Hari pun sudah mulai sore, setelah berjalan-jalan di sekitaran sana kini mereka duduk di sebuah tempat makan yang menyediakan beberapa makanan khas sunda.
"Setelah lulus kamu mau kuliah dimana?" tanya Adit di sela makannya.
"Mungkin yang dekat aja, sekitaran Bandung saja," jawabnya.
"Gimana kalo satu kampus aja sama aku," tawarnya, namun dia tidak yakin kalo Mita mau.
"Gak tau liat nanti aja ya," ujar Mita, tak lupa menghabiskan makanannya.
"Kalo di ajak ngobrol tuh liat wajahnya dong, biar apdol masa yang bawa ngomong di depan kamu liatnya ke bawah terus," Adit pun gemas melihat Mita yang dari tadi hanya menunduk.
Semakin hari dia dekat dengan Mita dia semakin tertarik dengan nya dia gak tahu apa yang di rasakannya yang jelas dia merasa nyaman saat berada di dekat gadis manis itu.
"Ah iya maaf," ujar Mita gugup sambil mengangkat kepalanya dan tersenyum.
"Nah gitu dong, kamu manis kalo tersenyum," Mita pun semakin berbunga.
Makasih Tuhan atas kebahagiaan ini, batinnya.
Karna terlalu asyik bermain hingga dia lupa kalo hari sudah mulai sore.
"Kamu pasti cape kan jalan terus, sebaiknya kita pulang aja ya," Mita pun mengangguk setuju.
Kini mereka pun bergegas pulang, Adit pun mengantar nya sampai ke depan gerbang rumah Mita.
"Kamu masuk gih, udah mau gelap," ucapnya seraya melepaskan helmnya Mita.
"Gak mampir dulu? kaya nya mau ujan deh," melihat awan yang mulai mendung membuat Mita khawatir.
"Aku langsung pamit aja ya, jangan lupa besok aku jemput seperti biasa," dan Mita pun mengangguk, motor pun melesat meninggalkan Mita yang tersenyum -senyum sendiri.
Mita pun segera masuk ke dalam rumah, terlihat Mama dan Papanya yang sedang menonton tv.
"Sore Ma, pah, lagi ngapain?" tanya Mita dan ikut duduk tengah-tengah mereka.
"Sayang, kamu kebiasaan deh suka begitu, mana Ifa ko gak di ajak masuk?" Mamanya pun memeluk Mita dari samping dan mengelus rambutnya.
"Oh itu emm itu Ifa, ada urusan iya ada urusan Ma," jawab nya berbelit-belit, Mita yang tak pandai berbohong tidak tau bagai mana memberi alasan pada orang tuanya, karna selama ini dia berkata kalo Ifa yang suka menjemputnya.
"Oh gitu, pantas saja biasa nya kalian suka rame," ujar Papanya sambil tersenyum.
"Mit, besok Kakakmu pulang jangan lupa kamu jemput ya,"
"Papa kok ngasih tau nya dadakan sih? Emang Aa bisa libur gitu kok mendadak?" ujarnya, sungguh Mita merasa heran karna sudah dua hari ini Aa nya itu tidak menelponnya dan tau-tau udah mau pulang aja.
"Udah gak usah di pikirin yang jelas kamu tinggal jemput aja, ayo mandi sana!" seru Mama nya dan Mita pun mengangguk pasrah berjalan meninggalkan mereke masuk ke dalam kamarnya.
Setelah mandi dan ganti baju, ternyata waktu pun sudah mulai gelap, kini Mita melihat-lihat ponselnya, dia pn tersenyum melihat beberapa poto yang di kirimkan padanya.
Pintu kamar pun di ketuk, membuat Mita yang sedang melamun kini tersadar dari lamunannya.
Ternyata Mama nya sudah ada di dekat nya sambil memperhatikannya.
"Mama, ngagetin aja," ujarnya sambil menyimpan ponselnya di meja.
"Kenapa anak Mama, apakah ada masalah? sepertinya ada yang di sembunyiin dari Mama," ucapnya menyelidik, melihat Mita yang salah tingkah.
"Ah tidak, memang Mita kenapa?" jawabnya sedikit gugup.
"Dari tadi kamu senyum-senyum sendiri kenapa hayo, jujur sama Mama," Mamanya pun duduk di atas kasur sedangkan Mita di kursi belajarnya memainkan bolpoin.
"Gak ada, itu cuma perasaan Mama aja, eh itu Aa jadi pulang besok?"
"Katanya sih agak sore nyampenya, kamu jam 3 saja ke bandaranya, ajak aja supir kalo kamu malas nyetir, Mama gak bisa jemput karna banyak kerjaan di Butik dan Papa juga ada metting,"
"Ya udah kalo gitu Mita gak kemana-mana kok," jawabnya.
"Syukurlah sekarang ayo kita makan malam dulu," ajak Mamanya dan Mita pun mengangguk.
Mereka pun berjalan menuruni tangga, menunju ruang makan.
Setelah selesai makan malam Mita pun kembali ke kamar nya.
Mita pun merebahkan tubuhnya di kasur,tak berselang lama dia pun terlelap.
***
Pagi hari seperti biasa Mita bergabung dengan orang tuannya, sarapan pagi sebelum sekolah, setelah menghabiskan makanannya Mita pun pamit.
"Mita pamit ya," ucapnya menyalami kedua orang tuanya.
"Hati-hati di jalan jangan lupa jemput Aa ya nak," ujar Papa nya sambil mengelus kepala putri kesayangannya itu,dan Mita pun mengangguk.
Pagi ini Mita berangkat membawa mobil dia sudah memberi tahu Adit agar tidak menjemputnya.
Tak berselang beberapa menit Mita pun sampai di sekolah dan segera memarkirkan mobilnya di sana.
Mita pun masuk ke dalam kelas, masih lumayan kosong Mita pun menunggu temannya dengan bermain ponsel.
"Pagi Mit, loe udah dari tadi?" tanya Ifa menyimpan tasnya.
"Lumayan lah 15 menitan," jawabnya sambil tersenyum.
"Eh kenapa mata loe kaya habis nangis gitu? bukanya kemarin gak papa ya?" tanya Mita baru tersadar kalo Ifa tidak baik-baik saja.
"Ah ini, gak papa ko gue cuma kurang tidur aja," jawabnya.
"Jangan bohong cerita sama gue Fa," Mita pun memaksa akhirnya Ifa bercerita sambil menangis.
Flasback.
Kemarin Ifa dan Zaki jalan-jalan bersama, mereka menikamati acara libur berdua biasanya cuma nonton atau pun makan bersama, tapi kali ini Zaki mengajak Ifa ke bukit yang menyejukan mata.
Ifa pun duduk di sana bersandar di dada Zaki sembil terus becanda.
"Fa, kamu jadi kuliah di universitas X?" ucap Zaki tiba-tiba.
"Iya, bukannya kamu juga mau kuliah disana?" Ifa pun mendongkahkan kepalanya melihat Zaki yang tidak biasa.
"Maaf, aku gak bisa orang tuaku sudah mendaftarkan ku di universitas Kairo," ucap Zaki sambil menunduk, dia juga sebenarnya tidak ingin meninggalkan Ifa namun dia juga tidak bisa melawan orang tuanya.
"Trus hubungan kita gimana?" Ifa pun mulai cemas pasti ujung-ujungnya putus.
"Kita LDr ya, kita pasti bisa jalani ini semua," Zaki pun tak kuasa melihat Ifa menangis dia pun memeluknya dan mengusap rambut panjang nya itu.
"Maaf, kamu jangan nangis ya yakin kita bisa," Zaki pun terus menyemangati Ifa yang masih terisak, Ifa pun mengangguk pasrah .
"Ya sudah senyum dong jangan cemberut gitu,"
Ifa pun terpaksa tersenyum dan menikmati jalan-jalan mereka.
Tak ingin waktu cepat berlalu Ifa pun bersama Zaki hingga malam hari.
Flasback off.
"Oh jadi gitu ceritanya yang sabar ya fa, semoga kalian bisa di berikan kemudahan," ujarnya mengelus pundak Ifa, dan Ifa pun tersenyum kaku.
Tiba-tiba ponselnya berdering dan tertera nama Adit di sana, Mita pun segera mengangkatnya setelah menetralkan perasaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments