Pedang milik Natura berhasil mengenai leher pemimpin perampok. Lima serangan tusukan dalam satu detik membuat pemimpin perampok itu roboh ke belakang.
"Ji!" teriak perampok lain menyebut nama pemimpin mereka.
Tujuh perampok lainnya lalu menyerang Natura secara bersamaan. Natura dapat menghindari serangan itu walau terlihat kewalahan.
Ji lalu hidup kembali. Dia bersila sambil mengusap-usap lehernya. "Kurang ajar, ternyata penampilannya sangat menipu. Bagaimana mungkin ada orang yang memiliki level nol namun kecepatan serangnya secepat itu? ... Hei Ninja, kau tak bohong 'kan jika target kita bukanlah sesepuh?"
"Tentu aku tak bohong. Mana mungkin ada orang yang memakai item penutup pemakaian item namun masih memperlihatkan satu item. Dia sepertinya adalah bangsawan yang menggunakan kekayaannya guna meningkatkan status kecepatan serangnya dan kecepatan larinya ... Cih, sungguh orang ini adalah musuh yang menyebalkan. Dua kali serangan saja dia bisa mat¡ sementara kita harus menangkapnya hidup-hidup," ujar Ninja sambil bertukar serangan dengan Natura.
Setiap kali serangan Natura berhasil mengenai musuhnya, bola cahaya kecil berwarna hijau layaknya kunang-kunang melayang, lalu meresap ke dalam tubuh Enenga dan Alia. Nenek bercucu itu dapat merasakan tubuhnya semakin kuat. Bahkan Enenga berhasil mengurangi bar darah lawannya cukup banyak.
"Ji, bolehkah aku membonoh gadis bisu ini? Dia memiliki pasif aneh yang dapat menghambat regenerasi darahku dan serangannya terus menguat setiap saat."
Satu serangan tusukan berhasil mengenai dada pria itu. "Ji, sungguh gadis ini seperti memiliki seratus persen kesempatan serangan kritikal. Aku tidak kuat melawannya seorang diri."
"Cih, kau terlalu mengada ada ... Lu, bantu dia melawan si gadis bisu," jawab Ji, menyuruh pria lain di kelompoknya juga.
Ji justru melompat ke dahan pohon dan hanya menonton komplotannya. Dia menepuk dada dan keluar semacam benda berbentuk jam kecil segenggaman tangan. Jam itu lalu ditangkap oleh pria bernama Lu.
Natura mulai menyadari jika enam orang yang kini menyerangnya hanya tiga orang yang terlihat serius, sementara tiga lainnya hanya mencuri-curi kesempatan. "Apakah setiap orang dari mereka tak memiliki item revive sendiri? ... Sungguh ini membingungkan. Harusnya item revive memiliki waktu rehat ... Jangan-jangan ...." batin Natura.
Natura lalu berpikir untuk berkomunikasi dengan Ortuna. "Ortuna, apakah kau dapat mendengarku?" Dia kini hanya mencoba lari maupun menghindar saja. Sementara lawannya terlihat sangat kesal karena tidak dapat menjangkau.
"Hai hai," tanggap Ortuna dengan suara imutnya.
"Apakah satu item revive dapat digunakan oleh beberapa orang tanpa menunggu waktu rehatnya?"
"Itu ... Hahaha ... Waktu rehat bukan terletak pada item yang dipakai, namun melekat pada orang yang memakainya. Sepertinya mereka telah menyadari hal itu. Berjuanglah!"
"Ortuna, sungguh kau harus berbenah diri."
"Kata orang yang tidak bisa berbahasa Inggris dan tidak mau mempelajarinya."
"Hah?! Kau meremehkanku?!" Tanpa sadar Natura berucap demikian sambil berhenti melangkah. Seketika sikap itu membuat enam lawannya mengambil jarak.
Siapa saja yang sedang fokus terhadap Natura pasti merasa gugup. Tak terkecuali si pemimpin perampok itu. "Dia? Benarkah dia sedang berbicara dengan peri?"
"Ayo serang dia! Kita dalam masalah besar jika sampai meremehkannya lagi!" seru Ninja.
Ji lalu turun dan bersiap-siap masuk ke dalam formasi menyergap. "Lupakan hadiah sayembara! Kita harus membonohnya. Sungguh dia terlalu aneh jika kita anggap sebagai tukang pijat."
"Benar! Serangannya tidak dapat melukaiku tapi aku memiliki firasat buruk jika menganggapnya lemah. Ji hampir mat¡ hanya karena lima serangan beruntunnya. Dia harus kita bonoh!" ujar perampok lainnya.
Jeritan pria terdengar keras dari arah pertarungan nenek Alia. Ninja lalu melompat dengan cepat ketika menyaksikan nenek Alia sedang menunggu lawannya bangkit dari kemat¡an. Itu adalah waktu yang menentukan hidup dan mat¡ seseorang sebab item revive biasa dapat menghidupkan namun dengan sisa kapasitas darah yang sangat sedikit.
Ninja terlambat melangkah dan nenek Alia telah menusuk perut lawannya ketika baru saja membuka mata.
"Dasar nenek tua tak sayang nyawa! Enyahlah dari dunia ini!" Ninja sekarang menjadi lawan nenek Alia.
Serangan keras nenek Alia membuat Ninja menyadari jika terdapat keanehan dari serangan itu. "Level lima puluh namun tangkisanku terasa berat? Yang benar saja. Mengapa mereka bertiga sangat aneh?"
"Ha ha ha. Hai Ninja, kelompokmu terlalu meremehkanku. Sekarang aku dapat merasakan jika levelku seolah terus-menerus bertambah dan mulai melampaui kalian. Aku tak tahu apa yang terjadi, namun ini pasti adalah pertanda baik."
"Jangan-jangan? ... Sial, aku baru menyadari jika cahaya kunang-kunang yang keluar dari tubuh target si remaja itu ketika berhasil terserang sepertinya adalah alasan nenek ini menjadi tambah kuat. Sungguh ini merepotkan." Ninja tentu saja merasa kesal. Orang yang dia lawan terlalu membingungkan. Padahal sebelumnya Alia biasa saja, namun berbeda dengan sekarang ini.
Jeritan pria kembali terdengar. Natura berhasil membonoh satu orang. "Sekarang aku tahu jika kau ... dan ... kau, pasti tidak memiliki item revive seperti pria ini!" tandas Natura sambil menunjuk dua orang yang terlihat lebih waspada daripada perampok lainnya.
"Ji, apa yang harus kita lakukan?" tanya salah satu pria itu.
"Ya tinggal kita serang menggunakan sk¡ll dan ultimate milik kita."
"Tapi...."
"Cepat lakukan saja! Kita tidak memiliki cara lain." Ji terlihat semakin kesal sebab bawahannya seolah hendak menyerah.
Seketika dua orang berpindah dengan sangat cepat di depan Natura. Namun serangan keduanya tak begitu teratur hingga hampir membahayakan temannya sendiri.
"Apa yang kalian lakukan!? Apakah kalian lupa jika nama kalian adalah urutan berdasarkan serangan. Kalian harus hapal posisi urut kawan kalian supaya tidak terjadi hal yang memalukan!" bentak Ji.
Satu orang menyerang dengan serangan tebasan dari bawah kiri dan kanannya berulang kali. Dua perampok lainnya juga ikut menghindar. Hal itu tentu membuat Natura heran.
Natura dapat memahami jika para perampok tidak memiliki kerjasama yang baik. Dia mencoba mencari celah pertahanan lawan yang kini benar-benar tak memiliki gerakan teratur. Seiring keberhasilan Natura mendaratkan serangan pada tubuh lawannya, baik Enenga maupun Alia juga mulai mendominasi. Enenga berhasil membonoh salah satu lawannya dan tidak lama setelah itu lawan lainnya juga berhasil dibonoh.
Enenga langsung membantu Natura yang belum juga menumbangkan orang lagi. Karena Natura dapat bergerak dengan lincah, Enenga menjadi leluasa mengeluarkan satu-satunya sk¡ll dash-nya yang tidak terkunci, tanpa perlu khawatir serangannya akan mengenai Natura.
Natura tersenyum menyadari keasyikan menghajar musuh yang sedang kalang kabut. Berbeda dengan keadaan di Bumi yang tak mungkin untuk menghajar orang, Natura bahkan telah mewajarkan jika dirinya juga membonoh orang. Di dunia yang juga dapat membonohnya seperti lalat, hukum tertulis adalah suatu kebodohan.
Karena dominasi yang sangat terlihat jelas, mereka berhasil memojokkan para perampok itu hingga hanya menyisakan Ji dan Ninja saja.
Ninja berdecak kesal mengingat serangan ala ninja miliknya tak dapat juga dilancarkan akibat harus terus bertahan. "Sungguh mereka bukanlah lawan kita. Mereka terlalu kuat dibandingkan dengan pertama kali."
"Sial, ini terlalu sulit untuk kupahami. Ninja, kita incar lelaki itu saja. Dialah yang paling lemah," ujar Ji.
"Baik."
Saat mereka berdua berlari cepat mengincar Natura, baik nenek Alia dan Enenga mengeluarkan sk¡ll dash milik mereka yang membuat pedang mereka seperti memiliki fatamorgana pada udara yang terlintasi.
Serangan tebasan cepat sambil berpindah tempat itu berhasil melukai keduanya. Tidak lama kemudian serangan-serangan lainnya segera membuat kedua perampok itu terluka parah dan akhirnya mat¡.
Nenek Alia dan Enenga terlihat sangat gembira karena dapat mengalahkan sembilan dari sepuluh perampok.
Natura mengeluarkan pisau kecil hendak membedah tubuh pria yang berhasil dia bonoh, namun nenek Alia menghentikan dengan cara menampar kepalanya.
"Aduh, nek apa yang kau lakukan!? Tamparanmu sangat sakit hingga bar darahku berkurang," ucap Natura sambil mengusap-usap kepalanya.
"Justru nenek yang harus bertanya: Apa yang mau kau lakukan? Apakah kau belum pernah membonoh manusia? Kau seakan hendak mencari hadiah dalam jasadnya."
Natura tersenyum canggung karena itulah yang terpikirkan.
Nenek Aria lalu menyeret jasad para perampok untuk ditata rapi. Dia menepuk punggung atau dada jasad perampok dan seketika muncul item serta karung koin. Muncul gundukan tanah dan batu nisan dari dalam tanah menyelimuti jasad -jasad itu.
Natura lalu mencobanya, koin dan dua item dasar yang tidak dapat dia gunakan berhasil diperoleh. Tentu hal itu tak membuatnya senang. Dibandingkan dengan nenek bercucu, maka Natura hanya memperoleh hadiah yang sangat kecil.
Natura menghampiri mereka berdua. Dua nisan yang mengganti jasad ninja dan Ji cukup membuat mereka resah. Selain tertulis nama orang yang membonoh, batu nisan itu juga terdapat informasi nama asosiasi perampok yang ternyata berbeda dari pengakuan sebelumnya. "Embun Kemat¡an", selain memiliki sangat banyak anggota, pemimpin asosiasi perampok itu juga kerap membonoh petualang tingkat tinggi yang dirasa menghalangi rencana mereka.
Nenek Alia segera memerintahkan Enenga dan Natura untuk pergi dari tempat itu walau hari mulai malam.
Dari balik semak-semak, terdapat seorang pria kurus yang terlihat duduk ketakutan sedang menggenggam koin pemindai status karakter. Tangan pria itu tidak berhenti bergetar walau dia mencoba menegangkan ototnya. "Mengapa level nenek dan gadis itu menjadi terus-menerus bertambah hingga melampaui kami? Dan mengapa mereka berdua juga dapat menambah kesempatan serangan kritikal hingga mencapai seratus persen. Sungguh mereka berdua wajib tercantum dalam daftar orang yang harus dihindari atau justru harus kami masukkan dalam daftar rencana pembonohan. Mereka terlalu kuat, terlalu mengecoh!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Machan
ngopi dulu lah, bang. gua lagi capek baca😁☕
2022-09-21
1