Cemburu

Setelah beberapa hari, Celine pun berniat berbelanja bersama teman - temanya untuk kebutuhan study tournya besok pagi.

"Biar aku anter aja kamu" March menawarkan untuk mengantar istrinya berbelanja.

"Ngga usah, gw udah janjian sama temen gw" Celine menolak tawaran March dengan terus mengunyah sarapannya.

"Yaudah… nih kartunya"

March membiarkan Celine pergi dengan sahabatnya. Tidak lupa, dia pun memberikan Black card nya kepada Celine untuk memenuhi kebutuhan istrinya.

"Gw punya uang sendiri" ucap Celine.

"Aku suami kamu, jadi aku berkewajiban untuk memberikan nafkah untuk istriku" jelas March. karena selama mereka menikah, Celine selalu menolak uang yang March berikan kepadanya.

Sore hari setelah membeli baran - barang untuk study Toure besok pagi, Celine pulang ke rumahnya bersama Lyana dan Evellyn.

Saat ditengah perjalanan, Celine pun tidak sengaja bertemu dengan Abian dan teman - temanya yang sedang berbelanja kebutuhan buat besok juga.

"Celine, liat ada Abian dan teman -temanya juga" Evellyn menyenggol tangan Celine saat melihat Abian.

"Celine udah punya suami" Lyana yang mendengar kata - kata Evellyn pun langsung menegurnya.

"Astaga gw lupa" ucap Evellyn dengan menepuk jidatnya.

"Hai…" Iqbal, salah satu teman Abian menyapa Celine Lyana dan Evellyn saat posisi mereka sudah dekat.

"Ehh haii…" Evellyn kembali menyapa nya.

"Kalian berbelanja buat besok juga?" tanya Iqbal saat melihat Celine dan temanya membawa paper bag.

"Iya kami berbelanja buat kebutuhan besok" jawab Lyana.

"Kalo begitu sangat kebetulan. gimna kalo kita makan aja bersama?" Rasya menawarkan makan bersama.

"Ah… boleh" Dengan semangat Evelyn menerima tawaran itu.

"Gimana dengan Lo?" tanya Evellyn kepada kedua sahabatnya.

"Ayo" Lyana pun menerimanya.

Mau tidak mau Celine ikut aja dengan Lyana dan Evellyn, karena mereka berangkat dalam satu mobil ke mall tersebut.

"Yah… kursinya cuma ada 4. mana sempit lagi" ucap Evellyn saat melihat kursinya cuma ada 4.

"Gimana kalo Lo sama Celine duduk aja disebelah kita, kan jarang - jarang kalian mengobrol" Iqbal langsung mengode agar Celine dan Abian bisa dekat.

"Gw setuju. udah Lo duduk aja disana" Rasya membenarkan ucapan Iqbal dan langsung mendorongnya.

"Lo juga duduk disebelahnya line" titah Iqbal saat melihat Abian telah duduk.

"Lo aja yang disana, gw disini" Celine tidak mau kalau dia harus duduk berduaan dengan Abian.

"Udah Celine Lo disana aja duduknya, kan suami Lo kaga bakalan tau. jarang juga Lo ngobrol sama Abian" Evellyn membisik kepada Celine dan menariknya duduk dihadapan Abian.

Sedangkan Abian, dia sangat bahagia karena dia bisa duduk dihadapan Celine.

"Yaudah kita mau pesen apa?" tanya Iqbal.

"Terserah Lo aja" Lyana dan Evellyn malas untuk memesan makanan, jadi biarkan Iqbal aja yang memesan semua makanya.

Celine yang tidak pernah melepas ponselnya pun menuruti Lyana dan Evellyn.

***

March yang akan mengadakan meeting pun langsung menuju tempat meeting itu dengan terburu - buru dengan asisten kepercayaannya sekaligus teman dekatnya.

"Dimana kita akan meeting?" tanya March kepada jeri sebagai asisten sekaligus sahabatnya

"dilestoran yang seperti biasa" jawabnya.

"Ok" March kembali memainkan ponselnya.

"Astaga… ada apa!?" tanya March kaget saat mobilnya berhenti secara tiba - tiba.

"Ada yang kecelakaan didepan. dan sedang membutuhkan bantuan" ucap Jerry saat melihat keadaan didepan.

"Yaudah kita bawa dulu dia ke rumah sakit" March langsung membuka pintu mobilnya dan segera menolong orang yang kecelakaan.

"Tapi March…" Jerry pun langsung mengikuti March untuk membantu orang yang tejadi kecelakaan.

"Bagaimana kalo kita terlambat?" Tanya Jerry saat sudah masuk kedalam mobil dengan posisi duduk bergantian dengan March.

"Diamlah…!" March dengan cepat mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit.

"Tapi kelien kita itu…"

Tanpa menjawab pertanyaan Jerry, March terus mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit, karena orang yang kecelakaan tadi sangat parah.

"Bagaimana kalo dia meninggal dijalanan seperti tadi?" tanya March setelah sampai dirumah sakit dan memberikan pasien yang kecelakaan untuk ditangani dokter.

"Ayo sekarang kita pergi" lanjutnya lagi dengan buru - buru.

Lagi - lagi March mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar klienya tidak merasa kecewa dengan dirinya.

Setelah sampai ditempat biasa dia meeting, dia melihat seseorang yang sangat dia kenali, March berhenti dari langkahnya dan memperhatikan seseorang itu yang terlihat sedang bermesraan.

"Ayolah… lienya sudah menunggu kita dari tadi" ucap Jerry saat melihat March yang terdiam.

"Ayo" ucap March dengan menahan emosinya.

"Selamat siang pak" March menyapa kliennya setalah mereka bertemu.

"Maaf pa kami terlambat, tadi sedikit macet dijalan" jelas Jerry

"Tidak masalah, kami juga baru datang".

March dan Jerry merasa lega karena klienya tidak menunggu dirinya.

"Mari kita mulai pertemuan ini" ucap March yang ingin segera menyelesaikan pekerjaan nya setelah memesan makanan.

Dengan teliti March menjelaskan semua materi yang telah dia pelajari semalaman bergantian dengan Jerry yang telah dibagi - bagi tugasnya sebelum menemui klienya.

"Saya setuju. kalo begitu mari kita bekerja sama" klien March pun menyetujui kerjasamanya setelah March dan Jerry menjelaskan nya dengan teliti dan menjabat tangan klienya.

"Mari kita makan siang dulu" ucap asisten klien March.

"Ohhh… mari" March dan Jerry pun menikmati makanannya dengan tenang.

Ditengah makan siangnya, March melihat seseorang yang sempat dia lihat sebelum menemui klienya. dia terus memperhatikan gerak gerik orang itu yang kelihatan masih mesra.

"Celine?" ucapnya lirih.

"Ada apa March?" tanya Jerry saat melihat March tidak melanjutkan kembali makan siangnya.

"Ngga ada… mari selesaikan makanya dan kita langsung pulang" March melanjutkan makan siangnya dan akan segera pergi ke rumahnya.

"Terimakasih atas persetujuan kerja samanya" Ucap March berterima kasih sebelum pergi pulang kerumahnya.

"Iya sama - sama" jawab klienya.

"Semoga kalian betah kerja sama dengan perusahaan kami" Jerry pun ikut berjabatan tangan.

"Iya semoga" ucap klienya dengan tersenyum.

"Kalo begitu saya duluan. masih ada yang harus saya kerjakan" March meminta ijin untuk segera pergi.

"Ohh iya silakan tuan March kami juga akan segera pergi" jawabnya.

March pun langsung meninggalkan tempat meeting ya dan kembali akan kerumahnya.

"Lo kenapa si aneh banget?" tanya Jerry saat melihat perubahan sikaf March.

"Ngga biasanya Lo meeting kaya gini" lanjutnya lagi dengan mengemudikan mobil March.

"Antarkan gw pulang" ucap March dengan wajah penuh emosi.

"Terus gw gimana nanti ke kantor?" tanya Jerry yang kebingungan ke kenator akan naik kendaraan apa.

"Lo bawa aja mobil gw" ucap March.

"Tapi…"

"Antar gw pulang!" March yang tidak tahan pun langsung membentak Jerry

"Lo kenapa si, jadi bentak gw gini" Gerutuk Jerry kesal.

March hanya melirik sinis kearah Jerry, dia tidak peduli apa yang dikatakan Marsel padanya, karena mereka sudah saling menganggap saudara satu sama lainya.

Setelah sampai rumah, dia tidak meliha sosok Celine disekelilingnya, dia pun bertanya pada salah satu asisten rumah tangganya.

"Celine belum pulang?".

"Belum tuan". jawabnya denga ramah.

"Dari dari?" tanya nya kembali.

"Iya…" asisten itu langsung kembali melanjutkan pekerjaannya.

March langsung naik ke kamarnya untuk melampiaskan amarahnya, karena dia tidak mungkin untuk memarahi Celine yang tidak mau berbelanja dengan dirinya melainkan dengan pria lain.

Aaaaaa…

March memberantakan barang - barang yang ada dikamarnya, dan memecahkan salah satu cerminya hingga tanganya berdarah.

"Kenapa dia gak bisa Nerima gw kembali…!" teriaknya dengan prustasi.

Diapun pergi ke kamar mandi dan menyalakan shower membasahi seluruh tubuh dibawah shower untuk menenangkan dirinya sebelum dia bertemu dengan Celine.

Setelah beberapa jam March kembali kerumahnya, Celine pun datang dengan membawa jinjingan ditanganya.

"Bisa saya bantu nona?" salah satu pelayan ya membawakan barang - barang yang dibelikan Celine saat dia berbelanja dan menyimpannya dikamar pribadinya.

"Kamu udah pulang" tanya March dengan penuh kelembutan saat dia sudah turun dari kamarnya.

"Iya…" ucap Celine singkat.

Celine langsung pergi ke kamarnya, sedangkan March berusaha agar dirinya menahan emosi untuk tidak memarahi istrinya. mata March terus memperhatikan Celine yang acuh terhadap dirinya.

"Lo tidur aja diatas, gw disini bisa sendiri" ucap Celine sebelum masuk kedalam kamarnya.

"Iya…"

March berjalan menuju meja makan untuk makan malam.

"Berbelanja bareng siapa kamu?". dia merasa penasaran, apakah istrinya akan berbohong.

.

.

.

.

Terus dukung author nya ya🤗😚

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!