11. Pisau Lipat Celine

Lili menelepon polisi karena ia mendengar suara mengerikan dalam siaran Arjuna.

"Lu lapor polisi?" tanya Celine.

Lili pun mengangguk cepat sambil menekan layar ponsel seusai berbicara melalui sambungan telepon.

"Terus apa kata polisinya?" tanya Celine lagi.

"Mereka akan melacak lokasi alamat IP Arjuna dalam siaran itu. Tapi... " ucap Lili lesu.

"Tapi?" tanya Celine dengan wajah yang lebih lega dari sebelumnya.

"Prosesnya katanya bakal memakan waktu. Jadi, polisi ga bisa langsung bergerak sekarang. Mereka juga minta rekaman siaran tadi," lanjut Lili.

Lili kembali menyimak siaran Arjuna. Ponsel yang dititipkannya pada Celine pun ia minta kembali.

"Kita ga punya rekamannya. Lagipula, siarannya udah endlive," ucap Celine.

"What? Astaga, kok malah endlive? Sebenarnya apa yang sedang terjadi sama Arjuna?" keluh Lili sambil memegang dahinya.

Celine pun mengendikkan bahu, mengisyaratkan ia tidak tahu apa-apa.

Lili lalu serius menekan-nekan ponselnya.

"Mau ngapain lu, Lik?" tanya Celine.

"Gua mau japri satu per satu listener. Mungkin salah satu di antara mereka ada yang merekam kejadian tadi," jawab Lili.

"Tapi udah endlive kan? Udah ga ada daftar listener lagi," ujar Celine.

"Daftar follower Arjuna!" jawab Lili.

"Lin!" Lili menoleh kepada Celine.

"Ya, Lik?" sahut Celine.

"Lu tahu puisi pertama yang Arjuna baca di siaran pertamanya kan? Kenapa lu ga bantu dia tadi?" tanya Lili.

Lagi-lagi Celine mengendikkan bahu. "Udah terlanjur, Lik. Terlambat buat ngasih tahunya tadi. Lu pun tahu," jawab Celine.

"Jadi, puisi apa itu?" tanya Lili dengan serius.

"Konstelasi Bintang Mati. Itu judul puisinya," jawab Celine.

Lili mengambil tempat duduk kemudian segera menekan-nekan ponselnya.

"Karya siapa?" tanya Lili tanpa melihat wajah Celine.

"Lu ngapa serius banget sih, Lik?" seru Celine.

"Gue ngapa serius banget? Lin? Lu ga denger apa yang terjadi di siarannya Arjuna tadi?" ujar Lili heran.

"Tapi, Lik, di antara kita ga ada yang tahu apa yang terjadi tadi. Itu terjadi secara virtual. Yang tadi tuh drama banget, bisa aja itu cuma settingan kan?" ucap Celine.

"Settingan?" Lili berpikir sejenak.

"Lu juga kan suka gabut live, masa lu ga tahu sih drama-drama di aplikasi? Drama antar agensi, drama berebut spender, drama naikin rating room," ucap Celine.

Lili memandang benda di depannya dengan pandangan kosong. Apa yang diucapkan Celine ada benarnya. Semua yang dikatakan Celine memang benarbenar ada.

Lili berkedip cepat, menghilangkan prasangka-prasangka yang diperolehnya dari Celine. Kejadian tadi terlalu nyata baginya. Sosok Arjuna terlalu sempurna untuk mempermainkan para pendengarnya.

Lili kembali meraih ponselnya. Apa yang dicarinya belum benar-benar ia dapatkan. Tidak ada jawaban yang memuaskan dari para follower Arjuna. Rekaman itu belum ia dapatkan.

Lili pun mengirimkan pesan direct message kepada akun Arjuna. Ia menanyakan keadaan Arjuna, tapi jawaban yang ditunggu tak kunjung datang. Arjuna sepertinya sedang tidak online lagi di aplikasi itu.

Lili menggigit ujung ibu jarinya. Ia berpikir keras agar benar-benar yakin dengan apa yang sedang dilakukannya.

"Aku butuh solusi! Aku butuh solusi!" batinnya.

"Lik, memangnya lu naksir berat sama Arjuna?" Celine mengalungkan tangannya di pundak Lili. Kata-katanya begitu lembut, bermaksud untuk menenangkan keadaan.

"Gue bukan naksir sama penyiar itu, gue cuma simpati dengan apa yang terjadi. Kalau penculikan, teror, entah apapun itu benar-benar terjadi gimana? Ini soal kemanusiaan, Lin," ucap Lili.

"Udah deh. Mending gini, kita main ke tempatnya Punta aja?" ucap Celine.

"Punta? Punta Damara? Udah lama banget, Lin... " ucap Lili.

"Iya, sekalian menenangkan diri, sekalian reunian juga sama si Punta. Gimana? Lu kan tau dia gimana. Siapa tahu sepulang dari Gunung Agungra kita bisa dapat pencerahan. Siapa tahu Punta bisa mendeteksi keberadaan Arjuna dan menerawang apa yang sebenarnya terjadi tadi," jelas Celine.

"Lin, itu cuma tempat wisata alam, bukan tempat praktek dukun! Si Punta juga bukan dukun, dia itu pemandu meditasi," protes Lili.

"Beti lah, beda-beda tipis," balas Celine.

"Ngarang aja lu!" protes Lili.

"Jadi gimana? Gue bela-belain nemenin elu di tengah kerjaan gue loh?" tanya Celine.

"Boleh sih. Eh, tapi serius elu mau ninggalin tugas-tugas lu itu?" tanya Lili.

"Serius. Tapi, tunggu sebentar lagi lah. Seenggaknya gue bakal ngeberesin bagian yang pentingnya aja dari dokumen-dokumen itu," jawab Celine.

*

Setengah jam pun berlalu. Celine usai membenahi tugas pekerjaannya. Ia lalu menghampiri Lili. Dari belakang, ia menepuk pelan bahu Lili.

Lili yang tengah memperhatikan ponselnya pun menoleh.

"Lagi ngapain, lu?" tanya Celine setelah mengetahui betapa seriusnya Lili dengan ponselnya.

"Ah, ga lagi ngapa-ngapain," jawab Lili kikuk.

"Jangan bilang lu lagi... " ucap Celine.

"Lu, lu dah kelar sama tugas lu itu? Kita jadi kan ke tempatnya Punta? Kalau tugas lu udah kelar, mending kita berangkat sekarang deh? Kalau kesorean ga bagus, masa ke hutan sampai gelap," ucap Lili mengalihkan pembicaraan.

"Oh, iya. Tugas gue udah gue beresin. Yuk, kita siap-siap. Gue juga mau ganti baju nih," ucap Celine

"Oke," jawab Lili. Lili pun beranjak hendak meraih tasnya yang ia letakkan di ruangan lain.

"Lik!" panggil Celine.

"Ya?" jawab Lili.

"Ingat ya, jangan pakai parfum atau wewangian apa pun! Jangan pakai losion anti nyamuk," ucap Celine.

"Lah, memangnya kenapa?" tanya Lili heran.

"Kita mau ke tempatnya Punta, Lik! Semua di sana serba alami, aroma-aroma sintetis ga akan dibolehin masuk sama Punta! Lu lupa?" ucap Celine.

"Oh, iya ya. Udah lama banget gue ga ke sana. Gue udah lupa sama yang urusan pritilan kaya gitu," jawab Lili.

Lili dan Celine pun masing-masing bersiap. Tak lama, diam-diam Celine berjalan ke dapur. Ia mengambil sebuah pisau lipat yang biasa ia gunakan untuk mengupas buah.

Celine memperhatikan pisau itu lekat-lekat sambil tersenyum tipis. Ia bisa melihat bayangan senyumannya iu dari permukaan pisau. Kemudian, ia melipatnya dan tampak memperhatikan sekeliling.

Celine menoleh meluaskan pandangannya di seluruh tempat di ruangan itu, lalu memasukkan pisau lipat itu ke sakunya.

"Udah siap, Lin?" Tiba-tiba saja suara Lili membuat Celine terkejut.

"Lu, kaget lu?" tanya Lili dengan kekehan kecil.

"Lu udah kaya hantu aja, tahu-tahu nongol gitu," ucap Celine.

"Hahaha... Masa? Terus lu ngapain di sini?" ujar Lili.

"Oh, iya ini... Gue mau bawa wadah air minum. Kan air di sana seger banget, juga kita ga boleh nyampah. Jadi ga usah beli air minum kemasan. Tapi... " jelas Celine.

"Tapi kenapa?" tanya Lili.

Celine tampak celingukan. "Gue lupa naruh botol tupperware gue dimana," ucap Celine kemudian menggaruk kepalanya.

"Hemm... " Lili lemas. "Ya udah, sini gue bantu cari," ucap Lili.

Terpopuler

Comments

⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀𝖉𝖎𝖒𝖊𝖓𝖘i✰͜͡•͜͡࿐

⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀𝖉𝖎𝖒𝖊𝖓𝖘i✰͜͡•͜͡࿐

bawa ember ajja atau galon jngn Tupperware biar kebagian sekampung.hehe

2022-08-29

2

lihat semua
Episodes
1 1. Hari yang Melelahkan
2 Visual Cast
3 2. Live Keluar Circle
4 3. Sosok Pahlawan
5 4. Menjalin Persahabatan
6 5. Masa Lalu Percintaan Lili
7 6. Sepertinya Celine Punya Bucinan?
8 7. Awal Mula Berkenalan
9 8. Gue Ga Lagi Kasmaran!
10 9. Celine Merebut Kiki dari Lili
11 10. Penembakan Misterius
12 11. Pisau Lipat Celine
13 12. Gunung Agungra
14 13. Gunung Agungra (2)
15 14. Gunung Agungra (3)
16 Visual Cast
17 15. Sebuah Misteri
18 16. Tebing Lepas Pantai
19 17. Arjuna Meninggal?
20 18. Perjalanan
21 19. Sarapan Pagi
22 20. Suasana Desa
23 21. Dipatuk Ular
24 22. Aku Tak Akan Pergi, Li
25 23. Musik Metal
26 24. Kantor Polisi
27 25. Personaliti Disorder
28 26. Seember Es Krim
29 27. Sahabat Baru
30 28. Bobo Bareng
31 29. Si Paling Berkarisma
32 30. Ditembak Victor
33 31. Hujan Buatan
34 32. Trauma Masa Kecil
35 33. Nasi Padang
36 34. Persidangan Celine
37 35. Pengakuan Celine
38 36. Muka seperti Hantu Bunuh Diri
39 37. Aksi Heroik Victor
40 38. Puisi Dongeng Romansa
41 39. Penjadi Penyiar Sajak
42 40. Pendengar Misterius
43 41. Pilih si Pendengar Misterius atau Ultraman?
44 42. Kebersamaan itu Juga Puitis
45 43. Hari yang Friendly
46 44. Tong Setan
47 45. Rumah Hantu
48 46. Bianglala
49 47. Bintang di Langit
50 48. Penumpang Misterius
51 49. Pesanan Kudapan Romantis
52 50. Cowok Bayaran
53 51. Bodyguard
54 52. Tersesat di Hutan (1)
55 53. Tersesat di Hutan (2)
56 54. Tersesat di Hutan (3)
57 55. Tersesat di Hutan (4)
58 56. Tersesat di Hutan (5)
59 57. Tersesat di Hutan (6)
60 58. Tersesat di Hutan (7)
61 59. Tersesat di Hutan (8)
62 60. Tersesat di Hutan (9)
63 61. Tersesat di Hutan (10)
64 62. Tersesat di Hutan (11)
65 63. Tersesat di Hutan (12)
66 64. Tersesat di Hutan (13)
67 65. Tersesat di Hutan (14)
68 66. Tersesat di Hutan (15)
69 67. Tersesat di Hutan (16)
70 68. Tersesat di Hutan (17)
71 69. Tersesat di Hutan (18)
72 70. Tersesat di Hutan (19)
73 71. Tersesat di Hutan (20)
74 72. Tersesat di Hutan (21)
75 73. Tersesat di Hutan (22)
76 74. Tersesat di Hutan (23)
77 Visual Cast
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1. Hari yang Melelahkan
2
Visual Cast
3
2. Live Keluar Circle
4
3. Sosok Pahlawan
5
4. Menjalin Persahabatan
6
5. Masa Lalu Percintaan Lili
7
6. Sepertinya Celine Punya Bucinan?
8
7. Awal Mula Berkenalan
9
8. Gue Ga Lagi Kasmaran!
10
9. Celine Merebut Kiki dari Lili
11
10. Penembakan Misterius
12
11. Pisau Lipat Celine
13
12. Gunung Agungra
14
13. Gunung Agungra (2)
15
14. Gunung Agungra (3)
16
Visual Cast
17
15. Sebuah Misteri
18
16. Tebing Lepas Pantai
19
17. Arjuna Meninggal?
20
18. Perjalanan
21
19. Sarapan Pagi
22
20. Suasana Desa
23
21. Dipatuk Ular
24
22. Aku Tak Akan Pergi, Li
25
23. Musik Metal
26
24. Kantor Polisi
27
25. Personaliti Disorder
28
26. Seember Es Krim
29
27. Sahabat Baru
30
28. Bobo Bareng
31
29. Si Paling Berkarisma
32
30. Ditembak Victor
33
31. Hujan Buatan
34
32. Trauma Masa Kecil
35
33. Nasi Padang
36
34. Persidangan Celine
37
35. Pengakuan Celine
38
36. Muka seperti Hantu Bunuh Diri
39
37. Aksi Heroik Victor
40
38. Puisi Dongeng Romansa
41
39. Penjadi Penyiar Sajak
42
40. Pendengar Misterius
43
41. Pilih si Pendengar Misterius atau Ultraman?
44
42. Kebersamaan itu Juga Puitis
45
43. Hari yang Friendly
46
44. Tong Setan
47
45. Rumah Hantu
48
46. Bianglala
49
47. Bintang di Langit
50
48. Penumpang Misterius
51
49. Pesanan Kudapan Romantis
52
50. Cowok Bayaran
53
51. Bodyguard
54
52. Tersesat di Hutan (1)
55
53. Tersesat di Hutan (2)
56
54. Tersesat di Hutan (3)
57
55. Tersesat di Hutan (4)
58
56. Tersesat di Hutan (5)
59
57. Tersesat di Hutan (6)
60
58. Tersesat di Hutan (7)
61
59. Tersesat di Hutan (8)
62
60. Tersesat di Hutan (9)
63
61. Tersesat di Hutan (10)
64
62. Tersesat di Hutan (11)
65
63. Tersesat di Hutan (12)
66
64. Tersesat di Hutan (13)
67
65. Tersesat di Hutan (14)
68
66. Tersesat di Hutan (15)
69
67. Tersesat di Hutan (16)
70
68. Tersesat di Hutan (17)
71
69. Tersesat di Hutan (18)
72
70. Tersesat di Hutan (19)
73
71. Tersesat di Hutan (20)
74
72. Tersesat di Hutan (21)
75
73. Tersesat di Hutan (22)
76
74. Tersesat di Hutan (23)
77
Visual Cast

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!