Rise of Phoenix
"Bagaimana bisa ada tokoh utama memiliki nasib semengenaskan ini!"
Entah sudah berapa kali kalimat kesal itu terlontar, yang pasti wajah wanita dengan rambut sepanjang pinggang itu sudah nampak kesal bukan main. Manik yang seharusnya legam tetapi menjadi biru karena dibalut softlens itu sedari tadi terfokus pada sebuah novel berjudul Rise of Phoenix di tangannya, wajahnya kesal begitu juga beberapa sumpah serapah yang sedari tadi ia lontarkan untuk penulis novel.
Hembusan nafas kasar menjadi pertanda ia sudah menyerah membaca novel itu, jari-jari lentiknya menghempaskan novel itu ke sofa, membiarkannya menghantam bantalan empuk sebelum tergolek tidak berguna di lantai.
"A Jia kemarilah!"
Seorang wanita dengan rambut sepanjang leher datang, di tangannya ada beberapa kertas.
"Ada apa Jessica? Jangan berulah lagi aku sedang menyusun jadwalmu!" jawab A Jia sembari masih fokus pada kertas di tangannya.
"A Jia lihatlah novel itu, yang benar saja aku harus memerankan tokoh lemah yang sepanjang novel hanya tertindas dan bahkan dia mati di akhir cerita."
Jessica Yu adalah seorang artis top yang tengah naik daun, karirnya yang melejit berkat tubuhnya yang bagaian dewi dan kepiawaiannya dalam dunia akting. Sudah banyak film dan drama yang dibintangi oleh Jessica, sudah tidak bisa dihitung jari lagi. Setiap acara award tahunan Jessica selalu menyabet berbagai nominasi sekaligus, ia pulang dengan lebih dari satu piala.
Pada kesempatan kali ini ada sebuah novel sangat populer yang akan di angkat menjadi sebuah film, Jessica mendapatkan peran sebagai protagonis wanita. Naskah film belum jadi tetapi Jessica sangat penasaran dengan novel yang begitu populer sehingga tertarik membaca novel yang akan ia perankan itu.
Sepanjang membaca novel Jessica tidak hentinya memaki penulis cerita, itu karena jalan cerita yang tidak sesuai dengan harapannya. Tokoh protagonis wanita yang akan ia perankan mendapatkan siksaan yang begitu mengenaskan sepanjang jalan cerita novel, mulai dari ibu dan kakak tirinya yang hanya bisa menindas, saat menikah protagonis wanita harus menjalani cinta sepihak karena putra mahkota sang suami sangat membencinya alih-alih mencintai, tidak hanya putra mahkota tetapi di istana ia ditindas oleh ibu suri dan selir milik putra mahkota. Tidak ada kisah menyenangkan dari kehidupan protagonis wanita, yang paling miris adalah protagonis wanita akan mati terpenggal oleh pedang orang yang paling di cintainya yaitu putra mahkota.
Jessica biasanya memerankan seorang tokoh wanita kerier seperti pengacara hebat atau ceo wanita yang pintar, tidak pernah memerankan tokoh wanita lemah yang setiap hari ditindas seperti ini. Bukannya Jessica tidak profesional kerena tidak bisa memerankan tokoh itu tetapi ia hanya menyayangkan saja protagonis wanita yang begitu tersiksa tanpa adanya setitik kebahagiaan.
"Memang apa masalahnya? Kau harus sekali-kali memerankan wanita lemah." sahut A Jia.
"Bukan itu masalahnya, tetapi aku merasa tidak adil saja, seorang protagonis tersiksa sepanjang cerita sedangkan antagonisnya justru bersama putra mahkota dan hidup bahagia. Bukankah lebih baik menjadi seorang antagonis?"
Tokoh protagonis wanita memiliki kisah mengerikan di akhir cerita, menjalani pengasingan dan diturunkan secara tidak hormat dari gelar ratunya. Setelah memiliki status sebagai rakyat jelata ia menikah dengan lelaki tulus yang merupakan tangan kanan putra mahkota, tetapi karena pernikahan itu ia justru harus mati terpenggal oleh putra mahkota karena dianggap sebagai penghiatanat. Sedangkan nasib baik berada di pihak antagonis wanita, ia yang kerjaannya menindas dan menfitnah tiada henti justru masih bertahan di sisi putra mahkota sampai cerita berakhir.
"Cerita ini sangat aneh A Jia, harusnya tidak ada alur yang seperti ini, dimana-mana tokoh protagonis akan balas dendam dan mendapatkan kebahagiaan, bukannya sengsara seperti ini. Bagaimana bisa cerita aneh seperti ini begitu terkenal ... A Jia katakan pada produser Jiang agar ada perombakan, protagonis wanita harus bisa bangkit, jangan terpuruk sepanjang film!"
"Meski kau adalah kesayangan produser Jiang, tetapi kembali lagi ini adalah film yang diangkat dari novel, haruslah sama persis dan tidak boleh sembarang dirubah."
"Kalau begitu aku tidak mau menerimanya, aku juga belum menandatangi kontraknya kan?"
"Sudah di tanda tangani oleh agensi, Jessica tidak apa lah kau memerankan ini, putri Yueying ini digambarkan sebagai wanita super cantik, peran ini sangat cocok denganmu."
"Apa?! Bagaimana bisa si tua Liu itu begitu sembrono. Aku tidak cocok berperan sebagai wanita lemah dan tertindas, lihatlah wajahku? Adakah tanda-tanda wanita tertindas?"
Karena film ini bisa dikatakan sebagai sebuah peluang besar untuk meraup keuntungan maka dari itu agensi langsung menandatanginya tanpa bertanya terlebih dahulu terhadap artis yang bersangkutan. Novelnya begitu popoler baik di kalangan remaja hingga orang dewasa, ribuan orang begitu menunggu film ini untuk dibuat, jadi bukan tidak mungkin keuntungannya akan sangat besar.
"Pak Liu tentu akan berliur mendapatkan film itu," tambah A Jia.
"Aku mendengar juga beberapa kabar jika penulis memang memilih kau sebagai pemeran protagonis wanita dan Yao Alan sebagai pemeran utama pria, jika tidak sesuai pilihannya maka ia tidak akan setuju novelnya di angkat menjadi film." Seorang lelaki tiba-tiba masuk dan duduk di samping Jessica.
"Dewa Yao tentu akan sangat pas memerankan peran pangeran mahkota." seru A Jia dengan berbinar, mendengar nama aktor yang biasa dipanggil dengan sebutan dewa Yao itu A Jia menjadi tertarik, sudah lama ia mendambakan lelaki tampan itu.
"Mungkin memang cocok jika pangeran mahkota kejam tanpa perasaan itu diperankan oleh dia." sahut Jessica.
Yao Alan adalah aktor terkenal yang lebih dulu memiliki panggung daripada Jessica, julukannya sebagai dewa Yao bukan hanya julukan semata. Wajahnya yang begity tampan dan perawakannya yang tinggi tegap mendukungnya untuk cocok menyandang sebutan dewa Yao. Karakter Yao Alan sendiri jika dilihat dari kacamata luar adalah seseorang yang tegas dan terkesan dingin.
"Jessica kau harus menerima tawaran ini! Aku ingin berlama-lama melihat dewa Yao."
Jessica memutar bola matanya malas, "kalau begitu kau saja yang memerankan putri Yueying A Jia!"
Setelah mengucapkan kalimat itu Jessica melangkahkan kakinya dari sana, tidak memperdulikan A Jia yang berusaha memanggil namanya. Jessica membanting pintu dengan kesal, merebahkan dirinya di ranjang king size kesayangannya. Baru saja memejamkan mata tetapi ada sesuatu yang mengganjal di ranjang, saat mengambil benda itu Jessica berhasil membolakkan matanya, itu adalah novel berjudul Rise of Phoenix yang tadi ia baca. Masalahnya Jessica yakin sekali jika tadi membacanya di luar, jangankan membawa novel ini ke kamarnya tadi saja ia sempat membanting novel itu hingga terjatuh.
"Mungkin A Jia membawakan dua novel dan meletakan salah satunya di kamarku." monolognya pada udara.
Jessica membolak-balikkan novel itu secara acak, "dasar penulis kejam, aku tidak sudi memerankan tokoh lemah ini!"
Baru saja menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja Jessica merasakan matanya berkunang, kepalanya juga berat bukan main.
"Ada apa denganku?" tanyanya kebingungan.
Jessica memejamkan matanya guna menperbaiki keadaannya, tapi rupanya itu tidaklah berpengaruh banyak, ia masih merasakan begitu banyak ketidaknyamanan. Hal itu terjadi selama beberapa lima menit sebelum semuanya kembali normal, kepalanya yang tadi pusing bukan main sekarang sudah tidak lagi. Jessica membuka matanya, pemandangan yang pertama kali ia tangkap adalah kamar dengan aksen kuno, baik dinding maupun perabotan lainnya semuanya kuno. Selanjutnya pandangan Jessica beralih pada pakaiannya sendiri, bukan lagi sweater ungu kesayangannya melainkan sebuah hanfu sewarna bunga persih yang melekat di tubuhnya.
"Apa ini? Apakah aku bermimpi?"
Kembali memperhatikan sekeklilingnya yang memang hanya ada dirinya sendiri, kini Jessica bangkit dari ranjang itu. Matanya memejam merasakan sakit yang teramat di bagian kakinya, diangkatnya sedikit hanfunya hingga ia menemukan luka memar memanjang yang nampak mengerikan, itu nampak seperti luka bekas cambukkan.
"Darimana aku memiliki luka ini?" tanyanya kebingungan, jika ini
Bagi seorang artis seperti dirinya, tubuh adalah aset utama, sebisa mungkin ia akan membuat tubuhnya tidak terluka terlebih jika luka yang membekas. Jessica ingat tidak pernah memiliki luka itu, jangankan cambukan tamparan saja tidak pernah sudi ia terima. Jessika beranjak membuka pintu, diluar kamar terlihat sedikit ramai, sekitar 5 orang pelayan tengah membersihkan kediaman kuno itu.
"Apakah syutingnya sudah mulai? Tapi bagaimana bisa ak-"
Brakk,
Belum sampai Jessika menyelesaikan kalimatnya pintu terbuka menampilkan sosok seorang permaisuri dan juga seorang putri kerjaan, wajahnya memang tidak begitu cantik tetapi dandanannya begitu menor dan perhiasan yang ia kenakan terkesan berlebihan. Mereka mendekati Jessika, yang lebih tua terlihat mendorong Jessika hingga ia terjatuh ke lantai, membiarkan luka di kakinya semakin sakit.
"Malam ini kita harus puas menyiksamu karena besok kau sudah akan pergi Yueying!"
Jessika mengeryitkan dahinya begitu mendengar nama itu, seketika kemarahan memenuhi hatinya. "dasar produser Jiang keparat, sudah kubilang aku ingin naskahnya dirubah!"
"Dimana kameranya? Dimana si keparat Jiang itu!"
Mata Jessika berpendar, melihat sekelilingnya, mencari alat syuting entah itu kamera atau yang lainnya. Tetapi setelah beberapa saat mencari ia tidak menemukan apapun, tempat ini sepi selain mereka dan para pelayan yang kini menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Apa yang kau bicarakan Yueying, apakah otakmu mulai terganggu?"
Jessika mulai mencairkan otaknya, jika ini adalah syuting maka pasti ramai orang dan ada alat syuting, tidak mungkin syuting dengan kamera tersembunyi tanpa sutradara dan orang yang membantu lainnya. Kedua mata Jessika membelalak begitu menyadari satu hal.
"Apakah aku masuk ke dalam novel?"
...════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════...
...Dont forget to click the vote button!...
...════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════...
Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^
And, see you.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Nika
👏
2023-01-04
0
Sulati Cus
cb aja ak bisa masuk ke dunia novel, 😂
2022-09-01
0
Sulati Cus
kok sama ak klu lg kesel krn novel jg suka marah 2
2022-09-01
0