Dipagi harinya sesuai apa yang dijanjikan, Celine mulai belajar dirumah dan tidak pergi kesekolah lagi akibat perutnya yang mulai kelihatan.
"Kamu hati - hati disini" ucap March saat akan berangkat ke kantornya setelah menyelesaikan sarapanya.
"Hemmm…" jawabnya dengan mengunyah roti yang baru dimasukan kedalam mulutnya.
"Aku akan segera kembali" March mulai melangkahkan kakinya keluar rumahnya.
Ditengah sarapanya sendiri, Celine mendengar ponselnya yang berbunyi dan mengangkat telponnya.
"Iya mom?" tanya nya.
"Sayang kamu Dirumah sendirian?" tanya Glaretha yang teringat Celine Mulsi belajar dirumah.
"Iya... kenapa Emangnya?" Tanya balik Celine
"Yaudah nanti mommy kesana ya, sekalian kita belanja buat perlengkapan babby kamu ya, kamu kan udah empat bulan mengandung". Glaretha yang tidak sabar ingin berbelanja kebutuhan calon cucunya langsung mengajak Celine berbelanja.
"Yaudah Celine siap - siap dulu ya" Celine menyetujui akanan dari mommynya, karena dia juga bakalan merasa bosan kalau harus terus berada dirumah.
Dia pun segera bersiap - siap sebelum ibunya datang kerumah untuk menjemput dirinya.
"Apa suami kamu tau kita akan pergi berbelanja kebutuhan babby?" tanya Glaretha setelah Celine menaiki mobilnya.
Dia terus mengajarkan anaknya untuk taat dan nurut kepada suaminya sebagai mana dia nurut kepada suaminya.
"Ngga usah, lagian dia juga lagi kekantornyn" jawab Celine mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.
"Cepat telpon suami mu dan minta ijin terlebih dahulu kepadanya" Glaretha mengambil ponsel Celine dan menelpon March.
"Hallo…" terdengar suara March dari sebrang sana.
"Ayo ijin" Glaretha menekan Celine untuk meminta ijin terlebih dahulu kepada suaminya.
"Gw mau pergi sama mommy untuk belaja kebutuhan baby" Ucap Celine dengan malas.
"Iya silahkan...." March membiarkan istrinya untuk pergi dengan ibunya dan March juga akan merasa tenang jika dia pergi dengan ibunya.
"Hati - hati ya.... Nanti aku jemput kamu kesana" Lanjutnya kembali.
"Ngga usah gw pake mobil mommy ko" Celine tidak ingin merepotkan suaminya.
Tanpa berkata apa - apa lagi, March langsung mematika telponya dan kembali bekerja.
"Kamu itu kalo ngomong sama suami yang sopan" Glaretha menepuk paha Celine saat mendenga ucapan GW dari mulut Celine.
"Harunya itu AKU KAMU bukan LO GW, LO GW" lanjutnya dengan menekankan kalimat ucapanya.
"Iya momyy...."Celine mengiyakan ucapan mommynya agar dia tidak berdebat dengan Glaretha.
Setelah sampai pada tempat tujuanya, Celine dan Glaretha mulai belanja kebutuhan untuk babynya dan sekalian memilih - milih baju untuk mereka juga.
"Celine dokter udah ngasih tau babbynya cewe atau cowo?" tanya Glaretha yang belum sempat tau cucunya bakalan cewe atau cowo.
"Ngga tau, kata dokter belum jelas" jawabnya dengan terus memilih - milih baju.
"Kamu udah di USG bulan ini?" tanya Glaretha kembali.
"Udah mom…".
"Sendirian?"
"Ngga… March yang ingin mengantarkan aku waktu itu" jawabnya.
"Ohh… kirain mommy sendirian" Glaretha merasa lega karena anaknya sudah mulai dekat kembali dengan March.
"Kamu harus biasain dekat dengan March, kan kasian nanti anaknya kurang dekat juga sama ayahnya" Glaretha memberikan nasehat untuk anaknya.
Setiap kali mereka bertemu, Glaretha suka memberikan nasihat - nasihat dalam berumah tangga, agar Celine bisa mikir atas tanggung jawabnya sebagai istri dan agar dia bisa mandiri.
"Mommy Celine laper… makan yu"
Celine yang mudah laper efek dari baby nya pun langsung mengajak ibunya untuk makan siang sebelum dilanjut berbelanja kembali.
"Mulai gendut ya kamu…"
Glaretha sedikit bercanda dengan Celine agar suasana tidak terlalu tegang atas nasiha - nasihat yang dia berikan kepada anaknya.
"Ahh… mommy" Celine merengek bagai anak kecil saat ibunya bilang bahwa dia gemukan.
"Ngga sayang… mommy bercanda"
Glaretha langsung merangkul anaknya dan membawanya merestoran yang Celine mau.
Setelah memesan dan mengobrol sambil menunggu makanya datang, Glaretha melihat March yang telah tiba dengan kemeja putihnya yang begitu gagah.
Glaretha memberi tahu suaminya telah tiba. "Celine Suami mu udah datang"
"Astaga…… kenapa dia datang" Celine menepuk jidatnya merasa heran kenapa March bisa tau keberadaan Celine.
"Mommy…" March mencium tangan Glaretha saat dirinya telah sampai didepan istrinya.
"March… cepetlah duduk disini, kebetulan sekali kami sedang makan" Glaretha membiarkan March duduk disamping Celine dan dia menggeser ketempat duduk didepannya.
"Iya makasih mom…" March berterima kasih atas tempat duduknya.
"Bagaimana keadaan mommy?" tanya nya.
"Mommy sehat - sehat aja, buktinya bisa jalan - jalan sama Celine" Jawab Glaretha dengan tertawa dan March pun ikut tertawa.
"Bagaimana dengan Daddy?" March bertanya keadaan ayah mertuanya yang telah lama ia tidak berjumpa kembali.
"Daddy sekarang sibuk banget ngurusin bisnisnya yang baru sampai lupa kepada mommy" jawab Glaretha dengan gaya yang dibuat - buat.
"Mommy nginep aja kerumah, Celine juga bakalan dirumah untuk beberapa bulan ini" March menyarankan agar ibu mertuanya terus berada dirumahnya menemani Celine.
"Ngga lah… " Glaretha menolak halus March karena dia tidak ingin menganggu rumah tangga anaknya.
"Mommy kan ada kerjaan juga, nanti mommy akan main jika ada waktu" jawabnya dengan tertawa.
Mereka bertiga terus mengobrol hingga makanya telah datang dan telah menikmatinya. March yang dikasih tau Glaretha keberadaan Celine pun langsung Glaretha memesankan makanan untuk menantunya, agar bisa menikmatinya bersama.
"Celine itu kan sahabat - sahabat kamu" Galrrtha yang sedang menikmati makan siang bersama menantu dan anak kesayangannya melihat Lyana dan Evellyn yang juga sedang jalan - jalan di tempat yang sama.
"Astaga…. mom jangan panggil mereka" Celine menarik tangan Glaretha saat Glaretha akan melambaikan tangannya kepada Lyana dan Evellyn.
"Emang kenapa lagi si?" Tanya Glaretha bingun.
"Mereka kan udah tau kalau kamu sudah menikah" lanjutnya kembali dan langsung memanggil nama kedua sahabat Celine
"Lyana Evellyn" Glaretha berteriak dengan melambaikan tanganya.
Celine menepuk jidatnya kasar, apa yang akan dikatakan sahabatnya jika dia tau March adalah suaminya??.
Sedangkan March, dia tidak ikut campur apapun. dia terus menikmati makanan yang telah dipesankan mertunya itu.
"Ehh ada Tante Glaretha…" Evellyn melihat Glaretha dan langsung menghampirinya dengan Lyana yang mengikuti dari belakang.
"Astaga Tante… ngga nyangka akan bertemu disini" Evellyn langsung memeluk Glaretha begitupun dengan Lyana.
"Celine Lo juga disini?" ucap Lyana dengan bingung.
"Iya… gw belanja bareng nyokap gw" jawab Celine dengan terbata.
"Pak March??…" Evellyn melihat kearah Celine minta penjelasan kenapa ada pak March yang sedang makan dengan Celine dan ibunya.
.
.
.
.
.
Happy reading gays… 🥳🥳
terus ikuti ya ceritanya, kalau kalian suka dengan ceritanya berikan like vote dan komennya ya🙏🙏🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments