Episode 17 : Dia barang kepunyaan ku!
***
Red yang sudah sampai di pintu belakang saat ini sudah membuka pintu yang memang sengaja ia perintahkan untuk di tutup itu.
Di lobby, dia bisa melihat Winter yang terduduk lemas dengan pakaian yang sudah transparan, Winter yang menyadari seseorang datang menoleh ke belakang dan melihat Red sudah berada di depan pintu.
Winter dengan refleks menundukkan wajahnya karena merasa ketakutan.
Dia bahkan sudah tidak sadar jika dirinya sedang setengah telanjang di hadapan pria menyeramkan yang merenggut segala kebahagiaan yang ia miliki.
“Berdiri lah!” tegas Red pada Winter yang masih duduk dan tertunduk, terlihat begitu ketakutan saat dia sampai di lobby gedung.
Winter yang mendengar suara tegas dan menekan dari Red terkejut dan hendak berdiri sesuai perintah Red, Winter memang terlalu takut pada Red, Red adalah orang yang paling di takuti oleh Winter .
Winter berketepatan juga sudah terlalu lama duduk sehingga ia mengalami keram di kakinya.
Dia sudah mencoba sangat keras untuk bangkit namun tidak bisa, semakin dia mencoba bangkit semakin sakit rasa keram kakinya.
Winter yang tidak bisa berdiri kembali merasakan perasaan yang mencekam, dia takut, karena sudah beberapa detik lewat namun dia belum juga berdiri sesuai perintah Red.
Winter merasa jika dirinya akan di siksa lebih sadis lagi sehabis ini karena telah lancang tidak menuruti perintah Red.
“Heh! Kau kuperintah kan berdiri! Apakah kau tuli? Kenapa kau belum berdiri juga?” teriak Red yang seolah meluapkan segala kemarahan yang sudah ia tahan sedari tadi.
Winter mendengar teriakan itu begitu terkejut, nafasnya menjadi pendek dan jantungnya sakit karena terlalu takut.
Bagi Winter, suara Red bahkan lebih menakutkan dari petir yang menyambar tadi.
“Ma … maafkan aku Tuan, ta .. tapi kaki ku keram jadi aku tidak bisa berdiri.” Sahut Winter tertunduk.
Suara nya bergetar hebat, disamping karena merasa kedinginan ia juga sedang merasa takut yang teramat sangat.
Ketika Red mendengar sahutan lemah dan bergetar dari gadis lemah dan pucat di hadapannya, membuat Red segera melihat ke arah kaki Winter sebentar.
Red bisa melihat dengan jelas bagaimana Winter mencoba memukul-mukul kakinya agar rasa kram nya segera hilang.
Mungkin rasa takutnya lebih besar dari rasa kram kaki ketika dipukul-pukul oleh tangan sendiri.
Red terdiam namun raut wajahnya terasa begitu aneh, entah apa yang ia pikirkan namun ia datang mendekat ke arah Winter.
"Haaaah!"
Nafas Winter menjadi sangat berat, dan dia refleks memundurkan tubuhnya.
Dia bergetar hebat karena takut Red akan menghabisinya, mungkin akan dipukul sama seperti pemandangan mengerikan yang ia lihat di pesta pernikahan nya yang gagal.
Winter tertunduk ketakutan, sembari melindungi wajahnya menggunakan tangan.
'Apakah dia akan menendang aku dengan sepatu kulit nya?'
'Atau apakah aku akan diseret ke air hujan?'
'Bagaimana ini? rasanya jantungku sakit karena terlalu takut!'
Winter merasa sesak dan tidak suka ketika Red melangkah ke arahnya.
“Tak … Tak … Tak”
Suara detakan sepatu Red yang mendekat ke arah Winter membuat Winter semakin ketakutan, tubuhnya bergetar hebat.
Suara sepatu itu mengingat kan Winter atas kejadian tempo hari, suara detakan kaki saat pertama kali Red mendekat ke arahnya dan mengancam dirinya.
Hanya beberapa langkah namun Red sudah sampai di hadapan Winter, Winter yang ketakutan hebat langsung menutup matanya, Winter merasa jika dirinya akan ditarik paksa atau mengalami kekerasan yang lainnya.
Namun, secara tiba-tiba ada sebuah kain yang terhempas ke tubuhnya, saat Winter membuka matanya dia bisa melihat jas yang dikenakan Red sudah berada di tubuhnya saat ini.
“Tutupi tubuhmu, jika kau tidak ingin menjadi tontonan para anggotaku!” perintah Red dengan nada yang tipis namun terdengar sinis.
Mendegar itu Winter langsung memeriksa tubuhnya, dan benar saja tubuhnya sudah bisa dibilang seperti telanjang, dan sedari tadi Red sudah memandanginya seperti itu.
Dengan terburu-buru, Winter segera mengenakan jas yang terlihat begitu melorot di tubuhnya itu dan menutupi semua tubuhnya.
Saat ini karena rasa takut yang hebat, Winter sudah tidak malu lagi, rasa malu nya telah di telan oleh rasa takut itu.
Dan benar saja, setelah Winter memakaikan jas itu para anggota-anggota Red yang mengenakan jas berwarna hitam itu sudah sampai di lobby belakang, dengan sigap, satu anggotanya langsung memayungi Bosnya, Red, dan yang lain hendak menggendong Winter yang terduduk mencengkeram jas Red agar bisa menutupi seluruh tubuhnya.
Namun saat anggotanya itu hendak menggendong Winter …
“Berhenti, jangan menyentuhnya, dia barang kepunyaan ku!” seru Red.
Terdengar sangat percaya diri namun matanya tajam.
Apalagi setelah itu ada petir menyambar membuat penampilan Red membuat Winter bergidik merinding.
.
.
.
.
Author : Jangan lupa dukung author dengan cara berikan like dan komentar membangun semuanya. Lope you sekebon jeruk 😘🍊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Sella Xhu
bisa ku bayangin tsmpang Red gmna...
2023-12-23
0
Diana diana
hahaha . .
2023-06-05
0
yuiwnye
ada yg mulai ter"jaring"
2023-01-24
0