Tak terasa usia kehamilan Amira sudah menginjak 9 bulanan. Namun, tak ada perlakuan istimewa yang didapatkan dari Angga suaminya. Pagi itu setelah bersiap ketempat kerja seperti biasanya Amira merasa ada yang aneh dengan perutnya.
"Bangg, kok sibayi dalam perut diam aja ya bg.. ngak seperti biasanya... apa dia baik baik aja ya..!? " tanya Amira pada Angga sembari memegang perutnya di atas motor.
Angga pun menimpali dengan sesekali menoleh kebelakang saat mengendarai sepeda motor scoopy merah yang dikendarai nya.
"Iya ya sayang.. biasanya si calon debay nendang nendang..., mudah-mudahan baik baik aja... aamiin.
perjalanan dari kontrakan ke tempat kerja Amira yang sudah pindah ke daerah perbukitan Limau Manis lumayan jauh .. menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam.
Sampai ditempat kerja Amira melepas helem nya dan mencium punggung tangannya suaminya sebagai rasa hormatnya.
kemudian melambaikan tangan sambil berkata. "
hati hati sayang.....
Amira berlalu ke dalam ruangan menyusuri tangga untuk naik ke lantai 2. sesampai disana seperti biasa belum ada yang datang satupun mengingat Amira sampai jam 7.00. Amira pun membuka kunci ruangannya.
Ya, Amira dipercaya untuk memegang kunci karna kebiasaannya yang datang lebih awal.
Amira pun membuka jaketnya, dan menghidupkan laptop. selang tak berapa lama staf yang satu ruangan dengan Amira pun berdatangan.
"Hai, kakak Lia, kak Era, Kak Rani" sapa Amira ramah
Amira sudah bekerja 2 tahun dikantor itu.. jadi hubungan dengan sesama teman kantor sudah lumayan hangat.,
didalam ruangan itu, terdiri dari 10 orang yang didominasi perempuan dan hanya 2 lelaki saja.
Seperti biasa selama hamil Amira lebih sering ke toilet dan ketika Amira membersihkan kenc***.. Amira merasakan ada lendir lendir.
"Hhmmm kok ada lendir berwarna merah di celana.... pertanda apa ini.... " pikir Amira dengan segera merapikan pakaiannya dan mencari sudut ruangan kantor yang agak sedikit sepi.
Amira segera mengambil Smartphone nya yang berwarna pink baby yang dibelinya pertama kali sewaktu gajian pertamanya diterima di kantor ini.
"Assalamu'alaikum..., terdengar suara yang lembut memanggil dibalik handphone yang dipegang Amira.
Amira pun merespon dengan cepat
" Waalaikumsalam ma, Gimana kabarnya ma... ada sehat ma? tanya Amira seperti biasa..
"Alhamdulillah sayang, mama sehat.. Amira gimana ada sehat, jadi melahirkan dikampung? udah jadi bikin surat izin cutinya?
"Ini ma, ada yang mau Amira tanyakan , timpal Amira sembari memainkan hijabnya. Amira dalam 3 hari ini ada bercak -bercak merah berlendir gitu ma.... apa itu tanda bahaya...?
Mmm, dengan respon sedikit terkejut mama menimpali pertanyaan Amira.
" Itu tanda sudah dekat hari melahirkan Amira... bikin aja surat cuti lagi.. pulkam juga hari ini...,
"Tapi ma," Amira sedikit ragu melanjutkan dan memilih menutup telponnya..
"Baik ma, Amira urus dulu suratnya.
Amira langsung menyusuri rungannya dan menemui Kasubag bagian kepegawaian..
"Buk, Amira mau ngajuin cuti melahirkan lagi buk, soalnya sudah ada tanda tanda nya."
Bu Maya, adalah kasubag kepegawaian ditempat Amira bekerja.. bu Maya lumayan ramah dan perhatian kepada semua pegawai
mmmm" Apa Amira yakin... kandungan Amira sudah berapa bulan? soalnya jatah cuti melahirkan cuma 3 bulan terhitung sejak tanggal ini.. "tanya bu Maya.
Amira yang duduk berhadapan dengan bu Maya merespon dengan penuh keyakinan.
" Sudah buk, kehamilan Amira sudah 9 bulan"
"Baiklah, hati hati ya, rencana mau melahirkan dimana Amira? tanya buk Maya sembari membukakan pintu ketika Amira ingin keluar.
"Rencananya dikampung buk, karena ini kehamilan pertama Amira."
Selanjutnya , setelah mendapatkan acc cuti, amira menelpon Angga suaminya.
"
Assalamu'alaikum bg, bg, Amira ada bercak darah dan kata mama itu tanda melahirkan, Amira sudah mendapat surat cuti.. bisa abang carikan mobil?
Hari ini juga kita pulkam... Amira sudah dapat izin untuk pulang jam 13.00 ini, biar bisa mengemaskan barang dan kalau bisa ashar kita pulkam. "ujar Amira panjang lebar kepada Angga, supaya Angga bergegas mengikuti arahan yang diberikan Amira.
Sesampai dikontrakan, perlengkapan melahirkan yang sebelumnya sudah dibeli, ditumpuk ditengah ruangan supaya ketika mobil datang sudah ready untuk dibawa.
Sayang, papa bisanya malam ngantar kita karena masih ada kerjaan.
Ya, Angga belum terlalu mahir membawa mobil dan belum punya SIM dengan serba kekurangannya membuat Angga bergantung pada papanya.
Amira cukup kecewa ketika yang ditunggu tak kunjung juga datang, hari sudah jam 7.00 malam, tapi mobil yang dibilang Angga belum juga datang tepat jam 9.00 malam baru mobil itu datang.
"Seorang lelaki paruh baya keluar dari mobil dengan setelah kaos bergaris garis yang sudah lusuh di padu dengan celana jeans berwarna abu-abu.
" Sori ya Angga, papa sibuk tadi. Nanti Angga tinggal dikampung atau gimna .?". tanya lelaki tersebut.
"Angga balik pa, cuman ngantar Amira aja. Nanti kalau Amira sudah periksa dan tentu hari melahirkannya Angga pulang.". jawab Angga
"oke baiklah....".Jawab papa Angga.
mMobil mulai melaju meninggalkan komplek menuju jalan besar. suasana dalam mobil cukup sunyi bagi Amira, mengingat dia hanya menjadi pendengar ketika Angga dan papanya sibuk bercerita tentang kehebatannya.
Entah kenapa Amira merasa tidak nyaman dengan ketergantungan Angga.
Jam 2.00. dini hari Amira sampai dikampung..
Dengan sedikit keberatan Amira mengetuk pintu rumahnya.
tuk.. tuk... tuk..,
"Assalamu'alaikum ma, ayah ..Amira pulang" ujar Amira.
Terdengar suara langkah kaki mendekati pintu dan membuka kunci.
"Kok lama pulangnya sayang.....? "
"Iya ma...,Angga sama papa langsung balik ya..." ucap Angga sembari menciup punggung tangan ayah dan mama Amira.
"lha ngak nginap di sini... udah malam sangat" tawar mama Amira.
"Engak ma.... besok Angga kerja dan papa Angga kerja juga.. "
"ya sudah ngak minum dulu biar hangat...!" Tawar mama Amira kembali.
Makasih ma, kami balik ma... sembari masuk kedalam mobil.
Besok paginya Amira langsung cek kandungan ke puskesmas tempat rujukan BPJS nya dan meminta dirujuk ke RSUD di daerahnya untuk bisa di USG.
Hari itu Amira terlihat cantik dengan kesederhanaan nya.
Baju gamis berwarna biru langit dengan pola kotak kotak kecil di campur putih dipadu dengan jilbab instan panjang berwarna hitam ditambah dengan lipsstik pinx baby cukup membuatnya terlihat bersemangat.
Amira ditemani mama melangkah memasuki RSUD dan duduk tepat di depan ruangan doktor kandungan yang dituju sambil memegang nomor antriannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments