Setengah jam berlalu.
Didepan ruang operasi mama Amira, Angga dan mamanya telah menunggu di depan ruangan dengan perasaan harap-harap cemas.
Sementara itu di dalam ruangan, dokter mulai menyuntikkan anestesi ke punggung Amira yang saat itu sudah tanpa sehelai benang pun kecuali kain berwarna hijau yang menutupi tubuhnya.
Intuk sesaat Amira masih sadarkan diri yang kemudian diminta untuk berbaring.
Amira melihat kelangit langit-langait ruang operasi. Begitu nyata terasa saat perawat dan dokter yang berada disana mulai membelah perut Amira dan..
" Ya, Allah pedih sekali,... " gumam Amira dalam hati sembari melihat bercak darah merah di langit langit ruang operasi.
selang setelah itu, terasa tangan asyik mencari dan menghujam ke tubuhnya yang terasa sakit sekali.
"Astagfirulllahhalazdhim... "gumam Amira yang berikutnya diiringi dengan lantunan ayat kursi sampai proses operasi selesai.
Dan suara tangisan bayi membuyarkan rasa sakit yang dirasa Amira.
"Oaaaa, oaaaa'... bayi lahir sehat" sorak sang dokter bahagia. Mengingat berdasarkan catatan yang diterima anak Amira seharusnya memakai alat bantu karena terlahir dalam kondisi kurang umur dan kurang berat badan.
"Alhamdulillah" ucap Amira lirih yang kemudian tak sadarkan diri.
Sang dokter pun, membuka pintu ruang operasi dan memanggil keluarga Amira .
mama, angga dan mama nya Amira masuk untuk melihat anak Amira yang saat itu dimasukkan kedalam ruangan kaca.
"Allahuakbar_Allahuakbar"
Angga pun langsung mengumandangkan adzan ditelinga bocah laki laki tersebut yang saat itu terlihat sangat kecil karena beratnya hanya 1,6 kg.
"Hidungnya besar ya, buru*** nya juga besar" sahut mama Angga. terang saja hal itu menimbulkan kekesalan dihati orang tua Amira.
Setelah mengazankan keluarga Amira keluar dari ruangan tersebut dan kembali menunggu didepan ruang operasi menanti Amira keluar.
Cukup lama berdiri didepan ruang operasi mama Angga berujar.
"Angga kita lihat anak elu ajalah, lama lagi nih keluarnya mama sudah pengalaman. Sewaktu adikmu melahirkan juga operasi besok keluarnya. Ini lama lagi, pergi kita lagi " ajak mama Angga sembari memegang tangan Angga .
Angga kemudian melangkah mengikuti mamanya.
Mama Amira yang mendengar hal tersebut merasa ragu dengan apa yang disampaikan mama Angga barusan.
,
"serius keluarnya selama itu mama Angga? " tanya mama Amira dengan hati yang ragu.
"Iya mama Amira wak alah pengalaman (kami sudah pengalaman) " sahut mama Angga sambil berlalu.
Karna ragu mama Amira urung mengikuti mereka dan memilih menunggu didepan ruang operasi dan menanyai perawat yang kebetulan lewat.
"Nak, biasanya kalau yang operasi besok ya keluarnya,"? tanya mama Amira mengingat ini pengalaman pertamanya.
" Ooohh.. ngak buk, sebentar lagi keluar itu..." jawab perawat tersebut sambil berlalu dari sana.
Selang tak berapa lama pintu operasi dibuka dan perawat telah membawa Amira dengan tempat tidur dorong nya menuju ruang setelah ibuk-ibuk melahirkan.
Mama Amira yang melihat putrinya keluar langsung berlari mengikuti perawat yang kesemuanya masih muda-muda sehingga jalannya cepat.
Amira yang sudah hampir sadar membuka matanya, dan melihat wajah sang mama yang terlihat cemas bersama perawat dan tak melihat wajah Angga suaminya dan kemudian tak sadarkan diri.
Mama, berusaha keras berlarian mengikuti sang perawat yang berjalan begitu cepat, disela sela kegiatan itu mama bertanya,
" ini Amira mau dibawa kemana nak"..? tanya mama sambil berusaha mempercepat langkah supaya tidak ketinggalan.
"Amira, mau dibawa keruangan ibu-ibu setelah melahirkan operasi cesar, bersebelahan dengan ruangan bayi dan ibuk diminta membawa baju ganti Amira! " ucap sang perawat.
Akhirnya setelah melewati banyak lift, kini Amira telah memasuki lantai 2,di sebuah ruangan bersama wanita-wanita yang juga habis melahirkan.
Setelah selesai mengantar putrinya, mama Amira menelpon Angga dan memberitahu kalau Amira telah berada di rungan mawar khusus wanita yang baru melahirkan.
Tak berapa lama Angga sampai disana.
Mama Amira yang sedih, bercampur kecewa serta marah mengungkapkan perasaannya kepada Angga menantunya.
"Angga...., mama kecewa sama Angga, sebentar setelah Angga pergi Amira keluar mama yang lari-larian sendiri mengikuti perawat" ujar mama Amira menyampaikan isi hatinya.
Namun gayung tak bersambut, Angga justru merespon dengan hal yang diluar dugaan mama Amira dengan nada tinggi dan wajah memerah Angga menjawab pernyataan mama Amira tersebut.
"Ma tau den, mama Angga yang tau mama lah pengalaman... (mana Angga tau) ucap Angga dengan nada tinggi dan menekan..
" Astagfirullah "ujar mama Amira yang ngak menyangka respon menantunya akan seperti itu.
Mama Amira berusaha menyisihkan isi hatinya dan meminta Angga mengambil tas yang berisi pakaian Amira dan bayi untuk dibawa ke ruang mawar.
Dan sesaat Angga berlalu dengan meninggalkan kekecewaan dihati mama Amira, yang tidak menyangka menantunya seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments