Mengingat Malam Itu

Akhirnya kedua sahabat Celine pun tau kalau Celine telah menikah. dan hari pun berjalan dengan seperti biasa, masih menjadi rahasia umum pernikahan Celine dan March dari sekolahan.

Setelah beberapa hari Celine diperiksa oleh dokter, tiba - tiba Celine sering merasakan mual dan sakit kepala. Celine yang dari tadi muntah muntah terus pun terdengar oleh salah satu pelayan.

Dengan keberanianya, pelayan itu pun mengetuk pintu kamar March yang tidak jauh dari kamar Celine.

"Tuan, nona Celine terus muntah - muntah dari tadi"

March yang masih tertidur pun langsung bangkit dari tempat tidurnya dan menghampiri kamar Celine. dengan segera dia membuka pintunya dan melihat pintu kamar mandi Celine terbuka.

Saat March masuk kedalam kamar mandi, dia melihat Celine yang terduduk lemas dilantai.

"Apa kamu baik - baik aja?" tanya March dengan khawatir.

Celine hanya menganggukkan kepalanya, March langsung menyuruh pelayan itu mengambilkan minum untuk Celine dan langsung mengangkat Celine ketempat tidur.

"Minum lah…" March menyodorkan gelas yang diberikan pelayan itu kepada Celine.

March yang kahawatir atas keadaan Celine pun langsung memanggil dokter kandungan untuk datang kerumahnya.

"Hallo dok…" ucap March setelah tersambung dengan dokter kandungan.

"Apakah dokter bisa kerumah saya sekarang?" tanya March.

"Baiklah saya tunggu" setelah mendengar jawaban dari dokter kandungan March menutup telponnya dan kembali menghampiri Celine.

Untuk pertama kalinya March melihat Celine yang begitu terlihatan kesakitan. dia tidak tega melihat istrinya seperti itu. Jadwal kantor dan sekolah pun dia batalkan semuanya, dia akan menemani istrinya sepanjang hari.

Namun anehnya, setelah March menemui Celine. dia langsung berhenti muntah - muntah dan kembali seperti biasa lagi.

"Bagaimana keadaanya?" Tanya March dengan sangat khawatir.

"Dia baik - baik saja, itu hanya bawaan dari babby nya pak. itu hal wajar dan tidak usah dikawatirkan" jelas dokter itu dengan tersenyum.

"Disarankan bapa untuk terus ada disisinya, supaya ibunya tidak merasakan mual. itu sering dialami pasien lainya" dikteri ituemgarankan March terus berada disisi Celine.

"Jadi tidak perlu dibawa ke rumah sakit?" tanya March kembali.

"Tidak usah pa, bapa jaga saja dia dengan hati - hati. kalau begitu saya permisi dulu nanti obatnya kami akan kirimkan ke sini" dokter yang telah memeriksa Celine pun pergi menuju keliniknya.

"Iya terimakasih dokter"

Sebelum melepas dokter itu pergi March dan Celine sempat berterimakasih.

"Untu sekarang istirahat lah dirumah, jangan pergi ke sekolah" March menyuapi sarapan Celine.

"Gw bisa makan sendiri" Celine yang merasa risih disuapi March pun langsung menolak.

"Buka mulutnya!"

Dengan terpaksa Celine pun membuka mulutnya dan memakan makanan yang ada ditangan March.

"Pergilah, gw bisa sama mba disini" Celine menyuruh March pergi, karena dia tau disekolah akan ada rapat untuk study tour Minggu depan.

"aku batalin semua acara hari ini" ucap March dengan santai sambil menyuapi Celine.

"Sudah mendingan?" tanya March yang melihat Celine sudah membaik.

"Iya" jawab Celine dengan memainkan ponselnya.

Selama March ada disampingnya, Celine pun merasa lebih baik dan lebih segar kembali.

March yang sambil mengerjakan pekerjaan kantornya pun tidak lupa untuk selalu melirik ke arah Celine yang telihat nyenyak dalam tidurnya.

Dia tau kalau Celine semalaman tidak bisa tidur karena telihat di Bawak matanya yang telihat hitam. makanya pagi ini Celine tidur dengan nyenyak.

March bangkit dari duduknya dan menyelimuti seluruh tubuh Celine agar tidak kedinginan. saat March menyelimutinya, dia teringat malam itu mengecup bibir Celine yang terasa manis.

March pun mengusap bibir Celine dengan jarinya dan kembali bekerja diatas sofa.

Tidak lama dari itu Glaretha datang dan langsung menemui Celine dikamarnya. "Bagaimana keadaan Celine?"

"Celine sudah membaik mom, dia hanya perlu beristirahat. March juga udah mengijinkan Celine untuk tidak bersekolah dulu" jelas March kepada mertuanya.

"Syukurlah kalo tidak terjadi sesuatu dengan calon cucu mommy".

Glaretha merasa lega karena anak dan calon cucunya baik - baik aja.

"Kamu kalo ada urusan bergilah, mommy yang akan menjaga Celine".

Glaretha yang melihat March tengah sibuk dengan laptopnya pun memaklumi nya dan menyuruhnya menyelesaikan pekerjaannya.

"Ngga mom, March disini aja" March yang tidak tenang jika harus meninggalkan Celine dalam kondisi seperti ini pun. memutuskan untuk tetap ada dirumah.

"Terima kasih nak udah mau bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan. mommy beruntung bisa mendapatkan menantu sebaik kamu".

Glaretha merasa kagum terhadap March yang ingin bertanggung jawab dan lebih memilih Celine dibandung dengan kerjaannya.

"March ngga sebaik itu mommy" March pun tersenyum merasa malu karena setelah putus dengan Celine semuanya tidak seperti yang Glaretha bayangkan saat ini.

Setelah berhubungan badan dengan Celine malam itu, March tidak pernah lagi menyewa wanita - wanita bayaran dan tidak pernah pergi ke club' malam lagi.

Dia akan bertobat karena wanita yang selama ini dia sayangi menjadi pendamping hidupnya.

"Mommy…" ucap lirih Celine saat mendengar obrolan March dengan Glaretha.

"Sayang kamu udah sadar" March dan Glaretha menghampiri Celine yang berbaring di ranjang tempat dia tidur.

"Kamu ngga ada yang sakit nak?" tanya Glaretha kembali

"Ngga ada mom"

"Kamu istirahat lah disini. jangan pergi sekolah dulu" ucap Glaretha membenarkan rambut Celine yang terlihat berantakan.

Celine melihat kearah March, begitupun dengan March, "Tapi mom, bagaimana kalo orang - orang menanyakan Celine?" tanya Celine yang takut rahasianya terbongkar.

"Celine ini demi kebaikan kamu, suami kamu juga kepala sekolah kan disana, jadi ya udah. suami kamu aja yang akan mengurusnya" jelas Glaretha dengan menunjuk March untuk mengurus nya.

"Benar apa yang dikatakan mommy" March membenarkan kata - kata mertuanya.

" Yaudah mommy pulang dulu ya, masih ada urusan yang harus dikerjakan."

Karena hampir setengah hari berada dirumah Celine. Glaretha pun berpamitan untuk pulang.

"Mommy pulang sama siapa?" tanya Celine yang tidak melihat ada mobil dihalaman rumahnya.

"Supir yang akan jemput mommy sebentar lagi" jelas Glaretha.

"Ohh… hati - hati mom" Sebelum Glaretha pulang, Celine memeluk ibunya terlebih dahulu.

"Kamu baik - baik ya disini, nanti mommy kesini lagi" ucap Glaretha mencium kening Celine.

"Iya mom…"

"March, jaga istrimu baik - baik ya" Glaretha menyipitkan matanya kepada March bercanda.

"Siap mom…" ucap March dengan tegas.

"Gw bisa tidur sendiri. Lo tidur aja dikamar Lo" Celine yang tidak mau sekamar dengan March pun mengusir suaminya pergi ke kamarnya sendiri.

"Dengerkan apa yang dikatakan dokter itu?" March mengingatkan kembali Celine ucapan dokter itu.

Dengan wajah kesalnya Celine membiarkan March tidur dengan dirinya. dengan syarat, dia tidur disofa.

Setelah larut malam, March melihat Celine yang tidak nyaman dengan posisi tidurnya. dia pun membenarkan posisi tidur Celine hingga Celine menimpa tangan March.

.

.

.

.

.

.

Terus dukung authornya ya🤗🤗😙

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!