Kemunculan Badak Raksasa (revisi)

Natura terbangun dan mendapati matahari telah terlihat sempurna di ufuk timur. Dia melihat di sekelilingnya terdapat nenek bercucu masih tertidur dengan pulas di rerumputan.

Natura membangunkan nenek Alia untuk menanyakan keberadaan sungai. Seperti biasa, tidak lain karena dia ingin mandi. Namun yang ada di dekat sana adalah danau. Dia sempat mengurungkan niat sebab di daerah itu ternyata dapat menjumpai monster berukuran sangat besar. Namun karena nenek Alia meyakinkannya, Natura akhirnya memberanikan diri untuk menuju ke danau yang disebutkan.

Sesampainya di danau, Natura menggeleng-gelengkan kepala secara spontan dengan senyum menghiasi wajahnya. Pemandangan indah danau itu membuatnya bahagia. Terdapat unggas seperti; bangau, angsa, bahkan bebek yang berenang diikuti oleh anak-anaknya. Sejauh mata memandang tidak ada monster, yang ada hanyalah hewan-hewan biasa seperti di bumi. Hewan-hewan seperti itu termasuk hewan yang dapat dijadikan makanan, tidak seperti kebanyakan monster yang dagingnya beracun atau rasanya menjijikan.

Natura pun menceburkan diri tanpa mencopot cd-nya. Dia trauma apabila Enenga tiba-tiba datang kepadanya di saat sedang mandi tanpa penutup, seperti sebelumnya. Natura terlihat begitu nyaman, duduk dan bersandar pada batu yang ada di pinggir danau.

"Sungguh dunia ini sangat cocok diperkenalkan pada orang terdekat. Ini lebih seperti tempat liburan yang terbatas dan juga mahal. Coba saja jika tidak ada monster dan orang jahat, dunia ini pasti adalah tempat tujuan wisata manusia sepertiku."

Tiba-tiba saja Ortuna bicara tanpa perlu dipanggil. "Hai, hai. Apakah Natura mulai suka hidup di dunia ini? Natura bisa hidup dan menikah juga di dunia ini loh. Jasadmu di dunia sana akan kami jamin keamanannya."

"Hah? Maksudmu jasadku dapat terancam? Dan itu artinya apakah aku juga bisa mati walau aku di sini baik-baik saja?" tanya Natura dengan wajah terlihat kaget.

"Jika jasad aslimu mati, maka kau juga akan mati sungguhan."

"Ortuna, yang benar saja! Mengapa aku bisa mati sedangkan aku di sini berjuang hidup juga mempertaruhkan nyawa? Sungguh aku benci jika hanya mengandalkan keberuntungan tanpa bisa aku usahakan sendiri. Aku masih terima hidup dengan raga ini karena keberuntunganku bisa diperhitungkan menggunakan rumus. Tetapi, jika jasad asliku mati dan aku yang di sini juga ikut mati, maka siapapun yang membuatku hidup di dunia ini hanyalah sampah yang tidak mengerti konsep keseimbangan. Sampah yang sangat menjijikkan. Aku yakin tuhan tidak membuat dunia seperti ini."

Suara tawa canggung Ortuna terdengar, "... Ragamu aman, Natural Higenis Bis. Kami telah membiayai rumah sakit tempat jasad aslimu terbaring."

"Ortuna, sungguh kau harus mengembalikan kesadaranku ini! Mengapa aku harus terjebak di sini?"

"Tidak mau ... Sekarang jasadmu sedang di perbincangkan banyak media. Bahkan ada yang menulis artikel berjudul 'Azab gamer: remaja koma dengan ekspresi wajah seolah melihat neraka'."

"Yang benar saja!"

"Berhentilah marah-marah atau monster berukuran besar akan datang kepadamu. Bye-bye!"

"Ortuna! Sungguh sekalipun semua tanah di Bumi dapat kau jadikan emas, kau tak dapat membayar kesalahanmu ini!"

Amarah Natura berubah menjadi ekspresi bingung. Batu yang dia pijaki seolah bergetar. Air danau itu juga bergetar dan hewan-hewan mulai menjauh dari arah awal Natura datang ke danau. "Apa-apaan ini?"

Natura lalu berjalan keluar danau dan langsung memakai pakaiannya. Dia mengamati sekitarnya, mendapati pepohonan bergetar dan burung-burung kecil terbang berhamburan menghindari arah awal datangnya Natura ke danau itu.

Suara beberapa pohon yang patah dan tumbang membuat nyali Natura menjadi ciut. "Apa yang sedang terjadi? Ini terlalu menakutkan," gumam Natura dengan wajah terlihat pucat.

Krikil kecil menghantam kepala dan seketika Natura mencari arah lemparan kerikil itu. Dia mendapati Enenga dan Alia sedang berdiri di dahan pohon.

"Jangan bersuara! Monster kuda nil sedang ke arah danau. Kau hanya perlu duduk bagaikan batu. Paham?!" tegas nenek Alia dengan suara lirih.

Enenga dan Alia naik lebih tinggi sambil mengamati pepohonan bergetar pada arah tertentu. Terdapat objek besar yang tertutup debu beterbangan sedang mengarah ke danau. Bahkan pepohonan yang terlewati menjadi tumbang karenanya.

Natura duduk sambil menggigil ketakutan. Dia tidak bisa membayangkan besarnya monster yang dimaksud oleh nenek Alia. "Sungguh apa-apaan ini? Mengapa ada monster yang kedatangannya sangat mengerikan seperti ini,"

Tanah tiba-tiba berhenti bergetar setelah objek besar itu berada di tepi pepohonan yang berjarak dengan danau. Kabut debu perlahan menipis dan memperlihatkan dua bola mata besar yang bercahaya merah menyala.

Natura berteriak begitu histeris dan tubuhnya mematung saking takutnya.

Objek besar itu menampakkan diri. Itu adalah monster badak setinggi lima meter dengan dua cula. Satu cula terlihat memiliki gerigi runcing dan cula satunya adalah berlian indah yang berkelap-kelip. Tubuhnya diselimuti oleh logam putih mengkilap yang memantul-mantulkan cahaya. Ujung ekornya terdapat berlian berwarna ungu, warna yang menandakan monster itu beracun.

Akibat teriakan Natura, Badak itu pun berlari mengincar Natura. Beruntung Enenga dapat menggapai Natura supaya terhindar dari serudukan itu walau mereka harus tercebur ke danau.

Nenek Alia lalu melempar balok dari keranjang bambu yang dia gendong supaya monster badak itu berhenti mengincar Natura.

"Hai badak gemuk! Kau tidak suka keributan, 'kan? Coba kemarilah untuk menghentikan kebisingan yang sedang aku buat!" teriak nenek Alia sambil membentur-benturkan dua balok kayu kecil yang dia pegang.

Walau monster badak itu kini telah mengincar nenek Alia, namun Natura masih saja marah-marah sambil diseret oleh Enenga keluar dari danau.

"Apanya yang monster kuda nil? Itu adalah monster badak yang telah berevolusi! Setidaknya monster itu pasti memiliki level lebih dari seratus lima puluh!"

Enenga berhenti menarik dan duduk tersenyum sambil mengarahkan telapak tangan Natura supaya rapat, lurus dan menghadap ke bawah. Dia lalu menempelkan telapak tangan satunya yang jemarinya merapat kepada punggung tangan Natura. Yaitu gerakan membuat party dengan Natura.

"Enenga, apa yang kau pikirkan?! Mengapa aku harus ikut melawan monster penuh amarah seperti itu?! Level kita bahkan kurang dari sepertiganya!" bentak Natura.

Bukannya takut, Enenga justru mengangguk seolah mengatakan bila level bukanlah masalah. Enenga lalu menarik tangan Natura untuk menghampiri nenek Alia yang kini sedang meloncat-loncat guna menghindari serudukan monster badak.

Tanah menjadi rusak dan banyak pepohonan tumbang akibat serangan monster badak itu.

"Dilihat dari serangan monster ini sepertinya lima serangan dalam waktu dua menit dapat menghancurkan item revive sekaligus membunuhku ... Enenga, kau akan mati dengan tiga serangan, sementara Natura akan mati dalam dua serangan," ujar nenek Alia.

"Maka dari itu kita harus pergi dari sini!" tegas Natura.

"Hah? Apakah kau pikir ada yang dapat lolos dari kejaran monster badak ini? Stamina kita akan habis terlebih dahulu sebelum kita keluar dari jangkauan penargetannya," terang Alia sambil menghindari serudukan monster badak dan sesekali berbalik menyerang walau gagal memberi serangan yang berarti.

Enenga lalu mencoba menyerang bagian belakang monster badak itu. Saat Enenga yakin serangannya akan mengenai, Natura tiba-tiba memanggil namanya dengan lantang.

" ... Enenga! Lihatlah kristal warna ungu pada ekornya .... "

Wajah Enenga terlihat pucat saat mencari keberadaan ujung ekor monster badak yang ternyata telah mengincar punggungnya dari belakang.

Enenga terhempas dengan sangat cepat hingga menabrak pohon hingga kabut debu menyelimuti. Perlahan kabut debu itu menipis, memperlihatkan Natura yang terduduk sambil memeluk Enenga. Kepala Natura berdarah dan masih tertempel pada pohon. Itu adalah darah yang keluar akibat Natura menyeruduk pohon guna menghindari Enenga terluka.

"Monster badak yang telah berevolusi selalu membiarkan bagian belakangnya diincar lalu saat penyerangnya lengah, maka kristal ungu di ekornya akan menyerang dari titik buta. Itu adalah perbedaan dasar dibandingkan dengan monster badak biasa," ucap Natura dengan santai supaya Enenga tidak merasa bersalah.

Karena pertolongan Natura itu, Enenga menjadi terhindar dari malapetaka yang dapat membunuhnya.

"Cucu bodoh! Apakah kau mau mati akibat racun badak ini?! Sungguh kini masuk akal mengapa kau sampai terkena kutukan seonggok jamur yang tidak bergerak," bentak nenek Alia.

Walau tersenyum dipelukan Natura, namun senyum Enenga tetap memperlihatkan rasa bersalahnya.

"Kau tidak perlu merasa bersalah. Mulai sekarang mohon perhatikan lawanmu. Kau seperti petualang berlevel enam puluhan dimana untuk melawan monster badak seperti itu hanya perlu tiga orang guna mengalihkan perhatiannya. Mohon pertimbangkan kembali. Strategi itu tidak berlaku jika hanya satu orang sebagai umpan," ucap Natura sambil berdiri.

Mata Engena berkaca-kaca, dia takjub akan perhatian Natura yang menunjukkan sikap kedewasaan seorang pria. Wajah Enenga merona ketika Natura menyodorkan tangan untuk membantunya berdiri.

"Jika kau butuh tiga orang sebagai pengecoh, maka dua orang itu adalah aku. Tetap perhatikan dengan tenang, badak itu memiliki banyak serangan berbeda. Perhatikan awalan pergerakannya, maka kau akan tahu serangan apa yang akan dilancarkan."

Wajah Enenga merona menyaksikan kecepatan lari Natura menuju arah monster badak raksasa itu. Kecepatan lari yang sangat cepat dan belum pernah ditunjukan kepadanya.

Episodes
1 Terjebak di dunia game (revisi II)
2 Kesialan pertama. (revisi)
3 Beli Lalu Sesalilah! (revisi)
4 System yang Error, Natura yang Dihukum (revisi)
5 Buruk Lalu Tampan Kemudian Sangat Tampan Setelah itu .... Busuk (revisi)
6 Hadiah Sistem yang Sangat Fantastis (revisi)
7 Batu, Keras! (revisi)
8 Gigih!!! (revisi)
9 Kemunculan Pria Angkuh (revisi)
10 Duel Melawan Perampok (revisi)
11 Harus Pergi Lagi (revisi)
12 Luas (revisi)
13 Memperoleh sk¡ll dan ultimate (revisi)
14 Melawan Perampok (revisi)
15 Kekuatan lain Natura (revisi)
16 Kemunculan Badak Raksasa (revisi)
17 Bijaksana. Apanya? (revisi)
18 Hadiah lain (revisi)
19 Gnireng (revisi)
20 Mencari Keberadaan Dragon Sunguungu (revisi)
21 Melihat Kehadiran Petualang Lain (revisi)
22 Jebakan Dragon Sunguungu & Elemen Soul (revisi)
23 Melawan pengguna Elemen Soul & Keanehan Dragon (revisi)
24 Melawan Dragon Sunguungu & Bantuan (revisi)
25 Bantuan Yang Sangat Menakutkan (revisi)
26 Usai menghentikan bencana. (revisi)
27 Mempercepat Perjalanan (revisi)
28 Pinggiran Kota Yasa (revisi)
29 Penukaran Item (revisi)
30 Kejadian Aneh di Kediaman Ahli Buff (revisi)
31 Ritual atau Protes? (revisi)
32 Cerita Legenda & Cerita Raja (revisi)
33 Rencana Petualangan Baru (revisi)
34 Kabur & Mencari (revisi)
35 Peningkatan Status Karakter dengan cara berbeda (revisi)
36 Memasuki Hutan Lergia (revisi)
37 Melawan Dragon Ire dan Monster Macan Hitam (revisi)
38 Melawan Macan Hitam (revisi)
39 Menyebalkan! (revisi)
40 Melawan Dragon Ire (revisi)
41 Kedalaman Hutan Lergia & Bangau Amok (revisi)
42 Armour bersayap (revisi)
43 Pengetahuan Ortuna (revisi)
44 Pengakuan Natura (revisi)
45 Perbedaan Natura sekarang ini (revisi)
46 Menguji Kekuatan Baru (revisi)
47 Melawan Kadal Lat Awa (revisi)
48 Gundah (revisi)
49 Berpisah (revisi)
50 Mencoba mekanisme baru (revisi)
51 Berburu Penghuni Inti Hutan (revisi)
52 Melawan Lima Monster Gindu Raksasa (revisi)
53 Kelemahan Monster Gindu (revisi)
54 Lima Utusan Raja? (revisi)
55 Kemampuan: Tapak Genjah (revisi)
56 Kondisi tubuh Natura (revisi)
57 Laporan Untuk Raja (revisi)
58 Menuju kota Tempu (revisi)
59 Sisi Lain (revisi)
60 Keributan kecil di pagi hari (revisi)
61 Mengunjungi toko armour dan Item (revisi)
62 Berbaur dengan sekitar (revisi)
63 Masalah kecil (revisi)
64 Bagi Natura, pengenalan dunia (revisi)
65 Melawan gadis bangsawan angkuh (revisi)
66 Alasan (revisi)
67 Rumah Mewah di Pusat Kota Tempu (revisi)
68 Persiapan guild dalam mengadakan kompetisi (revisi)
69 Sebelum kompetisi dimulai (revisi)
70 Fighter pedang air vs ninja panah api (revisi)
71 Pedang Besar Racun vs Pedang Panjang Angin (revisi)
72 Kapak Dragon vs Kapak Listrik & Membalas sikap angkuh (revisi)
73 Pedang es vs gada air (revisi)
74 Pengumuman.
75 Tombak listrik vs cambuk tanah & ultimate kedua
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Terjebak di dunia game (revisi II)
2
Kesialan pertama. (revisi)
3
Beli Lalu Sesalilah! (revisi)
4
System yang Error, Natura yang Dihukum (revisi)
5
Buruk Lalu Tampan Kemudian Sangat Tampan Setelah itu .... Busuk (revisi)
6
Hadiah Sistem yang Sangat Fantastis (revisi)
7
Batu, Keras! (revisi)
8
Gigih!!! (revisi)
9
Kemunculan Pria Angkuh (revisi)
10
Duel Melawan Perampok (revisi)
11
Harus Pergi Lagi (revisi)
12
Luas (revisi)
13
Memperoleh sk¡ll dan ultimate (revisi)
14
Melawan Perampok (revisi)
15
Kekuatan lain Natura (revisi)
16
Kemunculan Badak Raksasa (revisi)
17
Bijaksana. Apanya? (revisi)
18
Hadiah lain (revisi)
19
Gnireng (revisi)
20
Mencari Keberadaan Dragon Sunguungu (revisi)
21
Melihat Kehadiran Petualang Lain (revisi)
22
Jebakan Dragon Sunguungu & Elemen Soul (revisi)
23
Melawan pengguna Elemen Soul & Keanehan Dragon (revisi)
24
Melawan Dragon Sunguungu & Bantuan (revisi)
25
Bantuan Yang Sangat Menakutkan (revisi)
26
Usai menghentikan bencana. (revisi)
27
Mempercepat Perjalanan (revisi)
28
Pinggiran Kota Yasa (revisi)
29
Penukaran Item (revisi)
30
Kejadian Aneh di Kediaman Ahli Buff (revisi)
31
Ritual atau Protes? (revisi)
32
Cerita Legenda & Cerita Raja (revisi)
33
Rencana Petualangan Baru (revisi)
34
Kabur & Mencari (revisi)
35
Peningkatan Status Karakter dengan cara berbeda (revisi)
36
Memasuki Hutan Lergia (revisi)
37
Melawan Dragon Ire dan Monster Macan Hitam (revisi)
38
Melawan Macan Hitam (revisi)
39
Menyebalkan! (revisi)
40
Melawan Dragon Ire (revisi)
41
Kedalaman Hutan Lergia & Bangau Amok (revisi)
42
Armour bersayap (revisi)
43
Pengetahuan Ortuna (revisi)
44
Pengakuan Natura (revisi)
45
Perbedaan Natura sekarang ini (revisi)
46
Menguji Kekuatan Baru (revisi)
47
Melawan Kadal Lat Awa (revisi)
48
Gundah (revisi)
49
Berpisah (revisi)
50
Mencoba mekanisme baru (revisi)
51
Berburu Penghuni Inti Hutan (revisi)
52
Melawan Lima Monster Gindu Raksasa (revisi)
53
Kelemahan Monster Gindu (revisi)
54
Lima Utusan Raja? (revisi)
55
Kemampuan: Tapak Genjah (revisi)
56
Kondisi tubuh Natura (revisi)
57
Laporan Untuk Raja (revisi)
58
Menuju kota Tempu (revisi)
59
Sisi Lain (revisi)
60
Keributan kecil di pagi hari (revisi)
61
Mengunjungi toko armour dan Item (revisi)
62
Berbaur dengan sekitar (revisi)
63
Masalah kecil (revisi)
64
Bagi Natura, pengenalan dunia (revisi)
65
Melawan gadis bangsawan angkuh (revisi)
66
Alasan (revisi)
67
Rumah Mewah di Pusat Kota Tempu (revisi)
68
Persiapan guild dalam mengadakan kompetisi (revisi)
69
Sebelum kompetisi dimulai (revisi)
70
Fighter pedang air vs ninja panah api (revisi)
71
Pedang Besar Racun vs Pedang Panjang Angin (revisi)
72
Kapak Dragon vs Kapak Listrik & Membalas sikap angkuh (revisi)
73
Pedang es vs gada air (revisi)
74
Pengumuman.
75
Tombak listrik vs cambuk tanah & ultimate kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!