Dipagi hari Celine yang merasa lelah dan sakit pada badanya langsung mngerjapkan matanya. begitu terkejutnya saat dia melihat March yang ada disampingnya dengan posisi memeluk dirinya.
Celine yang anah denga tubuhnya langsung melihat kedalam selimbut dan membulatkan mata saat melihat tubuhnya yang bugil dengan posisi dipeluk pria lain.
Dia langsung menepis keras tangan March yang berotot dan berteriak membangunkan March.
"Ngapain Lo dengan tubuh gw?" Celine berteriak dengan menrik selimut nya menutupi dadanya.
Kaget karena teriakan Celine, March pun terbangun dan melihat kearah Celine yang sudah menutupi tubuhnya dengan selimutnya.
"Sayang aku bisaa...."
"Ngapain Lo dengan tubuh gw?" tanya Celine menjerit dengan mengeluarkan air matanya.
"Celine maafin gw.." March berusaha memegang tangan Celine, namun Celine menepisnya dan menyiksa tubuh March dengan tanganya.
"Pria bajingan..." Celine terus menyiksa tubuh March dengan mengeluarkan air matanya.
Berusaha memegang tangan Celine, akhirnya tangan Celine dipegang kuat oleh March dan dia langsung menghapus air mata Celine
"Saya akan bertanggung jawab" March meyakinkan Celine bahwa dia akan bertanggung jawab.
Dengan memalingkan wajah dan menepis kuat tangan March, Celine langsung masuk kedalam kamar mandi dengan tubuhnya yang ditutupi selimut.
Saat Celine telah masuk kedalam kamar mandi, March melihat bercakan darah ditempat bekas Celine tidur. dia menarik sudut bibirnya tersenyum kecil melihat itu dan bangun dari ranjang mendudukan dirinya.
Celine menyalakan shower yang ada didalam diatas kepalanya. dengan menyirami seluruh tubuhnya, dia membayangkan reaksi ibunya akan seperti apa setelah tau kejadia semalam dia dengan March.
"Mommy..." ucap Celine dengan menangis didalam kamar mandi.
March yang terus melihat kepintu kamar mandi belum melihat sosok Celine pun merasa khawatir. dia mengetok pintu kamar mandi itu dengan memanggil nama Celine.
"Celine aku minta maaf, aku bisa jelasin semuanya" maaf March saat melihat Celine keluar dari kamar mandi dengan. bathrobe putih yang telah disediakan disana.
Tanpa menghiraukan ucapan March, Celine langsung mengganti pakaianya dan keluar dari kamar hotel itu dengan emosi terhadap march.
March yang tidak mungkin mengejar Celine dengan penampilannya yang tidak memakai baju dengan shortnya. dia terlebih dahulu membersihkan badanya dan akan segera mencari keberadaan Celine.
Disepanjang perjalanan dia terus memikirkan bagaimana reaksi orang tuanya jika dia tau keadaanya yang sekarang dengan mengendarai mobilnya dengan cepat dan sesekali meneteskan air mata.
"Aaaaa....." Celine menepikan mobilnys ditepi jalan dan berteriak keras.
"Pria bajingan.." teriak Celine memukul stir mobilnya.
Lagi lagi dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan pikiran yang tidak menentu. setelah beberapa saat, akhirnya dia tiba didepan rumahnya.
Dia melihat dalam kearah gerbang depan rumahnya. tidak lama dari itu, seorang satpam yang bekerja dirumahnya membuka pintu gerbang mempersilahkan Celine masuk.
Celine masuk kedalam rumah, dia tidak menemukan sosok kedua orang tuanya. telah dipastikan mereka belum pulang.
Menaiki akan tangga menuju kamarnya, lalu dia bercermin melihat kearah dirinya ada beberapa bercakan merah dibagian lehernya dan bagian atas ***********.
Dia begitu dendam dengan March karena telah menghancurkan masa depannya.
"Pastikan ini akan dialami juga oleh adik perempuanmu" gumam Celine dengan emosi saat teringat March mempunyai adik perempuan.
Setelah mengganti dengan pakaian santainya, dia teringat kedua sahabatnya.
"Apa mereka juga mengalami ini?" tanya Celine pada dirinya.
Hendak menghubungi kedua sahabatnya. Namun Lyana keburu nelpon Celine sehingga Celine mengangkat telponya dan menanyakan kabar sahabatnya.
"Celine apa Lo pulang dulua?. kenapa tadi gak ada Lo disamping kami?" tanya Lyana disebrang sana.
"Apa kalian baik baik saja?" Celine malh bertanya balik kepada sahabatnya.
"Lo ninggalin kami?. astaga gw khawatir sama Lo, takut terjadi apa apa sama Lo karena ngga ada disamping kami tadi pagi" ucap Lyana yang begitu menghawatirkan Celine.
Celine terdiam membeku karena dia tidak inginemberi tahu siapa pun tentang kejadian semalam bersama March.
"Celine?" Lyana yang tidak mendengar suara Celine langsung memanggilnya kembali.
"Ahh... iya gw ngga papa" jawab Celine dengan gugup.
"Syukurlah kalo Lo gak papa" jawab Lyana merasa lega.
Setelah mematikan telponya, Celine berencana tidak akan ngasih tau siapa pun terhadap keadaan dirinya. termasuk kepada kedua orang tuanya.
Yang membuat dirinya merasa lega adalah kepergian orang tuanya Ke luar negri, yang bisa membuatnya sedikit tenang dan mengendalikan kembali emosinya.
☘️☘️☘️
Setelah beberapa hari berlalu, Lyana dan Evellyn tidak melihat Celine masuk sekolah, dihubungi pun selalu tidak diangkat.
"Celine kemana ya?. gak biasanya dia kaya gini" Lyana yang khawatir akan Celine menanyakan itu kepada Evellyn.
"Gw juga ngga tau. susah banget dia dihubungi" ucap Evellyn.
"Bagaimana kalo kita lihat kerumahnya?" saran Evellyn.
"Yaudah pulang sekolah nanti kita kerumahnya" Lyana menyetujui saran Evellyn karena dia merasa khawatir takut terjadi sesuatu.
March yang tidak melihat Celine masuk sekolah pun merasa khawatir takut terjadi yang tidak diinginkan. dia menyesali perbuatanya, karena dialah Celine tidak masuk sekolah.
"Gw harus nanyain sama siapa?" tanya March pada dirinya yang bingung akan keadaan Celine seperti apa.
"Apa gw tanyain aja sama teman temanya?" tanya nya kembali.
Tapi tidak mungkin, mereka bakalan ngga tau urusan gw sama Celine, pikirnya.
Celine yang telah merasa membaik pun memutuskan untuk menelpon sahabatnya,
"Apa kabar?" tanya Celine saat telponya tersambung.
"Astaga celine, Lo kemana aja gw khawatir sama Lo. Lo baik baik aja kan?" tanya Lyana dengan bahagia akhirnya Celine menghubunginya.
"Gw ngga papa. kemaren cuma kecapean doang makanya ngga ngehubungin Lo dan Evellyn" jelas Celine.
"Gw kerumah Lo sama Evelly sekarang. boleh ya" sebelum berangkat kerumah Celine, Lyana meminta ijin terlebih dahulu kepada pemilik rumahnya.
"Ngga usah gw udah baikan ko sekarang" jawab Celine menenangkan Lyana.
"Tapi gw mau ttp kerumah Lo" paksa Lyana.
"Yaudah boleh" ucap Celine pasrah.
Dengan buru buru, Lyana dan Evellyn langsung menjalankan mobilnya menuju rumah Celine. mereka yang begitu kangen terhadap sahabatnya tidak mempedulikan kelas belum selesai.
Disaat March melihat Lyana dan Evellyn terburu buru, dia sudah menduga bahwa mereka akan menemui Celine. kini pikiranya mulai gelisah memikirkan Celine takut terjadi yang tidak diinginkan.
"Apa gw ikutin mereka?" gumam March dengan mengertukna dahinya.
Tidak berpikir panjang, March langsung pergi dari sekolahan itu menyusul Lyana dan Evellyn pergi kemana. sepanjang mengikuti Lyana dan Evellyn. March terus mengingat jalanya supaya gampang menemui Celine nantinya.
Tiba didepan perumahan, Lyana dan Evellyn memasukan mobilnya kedalam dan menutup kembali pintu pagarnya. karena penasaran itu rumah siapa, akhirnya March turun dari mobil dan menanyakan kepada satpam yang bekerja dirumah Celine.
"Maaf pak boleh tanya sesuatu?" Tanya March saat Lyana dan Evellyn masuk kedalam rumah Celine.
"Iya pak ada ada apa ya?" tanya kembali satpam itu.
"Kalo boleh tau apa bener ini rumahnya pak Zeyn hasel nathanaen?" tanya March dengan penuh harapan.
"Iya pak. bapa ini siapa ya?" tanya satpam itu.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments