Chapter 13

"Calon istri Bagas ya? Cantik banget...!" Ujar Sandi, teman Bagas.

"Janda kembang," bisik Bagas pada Sandi.

Mata Sandi mendadak melotot.

"Bukan calon istri mas Bagas. Aku cuma kerja di rumah mas Bagas," jawab Yasmin seketika membuat senyum Bagas lenyap dan Sandi tertawa mendengarnya.

"Serius cuma kerja?" Tanya Sandi tidak percaya.

"Iya mas, serius." Jawab Yasmin.

"Kalau begitu boleh dong kita kenal lebih dekat."

"Berani macam-macam akan ku cabut saham ku di cafe mu!" Ancam Bagas.

"Bercanda.....!" Sahut Sandi.

"Aku dan Yasmin pergi dulu," ujar Bagas yang tak mau berlama-lama di cafe milik Sandi.

"Mau kemana? Buru-buru amat?"

"Kemana aja asal berdua dengan Yasmin." Jawab Bagas membuat Yasmin bingung ingin bersikap seperti apa.

Bagas kembali mengajak Yasmin jalan-jalan. Hampir seluruh jalanan di kota di lewati oleh mobil Bagas.

"Mas, kita pulang aja yuk. Aku lapar," ajak Yasmin yang sebenarnya memang kelaparan.

"Astaga. Maafin mas, ya udah. Kita cari makan sekarang ya."

Dengan cepat Bagas memutar kemudi untuk mencari tempat makan terdekat. Keasyikan mutar-mutar hingga ia lupa memberi makan anak orang.

"Mas, masa makan doang di tempat seperti ini." Ujar Yasmin yang merasa tak enak hati saat Bagas mengajaknya makan di restoran yang cukup mewah.

"Ya gak apa-apa. Udah, gak usah di pikirin. Ayo masuk!" Ajak Bagas.

Mau tidak mau dari pada kelaparan Yasmin ikut masuk ke dalam.

"Kamu mau pesan apa?" Tanya Bagas yang sibuk membolak balik buku menu.

"Samakan aja sama mas Bagas."

Banyak makanan yang di pesan Bagas membuat Yasmin bingung mau makan yang mana dulu.

"Mas, ini kalau gak di makan semua mubazir loh." Ucap Yasmin.

"Aduh, iya juga ya."

"Kamu itu loh, gak di kira-kira kalau pesan."

"Ya udah, nanti di bungkus aja bawa pulang."

Mereka pun makan dengan santai, sesekali Bagas melirik Yasmin mencuri pandang. Selesai makan mereka pulang karena bu Mita yang kesepian di rumah sejak tadi sudah menelpon menyuruh Bagas untuk mengantar pulang Yasmin.

Hari ke hari telah berganti tak terasa Yasmin sudah dua bulan tinggal bersama bu Mita dan Bagas.

Bu Mita memanggil Bagas masuk ke dalam kamarnya untuk bicara sesuatu.

"Kamu suka sama Yasmin?" Tanya bu Mita langsung pada intinya.

"Mamah, kok pertanyaan gitu?"

"Sejak ada Yasmin, hidup kamu mamah pantau terlihat santai. Kenapa? Udah move on dari Hera?"

"Apa sih mah? Jangan bawa nama Hera. Aku gak suka!"

"Kalau kamu suka sama Yasmin, ajak nikah aja. Mamah gak mandang status dia dan dari keluarga mana dia berasal yang penting dia mencintai kamu, baik, dan mau ngurus kamu."

"Serius mah?"

"Mamah serius, dari pada kamu gak nikah-nikah. Kamu udah tiga puluh tahun loh Bagas, mau jadi perjaka tua?"

"Tapi, pasti Yasmin gak mau nikah. Dia masih trauma sama pernikahannya dulu."

"Beri pengertian sedikit-dikit.Perempuan seperti itu memang terlihat baik-baik diluar tapi batinnya sakit."

"Coba mamah ngomong dulu sama Yasmin."

"Mamah gak enak loh sama tetangga kalau kalian tinggal satu rumah tanpa ikatan. Mamah tidak pernah menganggap Yasmin sebagai pembantu, mamah senang loh serasa punya anak perempuan."

"Lah iya, mamah coba bantu ngomong sama Yasmin. Kalau di mau nikah, langsung gas aja!"

"Iya, nanti mamah akan ngomong."

Bagas keluar dari kamar sang mamah dengan senyum lebar. Restu dari mamahnya sudah dapat sekarang tinggal melancarkan aksi untuk membujuk Yasmin.

"Love you Jandaku. Yasmin, sebentar lagi kita nikah." Ucap Bagas yang senang lalu pria ini minum.

"Siapa yang mau nikah mas?" Tanya Yasmin sungguh sangat mengejutkan Bagas yang sedang minum.

"Eh, gak. Itu, anu.....!" Bagas gugup sendiri. "Kamu kok belum tidur, sudah malam loh!''

"Aku lapar mas, ini mau masak mie instan." Jawab Yasmin.

"Wah, sama. Titip satu mangkuk ya," ujar Bagas yang sebenarnya tidak lapar tapi demi berduaan dengan Yasmin ia rela makan di tengah malam begini.

"Oh, iya mas. Bentar ya, aku masak dulu."

"Jangan lupa di tambahin bumbu-bumbu cinta. Banyakin, cinta lebihkan kasih sayang, biar perut kenyang dan mas bisa tidur dengan tenang."

Yasmin tertawa mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Bagas.

"Mas, mienya cuma satu. Gimana dong?"

"Ya udah, makan semangkuk berdua aja!" Jawab Bagas dengan santainya.

"Serius gak apa-apa?"

"Tapi makannya di suapin sama kamu ya?"

"Hidih, laki-laki kalau ada maunya ternyata sama aja!"

"Eh, mas gak gitu loh."

Yasmin tidak menanggapi lagi, ia sibuk dengan air mendidih untuk merebus mie.

Tak berapa lama semangkuk mie instan telah siap untuk di makan.

"Kamu aja yang makan, mas udah kenyang." Ujar Bagas.

"Loh, kok gitu?"

"Iya, lihat wajah kamu aja udah bikin mas kenyang."

"Mas, suka banget seperti itu. Kalau bu Mita dengar gimana? Aku gak enak loh!"

"Yas, nikah sama mas yuk!" Ajak Bagas tiba-tiba membuat Yasmin tidak jadi memasukan mie kedalam mulut.

"Jangan bercanda deh mas. Aku mau makan loh!"

"Mas serius, dari pada kita tinggal satu atas tanpa ikatan lebih baik mas ikat kamu dalam pernikahan. Mas suka sama kamu loh."

"Mas Bagas kek nya ngantuk, ada baiknya tidur sekarang!" Sahut Yasmin.

Tiba-tiba saja Bagas meraih tangan Yasmin. Membuat jantung keduanya berdebar sangat kencang.

"Mas serius suka sama kamu. Jujur, mas udah jatuh cinta sama kamu, Yas."

"Mas, aduh. Gimana ya ngomongnya?"

"Yas, tolong jangan samakan mas dengan mantan suami kamu. Gak banget deh!"

"Tapi aku belum mau menikah mas, aku masih takut aja!"

"Yasmin, mas serius mencintai kamu."

"Mas, aku ini hanya orang biasa yang gak punya apa-apa di tambah lagi status aku janda. Aneh, apa yang kamu suka dari aku?"

"Segala yang ada pada dirimu. Ya udah kalau kamu gak mau nikah sekarang. Gimana kalau kita jalani aja hubungan kita selama satu bulan, kalau kamu nyaman, kita nikah."

"Kalau aku gak nyaman?"

"Ya udah, kita jadi adik kakak aja." Jawab Bagas dengan wajah kecewa. "Tapi harus di paksa nyaman biar kita nikah!" .

"Lah, kok maksa?" Tanya Yasmin menggoda.

"Yasmin, kamu tuh sebenarnya ada rasa gak sih sama mas?" Tanya Bagas membuat Yasmin bingung ingin jawab apa.

"Mas, jawabnya besok aja ya. Mienya keburu dingin, aku makan dulu."

Yasmin menarik tangannya, wanita langsung menyantap mie yang nyaris dingin.

"Mas serius ngajak kamu nikah. Tolong pikirkan lagi," ucap Bagas kemudian pria ini pamit pergi ke kamarnya terlebih dahulu.

Terpopuler

Comments

inayah machmud

inayah machmud

udah yasmin terima aja bagas...

2023-06-10

1

Aidah Djafar

Aidah Djafar

like Bagas 👍😍

2022-12-31

1

yosya

yosya

bagus...
T.O.P.B.G.T
Top banget... 👍👍👍
langsung di lamar dong...
😅😅
pacarannya setelah nikah aja ya..

2022-08-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!