3. Sosok Pahlawan

Lili sedang menanti ketibaanya di kantor. Di tengah perjalanannya yang padat lalu lintas, di dalam sebuah mobil taksi, Lili mempersiapkan dirinya dengan membuka catatan pengingatnya akan pekerjaannya di kantor.

Lili adalah seorang planner, jadi ia dituntut untuk mengorganizir semua hal dengan sebaik mungkin.

Lili pun membuka pesan chat yang sudah sejak setengah jam yang lalu ia abaikan.

----------------

Victor

Lili, pagi ini lu temani gue meeting sama Pak Sudibyo ya?

----------------

"Hah? Ini apaan, lagi? Mentang-mentang department supervisor, terus bisa seenaknya nyuruh-nyuruh gue gitu!" gerutu Lili.

----------------

Lili

Udah ijin sama atasan gue belum?

Victor

*U**dah*. Bu Eva udah oke.

Lili

Tapi gue belum dapat notif dari beliau?

Victor

Ntar juga ada kok. Pokoknya lu bersiap aja ya. Lu tahu kan Pak Dibyo itu klien kita yang mana?

Lili

Tahu, gue.

Victor

Ya udah, gue tunggu lu di kantor.

----------------

"Astaga, mimpi apa gue semalam! Mana meeting sama orang tua genit itu, lagi! Victooor... Victor... Cocoklah lu nanganin klien yang setipe sama lu. Tapi, kok ya gue juga yang dilibatin!" gerutu Lili.

*

Sementara di tempat lain...

"Kondisi lu kan udah mendingan, Ki... Please gantiin gue hari iniiii aja. Gue aja dapat berita kalau nyokap gue sakit tuh baru tadi banget! Ga mungkin dong kalau sekarang gue ga nyamperin nyokap gue di RS?"

"Iya, iya... Lu ga usah mohon-mohon kaya gitu juga bakal gue bantuin."

"Thanks ya, Ki. Elu memang sohib terbaik gue. Lu udah kaya saudara kandung bagi gue, tahu ga! Bukan sekadar teman satu kosan!"

"Iya. Udah, udah, ga usah lebay lu Ndro! Tapi, honor hari ini buat gue kan?"

"Hem... Iya deh iya. Udah pasti itu. Yang penting pagi ini lu handle kerjaan gue baik-baik ya?"

Di sebuah kos-kosan minimalis tersebut terdapat dua orang sahabat, di mana salah satu di antaranya akan membantu yang lainnya. Kiki, seorang pemuda baik hati akan menggantikan sahabatnya, Indra, untuk bekerja sebagai pramusaji di sebuah cafe mewah pagi ini.

*

Sementara di gedung Nycta corp...

"Gimana, udah kamu pelajari berkasnya?" tanya Victor kepada Lili.

"Sudah, Pak. Kebetulan saya juga ngikutin perkembangan bersama klien kita, Pak Sudibyo itu. Jadi, bagi saya draft-nya tinggal diteruskan saja," jawab Lili.

"Oke, bagus itu. Jadi, ayo kita berangkat sekarang," balas Victor.

"Tapi, Pak... Bapak yakin meetingnya di luar? Padahal di tempat kita ini juga sangat available loh Pak? Berhubung fasilitas dan perangkat kita canggih juga baru-baru semua," tanya Lili.

"Beliau yang minta sendiri, jadi kita bisa apa? Lagi pula tempat yang diminta juga ga kalah kondusifnya kok," jelas Victor.

"Oke, Pak," jawab Lili.

"Sebentar!" Victor menahan langkah Lili. Kemudian, Victor membuka ikatan rambut Lili sehingga rambut panjangnya tergerai indah di bahunya.

Ketika Victor hendak menautkan rambut Lili di salah satu belakang telinganya, Lili pun menghindar.

"Maaf, Pak. Biar, saya bisa sendiri," ucap Lili dengan suara pelan.

"Baiklah. Lain kali jangan terlalu emm... Tatanan rambut kamu itu perlu lebih santai. Klien kita tidak suka hal-hal yang terlalu formal seperti tadi," ucap Victor.

"Ya ampun! M*mpus gue, sebentar lagi gue bakal masuk ke kandang buaya!" batin Lili.

*

Beberapa waktu kemudian, tibalah Lili dan Victor di sebuah cafe mewah bernuansa Jepang. Mereka melakukan meeting di sebuah bilik dengan pintu geser partisi shoji berbahan kertas washi.

Di dalamnya terdapat meja pendek dan bantalan untuk duduk melantai bagi para tamunya, dengan tikar Hagihara berpola daun. Tidak hanya berkonsep tradisional Jepang, di dindingnya juga terdapat sebuah monitor LED yang lebar untuk kepentingan meeting bisnis.

Lili pun duduk melantai di antara Victor dan Pak Sudibyo. Ia duduk dengan rapi, di mana kedua lututnya tertekuk rapat sambil menduduki kedua betisnya.

Hal yang tidak mengenakkan mulai terjadi. Mata jelalatan Pak Sudibyo mulai melirik-lirik bagian bawah tubuh Lili tersebut. Lili mencoba profesional dengan mencoba fokus dengan penyiapan materi meeting.

"Permisi... " Suara seorang pemuda terdengar dari balik pintu. Tak lama pintu itu pun bergeser.

Lili pun menghela napas karena pramusaji telah datang untuk menyelamatkannya dari gelagat genit kliennya itu.

Pramusaji itu pun masuk dengan langkah yang merunduk kemudian meletakkan sajian kudapan di meja. Pramusaji yang sopan, ia selalu menunduk dan fokus dengan sajian yang dibawanya.

Sementara, Lili memperhatikan wajah pramusaji itu sambil mengerutkan dahi.

"Ini kan mas-mas yang malam-malam waktu itu hampir gue tabrak!" batin Lili.

Tak sengaja pramusaji itu dan Lili pun beradu tatap. Namun, pramusaji itu tidak berkata-kata. Hanya ekspresi wajahnya yang tak bisa disembunyikan bahwa ia mengenali Lili sebagaimana Lili mengenalinya.

Pandangan mata pramusaji itu pun lalu beralih ke gelagat mencurigakan Pak Sudibyo. Wajah pria mata keranjang itu terlalu tampak, matanya yang jelalatan seakan sedang menelanjangi Lili.

Setelah menaruh kudapan di meja, pramusaji itu pun beranjak pelan-pelan. Ia seakan mengulur waktu pada langkahnya yang kecil-kecil.

Ketika hendak menutup pintu geser dengan berbalik ke arah Lili dan dua pria di sampingnya, pramusaji itu melihat Lili sedang menepuk tangan nakal Pak Sudibyo yang hendak ia letakkan di atas paha Lili.

Lili tampak kesal sambil mengalihkan pandangannya ke Victor. Lili memelototi Victor seakan menyuruhnya menyudahi meeting ini. Namun, wajah bodoh Victor membuatnya kecewa.

Melihat hal itu, pramusaji itu tak jadi menggeser pintu bilik itu. Ia dengan langkah kesalnya mendekat lalu menarik kerah baju Pak Sudibyo.

"Jangan kurang ajar sama perempuan!" ancam pramusaji itu kepada Pak Sudibyo.

"APA-APAAN INI? VICTOR, PANGGIL MANAGERNYA KE SINI!" bentak Pak Sudibyo.

"SAYA LIHAT DENGAN MATA KEPALA SAYA SENDIRI BAHWA ANDA SUDAH BERTINDAK KURANG AJAR KEPADA MBAK INI!" balas pramusaji itu.

Lili membelalakkan mata. Ia tidak menyangka pramusaji itu berani membela dirinya. Di satu sisi ia merasa terselamatkan, di sisi lain ia merasa khawatir akan keributan yang akan ditimbulkan mereka berdua.

Lili hendak melerai, tapi mulut dan tangannya hanya sebatas terbuka. Tidak ada kata-kata yang keluar.

"Kalau Anda berani melakukan pelecehan seperti itu lagi, saya tidak segan-segan akan menghabisi Anda!" ancam pramusaji itu.

"Kamu, berani-beraninya berbuat seperti ini kepada saya! Kamu tidak tahu siapa saya?" ucap Pak Sudibyo.

"Saya tahu! Saya tahu, Anda hanya pria tua mata keranjang!" jawab pramusaji itu.

"Dasar orang rendahan! Setelah ini kamu akan menyesal dengan apa yang kamu lakukan kepada saya!" ancam Pak Sudibyo.

"ANDA YANG RENDAHAN!" jawab pramusaji itu. Sebuah kepalan tangan hampir mengenai wajah Pak Sudibyo, lalu tiba-tiba Victor datang bersama manager cafe.

"HENTIKAN!" teriak manager cafe itu.

Pramusaji itu pun menghentikan niatnya untuk menghajar Pak Sudibyo. Ia seketika ingat dengan sahabatnya, Indra, yang meminta tolong untuk digantikan. Pramusaji itu berpikir jangan sampai tindakannya justru membuat sahabatnya dipecat.

Manager cafe pun memarahi pramusaji itu sebentar dan menyuruhnya pergi ke belakang. Manager itu mengancam akan menyelesaikan urusannya dengan pramusaji itu di ruang belakang nantinya.

Setelah itu manager tersebut meminta maaf dan membujuk Pak Sudibyo agar kekecewaan tamunya itu berkurang.

Sementara, Lili mengejar pramusaji itu. Victor mencoba menahan langkah Lili, namun Lili berujar kesal kepadanya.

"Lu jangan nahan-nahan gue! Udah tahu gue dilecehin sama klien lu itu, lu diam aja daritadi!" ucap Lili. Lili pun meneruskan langkahnya.

"Mas! Mas!" panggil Lili.

Pramusaji itu menoleh sejenak lalu kembali berjalan membelakangi Lili, mencoba untuk mengabaikannya.

"Kamu yang waktu itu kecelakaan kan? Masih ingat sama saya kan, Mas?" ucap Lili yang berjalan di sisi pramusaji itu.

"Lain kali hati-hati, Mbak. Lain kali belum tentu ada yang nolongin Mbak kaya tadi," ucap pramusaji itu tanpa melihat wajah Lili.

"Mas," Lili menarik tangan pramusaji itu.

Pramusaji itu akhirnya memandang wajah Lili kemudian melihat ke arah tangannya yang sedang ditarik oleh Lili.

Lili pun melepaskan genggaman tangannya dengan rasa kikuk.

"Saya minta maaf karena malam itu sudah berlaku ga baik sama Masnya. Sekarang saya justru ditolong sama kamu. Saya tulus mau bilang terima kasih sama kamu," ucap Lili.

"Ya, iya," jawab pramusaji itu.

"Hah?" Lili bingung.

"Udah terima kasihnya? Ya udah, ya... Saya mau ke belakang dulu," ucap pramusaji itu kesal.

"Masnya masih marah sama saya?" tanya Lili.

"Gara-gara Mbak, nasib teman saya jadi taruhannya," gerutu pramusaji itu dengan suara pelan sambil terus berjalan.

"Maksud kamu?" Lagi-lagi Lili menarik tangan pramusaji itu untuk menahan langkahnya.

"Saya di sini cuma pekerja pengganti, Mbak. Ada teman saya yang terancam dipecat karena kejadian tadi," ucap pramusaji itu.

"Aduh. Em, gini... gini... pokoknya kamu jangan khawatir. Setelah ini saya akan jelaskan semuanya ke manager kamu biar urusan ini ga semakin runyam, oke?" ucap Lili.

"Terserah Mbak saja. Saya permisi," ucap pramusaji itu sambil menghentakkan tangannya agar terlepas dari genggaman Lili.

Pramusaji itu pun berlalu.

"MAS! MAS! HEI! NAMA KAMU SIAPA?" teriak Lili. Namun, Lili tidak mendapatkan jawaban apa pun. Pramusaji itu telah semakin menghilang dari hadapannya.

Terpopuler

Comments

Dian Sastrowiryo

Dian Sastrowiryo

pasti jadian deh nanti sm pramusaji kyk di film2 FTV

2022-08-09

2

Friska Franciska

Friska Franciska

pramusaji jadi pahlawan

2022-08-09

2

Fajar Sunandar

Fajar Sunandar

jejak 👣

2022-08-09

2

lihat semua
Episodes
1 1. Hari yang Melelahkan
2 Visual Cast
3 2. Live Keluar Circle
4 3. Sosok Pahlawan
5 4. Menjalin Persahabatan
6 5. Masa Lalu Percintaan Lili
7 6. Sepertinya Celine Punya Bucinan?
8 7. Awal Mula Berkenalan
9 8. Gue Ga Lagi Kasmaran!
10 9. Celine Merebut Kiki dari Lili
11 10. Penembakan Misterius
12 11. Pisau Lipat Celine
13 12. Gunung Agungra
14 13. Gunung Agungra (2)
15 14. Gunung Agungra (3)
16 Visual Cast
17 15. Sebuah Misteri
18 16. Tebing Lepas Pantai
19 17. Arjuna Meninggal?
20 18. Perjalanan
21 19. Sarapan Pagi
22 20. Suasana Desa
23 21. Dipatuk Ular
24 22. Aku Tak Akan Pergi, Li
25 23. Musik Metal
26 24. Kantor Polisi
27 25. Personaliti Disorder
28 26. Seember Es Krim
29 27. Sahabat Baru
30 28. Bobo Bareng
31 29. Si Paling Berkarisma
32 30. Ditembak Victor
33 31. Hujan Buatan
34 32. Trauma Masa Kecil
35 33. Nasi Padang
36 34. Persidangan Celine
37 35. Pengakuan Celine
38 36. Muka seperti Hantu Bunuh Diri
39 37. Aksi Heroik Victor
40 38. Puisi Dongeng Romansa
41 39. Penjadi Penyiar Sajak
42 40. Pendengar Misterius
43 41. Pilih si Pendengar Misterius atau Ultraman?
44 42. Kebersamaan itu Juga Puitis
45 43. Hari yang Friendly
46 44. Tong Setan
47 45. Rumah Hantu
48 46. Bianglala
49 47. Bintang di Langit
50 48. Penumpang Misterius
51 49. Pesanan Kudapan Romantis
52 50. Cowok Bayaran
53 51. Bodyguard
54 52. Tersesat di Hutan (1)
55 53. Tersesat di Hutan (2)
56 54. Tersesat di Hutan (3)
57 55. Tersesat di Hutan (4)
58 56. Tersesat di Hutan (5)
59 57. Tersesat di Hutan (6)
60 58. Tersesat di Hutan (7)
61 59. Tersesat di Hutan (8)
62 60. Tersesat di Hutan (9)
63 61. Tersesat di Hutan (10)
64 62. Tersesat di Hutan (11)
65 63. Tersesat di Hutan (12)
66 64. Tersesat di Hutan (13)
67 65. Tersesat di Hutan (14)
68 66. Tersesat di Hutan (15)
69 67. Tersesat di Hutan (16)
70 68. Tersesat di Hutan (17)
71 69. Tersesat di Hutan (18)
72 70. Tersesat di Hutan (19)
73 71. Tersesat di Hutan (20)
74 72. Tersesat di Hutan (21)
75 73. Tersesat di Hutan (22)
76 74. Tersesat di Hutan (23)
77 Visual Cast
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1. Hari yang Melelahkan
2
Visual Cast
3
2. Live Keluar Circle
4
3. Sosok Pahlawan
5
4. Menjalin Persahabatan
6
5. Masa Lalu Percintaan Lili
7
6. Sepertinya Celine Punya Bucinan?
8
7. Awal Mula Berkenalan
9
8. Gue Ga Lagi Kasmaran!
10
9. Celine Merebut Kiki dari Lili
11
10. Penembakan Misterius
12
11. Pisau Lipat Celine
13
12. Gunung Agungra
14
13. Gunung Agungra (2)
15
14. Gunung Agungra (3)
16
Visual Cast
17
15. Sebuah Misteri
18
16. Tebing Lepas Pantai
19
17. Arjuna Meninggal?
20
18. Perjalanan
21
19. Sarapan Pagi
22
20. Suasana Desa
23
21. Dipatuk Ular
24
22. Aku Tak Akan Pergi, Li
25
23. Musik Metal
26
24. Kantor Polisi
27
25. Personaliti Disorder
28
26. Seember Es Krim
29
27. Sahabat Baru
30
28. Bobo Bareng
31
29. Si Paling Berkarisma
32
30. Ditembak Victor
33
31. Hujan Buatan
34
32. Trauma Masa Kecil
35
33. Nasi Padang
36
34. Persidangan Celine
37
35. Pengakuan Celine
38
36. Muka seperti Hantu Bunuh Diri
39
37. Aksi Heroik Victor
40
38. Puisi Dongeng Romansa
41
39. Penjadi Penyiar Sajak
42
40. Pendengar Misterius
43
41. Pilih si Pendengar Misterius atau Ultraman?
44
42. Kebersamaan itu Juga Puitis
45
43. Hari yang Friendly
46
44. Tong Setan
47
45. Rumah Hantu
48
46. Bianglala
49
47. Bintang di Langit
50
48. Penumpang Misterius
51
49. Pesanan Kudapan Romantis
52
50. Cowok Bayaran
53
51. Bodyguard
54
52. Tersesat di Hutan (1)
55
53. Tersesat di Hutan (2)
56
54. Tersesat di Hutan (3)
57
55. Tersesat di Hutan (4)
58
56. Tersesat di Hutan (5)
59
57. Tersesat di Hutan (6)
60
58. Tersesat di Hutan (7)
61
59. Tersesat di Hutan (8)
62
60. Tersesat di Hutan (9)
63
61. Tersesat di Hutan (10)
64
62. Tersesat di Hutan (11)
65
63. Tersesat di Hutan (12)
66
64. Tersesat di Hutan (13)
67
65. Tersesat di Hutan (14)
68
66. Tersesat di Hutan (15)
69
67. Tersesat di Hutan (16)
70
68. Tersesat di Hutan (17)
71
69. Tersesat di Hutan (18)
72
70. Tersesat di Hutan (19)
73
71. Tersesat di Hutan (20)
74
72. Tersesat di Hutan (21)
75
73. Tersesat di Hutan (22)
76
74. Tersesat di Hutan (23)
77
Visual Cast

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!