Esok harinya, Angga membawa motor mio seoul berwarna putih merah milik adiknya ( Nova) yang waktu itu Angga belikan ketika adiknya bekerja di sebuah perusahaan perpajakan. Amira hanya kaget mendapati suaminya sore-sore balik dari rumah mama mertua membawa motor yang berbeda, Amira pun spontan bertanya.
"Bang.. kenapa motornya nova dipakai? ' tanya Amira sambil menunjuk ke motor tersebut.
Angga hanya menjelaskan, bahwa motor lamanya dibeli oleh suami nova seharga 3 juta, dan motor ini dipinjamkan sampai kita beli motor.
Meski uangnya tidak sampai ditangan Amira karna langsung dikasihkan ke mama mertua oleh Angga.
hmmm, Amira hanya bergumam. mengingat motor tersebut juga sepertinya hampir rusak dari bentuknya yang sudah usang.
Setelah satu bulan pernikahan, Amira mulai paham berapa pengeluaran untuk kebutuhan hariannya selama sebulan. Amira yang memang lulusan akuntansi terbiasa dalam kesehariannya mengalokasikan sumber pemasukan yang ada.
Uang yang dikasih Angga setiap tanggal 1 hanya Rp. 800.000, dan pertengahan bulan hanya masuk uang makan kisaran Rp. 700.000.
Mmm, Amira tentu sadar ini adalah hasil dan keadaan yang harus diterimanya dengan menikahi pria yang sudah menjual SKnya untuk keluarga. tapi dalam hati, Amira masih berdoa dan berharap akan ada keajaiban atau usaha tambahan dari Angga yang menunjukkan keseriusannya dalam berumah tangga.
Siang itu Amira mendekati Angga yang asik menonton, setelah pulang kerja.
"Bang, Amira sudah 2 bulan tidak pulkam dan sebentar lagi bulan puasa. Apa kita bisa pulkam bang?" tanya amira hati-hati sambil meminjit pundak Angga suaminya.
Angga dengan santai menimpali...
"kita kan ngak ada motor ya sudah kamu pulang naik bus saja ya."
Tidak sekali dua, Angga merespon dengan ucapan seperti itu tentu saja itu membuat hati Amira sedih.
Besok harinya, Angga pergi untuk menjemput uang kerumah orang tuanya, uang pengganti yang telah di janjikan atas SK pensiunan yang digadaikan nya untuk orang orang tuanya.
Melepas kepergian Angga, Amira hanya berdoa lirih berharap mertuanya menepati janjinya.
Amira memang bekerja dan mempunyai penghasilan sesuai UMR tetapi kalau untuk menanggung semua keperluan rumah tangga Amira masih keberatan meski hampir semua keperluan pakaian, kosmetik dan belanja dikantornya ditanggung pribadi oleh Amira.
Amira, sering menahan senyum sendiri tatkala teman teman dikantor menceritakan perlakuan suami dan keluarga suaminya yang hampir berbanding 180 derjat dengan yang diterima Amira. Amira hanya berusaha mendengar takut kalo kepancing menceritakan aib sendiri.
Setelah lama menunggu, suara motor Angga (motor adiknya nova yang dipakainya) terdengar dari kejauhan. Angga dengan santai mengeluarkan uang 500.000 .
" Bang.. kok uangnya cuman segini bukannya orang tua abang menjanjikan satu juta tiap bulannya... ? "tanya Amira dengan wajah kesal.. mengingat di hari pernikahannya adik Angga juga meminta uang Rp. 2.000.000 meski di ATM angga hanya tersisa dua juta lima ratus ribu rupiah.
Angga hanya mengomentari dengan santai...
"Ya.. uang mama cuman ada segitu dek, kata mama pasar sepi." ucap Angga sambil berlalu meninggalkan Amira.
Amira menyusuri Angga kekamar.
"Bang,, abang tau kan.. kalau menikah itu ibadah...? dan prioritas utama memberi nafkah anak laki-laki setelah menikah adalah istri..? abang tau kan.?"tanya Amira setengah meninggi..
Matanya berkaca kaca.. hatinya terasa panas manakala Angga suaminya santai menyikapi janji yang ngak pernah ditepati nya kepada ke dua orang tua Amira.
Ditambah lagi biaya pernikahan di tempat Angga masih ada yang harus di lunasi (sewa foto,, sewa tenda) .
"Adek ngak habis pikir, sama abang dan keluarga bang... bang,, adek ini juga punya orang tua.. yang mempunyai harapan dan doa agar anaknya ketika menikah dicintai dan diperlakukan dengan baik. ..
coba abang bayangkan adik perempuan abang nanti menikah dengan tentara yang cuman bajunya aja bisa dipandang tapi uangnya sama keluarganya sehingga, makannya kekurangan dan kendaraannya ngak layak lagi.
.... apa abang rela adik abang diperlakukan seperti itu,, kenapa keluarga abang seperti itu, apa cuman keluarga abang yang anaknya dirawat dari kecil?" tangis Amira pecah diikuti tetesan air mata petanda banyaknya rasa yang ditahan.
Tiba, tiba.., Angga melayangkan pukulan kerasnya ke dinding..
Amira terkejut dan...
Angga menatap tajam ke Amira..
"Dengar Amira, jangan pernah menghujat keluarga den... ( " saya")
setelah berucap dan menatap tajam Amira, Angga berlalu sambil melajukan kencang motor yang dibawa tadi..
.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Amira
makasih sudah mampir....
2023-07-27
0
Densi dama Yanti
urang Minang hadir
2023-07-27
0