Lili baru saja mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari salah satu klien. Namun, ia kembali profesional dalam bekerja. Bagi Lili, tindakan orang-orang yang terlalu menyorot kemolekan tubuhnya itu sudah menjadi resiko yang kerap kali ia dapati.
Lili punya keahlian dalam melakukan lobby untuk memperlancar hubungan bisnis di lingkungan pekerjaannya. Kemampuannya itu kerap kali menjadi nilai plusnya yang selalu diandalkan orang-orang di lingkungan kerjanya.
Oleh sebab itu Lili punya sikap yang jutek, tidak mau ambil pusing terhadap urusan-urusan remeh, tapi juga mampu mencair dan melembutkan diri sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
"Ya terserah Ibu aja. Saya sudah ceritakan semuanya, bagaimana klien kita yang bernama Pak Sudibyo itu bertindak sangat tidak profesional. Jadi, ya, meeting tadi pagi berantakan, Bu," ucap Lili.
Ruangan atasan Lili yang sangat dingin karena mesin pendingin udara yang dinyalakan maksimal itu seakan menghangat karena sikap Bu Eva, atasan Lili, yang bijaksana.
"Iya, Lik. Tidak apa-apa kita kehilangan satu klien yang seperti itu. Biar nanti saya yang teruskan masalah ini ke head office. Yang penting kamu ga kenapa-kenapa," balas Bu Eva.
Atasan Lili, Bu Eva dan Lili memang sama-sama easy going. Lalu bagaimana dengan Victor? Apakah Lili juga mengadukannya kepada atasannya itu?
Ternyata tidak. Lili tidak membahas tentang Victor. Bagaimana pun peran Victor sebagai department supervisor cukup besar. Selain itu, di banyak kesempatan Victor mampu mengambil hati para pentolan-pentolan perusahaan, sehingga ia punya posisi yang begitu kuat.
Pada waktu break kantor, Lili duduk di pantry. Ia memilih untuk duduk sendiri saja sambil membuka aplikasi audio live streaming di ponselnya.
Lili memulai siaran dengan judul room "Musik Teman Kerja". Lagu pertama yang diputarkan adalah "See You Again" oleh Wiz Khalifa feat. Charlie Puth.
"Halo halo halo, para bestie. Ketemu lagi dengan gue. Pada sore hari ini gue mau putarin lagu-lagu buat nemenin kalian beraktivitas aja. Walaupun sebenarnya gue yang pingin ditemenin. Hiya hiya... "
"Bagi yang mau parkun, silahkan, yang mau request lagu juga boleh. Tapi... dengan catatan lagunya sesuai sama mood gue ya. Hahaha... "
"Langsung aja lanjut ya, kita dengerin lagu berikut. Be enjoy, guys."
"It's been a long day without you, my friend... And I'll tell you all about it when I see you again... We've come a long way from where we began... Oh, I'll tell you all about it when I see you again... When I see you again"
(jeda, volume musik mengecil)
"Oke, sambil dengerin lagu pilihan gue, gue mau sambil baca-baca typingan kalian, bestie."
"Nah, rame bet kalian di bawah ya. Ada yang say hi - say hi. Ini si Umprit sama Jojon reunian apa gimana? Udah kaya sinetron ya. Ini cocoknya judul sinetronnya bestie pungut yang tertukar. Hahaha... Dah lama banget lu lu pada ga ketemu apa gimana, guys?"
"Beuh... ada yang curhat juga. Neng Ayam, Neng Ayam... apa pendapat lu soal hati yang ga move on - move on sama mantan? Aduh, pertanyaannya... "
"Kalau menurut gue, ngapain mantan diinget-inget terus ya. Kata gue sih kita perlu memegang prinsip seperti kata pepatah 'buanglah mantan di tempatnya'. Hahaha... Biar ga mencemari bumi gitu kan ya."
"Iya, emang! Udah kaya limbah B3 aja tuh mantan ya, bisa mencemari bumi. Hahaha... "
Lili pun sambil menyeruput latte yang ada di hadapannya. Perhatiannya pun lalu tertuju pada salah satu listenernya yang menanyakan identitas Lili, perihal asal kota, usia, aktivitas, kesukaan, dan menawarkan suguhan puisi untuk dirinya. Tentu saja tidak semua pertanyaan itu Lili jawab.
"Arjuna? Sebentar, sebentar... Ini... bukannya host choice yang suka bawa konten puisi itu?" batin Lili.
Selengkung senyum tipis pun muncul di tepian bibir Lili. Ia tidak bisa menampik adanya perayaan kecil di hatinya, seperti petasan yang meletup-letup. Ia merasa tersanjung karena penyiar pilihan di room-yang-dipromosikan karena banyaknya listener, mau join di siaran receh milik Lili.
"Mending Arjuna naik aja deh? Kayanya seru juga kalau bestie-bestie di sini dengar suara lu dengan konten yang biasa lu bawain di siaran lu itu."
"Berrr... Serasa room gue kedatangan artis, tahu ga? Hahaha... Ya, silahkan on mic, Arjuna."
Siaran bertajuk pemutaran musik tersebut pun kemudian berubah menjadi siaran bincang-bincang ala podcast. Di awal, Arjuna pun membacakan puisi untuk Lili. Ia begitu paham akan puisi yang cocok untuk Lili saat ini.
Bagaimana pun, saat ini adalah waktu jeda para karyawan kantoran dalam bekerja. Arjuna tahu, host yang dikenalnya sebagai Anak Ayam membutuhkan insight lain saat ini.
Pembacaan puisi pun dimulai dengan backsound 'Elegy' dari Asher Fulero.
"Semua perihal diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita."
"Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang."
"Seorang ayah membelah anak dari ibunya — dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur."
"Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi."
~Batas, M. Aan Mansyur
"Waaah... Ya, bestie-bestie... kita berikan applause dulu untuk Arjuna," ucap Lili kemudian ia pun menekan tombol efek tepuk tangan di ponselnya.
"Makasih banget loh, Arjuna. Gue serasa diajak lu jalan-jalan keliling kota sore-sore gini. Emh, mungkin yang cocok itu keliling kotanya sambil naik vespa. Pasti asik banget," ucap Lili.
"Memangnya lu suka naik vespa?" tanya Arjuna.
"Yups! Gue pernah dulu banget naik bareng bokap gue. Itu pas gue masih kecil. Dan sampai sekarang gue udah ga pernah lagi naik vespa. Padahal kan asik banget. Yah, belum ada aja kesempatan buat naik vespa lagi," jelas Lili.
"Nah, gue punya vespa. Makanya, share asal lu lah. Kali aja suatu saat nanti gue bisa main ke tempat lu buat ngajakin lu keliling-keliling naik vespa," ucap Arjuna.
Lili hanya menjawab Arjuna tanpa jawaban berarti sambil cengar-cengir saja. Hingga saat ini ia tidak berminat untuk melakukan meet up dengan teman virtual, siapa pun orangnya. Hanya Celine teman di real life yang sama-sama memainkan aplikasi virtual ini. Itu karena memang mereka sudah berteman sebelumnya.
Lili ingin mempertahankan identitas ke-anonim-annya dengan teman-teman virtualnya. Tidak membuka jati dirinya siapa dan tinggal di mana, juga tentang aktivitas atau pekerjaannya.
Menurutnya, dengan begitu semua orang di dunia virtual bisa menghilangkan batas-batas framing dalam bermasyarakat. Baginya, ber-anonim itu bisa lebih leluasa, objektif dan menyetarakan pandangan kedudukan setiap orang.
Setelah melakukan pembacaan puisi, Arjuna pun menemani Lili mengobrol. Lili tanpa membahas permasalahan apa yang menimpanya tadi pagi, tapi ia cukup bisa me-refresh kembali mood-nya itu bersama Arjuna.
Mulai dari sore ini Arjuna dan Lili menjadi sahabat yang membuat nyaman satu sama lainnya. Mungkin di lain kesempatan Lili akan mempercayakan uneg-uneg di kepalanya kepada Arjuna, menjadikannya teman curhat virtual. Lili berpikiran seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
♀️
betul tuh mantan buang pd tempat nya
2022-12-06
2
reedha
Setuju banget, biarkan para mantan berlalu, gak usah diingat-ingat, ntar ngabisin memori otak.
2022-08-29
2
🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧
jejak ku 🏃🏿♂️ 🏃🏿♂️
2022-08-23
3