Hasan

hajar jes jgn kasih kendor biar mereka tahu jiwa sapa tuh yg menjadi pengganti nya🤭🤭🤭

2022-08-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!