Pagi kembali menyambut Lili dengan semangat. Hari ini weekend. Lili tidak sedang menyambangi to-do-list pekerjaannya di kantor.
Pukul 6.30, Lili berjalan kaki di luar apartemennya.
TING TING TING...
Sebuah gerobak pedagang kaki lima berjalan lambat-lambat di depannya. Sangat tepat waktu. Lili memang sedang mencari sarapan usai berjalan-jalan kaki.
"Mang! Mau buburnya," ucap Lili.
Sejak tadi wanita yang mengenakan headset itu sudah menyalakan aplikasi live streaming di ponselnya. Namun, siaran kesayangannya belum juga live.
Pedagang bubur ayam pun berhenti, mengeluarkan kursi plastik lalu menyiapkan pesanan Lili.
Notifikasi di layar ponsel Lili pun muncul.
Penyiar kesayanganmu Arjuna sedang live!
"Mau berapa porsi, Mbak?" tanya pedangang bubur ayam.
Lili menekan notifikasi tersebut untuk segera bergabung dalam room siaran.
"Satu porsi aja, Mang," jawab Lili.
"Selamat pagi, teman-teman pecinta literasi. Kembali lagi bersama saya Arjuna di Ruang Dengar Puisi... " ucap penyiar.
Perhatian Lili tertuju pada suara yang tiba-tiba muncul melalui ponselnya itu.
"Itu kan... itu suara... " batin Lili.
"Mau dimakan di sini atau dibungkus, Mbak?" tanya pedagang bubur ayam mengalihkan perhatian Lili.
"Dimakan di sini aja, Mang.
"Bagaimana dengan hari teman-teman semua? Semoga pada pagi hari ini... " lanjut penyiar.
"Mau pedas atau enggak, Mbak?" tanya pedangan bubur ayam lagi. Lagi-lagi pedagang itu mengganggu konsentrasi Lili untuk mendengarkan suara Arjuna.
Lili mengangkat telapak tangannya kepada pedagang itu, mengisyaratkan agar pedagang itu menahan kata-katanya.
"Karena di tempat saya sih cuacanya cerah, teman-teman... " ucap penyiar.
"Suaranya seperti suara cowok itu. Cowok yang sudah dua kali menolongku. Kiki, ya, Kiki namanya. Pantas saja suara Kiki sangat familiar. Rupanya suara Kiki dan Arjuna mirip," batin Lili.
"Mbak?" sapa pedagang itu pelan.
"CK! APA SIH? APA GA LIHAT, INI GUE LAGI... " ucap Lili membentak pedagang itu.
Lili tiba-tiba menahan suaranya. Ia baru saja sadar apa yang telah dilakukannya tidaklah perlu. Mengapa ia harus marah-marah dengan pedagang bubur ayam? Toh, pedagang bubur ayam itu hanya bertanya tentang pesanan Lili.
"Eh, maaf, maaf, Mang. Tadi saya lagi konsentrasi ke HP. Mamangnya tadi nanya apa, ya?" tanya Lili dengan nada suara yang melembut.
"Buburnya, Mbak mau pedas atau enggak?" ujar pedagang itu dengan tatapan malas yang nyaris tidak mempedulikan permintaan maaf Lili.
"Oh, pedasnya sedikit aja, Mang. Maaf ya, Mang," ucap Lili.
"Iya, ga apa-apa, Mbak. Saya teh sudah biasa kalau ada yang bicaranya begitu sama saya. Secara saya kan orang kecil. Saya mah apa, atuh... (blablabla)," ucap pedagang itu.
Rupanya Lili lagi-lagi tidak mendengarkan ucapan-ucapan pedagang yang terkesan mengeluh itu. Lili tampak senyum-senyum sendiri mendengarkan siaran di ponselnya.
"Eh, si Mbak... Heem... Dicuwekin lagi. Orang mah saya lagi ngomong," gerutu pedagang itu ketika mengetahui Lili yang tidak mendengarkannya.
Beberapa saat kemudian pesanan pun siap dan Lili pun menyantap bubur ayam itu sambil mendengarkan siaran Arjuna.
"Kalau dipikir-pikir, lucu juga kalau gue ngebayangin yang lagi siaran ini adalah si Kiki. Hahaha... Oke, mulai sekarang lu, Arjuna... karena gue ga tahu muka lu dan cuma suara lu sama kaya suara Kiki, gue akan membayangkan seolah-olah lu adalah si Kiki," batin Lili.
"Hahaha... Lili, Lili! Bisa-bisanya lu segabut ini. Memangnya apa sih yang menarik dari si Kiki? Juga, apa yang menarik dari Arjuna? Dasar cewek gabut!" batin Lili.
"Mbak ini mengingatkan saya waktu jaman saya masih pacaran dulu," ujar pedagang bubur ayam.
"Hah? Tadi Mamang bilang apa?" ucap Lili sambil melepas sebelah headsetnya.
"Ya seperti Mbak begitu. Waktu teleponan, senyum-senyum sendiri. Waktu makan, senyum-senyum sendiri... Namanya juga jatuh cinta," lanjut pedagang tersebut.
"Saya ga jatuh cinta, Mang. Ini, saya lagi dengarin siaran radio. Penyiarnya lucu," jawab Lili.
"Oh, lagi dengar stand up comedy? Saya kira lagi kasmaran," ucap pedagang itu.
"Bukan, Mang. Tapi bukan stand up comedy juga," jawab Lili.
"Acara lawak kan?" tanya pedagang itu.
"Lawak?" ungkap Lili heran. Istilah yang tidak populer. Oh tentu saja, karena pedagang itu sudah lebih tua, jadi lebih familiar dengan istilah 'lawak'.
"Kalau kasmaran, hemm... Awal-awalnya saja suka senyum-senyum sendiri, suka kasih perhatian, kalau si pacar kenapa-kenapa jadi khawatir. 'Hati-hati sayang'. Halah, kalau sudah lama apalagi sudah menikah mah nanti yang dibilangin kalau si dia kenapa-kenapa, 'Heh, matamu dimana?'... Boro-boro senyum-senyum sendiri," ucap pedagang itu.
"Oh, begitu, ya Mang? Hehe... " ucap Lili dengan senyum terpaksa.
"Iya, betul, Mbak. Pasti Mbaknya belum menikah ya? Nanti akan Mbak rasakan yang seperti itu (blablabla)," ucap pedagang itu.
"Ih, ni tukang bubur sokap amat sih? Dari tadi kerjaannya ngoceh melulu. Padahal kan gue pingin konsen ngedengerin si Kiki baca puisi! Ah, mending gue cepat-cepat cabut aja dari sini," batin Lili.
Lili pun mempercepat makannya. Setelah pesanannya dihabiskan, ia pun membayar dan segera meninggalkan tempat itu.
"Rese banget si mamang bubur ih! Ngomong-ngomong... katanya kasmaran? Gue kasmaran? Sejak kapan gue kasmaran? Hahaha... Ga mungkin gue kasmaran. Orang gue cuma gabut doang. Ga logis banget kalau gue kasmaran sama sosok yang ga jelas kaya Arjuna ataupun Kiki. Kenal aja enggak!" batin Lili sambil berjalan kaki dan menendang-nendang botol bekas di jalan.
"Oke kembali lagi bersama Arjuna. Baru saja kita dengarkan lagu dari Fabio Asher dengan judul Bertahan Terluka," ucap penyiar.
Lili meneruskan langkahnya berjalan kaki menuju apartemennya.
"Anak Ayam, ngomong-ngomong kok kamu diam aja dari tadi? Ga ada typing-typing nih," sapa penyiar.
Lili pun berhenti sebentar dan menekan-nekan ponselnya di pinggir jalan.
Iya, tadi saya lagi sarapan. Jangan lupa sarapan ya host?
"Oh, rupanya Anak Ayam habis sarapan. By the way makasih ya kamu udah ngingetin saya sarapan. Saya jadi pingin membacakan sebuah karya nih, spesial buat kamu, Anak Ayam," ucap penyiar.
Buat saya? Memangnya saya habis ngapain? Apa sebegitu berartinya kah ngingetin sarapan bagi kamu?
Pesan chat berjalan dari Lili telah dibaca oleh penyiar.
"Tentu! Kita semua ga akan tahu dari mana keberkahan dan cinta itu datang. Bisa jadi itu datang dari orang-orang di sekitar kita, atau datang dari orang-orang yang tiba-tiba hadir di kehidupan kita walaupun sama sekali ga kita kenal sebelumnya. Jadi, jangan pernah abaikan sebuah kebaikan sekecil apapun itu," ucap penyiar.
"Oke, langsung saja... sebuah karya berjudul 'Mencintai' semoga bisa dinikmati," ujar penyiar.
Mencintai
Cinta adalah bahasa paling purba
Berlaksa makna tertanam dalam atma
Cinta adalah gugus hati semesta
Bertebar rasa tertaut tiap daksa
Tapi jika cinta adalah rembulan
Aku sungkan menyapa malamnya
Dan bila cinta itu api
Aku enggan mencumbu panasnya
Anggap kita kemarin bersua
Tanpa sadar senyummu merebah di bahuku
Namun yang sadar adalah daku
Ketika cinta bertaut
Padamu yang takut masa lalu yang berkabut
~karya Beni Anwar Z ; gubahan Flobamora
Lili menyimak di tepi jalanan komplek. Ia terpana oleh puisi yang dibacakan Arjuna. Matanya seolah menatap ujung jalanan tapi tanpa kedipan. Lututnya tetiba lemas, jadi ia pun duduk di tepi trotoar.
Pikirannya mengembara pada ingatan malam itu. Di mana, Lili bertemu dengan Kiki di kereta dan tanpa sengaja tersentak ketika sadar ia baru saja tertidur di bahu cowok yang terlihat lebih muda darinya itu.
"Kok bisa pas banget gini, sih? Gue ngebayanginnya lu adalah Kiki. Dan sekarang lu bacain puisi yang seolah lagi ngebahas pertemuan gue sama Kiki kemarin. Benar-benar kegabutan gue yang direstui semesta," batin Lili.
"What? Apa gue bilang barusan? 'Direstui Semesta'? Anjay, mulai sok puitis-puitis gini bahasa gue, hahaha... " batin Lili.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸʚɞ⃝🍀𝑬𝒓𝒊𝒛𝒂𝒀𝒖𝒖
mampir kk.. semangat up ya!
mampir di karyaku "Midnight Bell" jg y
2022-08-18
1
VicSel 1996
hallo thorr hadirr soree😀😀😀
2022-08-18
2
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
jngn bilang kasmaran nanti juga lngsng jadian.😁
kira kira tukang buburnya bkln baik pangkat engga
2022-08-17
2