Episode 20 : Winter menyadari siapa dirinya.
***
Baju dan rambut yang tadinya sangat basah saat ini sudah setengah kering di tubuhnya, segera Winter mengambil beberapa tisu yang ada di toilet dan duduk di kasur yang sangat luas itu.
Di lap nya siku tangan nya yang tadi berdarah, tapi ternyata darahnya sudah mengering sendiri, jadi Winter hanya sedikit membersihkan luka itu dengan tisu yang sudah ia ambil.
"Akhirnya hari ini berakhir, aku tidak menyangka tubuh ku bisa sekuat ini!"
"Aku bahkan tidak pingsan walau sudah melalui banyak hal,"
"Kau hebat Winter, selanjutnya kau hanya harus bertahan demi Ayah, menunggu jawaban sebenarnya dari Ayah dan jika memang Ayah benar-benar melakukan dosa itu, maka ..."
Winter berhenti berbicara lalu matanya melihat langit-langit kamar nya.
"Maka, memang aku pantas mendapatkan semua ini, bahkan seharusnya lebih buruk, karena lelaki kejam itu telah kehilangan segalanya di depan matanya!"
Winter memiliki hati yang terlalu lembut, bahkan ketika Red memberikannya rasa sakit, Winter masih memikirkan bagaimana perasaan lelaki itu.
Setelah itu, Winter yang begitu lelah tidak sadar jika sudah berbaring dan tertidur begitu pulas menggunakan gaun dan juga jas yang ada ditubuhnya.
.
.
.
Pagi hari di mansion Red,
Sepertinya Red datang secara langsung ke ruangan pribadi Winter hanya untuk membangunkan Winter.
Tetapi dalam lubuk hatinya yang paling dalam, sebenarnya Red juga ingin memeriksa keadaan Winter.
Memang tak akan ia akui perasaan itu, namun tubuhnya melakukan keinginan itu sendiri walaupun ia benci.
*Ctak!*
Pintu kamar Winter akhirnya terbuka, dia menemukan Winter masih tertidur lelap menggunakan pakaian yang ia kenakan tadi malam.
Mata Red segera menajam dan keningnya mengernyit.
"Bangun!"
Red membangunkan Winter, kali ini tidak lagi ada air atau sesuatu yang bengis, Red membangunkan Winter benar-benar dengan cara yang normal.
Walau nada suaranya terdengar kesal dan memekik tetapi bagi Red hal itu adalah hal yang biasa.
Winter yang memang semalam begitu kelelahan tidak menyadari jika dirinya sudah tertidur begitu pulas.
Hanya dengan satu suara Red, Winter terperanjat bangun begitu saja.
“Apakah kau menikmati hidupmu?"
"Mansion ku ini punya aturan nya sendiri! Kau tidak bisa hidup gratis disini!"
"Disamping kau hanya barang untuk mata-mataku di keluarga kekasihmu itu, kau juga harus bekerja di mansion ini! Apakah kau mengerti?” geram Red pada Winter yang baru saja terbangun.
“Baik Tuan,” jawab Winter dengan suara yang lemah dan tubuh yang belum sembuh seutuhnya dari kejadian tadi malam.
“Kalau sudah mengerti cepat persiapkan dirimu!” ketus Red melemparkan baju pekerja pelayan ke arah Winter dan pergi berlalu dari kamar itu.
Setelah Red pergi, Winter bergegas pergi mandi dan mempersiapkan dirinya, kaki nya sudah tidak keram namun tubuhnya ngilu semua.
Disamping itu kepalanya sangat sakit, sepertinya dia terkena demam.
Tapi Winter mengerti posisinya sekarang, saat ini bukan saat nya untuk bermanja pada dirinya, dia harus bekerja keras demi nyawa ayahnya.
Beberapa menit setelah itu Winter sudah bersiap-siap dan mengenakan baju pelayan yang dilempar oleh Red tadi.
Segera Winter pergi ke lantai paling bawah menggunakan tangga yang sangat banyak.
Melelahkan, tapi tidak mengapa jika hal itu bisa menyelamatkan ayahnya.
Sesampainya di lantai paling bawah, Winter sudah menjumpai Red dengan Pak Ronni dan juga beberapa pelayan lainnya di ruang tamu yang begitu luas.
Red duduk seperti seorang raja dan para pelayan nya berdiri seperti melayani seorang raja.
Winter yang masih merasa lelah saat ini menenangkan dirinya dan mengatur pernafasannya.
Segera dia berjalan ke barisan pelayan dan mengikuti gestur tubuh para pelayan itu, berdiri dan menundukkan kepala.
“Ronni, ajarkan segala pekerjaan yang paling berat untuk dia, jangan memberikan nya jeda jika dia belum pingsan!” perintah Red pada Ronni kepala asiten mansion nya itu.
“Baik Tuan,” sahut Ronni sopan dan kembali menunduk kan kepalanya.
“Baiklah semuanya bubar, kecuali kau! Aku butuh laporan dari pekerjaan mu tadi malam, setelah itu kau akan di ajari oleh Ronni!” seru Red lagi segera membubarkan para pelayan nya dan menyuruh Winter untuk tetap tinggal dulu.
Setelah semua pelayan itu bubar, Red memerintahkan Winter untuk mengikutinya ke ruang kerja Red yang ada di lantai satu mansion.
“Cepat ikuti aku!” perintah Red sembari melangkahkan kakinya menuju lift mansion.
“Baik Tuan,” sahut Winter sopan dan menunduk, namun arah langkah kaki mereka berbeda.
“Kau mau kemana? Kenapa tidak mengikutiku?” seru Red dengan nada yang sudah meninggi saat Winter berjalan dengan arah yang berbeda dengannya.
“Maaf Tuan, saya tidak boleh menggunakan lift, saya akan menggunakan tangga,” sahut Winter dengan suara yang lemah sembari menunduk.
Entah mengapa rasa sakit di hati Red semakin nyeri dan sakit.
'Kenapa hatiku sakit sekali? Bukan kah aku yang membuatnya seperti itu?' benak Red merasakan nyeri yang sungguh menyakitkan di dadanya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Denisya putri
winterr.. kasihan
2024-10-21
0
Diana diana
Lieur c Red mah . .
2023-06-05
0
Ismu Srifah
ish ish ish kamu sdh cinta tapi masih tertutup hatimu oleh benci
2023-01-20
2