Setelah mengangkat telpon nya Mita pun lanjut mendengarkan keluhan dari Ifa, sungguh kasian pikir nya Mita pun juga akan begitu bila Dia kuliah di Turki dan meninggalkan Adit di sini.
"Untung gue juga gak jadi kuliah di Turki,kalo jadi pasti gue juga akan galau sama kaya loe," ujarnya.
"Loe enak Mit bisa milih dan protes sama ortu loe kalo Zaki kan mana bisa Dia kaya gitu, mana kuat LDR," Ifa pun tidak bisa bayangkan kedepannya akan bagaimana sedangkan Zaki akan pulang satu taun sekali setelah semester itu pun kalo ada waktu senggang.
"Btw tadi Adit bilang apa? ko loe langsung tutup aja" ucap Ifa heran.
"Oh itu cuma tanya udah sampe apa belum kan gue bawa mobil jadi gak di jemput," ujarnya.
"Oh pantas saja, eh Zahra mana kok belum keliatan ya? kemarin gue langsung pulang soalnya ada urusan," ujarnya.
"Tadi pagi bukannya Dia Chat ya di grup kalo lagi ada keperluan keluarga, emang loe gak baca?" Mereka mempunyai grup chat yang terdiri dari Mita, Ifa, Zahra, Sandy, Adit, Zaki dan Vito.
"Ahh itu sorry gue belum buka ponsen dari kemarin gue matiin," ujarnya sambil tersenyum kaku.
"Emang dasar kebiasaan loe," ujar Mita geleng-geleng kepala.
***
Di sisi lain Zahra sedang berada di Malaysia di rumah kakaknya, Dia bersama orang tuanya berangkat ke sana tadi malam, saat di kabarkan kalo kakak ipar nya akan melahirkan anak keduanya.
Zain adalah kakak pertamanya Zahra, menikahi gadis yatim piatu asal malaysia bernama Nurmala namun Dia sangat kaya raya, Zain yang mengurus perusahaan mertuanya itu, mereka menikah 4 tahun yang lalu di karuniai satu anak laki-laki dan sekarang hamil anak kedua.
Zahra tiga bersaudara kakak keduanya Zaina meninggal dunia saat berumur 20 taun karna kecelakaan tunggal.
"Mih, kita mau sampai kapan di sini?" tanya Zahra yang sedang menggendong keponakannya itu,mereka pulang lebih dulu setelah Mala melahirkan pagi tadi.
"Mamih di sini sampai kakak mu sehat, kasian kalo cuma sama Art, Bi Nah kan sudah tua, Mami udah cariin bebysiter buat bayi nya, mungkin besok datang, tapi kalo Papi besok juga pulang kayanya," ujarnya Bi Nah menemani mereka dari pertama menikah, dulu Bi Nah beby siternya Zahra waktu kecil,mereka sudah menganggap nya seperti keluarga sendiri, apalagi Mala yang tidak punya orang tua.
"Mih carinya yang agak tuaan ya, Rara gak mau sampai baby siternya muda terus godain Bang Zain," ucap Zahra memberi sanan, membuat Papihnya geleng-geleng kepala.
"Nak,gak semua orang seperti itu dasar korban sinetron," ucap Mamih nya sambil terkekeh.
"Ya kita kan jaga-jaga Mih, kebanyakan kan kaya gitu,"
"Ya Mamih juga udah siapin ,umurnya 45 tahun Dia istrinya Pak awan satpam yang di depan itu loh," ujar Mamih nya.
"Oh syukurlah kalo begitu Rara jadi tenang, Mih Rara besok aja ya pulang nya sama Papih, meskipun sekolah udah mulai bebas Rara gak mau pisah sama teman-teman," ujarnya.
"Bukannya mau kuliah di sini bersama Abang mu," Ledek Papihnya.
"Ih siapa yang mau kuliah di sini? gak ya Rara gak mau, Rara juga udah daftar di kampus yang sama dengan Ifa dan Mita," ucapnya sewot membuat orang tuanya terkekeh.
"Iya iya terserah kamu saja yang penting kamu rajin kuliah dan belajarnya bisa jadi sarjana dan buat orang tuamu bangga," ujar Papihnya.
Zarha pun tersenyum sungguh Dia merasa bangga mempunyai orang tua seperti mereka, semoga kelah Dia mempunyai mertua seperti mereka juga.
***
Jam 2 siang Mita ingin cepat pulang karna akan menjemput kakaknya, namun Zahra meminta tolong kepadanya agar mencari Sandy karna dari tadi Zahra telpon tidak diangkat.
"Fot loe aja deh yang cari Sandy ya gue udah telat nih ada urusan," ucap Mita.
"Yeh loe gak setia kawan banget ya, yang tadi Zahra telpon siapa, itu berarti loe yang harus nyari," ucap Ifa terkekeh membuat Mita kesal.
Ifa pun pergi keparkiran terlebih dulu, karna Ifa yakin Sandy berada di kelas, begitu pikirnya.
Mita pun segera mencari Sandy, namun tidak menemukannya hingga Dia bepapasan dengan Zaki yang baru saja turun dari tangga.
"Ki loe liat Sandy gak?" ujar Mita.
"Oh, itu Dia di balkon bersama Adit, ngapain loe tanyain Sandy harusnya tanyain Adit lah," Ujarnya heran.
Namun Mita hanya tersenyum."Udah gak usah kepo, Ifa udah nunggu kamu di parkiran," ujarnya menaiki tangga.
Mita pun sampai di Balkon Dia melihat punggung Sandy juga Adit yang membelakanginya, Mita pun mengurungkan niatnya saat mendengar percakapan mereka, Mita pun mundur dan bersembunyi di dekat tiang sambil mendengarkan.
"Dit loe gak antar Mita pulang," ujarnya Sandy sambil meneguk minuman kaleng di tangannya,sedangkan Adit berdiri santai sambil mengisap rokoknya.
"Dia bawa mobil sendiri ,katanya lagi ada keperluan ya gue senenglah jadi gue gak perlu jauh-jauh jemput Dia dulu," ujarnya, karna rumah Mita berbeda arah dengan nya sehingga membuatnya harus berangkat lebih pagi.
"Brengsek loe cuma jemput aja perhitungan gitu, kalo Mita dengar abis loe," ucap Sandy terkekeh.
Sedangkan Mita merasa ada yang aneh dengan ucapan Adit barusan, Mita pun masih setia mendengarkan.
"Bukanya perhitungan bro tau sendiri gue agak risi sama perempuan apalagi yang agak manja gitu," jawabnya membuat Mita tercengang dan membekap mulut nya agar tidak bersuara, sedangkan Sandy hanya geleng-geleng kepala.
"Sebenarnya loe cinta gak sih sama Dia?" tanya Sandy.
"Loe tau sendiri kan, gue cuma manfaatin Dia agar Lisa gak ganggu hidup gue,Lisa masih neror gue San, Dia gak percaya kalo Mita cewek gue,dengan alasan mana mungkin gue suka dengan cewek cupu kaya gitu, Bokapnya Mita udah menyuntikan dana keperusahaan Bokap itu yang gue merasa bersalah," jawabnya Mita pun tidak tahan lagi mendengar ucapan Adit, Dia pun sampai lupa kalo sedang mencari Sandy.
"Loe tuh benar-benar ya Dit, Mita itu sebenarnya cantik, meskipun ada kacamata yang menghalanginya, tapi Dia cantik dari dalam, hatinya juga bersih Dit,"
Mita pun segera berlari dan masuk ke dalam mobilnya, untung saja suasana sudah mulai sepi Dia pun tak kuasa menahan tangisnya, hingga dering ponsel menyadarkannya.
[Iya Mah ada apa]
[Udah berangkat belum, udah setengah 3 ingat kakak mu jemput]
[ah iya ini Mita sedang di perjalanan Mama tenang aja]
[Ya sudah hatihati ya langsung pulang]
[Iya Ma]
Mita pun mematikan ponselnya dan bergegas meninggalkan sekolah.
*
Disisi lain Sandy menggelengkan kepalanya dengan ucapan Adit barusan.
"Yang benar saja Dit, apa selama 2 minggu ini loe gak ngerasain apa-apa dengan Mita? gue liat kaya nya loe mulai suka dan perhatian sama Dia, buktinya tadi pagi aja loe cepet-cepet telpon Dia takut kenapa-napa padahal Mita udah biasa berangkat sendiri," Sandy selalu memperhatikan sahabatnya itu, sehingga Dia bisa melihat kalo ada Cinta dimata nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments