Terungkap

Setelah membasuh wajahnya didepan wastafel, Celine menatap dirinya dipantulan cermin yang ada didepannya.

Dia begitu muak melihat March yang mengajar didalam kelasnya sehingga dia keluar dari kelas.

Saat sedang berjalan menuju kelasnya. Tiba - tiba dia merasa pusing dan mual, dia sempat akan terjatuh diatas lantai menuju kelasnya.

Namun seseorang datang segera menangkap Celine dan membawanya keruang kesehatan yang ada disekolah itu.

Pria itu membuka kancing atas baju seragam Celine, agar Celine merasa lebih leluasa untuk bernapas.

Setelah beberapa saat Abian memberikan kayu putih kehidung Celine, akhirnya Celine tersadar dan membuka matanya secara perlahan.

"Kenapa gw disini?" tanya Celine melihat kearah Abian.

"Lo tadi pingsan" ucap Abian sambil membereskan barang yang sempat ia berantakannya tadi.

"Hah...." Celine kebingungan dengan memegang kepalanya yang merasa sakit.

"Istirahatlah disini. gw udah ijin ke guru yang ngajar dikelas Lo" lanjut Abian ketika ekor matanya melihat kearah Celine yang memegang kepalanya.

"Gw baik-baik aja" ucap Celine.

"Gw mau ke kelas" lanjutnya lagi dengan mengulurkan kakinya menuju lantai.

Ketika Celine menempelkan kakinya kelanti dia sempat terjatuh kembali.

"Kata gw juga istirahat dulu" Abian yang kesal melihat Celine tidak mau menurut kepada dirinya pun mengomeli Celine dengan membatunya berbaring kembali.

"Keras kepala" lanjut Abian dengan bergumam.

Celine yang mendengar gumaman Abian pun acuh dan mengambil ponsel milik dirinya yang ada diatas meja samping tempat tidur.

Sebelum melihat ponselnya, tiba - tiba pintu ruang kesehatan itu terbuka dan menampakan seseorang yang langsung menghampiri Celine dengan Wajah khawatirnya.

"Celine Lo gak papa?" tanya Evellyn dengan membolak balikan badan Celine yang sedang berbaring diatas ranjang.

"Heh..." bentak Lyana saat Evellyne menanyakan kabar Celine dengan seperti itu.

"Ahh.... sorry" ucap Evellyn saat menyadarinya.

"Lo gak kenapa - kenapa?" tanya Lyana memegang tangan Celine.

"I't ok" ucap Celine.

"Gw keluar dulu. kalian urus saja dia" ucap Abian setelah ada yang menggantikan dirinya untuk menunggu Celine.

"Makasih Abian" ucap Evellyn dengan senyum jailnya.

"Kalian tau dari mana gw disini?" tanya Celine melihat kearah sahabatnya.

"Teman Abian datang ke kelas kami untuk mengijinkan Lo kepada pak March" jelas Evellyn.

"Lo belum sarapan?" tanya Lyana saat melihat bibir Celine yang memutih.

"Pucet banget" lanjutnya.

"Gw udah sarapan tadi pagi, tapi gw kaga tau tiba - tiba kaga enak badan aja" jelas Celine memijat mijat pundaknya.

"Celine kancing baju Lo kebuka" ucap Evellyn terkejut saat melihat kancing baju Celine terbuka.

Lyana dan Celine melihat kearah kancing baju yang terbuka.

"Dia habis pingsan tolol. makanya Abian membuka kancing bajunya biar dia bisa bernafas lega" Lyana memukul kepala Evellyn dengan pulpen yang dipegangnya.

"Kayanya Lo harus pulang aja deh" lanjut Lyana yang merasa cemas terhadap Celine dengan menatapnya.

"Ngga usah. gw masih bisa mengikuti pelajaran sampai pulang" ucap Celine dengan membenarkan kancing bajunya.

"Santai aja gw bisa" Celine mengulurkan Kemabli kakinya turun dari lantai.

Dan pelan - pelan dia berjalan menuju kelasnya dengan didampingi Lyana dan Evellyn dibelakang dirinya.

Saat keluar pintu ruang kesehatan itu, Celine berpapasan dengan March, dia langsung memalingkan wajahnya dan kembali berjalan.

"Apa dia baik - baik saja?" tanya March kepada Lyana dan Evellyn.

"Dia baik - baik aja" jawab Evellyn dengan tersenyum kecil.

🍀🍀🍀

"A....apa!?" begitu terkejutnya mendengar jawaban dokter yang memeriksa anaknya.

Glaretha memegang dadanya yang terasa sesak, sedangkan suaminya masih bingun jawaban yang dokter itu berikan kepada mereka.

Beberapa Minggu setelah kejadian Celine disekolahnya dia pun dibawa ke rumah sakit untuk memastikan kesehatannya oleh kedua orang tuanya.

Namun, jawaban dokter yang tidak pernah disangka dan terfikirkan oleh kedua orang tua Celine pun begitu mengejutkan mereka.

Celine yang berada diruang pemeriksaan pun keluar dengan merapihkaan kembali pakaiannya.

Saat dia melihat ke arah orang tuanya, dia heran dengan ekspresi wajah orng tuanya, sehingga Celine menanyakan kenapa dirinya sebenarnya.

"Kenapa kamu bisa hamil?" tanya Glaretha dengan tangan yang bergetar.

"Apa!!!?" Celine yang kebingungan pun mengernyitkan dahinya.

"Apa yang dimaksud dengan kalian?" tanya Celine kembali.

"Anak siapa yang berad dalam perut kamu itu!" bentak Glaretha dengan mengguncangkan tubuh Celine.

"Mom...."

"Anak saya Tante" seorang pria datang menghampiri keluarga Celine dengan berani bertanggung jawab.

Zeyn, Glaretha dan Celine melihat kearah belakang mereka. bertapa terkejutnya mereka saat melihat March yang ada dibelakang mereka.

"Saya minta maaf Tante, karena udah beberapa kali saya ingin menjelaskan kepada kalian dan bertanggung jawab atas perbuatan saya tapi Celine selalu menolak saya untuk mengobrol dengannya" jelasnya setelah berada didepan mereka.

Tanpa fikir panjang, Glaretha menampar keras pipi March sehingga membuat pipinya menjadi merah dan membuat suasana menjadi hening.

"Mommy tenangkan dirimu, kita bisa menyelesaikan ini dirumah" Zeyn yang melihat istrinya sudah mulai amarah pun segera mengusap punggungnya agar amarahnya mereda.

Karena dia tau, kalau dirinya ikut marah keadaan akan tambah memburuk untuk masa depan putrinya.

"Dan kamu, ikut kerumah saya" lanjut Zeyn dengan geram kepada March.

Sesampainya dirumah Celine membicarakan baik - baik yang menimpa Celine dan March.

"Kenapa kamu melakukan ini terhada anak saya?" Tanya Zeyn yang sudah geram denga March atas perbuatanya.

"Maafkan saya om. saya tidak sengaja melakukan ini, dan saya tidak ada niatan melakukan ini terhadap Celine" jelas March dengan menatap Celine.

"Lalu bagai mana bisa kamu tidak ada niatan melakukanya terhadap anak saya tetapi anak saya bisa hamil seperti itu!!?" tanya Glaretha dengan meninggikan suaranya.

"Dan kamu Celine. kenapa kamu mau ditiduri oleh laki - laki, kamu tau kamu masih sekolah dan belum menikah"

Glaretha memecahkan semua emosinya yang ia pendam dari tadi. Celine menundukkan kepalanya dengan membasahi pipi nya dengan air mata.

"Ini bukan salah Celine Tante...."

" Diam kamu!!" bentak Glaretha kepada March.

"Kamu harus bertanggung jawab atas semua yang kalian lakukan ini. dan Minggu depan kalian akan menikah" lanjut Glaretha dan meninggalkan ruang tengah menuju kamarnya.

"Tapi mom...."

"Turuti apa yang dikatakan mommy kamu" bentak Zeyn kepada Celine dan menyusuli istrinya.

"Ini semua gara - gara Lo" ucap Celine menunjuk kearah March dan meninggalkan dia sendiri diruang tengah.

"Celine aku mau berbicara kepadamu" March meraih pergelangan tangan Celine, dan Celine menepisnya dengan kasar tidak dipedulikan keinginan March.

"Pergi!!" ucap Celine menaiki tangga.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tinggalkan jejak ya, kalo kalian suka dengan ceritanya😚🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!