17. Arjuna Meninggal?

"Mbak? Malah bengong," ucap Kiki tersenyum.

"Hah?" Lili tersentak dari lamunannya.

"Ya ampun, ternyata benar-benar bengong," ucap Kiki. Kiki pun memegang kedua sisi pundak Lili dari depan, memutar tubuh Lili hingga pandangannya mengarah ke ujung batas laut dan langit. "Gimana, suka tempat ini ga?" lanjut Kiki.

"I-iya. Suka. Makasih ya udah ngajakin ke sini," ucap Lili.

"Iya, sama-sama," ucap Kiki yang melepaskan tangannya dari bahu Lili.

Kiki pun mengambil ponselnya dari kantung. "Seperti janji saya tadi, saya akan bacakan sebuah puisi buat kamu, Mbak," ucapnya.

Lili tersenyum kikuk. Ia merasa aneh dengan kelakuan Kiki.

"Nah, ini dia. Saya ambil dari Google, ga apa-apa ya? Dengerin ya?" lanjut Kiki. Lili pun mengangguk.

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu"

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada"

~Sapardi Djoko Damono

Kiki lalu memegang punggung tangan kanan Lili yang tengah memegang tongkat yang diapit di ketiaknya. Pandangan Lili pun terbelalak.

"Sekalian ada yang mau saya sampaikan. Weyli Hanggraini, sebenarnya saya menyukaimu, mencintaimu," lanjut Kiki dengan tatapan yang dalam.

Tiba-tiba pikiran Lili dipenuhi dengan terputarnya cuplikan-cuplikan film di kepalanya. Semua tentang kebersamaanya dengan Kiki.

Mulai dari pertemuan mereka yang menyebalkan itu, aksi heroik Kiki melindungi Lili dari bos nakal, perkenalan mereka di kereta, hingga kebersamaan-kebersamaan mereka pasca kembalinya Lili dari Gunung Agungra. Kiki telah banyak membantu Lili selama kakinya belum sembuh.

Wajah Kiki seketika berubah menjadi wajah Arjuna. Lili pun berkedip cepat. Tentu saja penglihatan barusan hanyalah ilusi saja.

Ya, sebenarnya orang yang telah mencuri hati Lili adalah Arjuna. Walaupun awalnya Lili menganggap Kiki adalah Arjuna karena suara mereka mirip, tapi entah kenapa saat pelarian di hutan bersama Arjuna membuat Lili merasa perasaannya begitu kuat.

Lili merasa Arjuna adalah seseorang yang pernah ia kenal sebelumnya. Seperti orang yang sudah lama ia kenal, yang tak lagi Lili kenali lebih tepatnya itu siapa.

Saat bayangan Arjuna hilang dari wajah Kiki, seketika itu juga Lili melepaskan tangan Kiki yang tengah memegangnya.

Senyuman Kiki memudar. Melihat itu, Lili pun segera meminta maaf.

"Maaf, Ki. Semua ini terlalu... terlalu... " ucap Lili terbata-bata.

"Terlalu apa?" tanya Kiki.

"Maksudnya, gue belum siap dengan semua ini," lanjut Lili.

"Apalah saya telah membuat kesalahan?" tanya Kiki lirih.

"Apakah lu pernah gue ceritain tentang masa lalu terburuk gue soal laut?" ucap Lili.

"Laut? Masa lalu terburuk? Jadi saya sudah membuka semacam luka lama karena mengajak kamu ke sini?" tanya Kiki.

Lili pun menceritakan tentang kejadian maut yang telah merenggut nyawa pacarnya di masa lalu itu. Lili mengatakan sejak saat itu ia belum pernah lagi menjalin hubungan asmara dengan siapapun.

Tanpa ekspresi diwajah, air mata Lili menetes jatuh begitu saja. Sepertinya tubuh Lili begitu lemas tetiba, hanya tongkat itu yang menopangnya agar tetap berdiri.

Kiki menyambut kepala Lili menuju bahunya. Ia mengusap-ngusapnya lembut dan meminta maaf. Kiki tidak ingin Lili menangis. Ia merasa tumpahan air mata ini adalah karena ulahnya.

"Kamu jangan mikirin apapun yang sedih-sedih lagi, Mbak. Mbak boleh menganggap saya apapun. Entah itu adik, teman, apapun itu selagi itu membuat Mbak nyaman. Saya ga akan memaksa Mbak jadi pacar saya," ucap Kiki.

Mereka berdua sama-sama memandang laut lepas. Kepala Lili masih bersandar di bahu Kiki dengan tangannya yang mengelus-elus kepala Lili lembut.

"Saya akan tetap selalu ada buat Mbak. Saya akan selalu menemani Mbak dalam suka maupun duka. Saya janji. Walaupun kita hanya berstatus sebagai teman," lanjut Kiki.

*

Waktu pun berganti. Lili kembali ke apartemennya diantar oleh Kiki.

Kiki ikut masuk ke dalam apartemen. Sementara Lili masuk ke dalam kamar sebentar, Kiki pun menyalakan TV dan menyajikan camilan yang mereka beli tadi.

Kiki lalu duduk di sofa depan TV, menekan-nekan remote sambil memakan martabak manis yang sudah ia sajikan di meja.

Kiki memang terkadang suka bersantai di apartemen Lili sebentar sebelum ia kembali pulang. Kali ini Kiki sudah kelaparan jadi ia memakan camilan baru setelahnya berniat akan pulang.

Lili yang sudah berganti pakaian pun bergabung di depan TV.

"Jasad yang diperkirakan telah satu minggu ini ditemukan di tepi Sungai Calonarang dengan keadaan yang sulit dikenali. Untungnya sebuah tanda pengenal berhasil ditemukan beserta sobekan kain yang disinyalir merupakan bagian dari pakaian korban. Tampak dari tanda pengenal tersebut identitas pria bernama Arjuna..."

Berita yang ditayangkan di TV tersebut membuat Lili terbelalak. Langkahnya ia percepat untuk sama-sama duduk di sofa itu. Langkahnya goyang nyaris jatuh.

"Ada apa, Mbak?" tanya Kiki yang mengkhawatirkan Lili.

"Catat, cepat, catat. Hotline-nya... kosong delapan satu tiga... Ayo, Ki! Bantu catat cepat!" ucap Lili.

Kiki pun menuruti apa yang Lili minta. Lili menceritakan tentang sosok Arjuna kepada Kiki. Ia adalah orang asing yang membuat Lili terlibat dalam pengejaran penculikan dan fenomena gaib di Gunung Agungra.

Kiki pun mencoba menenangkan Lili. Ia mengambilkan air minum untuk Lili walaupun Lili sempat menolaknya namun akhirnya ia minum juga. Lili menjadi sedikit lebih tenang.

Lili lalu meminta Kiki menghubungi Celine dan ponsel itu pun beralih ke tangan Lili.

...

"Iya, serius. Ini gue nonton bareng Kiki." Lili bercakap-cakap dengan Celine.

Lili meminta agar bersama Celine mendatangi pusat otopsi di rumah sakit polisi untuk memastikan apakah itu jasad Arjuna atau bukan.

Namun, sayangnya Celine menolak. Tapi Celine berjanji akan memberitahukan apabila pekerjaannya sedang lengang kepada Lili. Celine akan sama-sama Lili mendatangi tempat itu tapi ia bilang tidak untuk sekarang.

Lili begitu penasaran. Niatnya tak surut oleh ucapan Celine yang mencoba mencegahnya datang ke rumah sakit.

Usai melakukan sambungan telepon itu, mata Lili langsung menuju ke Kiki.

"Apa, Mbak? Kenapa dengan saya?" tanya Kiki saat terkejut dengan tatapan Lili.

"Temani gue ke sana!" ucap Lili sambil menarik tangan Kiki dan melangkah pelan kepayahan menggunakan tongkat.

"Tapi..." Walaupun Kiki mencoba mencari-cari alasan, ia tetap tidak dapat menolak permintaan Lili.

Akhirnya, Lili dan Kiki pun kembali berangkat bersama. Kali ini mereka benar-benar menuju rumah sakit untuk memastikan jasad itu apakah benar Arjuna atau bukan.

*

Beberapa waktu kemudian, Lili dan Kiki pun sampai di rumah sakit polisi tersebut. Ketika turun dari mobil panggilan online, Lili memimpin Kiki berjalan. Walaupun, Lili masih membutuhkan bantuan Kiki, tapi ia yang kini selangkah lebih depan daripada Kiki. Lili begitu antusias.

Terpopuler

Comments

non aktif

non aktif

iya kak. aku jg ga tega nulisnya

2022-12-03

1

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

kasihan banget Arjuna meninggal?

2022-12-03

2

lihat semua
Episodes
1 1. Hari yang Melelahkan
2 Visual Cast
3 2. Live Keluar Circle
4 3. Sosok Pahlawan
5 4. Menjalin Persahabatan
6 5. Masa Lalu Percintaan Lili
7 6. Sepertinya Celine Punya Bucinan?
8 7. Awal Mula Berkenalan
9 8. Gue Ga Lagi Kasmaran!
10 9. Celine Merebut Kiki dari Lili
11 10. Penembakan Misterius
12 11. Pisau Lipat Celine
13 12. Gunung Agungra
14 13. Gunung Agungra (2)
15 14. Gunung Agungra (3)
16 Visual Cast
17 15. Sebuah Misteri
18 16. Tebing Lepas Pantai
19 17. Arjuna Meninggal?
20 18. Perjalanan
21 19. Sarapan Pagi
22 20. Suasana Desa
23 21. Dipatuk Ular
24 22. Aku Tak Akan Pergi, Li
25 23. Musik Metal
26 24. Kantor Polisi
27 25. Personaliti Disorder
28 26. Seember Es Krim
29 27. Sahabat Baru
30 28. Bobo Bareng
31 29. Si Paling Berkarisma
32 30. Ditembak Victor
33 31. Hujan Buatan
34 32. Trauma Masa Kecil
35 33. Nasi Padang
36 34. Persidangan Celine
37 35. Pengakuan Celine
38 36. Muka seperti Hantu Bunuh Diri
39 37. Aksi Heroik Victor
40 38. Puisi Dongeng Romansa
41 39. Penjadi Penyiar Sajak
42 40. Pendengar Misterius
43 41. Pilih si Pendengar Misterius atau Ultraman?
44 42. Kebersamaan itu Juga Puitis
45 43. Hari yang Friendly
46 44. Tong Setan
47 45. Rumah Hantu
48 46. Bianglala
49 47. Bintang di Langit
50 48. Penumpang Misterius
51 49. Pesanan Kudapan Romantis
52 50. Cowok Bayaran
53 51. Bodyguard
54 52. Tersesat di Hutan (1)
55 53. Tersesat di Hutan (2)
56 54. Tersesat di Hutan (3)
57 55. Tersesat di Hutan (4)
58 56. Tersesat di Hutan (5)
59 57. Tersesat di Hutan (6)
60 58. Tersesat di Hutan (7)
61 59. Tersesat di Hutan (8)
62 60. Tersesat di Hutan (9)
63 61. Tersesat di Hutan (10)
64 62. Tersesat di Hutan (11)
65 63. Tersesat di Hutan (12)
66 64. Tersesat di Hutan (13)
67 65. Tersesat di Hutan (14)
68 66. Tersesat di Hutan (15)
69 67. Tersesat di Hutan (16)
70 68. Tersesat di Hutan (17)
71 69. Tersesat di Hutan (18)
72 70. Tersesat di Hutan (19)
73 71. Tersesat di Hutan (20)
74 72. Tersesat di Hutan (21)
75 73. Tersesat di Hutan (22)
76 74. Tersesat di Hutan (23)
77 Visual Cast
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1. Hari yang Melelahkan
2
Visual Cast
3
2. Live Keluar Circle
4
3. Sosok Pahlawan
5
4. Menjalin Persahabatan
6
5. Masa Lalu Percintaan Lili
7
6. Sepertinya Celine Punya Bucinan?
8
7. Awal Mula Berkenalan
9
8. Gue Ga Lagi Kasmaran!
10
9. Celine Merebut Kiki dari Lili
11
10. Penembakan Misterius
12
11. Pisau Lipat Celine
13
12. Gunung Agungra
14
13. Gunung Agungra (2)
15
14. Gunung Agungra (3)
16
Visual Cast
17
15. Sebuah Misteri
18
16. Tebing Lepas Pantai
19
17. Arjuna Meninggal?
20
18. Perjalanan
21
19. Sarapan Pagi
22
20. Suasana Desa
23
21. Dipatuk Ular
24
22. Aku Tak Akan Pergi, Li
25
23. Musik Metal
26
24. Kantor Polisi
27
25. Personaliti Disorder
28
26. Seember Es Krim
29
27. Sahabat Baru
30
28. Bobo Bareng
31
29. Si Paling Berkarisma
32
30. Ditembak Victor
33
31. Hujan Buatan
34
32. Trauma Masa Kecil
35
33. Nasi Padang
36
34. Persidangan Celine
37
35. Pengakuan Celine
38
36. Muka seperti Hantu Bunuh Diri
39
37. Aksi Heroik Victor
40
38. Puisi Dongeng Romansa
41
39. Penjadi Penyiar Sajak
42
40. Pendengar Misterius
43
41. Pilih si Pendengar Misterius atau Ultraman?
44
42. Kebersamaan itu Juga Puitis
45
43. Hari yang Friendly
46
44. Tong Setan
47
45. Rumah Hantu
48
46. Bianglala
49
47. Bintang di Langit
50
48. Penumpang Misterius
51
49. Pesanan Kudapan Romantis
52
50. Cowok Bayaran
53
51. Bodyguard
54
52. Tersesat di Hutan (1)
55
53. Tersesat di Hutan (2)
56
54. Tersesat di Hutan (3)
57
55. Tersesat di Hutan (4)
58
56. Tersesat di Hutan (5)
59
57. Tersesat di Hutan (6)
60
58. Tersesat di Hutan (7)
61
59. Tersesat di Hutan (8)
62
60. Tersesat di Hutan (9)
63
61. Tersesat di Hutan (10)
64
62. Tersesat di Hutan (11)
65
63. Tersesat di Hutan (12)
66
64. Tersesat di Hutan (13)
67
65. Tersesat di Hutan (14)
68
66. Tersesat di Hutan (15)
69
67. Tersesat di Hutan (16)
70
68. Tersesat di Hutan (17)
71
69. Tersesat di Hutan (18)
72
70. Tersesat di Hutan (19)
73
71. Tersesat di Hutan (20)
74
72. Tersesat di Hutan (21)
75
73. Tersesat di Hutan (22)
76
74. Tersesat di Hutan (23)
77
Visual Cast

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!