Hampir sebulan ini intensitas Amira kekamar mandi jauh lebih sering ditambah nafsu makannya nya seminggu ini benar benar turun drastis..
"Bang, apa adek beli ya, obat penambah nafsu makan, soalnya adek merasa baik aja tapi kok ngak mood gitu bawaannya buat makan?" tanya Amira dengan sedikit manja dengan meletakkan kepalanya dipaha Angga.
Belum sempat Angga berkomentar Amira menyodorkan handphonenya ke wajah Angga yang berisi hasil penjelajahannya terkait vitamin penambah nafsu makan.
"Dek beli ini ya, komennya pada bagus dan berkhasiat biar badan Amira tambah berisi dan seksi... Abang suka kan?" dengan wajah dan senyumnya yang dibuat menggoda sambil mendongakkan wajah nya kearah wajah angga.
"Iya sayang, belilah jika itu bisa membuat nafsu makan sayang membaik" timpal Angga sambil membelai rambut Amira dan mencium lembut keningnya.
Di kantor Amira menjadi perhatian bagi Anton teman kerja satu ruangan sama Amira.
"Ra, perasaan kalau tiap 30 menit abang perhatikan selalu ke toilet. ? udah cek kehamilan? kemaren datang bulan tidak? " tanya Anton pada Amira, mengingat Anton sudah punya anak satu jadi sedikit banyaknya sudah punya pengalaman tentang hal itu.
"Mmmm, belum sih bg, tapi iya seminggu ini Amira ngak mau makan, mandinya juga selalu pakai air hangat karena dingin... tapi makasih sudah diingatin bg... " timpal Amira sembari melanjutkan pekerjaannya.
Sepulang dari kantor, Amira mampir ke apotik dan membeli alat tespek yang paling bagus agar hasilnya lebih akurat.
Besok paginya sesuai arahan dari teman kantornya kalo mau cek kehamilan sebaiknya di air kencing pertama pagi hari.
Jadi ketika Amira hendak melaksanakan sholat tahajud, Amira mengambil tespack. Amira kemudian menggoyangkan tespack tersebut setelah sebelumnya mencelupkan ke air s**** nya.
Dua garis merah muncul... Amira mengucek matanya kembali, ada rasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Seketika Amira berlari kekamar dan membangun kan Angga.
"Sayang, bangun... bangun... coba lihat ini? sembari menggoyangkan badan Angga yang masih tidur.
Angga kemudian membuka mata dan membalikan badan kemudian mengambil alat yang Amira sodorkan..
Seketika Angga melihat ada dua garis merah di tespeck tersebut dan langsung mengucapkan,
" Selamat ya sayang kamu hamil" sembari memeluk Amira erat.
iya,, timpal Amira.
Bagi Amira Angga bukanlah lelaki romantis yang akan terpekik kaget dan menghadiri dengan sesuatu yang unik, menurut Amira Angga suaminya adalah pria yang dingin. Sedikit demi sedikit Amira mengurangi harapannya pada Angga agra tak ada lagi kekecewaan karena berharap lebih.
"Bg, sebentar lagi kita akan jadi orang tua, tolong ya abang belajar mengurangi Amarah, terlebih jika itu bukan karna Amira, karna Amira dan keluarga tidak pernah membebani abang.
Kekurangan yang tak layak ini karna keputusan abang dan keluarga abang yang menorehkan luka di hati orang tua Amira."
Setelah berucap panjang Amira kembali mengambil wudhu dan membentangkan sajadah.
Kali ini Amira berdoa lebih panjang dan lirih
" Ya Allah, di pernikahan hamba yang baru berusia 3 bulan, engkau mempercayai hamba untuk menjadi seorang ibu terimakasih ya Allah.
Ya Allah, hamba senang sekaligus sedih ya Allah. hamba sedih dan cemas takut kehamilan hamba merepotkan orang tua hamba mengingat suami hamba mau senang saja dan mengandalkan mama hamba. Hamba cemas takut anak hamba dirayu mertua hamba , pura pura sayang padahal mau memorotot.
Astagfirullah ya Allah, hampunilah hamba yang berpikiran kotor.
Hamba, mohon apapun jenis kelamin anak hamba, jadikanlah ia anak yang soleh, anak yang mencintai alquran, mencintai rasul dan mencintai Allah. Anak yang cerdas dan bijaksana yang tau diarang nan kamanganai .
ya Allah hamba mohon penjagaan mu ya Allah.
Hamba, akan berusaha menyanyangi dan memantaskan diri untuk menjadi orang tuanya.
sambil mengelus perutnya setelah berdoa, Amira berbicara.
"Sayang, baik baik di perut ummi ya, ummi sayang kamu karena Allah temani umi ya sayang.... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments