Buruk Lalu Tampan Kemudian Sangat Tampan Setelah itu .... Busuk (revisi)

Hari-hari Natura habiskan hanya untuk berburu monster-monster kecil. Selama setengah bulan itu juga dihabiskan dengan rasa tertekan akibat para penduduk yang menganggapnya gila.

Beruntung mereka tidak mencelakai atau mengusirnya. Tanpa begitu peduli dengan lingkungan sekitar, Natura lebih memilih mengunakan pikiran logisnya bahwa dia membutuhkan tempat seperti desa itu. Sebab di sana jarang muncul monster tingkat menengah, dan tinggi; juga terdapat banyak monster batu yang dapat diburu dengan tenang.

"Sampai kapan aku terjebak di dunia ini? Bagaimana caranya membuat pihak yang membawaku ke dunia ini bosan hingga mengembalikanku ke bumi?"

Pada suatu pagi yang cerah, Natura mencoba mencari monster di hutan. Dia menemukan Monster kura-kura seukuran anak gajah sedang tidur. Monster itu seperti sedang tidur supaya luka yang ada pada tubuhnya pulih lebih cepat.

Memang tepat dengan pengetahuannya, monster itu tak bangun walau Natura membuat suara gaduh dari pedang yang berbenturan dengan tempurung sang monster.

Karena serangan itu terdengar layaknya pertarungan adu kecepatan serang, hal itu menarik perhatian seorang bangsawan yang sedang berburu rusa di hutan itu bersama dengan empat orang pengawalnya.

Bangsawan itu menggunakan armour yang terlihat sangat aman dan gagah. Dia juga membawa pedang besar sebagai senjatanya. Dia heran dengan dugaannya yang meleset jauh. Namun kekecewaan segera terbayar ketika melihat Natura menyerang monster kura-kura dengan serangan cepat tanpa henti. "Nak, apa yang membuatmu mengejek monster kura-kura yang sedang tidur pulas? Apakah kau sedang melatih ketepatan serang supaya tidak melukai apapun kecuali targetmu?" tanyanya.

"Iya, demikian yang sedang aku lakukan, tuan." Natura tidak menduga jika ada latihan semacam itu. Mungkin benar jika menyerang dengan sangat cepat namun tidak sampai melukai target adalah latihan yang tepat untuk mengendalikan serangan. Dia menjadi teringat ketika bermain game bersama Tasya. Tasya sering kali menyerangnya tanpa sengaja akibat jari yang terlalu lambat untuk melakukan gerakan pembatal serangan.

"Kalau begitu maukah kau menyerangku? Aku ingin merasakan bagaimana rasanya diserang tanpa melukaiku sedikitpun." Bangsawan itu tertawa, tak percaya dengan ucapan Natura yang seolah memiliki kekuatan begitu besar.

Natura bersiap menyerang dada bangsawan itu dan berniat melancarkan tusukan beruntun, berharap serangannya tak sampai memperburuk suasana. Namun, baru satu kali menyerang, armour di dada bangsawan itu hancur dan terlihat mengeluarkan banyak darah. Bahkan ada juga darah yang keluar mengalir dari mulutnya.

Keempat pengawal dan juga Natura hanya ternganga ketika bangsawan itu ambruk ke belakang. Sebelum para pengawal sadar, Natura langsung lari tunggang-langgang.

Bangsawan itu hidup lagi berkat efek khusus dari 'item' yang dipakainya dan langsung mengutuk perilaku Natura. "Kurang ajar kau Cheater! Tidak akan ada Cheater yang bisa keluar dari wilayah kekuasaanku! Akan aku pastikan kau mati di tanah ini!" Bangsawan itu juga memerintahkan pengawalnya untuk membuat sayembara demi menangkap atau melenyapkan Natura.

Keempat pengawal bersikap canggung dengan perintah tersebut, sebab akan sulit memburu seseorang yang dapat lari begitu cepat.

Lama berlari, Natura pun berbaring di bawah pohon rindang untuk beristirahat. Dia tidak menyangka bahwa serangannya sangat berbahaya. "Mengapa seranganku tidak berhasil pada monster kura-kura dan justru berhasil melukai seorang bangsawan?!" ucapnya kesal sambil mengambil posisi duduk. "Oi Ortuna! Dapatkah kau membuat status karakterku menjadi normal layaknya orang lain?" tanya Natura berucap seorang diri. "Cih. Sistem payah itu mulai bersikap seperti gadis manja," lanjutnya sambil merebahkan diri di tanah kembali.

"A!!!!!!!" Teriakan Ortuna segera membuat Natura mengambil posisi duduk.

"Oi, cepat jawab pertanyaanku!" paksa Natura.

Ortuna tidak mau memberi jawaban dan percekcokan pun mulai terjadi diantara mereka.

Di saat cekcok itu telah berhenti, terdengar suara berisik orang memaku pohon. Setelah prajurit berkuda yang memasang selebaran pergi, Natura pun mendekati pohon yang baru saja dipaku. Wajahnya begitu pucat saat membaca selebaran. Hal yang membuat pucat adalah adanya gambar dirinya di sana. Itu adalah selebaran dari bangsawan yang hampir mati tertusuk pedang besi pondasinya.

Natura pun melepaskan selebaran menggunakan pisau kecilnya hingga berubah menjadi koin kecil namun berwarna emas setengah tembus pandang.

Untuk menghilangkan stres, ia lalu mandi di sungai dan membiarkan wajah tampannya terlihat. Tak mungkin ia berwajah kusam lagi setelah melihat selebaran yang tersebar.

Natura masuk ke suatu desa dan orang-orang selalu menatap kagum. Penampilan yang menjadi bersih dengan wajah tidak lagi diolesi lumpur serta rambut hitam cukup panjangnya kini rapi, membuat siapa saja terpukau. Begitu juga dengan seorang kakek yang sedang berjalan-jalan seorang diri. "Tuan muda, apakah tuan muda adalah raja Highend Beast? Maaf jika aku mengganggu tuan. Kami tidak mau berurusan dengan tuan muda seandainya ada diantara kami yang tidak tahu siapa anda," ucap sepuh berjanggot putih cukup panjang sambil membungkukkan badan di depan Natura.

"Raja Highend Beast?" tanya orang-orang dengan heboh. Mereka lalu membungkukkan badan mengikuti tindakan sesepuh itu. Bahkan orang-orang yang sedang naik kuda sampai turun dan ikut membungkukkan badan.

Dia bergegas mengambil sikap supaya kesalahpahaman tidak berlanjut. "Mohon maaf atas kesalahpahaman yang aku buat. Namaku adalah Natural. Aku sering dipanggil Natura. Aku bukanlah raja yang kakek maksud. Sekali lagi aku mohon maaf atas kegaduhan yang kuperbuat."

Sesepuh itu berdiri lalu memeriksa wajah Natura. Dia masih menyangka jika Natura adalah sang raja.

"Apa-apaan ini?! Sungguh kesempatanku keluar dari dunia ini dengan caraku sendiri menjadi semakin tipis!" batin Natura walau tidak sampai terlihat sedang marah. Dia sebelumnya memikirkan ucapan Ortuna. Jika Kyalowng yang disinggahinya saat ini hanyalah game semata, maka hanya perlu membuat Ortuna jengkel. Berharap bosannya Ortuna adalah cara tercepat keluar dari dunia game tersebut.

Tak mau membuat canggung sesepuh di hadapannya, Natura lalu menanyakan tempat cukur rambut. Dia berniat mengganti gaya rambutnya yang dirasa terlalu panjang. Setelah mengganti model rambutnya, gadis usia lima belas tahun yang baru saja memangkas rambut tampak terpesona sebab rambut Natura menjadi semakin rapi dengan poni yang dibelah dua.

Keluar dari salon itu, Natura berhenti berjalan dan menatap kedua jemari tangannya yang tidak berhenti bergetar. Dia tidak mampu berpikir jernih ketika gadis itu tanpa basa-basi mengutarakan ketertarikan kepadanya.

"Sial! Ada apa dengan dunia ini? Aku hanya ingin membuat si Ortuna bosan mengawasiku, tapi ini tidak ada bedanya dengan membuat pertunjukan lawak untuknya," batinnya dengan wajah terlihat kesal.

Para perempuan yang melihat wajah tampan Natura pun terpesona tanpa perlu alasan lain. Dia lalu bergegas menuju toko roti untuk menghindari kerumunan. Di sana, dia bersikap layaknya orang bisu yang hanya menunjuk-nunjuk roti bantal yang ingin dibeli.

Wanita cantik pemilik toko roti itu juga terpesona atas ketampanannya. Ketika Natura hendak mengambil karung cukup besar berisi roti yang telah dia bayar, sang wanita tidak mau melepas karung itu. Dia justru memperlihatkan wajah penuh ambisi mengincar Natura.

Natura menganggukkan kepala mengiyakan apapun yang dikatakan oleh wanita itu walau ungkapan kesan pada pandangan pertama.

Tanpa diduga, wanita itu memegang kedua tangan Natura begitu erat. "Bagaimana jika kita duduk-duduk untuk saling mengenal? Tidak bisa aku pungkiri, wajahmu menawan hatiku," ucapnya sambil memperlihatkan senyum indah.

Tanpa berpikir panjang, Natura tersenyum dan berkali-kali menganggukkan kepala. "Apa yang sebenarnya terjadi?! Mengapa di dunia ini wajahku selalu mendatangkan masalah?!" batinnya marah walau tertutup senyuman rapi.

Tanpa wanita itu ketahui, Natura telah pergi. Dia berlari begitu cepat bahkan sampai meninggalkan desa.

Setelah berlari cukup lama, Natura duduk di bawah pohon dan memakan roti yang dibelinya. Dia masih terlihat murung akan situasi yang menjengkelkan hati. Usai makan, Natura memasukkan roti yang tersisa ke dalam 'saku' dan mengibas-ngibaskan karung supaya terhindar dari sisa-sisa serpihan roti.

Dia membuat tiga lubang pada salah satu sisi karung itu. Setelahnya, memakai karung tersebut di kepala. Dengan tampilan baru yang hanya memperlihatkan kedua mata dan mulut, maka Natura berharap tidak akan menemukan masalah konyol lagi seperti hari ini.

"Kurang ajar kau Ortuna! Kau pasti sedang mentertawakanku," batinnya sambil memukul telapak tangannya sendiri. "Mengapa seolah rencana membuatnya bosan hingga mengeluarkanku dari dunia ini justru bagai menjadi pertunjukan komedi untuknya?"

Terpopuler

Comments

Nazrul

Nazrul

🤣🤣🤣

2022-10-05

1

Machan

Machan

astoge, ada gadis macem gini🤔😅

2022-09-01

2

lihat semua
Episodes
1 Terjebak di dunia game (revisi II)
2 Kesialan pertama. (revisi)
3 Beli Lalu Sesalilah! (revisi)
4 System yang Error, Natura yang Dihukum (revisi)
5 Buruk Lalu Tampan Kemudian Sangat Tampan Setelah itu .... Busuk (revisi)
6 Hadiah Sistem yang Sangat Fantastis (revisi)
7 Batu, Keras! (revisi)
8 Gigih!!! (revisi)
9 Kemunculan Pria Angkuh (revisi)
10 Duel Melawan Perampok (revisi)
11 Harus Pergi Lagi (revisi)
12 Luas (revisi)
13 Memperoleh sk¡ll dan ultimate (revisi)
14 Melawan Perampok (revisi)
15 Kekuatan lain Natura (revisi)
16 Kemunculan Badak Raksasa (revisi)
17 Bijaksana. Apanya? (revisi)
18 Hadiah lain (revisi)
19 Gnireng (revisi)
20 Mencari Keberadaan Dragon Sunguungu (revisi)
21 Melihat Kehadiran Petualang Lain (revisi)
22 Jebakan Dragon Sunguungu & Elemen Soul (revisi)
23 Melawan pengguna Elemen Soul & Keanehan Dragon (revisi)
24 Melawan Dragon Sunguungu & Bantuan (revisi)
25 Bantuan Yang Sangat Menakutkan (revisi)
26 Usai menghentikan bencana. (revisi)
27 Mempercepat Perjalanan (revisi)
28 Pinggiran Kota Yasa (revisi)
29 Penukaran Item (revisi)
30 Kejadian Aneh di Kediaman Ahli Buff (revisi)
31 Ritual atau Protes? (revisi)
32 Cerita Legenda & Cerita Raja (revisi)
33 Rencana Petualangan Baru (revisi)
34 Kabur & Mencari (revisi)
35 Peningkatan Status Karakter dengan cara berbeda (revisi)
36 Memasuki Hutan Lergia (revisi)
37 Melawan Dragon Ire dan Monster Macan Hitam (revisi)
38 Melawan Macan Hitam (revisi)
39 Menyebalkan! (revisi)
40 Melawan Dragon Ire (revisi)
41 Kedalaman Hutan Lergia & Bangau Amok (revisi)
42 Armour bersayap (revisi)
43 Pengetahuan Ortuna (revisi)
44 Pengakuan Natura (revisi)
45 Perbedaan Natura sekarang ini (revisi)
46 Menguji Kekuatan Baru (revisi)
47 Melawan Kadal Lat Awa (revisi)
48 Gundah (revisi)
49 Berpisah (revisi)
50 Mencoba mekanisme baru (revisi)
51 Berburu Penghuni Inti Hutan (revisi)
52 Melawan Lima Monster Gindu Raksasa (revisi)
53 Kelemahan Monster Gindu (revisi)
54 Lima Utusan Raja? (revisi)
55 Kemampuan: Tapak Genjah (revisi)
56 Kondisi tubuh Natura (revisi)
57 Laporan Untuk Raja (revisi)
58 Menuju kota Tempu (revisi)
59 Sisi Lain (revisi)
60 Keributan kecil di pagi hari (revisi)
61 Mengunjungi toko armour dan Item (revisi)
62 Berbaur dengan sekitar (revisi)
63 Masalah kecil (revisi)
64 Bagi Natura, pengenalan dunia (revisi)
65 Melawan gadis bangsawan angkuh (revisi)
66 Alasan (revisi)
67 Rumah Mewah di Pusat Kota Tempu (revisi)
68 Persiapan guild dalam mengadakan kompetisi (revisi)
69 Sebelum kompetisi dimulai (revisi)
70 Fighter pedang air vs ninja panah api (revisi)
71 Pedang Besar Racun vs Pedang Panjang Angin (revisi)
72 Kapak Dragon vs Kapak Listrik & Membalas sikap angkuh (revisi)
73 Pedang es vs gada air (revisi)
74 Pengumuman.
75 Tombak listrik vs cambuk tanah & ultimate kedua
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Terjebak di dunia game (revisi II)
2
Kesialan pertama. (revisi)
3
Beli Lalu Sesalilah! (revisi)
4
System yang Error, Natura yang Dihukum (revisi)
5
Buruk Lalu Tampan Kemudian Sangat Tampan Setelah itu .... Busuk (revisi)
6
Hadiah Sistem yang Sangat Fantastis (revisi)
7
Batu, Keras! (revisi)
8
Gigih!!! (revisi)
9
Kemunculan Pria Angkuh (revisi)
10
Duel Melawan Perampok (revisi)
11
Harus Pergi Lagi (revisi)
12
Luas (revisi)
13
Memperoleh sk¡ll dan ultimate (revisi)
14
Melawan Perampok (revisi)
15
Kekuatan lain Natura (revisi)
16
Kemunculan Badak Raksasa (revisi)
17
Bijaksana. Apanya? (revisi)
18
Hadiah lain (revisi)
19
Gnireng (revisi)
20
Mencari Keberadaan Dragon Sunguungu (revisi)
21
Melihat Kehadiran Petualang Lain (revisi)
22
Jebakan Dragon Sunguungu & Elemen Soul (revisi)
23
Melawan pengguna Elemen Soul & Keanehan Dragon (revisi)
24
Melawan Dragon Sunguungu & Bantuan (revisi)
25
Bantuan Yang Sangat Menakutkan (revisi)
26
Usai menghentikan bencana. (revisi)
27
Mempercepat Perjalanan (revisi)
28
Pinggiran Kota Yasa (revisi)
29
Penukaran Item (revisi)
30
Kejadian Aneh di Kediaman Ahli Buff (revisi)
31
Ritual atau Protes? (revisi)
32
Cerita Legenda & Cerita Raja (revisi)
33
Rencana Petualangan Baru (revisi)
34
Kabur & Mencari (revisi)
35
Peningkatan Status Karakter dengan cara berbeda (revisi)
36
Memasuki Hutan Lergia (revisi)
37
Melawan Dragon Ire dan Monster Macan Hitam (revisi)
38
Melawan Macan Hitam (revisi)
39
Menyebalkan! (revisi)
40
Melawan Dragon Ire (revisi)
41
Kedalaman Hutan Lergia & Bangau Amok (revisi)
42
Armour bersayap (revisi)
43
Pengetahuan Ortuna (revisi)
44
Pengakuan Natura (revisi)
45
Perbedaan Natura sekarang ini (revisi)
46
Menguji Kekuatan Baru (revisi)
47
Melawan Kadal Lat Awa (revisi)
48
Gundah (revisi)
49
Berpisah (revisi)
50
Mencoba mekanisme baru (revisi)
51
Berburu Penghuni Inti Hutan (revisi)
52
Melawan Lima Monster Gindu Raksasa (revisi)
53
Kelemahan Monster Gindu (revisi)
54
Lima Utusan Raja? (revisi)
55
Kemampuan: Tapak Genjah (revisi)
56
Kondisi tubuh Natura (revisi)
57
Laporan Untuk Raja (revisi)
58
Menuju kota Tempu (revisi)
59
Sisi Lain (revisi)
60
Keributan kecil di pagi hari (revisi)
61
Mengunjungi toko armour dan Item (revisi)
62
Berbaur dengan sekitar (revisi)
63
Masalah kecil (revisi)
64
Bagi Natura, pengenalan dunia (revisi)
65
Melawan gadis bangsawan angkuh (revisi)
66
Alasan (revisi)
67
Rumah Mewah di Pusat Kota Tempu (revisi)
68
Persiapan guild dalam mengadakan kompetisi (revisi)
69
Sebelum kompetisi dimulai (revisi)
70
Fighter pedang air vs ninja panah api (revisi)
71
Pedang Besar Racun vs Pedang Panjang Angin (revisi)
72
Kapak Dragon vs Kapak Listrik & Membalas sikap angkuh (revisi)
73
Pedang es vs gada air (revisi)
74
Pengumuman.
75
Tombak listrik vs cambuk tanah & ultimate kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!