Lili dan Arjuna tengah dalam persembunyian mereka di dasar tebing. Posisi yang bersuasana kikuk begitu terasa.
Menyadari adanya luka tembak di kaki Lili, Arjuna pun mengikat luka itu dengan pakaiannya. Lalu, dengan bertelanjang dada Arjuna menggendong Lili di punggungnya, karena Lili tidak bisa berjalan.
Mereka menyusuri hutan hanya berdasarkan intuisi saja. Sebab keduanya sama-sama disorientasi. Hanya kepada arah penunjuk alam mereka bergantung, matahari dan lumut.
Hari terasa semakin gelap saja. Untungnya Lili dan Arjuna tiba tepat di belakang warung nenek. Tampak Celine, supir dan nenek berkeliling dan memanggil-manggil Lili.
"Lili! Rupanya lu di sini? Apa yang terjadi?" ucap Celine terkejut saat pertama kali melihat Lili tengah digendong Arjuna.
"PAK, NEEK... LILI SUDAH KETEMU," teriak Celine.
Celine pun mengarahkan Arjuna untuk mengikutinya dan supir serta nenek pun menghampiri.
"Mas ini siapa?" tanya Celine. "Saya... " Arjuna belum usai berbicara lalu Lili langsung menyerobot. "Arjuna. Penyiar sajak itu."
"Ar... Ar... Arjuna? Yang ada di aplikasi audio live streaming itu?" Celine terkejut.
"Ya, nona ini telah menyelamatkan saya tapi sekarang malah dia yang jadi korban. Ah, panjang ceritanya," ucap Arjuna dengan napas sedikit tersengal.
"Ya, mari sini, istirahat di warung nenek dulu," ucap Celine.
Lili pun didudukkan di sebuah dipan dan diperiksa kondisinya. Hari semakin gelap, sepertinya akan ada hujan badai. Tempat yang mereka tuju yaitu kediaman Punta Damara adalah tempat terdekat yang bisa dijangkau.
Kalau mereka putar balik keluar dari hutan ini sekarang untuk mencari klinik, dikhawatirkan mereka akan terjebak badai dan kondisi seperti pohon tumbang bisa saja terjadi.
Maka, mereka pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka ke tempat Punta Damara. Celine membayar apa yang sudah mereka konsumsi di warung nenek, rupanya harga kudapannya sangat murah.
Karena simpati kepada nenek yang membuka warung ditengah hutan seperti ini namun sepi pembeli, maka Celine memutuskan untuk memborong semua makanan yang ada.
Makanan tersebut bisa sama-sama dinikmati nanti ketika sudah sampai di kediaman Punta Damara. Mungkin bisa sekalian untuk makan malam nanti.
Akhirnya, Celine, Lili, Arjuna, bersama supir itu pun berangkat dengan mobil mereka.
Beberapa waktu kemudian, mereka pun sampai di kediaman Punta Damara. Punta tentu saja terkejut dengan kondisi teman lamanya itu. Mereka pun langsung diarahkan untuk beristirahat di kamar-kamar tamu yang Punta miliki.
Lili mendapatkan perawatan ala tabib. Untungnya ada paman pekerja yang menguasai pengobatan tradisional di sana.
Setelah mereka membersihkan diri, mereka pun berkumpul untuk bercengkrama sekaligus menemani Lili.
Celine pun membuka makanan yang ia beli dari warung nenek tadi. Rencananya mereka akan disuguhkan makanan itu.
Tapi, ketika makanan-makanan berbungkus daun itu dibuka, keanehan pun terjadi. Isi bungkusan-bungkusan itu adalah kumpulan cacing tanah, ulat-ulat, blatung.
Seketika Celine, Lili dan supir tiba-tiba muntah darah secara bersamaan. Punta pun menanyai dan supir pun menceritakan apa yang terjadi.
"Setahu saya, tidak ada orang yang berjualan di sepanjang jalur masuk area Gunung Agungra ini. Jangankan berjualan, aktivitas apapun tidak akan ada. Tidak ada penduduk lokal di sini. Satu-satunya aktivitas manusia hanya ada tempat saya ini," jelas Punta.
Mendengar ucapan Punta, seorang wanita, seorang asisten rumah tangga memunculkan diri dari balik dinding menuju ruang belakang rumah.
Wanita itu menceritakan tentang adanya aktivitas gaib di sekitar lokasi yang dimaksud. Punta pun mengiyakannya. Walaupun dirinya belum pernah bersinggungan langsung dengan aktivitas gaib di daerah ini, cerita-cerita seperti itu memang masyur.
Hal yang telah terjadi merupakan pelajaran bagi mereka bahwa di dunia ini manusia bisa bersinggungan dengan kehidupan makhluk gaib.
"Punta, bukannya lu punya kemampuan spiritual? Masa ga bisa melihat hal-hal yang seperti itu?" tanya Lili.
"Ya, tapi saya hanya sebatas praktisi yang menurut kemampuan saya terbatas pada ilmu yang saya miliki. Besok, ketika kakimu sudah membaik, saya akan menunjukkannya," ucap Punta.
"Menunjukkan hal-hal gaib versi lu?" tanya Celine.
Punta pun tersenyum sembari menggeleng. "Kita akan sama-sama melihatnya besok," jawab Punta.
Setelah dilakukan netralisir pengaruh gangguan gaib pada Celine, Lili dan supir itu oleh tabib, dengan cara mengonsumsi teh herbal dan doa-doa, mereka pun bersantap malam.
Kali ini masakan sehat yang dibuat oleh manusia, bukan santapan gaib seperti tadi siang. Mereka membutuhkan asupan setelah kelaparan lalu isi perut mereka dikuras habis oleh pengalaman gaib tadi.
Saat makan bersama, terlihat ada yang aneh dengan ekspresi Celine terhadap Arjuna. Sebenarnya sudah sejak sebelumnya, tapi baru terlihat sekarang. Sebab saat ini waktu sedang lengang, tidak disibukkan dengan hal-hal aneh seperti tadi.
"Apa benar lu Arjuna yang suka siaran sajak itu?" tanya Celine.
"Iya, tentu saja. Saya Arjuna itu," jawab lelaki yang tengah duduk berhadapan dengannya itu.
"Boleh dong kami mendengarkan pembacaan sajak dari lu?" pinta Celine.
"Lin, kita kan lagi makan. Biarkan dia menghabiskan makanannya," sela Lili.
Arjuna tersenyum. "Ya, setelah ini saya akan coba bacakan sesuatu," jawab Arjuna.
"Oke. Ngomong-ngomong, lu orang mana? Sejak kapan lu siaran? Oh iya, kejadian tadi pagi itu... " Celine melemparkan berondongan pertanyaan kepada Arjuna.
"Lin! Santai dikit Napa, sih!" sela Lili.
"Bukannya gue... " jawab Celine.
"Ga apa-apa. Maklum. Kita memang sudah seharusnya waspada kepada orang yang baru ditemui, apalagi setelah kejadian tadi pagi," ucap Arjuna sembari tersenyum.
"Baiklah, saya akan menceritakan kepada kalian hal-hal yang baru saja terjadi hari ini," lanjut Arjuna.
Arjuna pun menceritakan bahwa dirinya diteror oleh orang asing yang selalu berbicara tentang puisi kepadanya. Selama berhari-hari teror itu lebih sering bahkan kemudian disertai ancaman apabila Arjuna tidak menghiraukannya.
Arjuna tidak menyangka bahwa adik kandungnya yang tengah berada di kota lain untuk melanjutkan pendidikan, adik perempuannya itu dilibatkan dalam aksi teror ini.
Adik perempuannya itu disekap sebagaimana Arjuna disekap. Arjuna dipaksa untuk mengingat kembali perihal awal ia menjadi penyiar puisi, seperti judul puisi pertama yang dibawakan, nama listener setianya di awal-awal, dan sebagainya. Tentu saja Arjuna lupa karena hal itu sudah bertahun-tahun lamanya.
Selain menceritakan masalah yang terjadi mengapa dan bagaimana ia disekap, ia juga menjelaskan keanehan orientasi waktu dan tempat selama perjalanan melarikan diri bersama Lili.
Lili pun menyambut cerita itu. Lili mengatakan memang hal yang terjadi benar-benar aneh. Kejadian teror penembakan selama siaran berlangsung adalah pagi hari. Namun, seolah Lili dapat kembali ke beberapa jam sebelumnya sehingga dapat mencegah penembakan adik perempuan Arjuna terjadi.
Hal tersebut pun divalidasi oleh Celine. Karena, selama siaran yang aneh itu terjadi tadi pagi Celine juga menyimaknya bersama-sama Lili.
Mereka pun akhirnya meyakini bahwa hal yang telah terjadi pada Lili dan Arjuna merupakan perjalanan waktu kembali ke masa lalu melalui dimensi gaib di hutan.
Saat ini Arjuna mengkhawatirkan keadaan adiknya itu. Dirinya bisa bebas dari penyekapan, tapi tidak dengan adiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
seru nih 😍😍😍
2022-11-22
3
💙 Ɯιʅԃα 🦅™ 📴
Semangat thor, lanjut
2022-11-22
3