Hadiah Sistem yang Sangat Fantastis (revisi)

Hanya dengan berjalan selama satu jam mengikuti jalan, Natura telah sampai di desa lain.

Desa itu terlihat lebih luas daripada desa-desa yang pernah dia singgahi. Desa itu juga terdapat beberapa rumah mewah yang terbuat dari batu, bahkan ada yang sudah bertingkat dan menggunakan semen sehingga terlihat paling bagus.

Di desa itu juga terlihat prajurit yang berpatroli menggunakan kuda. Walau berpatroli, namun prajurit tidak akan memisahkan orang yang berduel. Mereka hanya ditugaskan untuk memantau desa dari monster-monster yang dapat membahayakan warga.

Saat memasuki desa, Natura diberi selembar kertas aturan itu. "Jadi, ini-lah aturan untuk para penduduk desa ini? Entahlah, aku tidak begitu peduli. Yang penting aku diperbolehkan untuk membangun rumah pohon di tanah yang tidak berpenghuni. Ternyata cukup murah hati bangsawan di desa ini."

Di pasar yang cukup ramai, Natura membeli peralatan tukang dan juga balok maupun lempeng kayu. Dia kemudian memilih pohon yang tidak terlalu jauh dari rumah warga lainnya untuk mendirikan rumah pohon.

Hari hampir petang dan Natura baru saja selesai membangun rumah pohonnya. Dia yang merasa letih pun duduk di tanah sambil menatap rumah pohon itu. "Ah lelahnya. Aku tidak menyangka staminaku ternyata bisa berkurang untuk hal seperti ini. Aku rasa masuk akal jika aku dituduh sebagai Cheater. Cheater tidak mungkin membuat rumah pohon. Oleh karena itu, banyak hal rinci yang jika dilakukan seorang Cheater, dan masih membutuhkan sesuatu yang sama bagai orang biasa. Seperti yang aku lakukan saat ini."

Natura pun berlari di atas tangga menuju rumah pohonnya lalu berbaring. "Benar dugaanku. Berlari di tangga ini saja bisa menguras staminaku, tetapi berlari sepanjang hari justru aku sanggup. Ha ha ha ha. Akulah Cheater!" seru Natura dengan semangat.

"Hei nak! Perlihatkan dirimu!" Suara lelaki terdengar santai.

Natura pun menunjukkan diri. Seorang prajurit menunggangi kuda memeriksa bergantian selebaran yang dia pegang dan juga wajah Natura. "Ah, tidak sama," gumamnya.

Prajurit itu lalu turun dari kuda dan memasang selebaran itu di pohon yang Natura singgahi. Dia menaiki kuda kembali untuk menyebarkan selebaran.

"Jangan memaksakan diri untuk melawan Cheater. Kau bisa hilang sekali telan," imbau prajurit itu walau tidak tertarik memandang orang yang diajaknya bicara.

"Baik tuan prajurit." Natura pun memeriksa selebaran yang dipasang oleh prajurit itu. Dia tertawa sebab selebaran yang terpasang pada pohon itu adalah sayembara untuk berburu dirinya. "A ha ha ha. Mereka tidak akan mungkin menemukanku. Sungguh 'A.I.' yang buruk."

"Notifikesiong! Dear seluruh petualang: Kini kecerdasan beberapa orang telah ditingkatkan! Berhati-hatilah jika ada selebaran yang berisi gambar wajahmu! Sekarang mereka dapat menemukanmu loh! Berjuanglah!" suara imut Ortuna terdengar lagi.

"Oi Cheater sistem, kau pasti melaporkan ucapanku barusan, 'kan!?" tanya Natura kesal.

"Notifikesiong! Dear petualang Natura. Terimalah hadiah update sistem pada hari ini. Berjuanglah!"

"Cih. Sekarang Ortuna menjadi seperti robot pembawa pesan biasa. Seperti 'A.I.' yang di pasang pada layanan pelanggan supaya orang malas memberi kritik atau masukkan. Mengapa game sebagus ini menjadi seperti game yang dikembangkan oleh orang-orang culun?"

Natura lalu memejamkan mata dan tergambar 'icon' pesan baru. Natura pun membuka pesan itu dan ada hadiah berupa satu set baju dan celana yang terlihat keren namun tidak dapat diambil.

"Cih. Sistem game ini sekarang seperti marah kepadaku. Oi siapapun dirimu! Menurutmu, ulah siapa yang membuatku terjebak di dunia ini? Kau marah karena aku mengejekmu, 'kan? Yang benar saja. Jika suatu saat ada game di dunia nyata yang mirip dengan sistem game ini, maka aku akan menuntut orang itu sebagai kasus percobaan pembunuhan menggunakan teknologi canggih. Jika tidak ingin dituntut olehku di pengadilan, maka jangan buat aku sampai dendam kepadamu!" ucap Natura bicara seorang diri.

Natura lalu pergi ke rumah makan yang dekat dengan rumah pohon. Dengan penampilan seperti itu, tidak ada seorang pun yang mempermasalahkan karena memang banyak juga orang yang bertopeng. Tentu hanya Natura-lah satu-satunya orang yang menggunakan karung untuk menyembunyikan wajahnya.

Natura tersenyum bahagia sebab dia tidak harus pergi dari desa itu. "Sungguh aku bisa tenang kali ini. Tidak ada orang yang mencariku padahal banyak tertempel selebaran sayembara seperti ini," batinnya sambil makan dan menatap selebaran sayembara di samping tempat duduk.

Hari mulai malam dan langit yang penuh bintang-bintang membuat rumah pohon Natura tidak terlalu gelap.

"Hmm. Jadi alasan mengapa malam hari tidak begitu gelap yaitu karena langit yang cukup indah ini ya? Aku justru baru sadar. Masuk akal juga. Untuk hal ini 'developer' game sungguh kreatif. Aku suka," ucapnya.

Ke esokan paginya, Natura terbangun karena suara berisik Ortuna. "Ding-dong! Ding-dong! Ding-dong! .... " ucap Ortuna berkali-kali dengan suara yang terdengar ceria.

"Diamlah! Aku sudah bangun. Ternyata kau sudah dikembalikan tak seperti A.I.," ucap Natura sambil duduk bersila walau masih terlihat kantuk.

"Dengarkan dulu aku bicara!" Ortuna seperti mengambil napas sejenak, "Dear petualang: Petualang Natura mendapatkan hadiah kompensasi atas kesalahan sistem. Silahkan lihat pesan dan 'klaim' hadiah tersebut. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya!"

Natura lalu berpikir dan tergambar pesan yang dimaksud oleh Ortuna. "Oh jadi satu set baju keren yang kemarin ada di pesan, sekarang sudah bisa aku ambil? Terus ini — " Wajah Natura terlihat datar saat melihat hadiah yang diberikan oleh sistem. "Aku dapat 2 juta keping koin berwarna kuning setengah transparan? 1 koin kecil sama dengan 20 keping koin itu. 1 koin sedang sama dengan 1000 kion kecil. Itu artinya aku hanya memiliki 100 ribu koin kecil atau 100 koin sedang atau setara dengan 0,10 koin besar. — Cih, mengapa harus ditulis 2 juta jika ternyata hanya permainan muslihat saja!?"

"Itu supaya terkesan banyak. Hi hi hi."

"Itu memang banyak jika keadaanku normal. Namun bagiku, itu hanya mainan," ujar Natura.

"Setidaknya kau bisa meng-upgrade statusmu dengan koin itu, 'kan?" tanya Ortuna.

"Coba saja jika koin hadiah sistem bisa dipakai untuk membeli 'item', senjata, atau armour. Aku pasti akan sangat senang!" ucap Natura.

"Apa kau tidak senang?" tanya Ortuna.

"Sungguh sangat senang!" satire Natura.

Secara otomatis koin hadiah itu langsung berada dalam saku celananya. Natura lalu mengambil koin kuning dari saku celananya yang bertuliskan 0,10B. Itu artinya koin besar yang setara dengan 100 ribu koin kecil, koin yang baru saja dia dapatkan.

Natura menempelkan koin itu ke dadanya. Tanpa angin, tanpa badai, dia berteriak kesal setelah koin besar itu terserap tubuhnya. Berguling-guling lalu menggebrak-gembrak lantai kayu rumah pohonnya menggunakan jidat saking kesalnya.

"Aku hanya berpikir 'bagaimana jika', tapi mengapa itu langsung dihitung sebagai perintah!?" ucap Natura dengan kesal.

Suara tawa indah Ortuna terdengar tanpa henti di kepala Natura. "Sungguh kau menukarkan koin berharga itu hanya demi meningkatkan 10 poin bar darah? Ha ha ha ha."

Natura langsung berdiri tegap sambil berkecak pinggang. "Itu hanyalah koin gratis! Tidak menyenangkan jika aku menggunakannya untuk meng-upgrade status karakterku untuk hal yang bermanfaat. Aku sengaja meng-upgrade kapasitas bar darahku."

"Kata orang yang baru saja membentur-benturkan kepalanya di lantai," potong Ortuna.

"Nyenye-nyenye." Natura lalu menarik baju bagian dada ke depan menggunakan tangan kanannya. Lalu melepaskan genggaman itu hingga bajunya menciptakan suara. Seketika satu set pakaian yang terlihat keren dan futuristik telah membalut di tubuhnya. Dia lalu melakukannya lagi dan pakaiannya seketika kembali seperti semula. "Terlalu bagus dan mencolok bagi orang yang bisa mati hanya dengan satu serangan petualang lain. Lebih baik aku menjualnya saja."

Dirasa lapar, Natura lalu menuju rumah makan untuk membeli sarapan. Matanya terlihat berbinar-binar ketika melihat monster batu seukuran domba yang berjalan lambat di depan rumah makan itu. Monster batu itu adalah monster batu langka, dimana memiliki batu kristal yang berkelap-kelip dan mungkin akan mendapatkan hadiah bagus.

"Itu. Itu sungguh harta karun bagiku!" ucap Natura dengan bahagia.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***