Natura bergabung lagi bersama nenek Alia dan Enenga dengan pakaian yang masih basah. Nenek bercucu itu sedang memasak sup menggunakan kuali kecil.
"Natura, mengapa kau tidak ganti pakaianmu?" tanya nenek Alia sambil menyodorkan sup jamur untuk Natura.
"Pakaianku lain tidak cocok untukku. Terlalu mencolok.l," jawab Natura sambil ikut duduk menghadap perapian.
"Lebih baik kau ganti pakaian daripada bar darahmu berkurang sedikit demi sedikit akibat ketahanan elemen air-mu yang tidak ada sama sekali," ujar Alia.
Natura mulai sadar bila sepertiga bar darahnya telah hilang. "Ini?" tanyanya terkejut.
"Armour tak berguna yang kau pakai hanya menyerap dinginnya air. Aku tidak tahu mengapa kau terus memakai armour tipis seperti itu. Sayang, jasad monster badak tak menghadiahi material yang dapat dijadikan armour,"
Natura lalu melepas dan menyimpan armournya. Dia sadar jika armour itu sekarang tidak berguna lagi. Sebelumnya dia memakai armour guna melawan monster lemah supaya mengurangi bahaya. Namun, sekarang armour itu tidak lagi berguna sebab lawan-lawan Natura dapat mengalahkan dengan sekali hantam.
Enenga menghidangkan minuman teh untuk Natura dengan wajah merona.
"Terima kasih," ucap Natura sambil membalas senyuman.
"Ternyata minuman hangat dapat menghentikan laju pengurangan bar darahku," ungkap Natura setelah meminum teh.
"Hah? Apa kau belum pernah merasakan musim dingin? Pernyataanmu sungguh aneh!"
Natura lalu menarik baju di bagian dada, lalu dia lepaskan hingga terdengar suara kain yang menabrak udara. Seketika baju Natura berganti dengan pakaian hadiah sistem.
Wajah Enenga semakin merona melihat penampilan Natura yang kini terlihat menpesona.
"Pakaianmu!" ucap nenek Alia yang terlihat kagum, "Bagaimana kau memiliki pakaian begitu hebat?"
"Hebat? Pakaian ini hanyalah hadiah kompensasi akibat Ortuna membuat status tubuhku seperti ini. Pakaian keren ini sangat bertentangan dengan diriku yang sangat rapuh, sehingga aku malas memakainya."
"O-ortuna? Maksudmu, peri Ortuna-lah yang mengubah status karaktermu? Jadi, kau kuat karena peri Ortuna memihakmu?" tanya nenek Alia dengan titik-titik keringat bermunculan di keningnya. Dia merasa takut jika Natura dapat memerintah Ortuna sesuka hati.
"Aku tidak tahu jalan pikiran Ortuna. Dia terlalu membingungkan untukku. Dia selalu memberitahu sesuatu yang penting setelah aku tidak butuh. Dia seperti tertahan ketika hendak menolongku. Mungkin dia hanya membantuku setelah syarat tertentu terpenuhi terlebih dahulu."
"Apapun itu, nenek mohon padamu untuk tidak memerintah peri Ortuna untuk mengubah dunia ini. Akan terjadi hal mengerikan mengingat Super System sering bermain-main terhadap ide peri Ortuna."
"Super System? Apa perbedaanya dengan Ortuna?" tanya Natura yang mulai penasaran.
"Super System adalah dia yang membuat dunia ini. Dialah yang dipanggil Gnireng. Sementara peri Ortuna adalah pembawa permohonan manusia untuk disampaikan kepadanya."
"Jadi si Gnireng itu adalah tuhan di dunia ini?"
Enenga segera menutup mulut Natura dengan wajah ketakutan.
Alia menghembuskan napas kesalnya dengan wajah terlihat khawatir, "Natura. Satu hal yang harus kau tahu tentang Super System, bahwa dia akan murka jika seseorang menganggapnya tuhan. Tidak ada yang tahu pasti alasan banyak daerah hancur hanya karena menganggap Super System sebagai tuhan. Dia sangat mengerikan!"
Suara imut Ortuna tiba-tiba terdengar di kepala Natura. "Ding-dong! Ortuna perintahkan supaya Natura berhenti membahas hal ini. Sekarang Si Super System sedang bekerja mengurus Deep Dive. Untungnya saat ini dia sedang berhenti menontonmu karena aku mengalihkan perhatiannya."
"Nek, mohon tidak membahas Gnireng. Aku mendapatkan peringatan dari Ortuna tentang hal ini."
Ucapan Natura seketika membuat wajah nenek bercucu itu memucat. "Apakah sekarang kita bertiga akan mati?" tanya nenek Alia dengan tangan gemetaran.
Suara tawa seorang lelaki menggema di udara membuat tiga orang yang sedang menikmati sarapan segera berdiri membentuk formasi bertahan.
Muncul tiga orang dengan penampilan yang sangat elegan. Dua pria terlihat kembar dan satunya berpakaian layaknya ninja.
"Aku pikir kalian sedang membahas Super System, namun rupanya petualang Natura menggunakan perbincangan pengecoh itu supaya nenek bercucu paham bahwa kami sedang mengawasi rombongannya. Ha ha ha ha." ucap pria berambut hitam corak putih.
"Hah?" tanya Natura dengan kebingungan menatap tiga orang itu yang tidak asing baginya. Tentu apa yang diucapkan oleh tamu itu sangat membingungkan baginya. "Tapi memang wajar jika mereka bertiga mengira aku telah mengetahui pengawasan mereka," batin Natura sambil tersenyum.
"Me-mereka! Mereka adalah anggota Tujuh Suara Sejati! Natura, bagaimana bisa mereka mengetahui dirimu?" tanya nenek Alia yang terlihat bahagia dengan kehadiran tiga pria itu.
Alia dan Enenga mempersilahkan tiga orang itu duduk di dekat perapian untuk ikut sarapan. Tentu mereka sangat gembira menyambut tamu yang tidak biasa. Tujuh Suara Sejati adalah julukan yang disematkan bagi tuju orang petualang terhebat yang dimiliki oleh pemerintah. "Si-silahkan duduk dan ikut sarapan bersama kami. Tuan Do, Re dan Fa pasti lelah karena tugas berat yang diberikan oleh para bangsawan. Mohon duduklah walau kami tidak dapat memberi hidangan yang layak bagi tuan-tuan sekalian."
"Baiklah-baiklah. Maaf bila hanya makan sedikit sebab kami telah sarapan sebelum ke sini," ujar pria berambut hitam corak merah bernama Re.
Meraka pun duduk tanpa rasa curiga lagi. Natura setidaknya menjadi tahu bahwa tiga petualang yang beberapa hari lalu dia bantu, rupanya memiliki peran penting dalam perihal keamanan terhadap monster.
Enenga menatap Natura dengan wajah merona sebab dari perbincangan para tamu, diketahui bahwa Natura memiliki wawasan yang sangat luas akan monster-monster tingkat tinggi.
"Be-benar demikian, nak Natura tadi juga dapat mengalahkan monster badak raksasa yang telah berevolusi. Dia mengetahui bahwa monster badak itu tidak akan melawannya ketika punggung badak diserang tanpa menimbulkan luka. Sungguh monster badak menjadi sangat lemah saat kami berdua ikut menyerangnya," ujar nenek Alia.
Ketiga anggota Tujuh Suara Sejati saling bertatap-tatapan karena bingung dengan ucapan nenek Alia. Mereka yang menyaksikan bagaimana kelompok Natura bertarung pun menjadi canggung.
"Nek, mohon jangan merendah. Kami bertiga menyaksikan sendiri apa yang rombongan nenek lakukan di dekat danau. Sungguh kekuatan Nenek dan gadis murah senyum milik nenek dapat melampaui kami. Seharusnya, kami adalah orang yang diperintahkan untuk menghadapi monster badak yang tiba-tiba terusik. Namun kami tak berani mengganggu setelah melihat kelompok Nenek sedang beraksi. Kami takut menyusahkan kelompok Nenek," ucap ninja itu, Fa.
"Ha ha ha ha. Hadir lagi dalam hidupku para manusia yang rendah hati. Bagaimana mungkin kami yang ber-level empat puluh dan tiga puluh dapat melampaui kalian. Jika kalian bingung dengan apa yang terjadi, maka tanyakan hal itu kepada pemimpin kelompok kami yang bernama Natura. Ha ha ha ha." ucap nenek Alia dengan wajah bahagia.
"Hah?" tanya Natura yang terlihat kebingungan.
Tiga tamu itu tidak mungkin menanyakan hal itu, sebab jika itu menyangkut kekuatan Natura, maka memaksa seseorang untuk memberitahukan skill, ultimate maupun pasif, adalah tindakan yang tidak sopan.
"Intinya, nenek bercucu ini juga sangat rendah hati," ujar Natura sambil mengusap-usap jidat menggunakan telunjuk sebab dia juga kebingungan dengan pernyataan nenek Alia.
"Benar, benar. Maaf jika kami kurang sopan. Itu karena kami takjub dengan rombongan anda," ucap Do.
"Bu-bukan maksudku tidak memberitahukan hal itu kepada tuan sekalian. Namun, aku memang tidak tahu apapun tentang diriku sendiri. Bisa dibilang, aku kehilangan ingatan. Aku tidak tahu sama sekali tentang dunia ini kecuali apa yang masih aku ingat. Dan kemungkinan, ingatanku juga berbeda dengan kenyataan di dunia ini," ujar Natura sambil tersenyum canggung.
"Ah, itu sangat mengerikan. Mungkin saja saudara Natura pernah berhadapan dengan raja Highend Beast hingga mengalami hal tragis seperti itu. Raja itu sangat kejam pada orang yang memakai item legendaris. Dia menggunakan kartu PVP berulang kali pada orang yang sama jika ingin menghancurkan mental. Setelah itu, lawannya akan menjadi gila sebab mengalami pengurangan level yang sangat banyak dan juga tentunya si lawan akan menjadi sangat miskin. Kecurigaan ini sangat masuk akal mengingat level saudara Natura adalah nol," ujar Fa.
"Mohon jangan mengada-ada cerita itu. Sungguh aku belum pernah melawan raja It Can Be .... " jawab Natura dengan canggung.
"Kata orang hilang ingatan dan tidak dapat menyebut dengan benar nama raja itu ... Sungguh itu adalah ciri-ciri orang yang pernah berhadapan dengan raja Highend Beast," ujar nenek Alia menatap Natura.
"Sungguh itu masalah lain tentang diriku. Aku pastikan bahwa aku belum pernah bertemu maupun melawan raja High And Breast." terang Natura.
Ketiga tamu itu dan nenek Alia menggeleng-gelengkan kepala penuh kekhawatiran, sementara wajah Enenga terlihat memerah sambil menutup bagian dada menggunakan kedua tangannya.
"Sudara Natura, sungguh kau harus menerima hadiah lain dari Dragon yang pernah kita kalahkan. Maaf karena sebelumnya kami mengira bahwa saudara Natura adalah seorang pemula," ucap Fa sambil menyodorkan kuku Dragon kepada Natura.
"Mohon simpan saja. Di tanganku, kuku itu hanya akan menjadi koin. Tidak pantas jika aku menjual kuku itu untuk kedua kalinya."
"Ambillah. Kami tidak merasa direndahkan jika hadiah ini akan dijual oleh saudara Natura. Jika level saudara Natura pernah melampaui kami, tentu kuku ini hanyalah sampah semata. Setidaknya ini akan membuat keuangan saudara Natura sedikit stabil," ujar Do.
Natura pun mengambil kuku itu menghindari kesalahpahaman berlebihan. "Sungguh aku tak menyangka jika ucapanku termasuk suatu kesombongan. Benda ini adalah harta berharga bagiku dan bukanlah sampah. Terima kasih atas pemberiannya. Aku sadar jika hanya orang bodoh yang menolak hadiah dari jasad Dragon logam bercula yang dapat menyamarkan diri."
Para tamu itu tertawa. "Sungguh saudara Natura adalah orang beradab," ujar Do.
Ketiga tamu itu pun pamit setelah selesai memakan sup jamur.
"Sungguh jika tubuh saudara Natura memang seperti itu dari lahir, biasanya orang seperti saudara Natura diberi lencana oleh sistem. Sampai jumpa," ujar Do.
Mereka bertiga melompat ke arah utara untuk menyelesaikan urusan lain.
"Lencana apa yang dimaksud oleh petualang Do, nek?" tanya Natura.
"Lencana seukuran satu ruas ibu jari yang dapat kau pakai layaknya item guna menghindari prasangka orang yang menuduhmu sebagai Cheater."
Mendengar penjelasan itu, Natura lalu memikirkan sesuatu dan tergambar secarik amplop yang memiliki lambang tanda seru warna merah berkedip-kedip. Di tangan kanan Natura yang menengadah, muncul cahaya biru yang membentuk logam perisai segi lima dari logam berwarna biru dengan tonjolan lambang centang di tengahnya.
"Sungguh indah. Itu adalah lambang verifikasi yang menandakan bahwa nak Natura bukanlah Cheater. Ini pertama kali aku melihat lencana itu," ujar nenek Alia.
Natura lalu menempelkan lencana itu ke dada dan seketika lencana itu terpasang pada pakaian bagian dada kanannya.
"Nek, aku rasa kita harus melanjutkan perjalanan kembali. Nenek dan Enenga tidak perlu mencari koin lagi. Aku tidak sabar untuk melihat pemandangan indah perkotaan," ujar Natura.
"Ha ha ha ha. Sungguh nenek bercucu ini harus mengajakmu berkeliling di sana. Mungkin hal itu akan mengembalikan ingatanmu," ujar nenek Alia sambil menyiram perapian.
"Mari bergegas!" ujar Natura.
Enenga pun mengangguk sambil berjalan di samping Natura.
"Natura, sungguh kau menjerat hati cucuku." batin nenek Alia sambil tersenyum menatap wajah Enenga yang terlihat sangat bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments