Chapter 08

Beberapa hari kemudian Yasmin sudah di perbolehkan untuk pulang. Bu Mita langsung menjemput Yasmin dari rumah sakit dan mengajaknya pulang ke rumah.

Betapa kagumnya yasmin saat melihat rumah mewah milik bu Mita.

"Saya hanya tinggal berdua dengan Bagas. Papahnya sudah meninggal enam tahun yang lalu. Sisanya ada dua asisten rumah tangga dan satu supir." Jelas bu Mita.

"Asisten rumah tangga ibu sudah dua. Kenapa menambah lagi?" Tanya Yasmin heran.

"Tidak apa-apa, kamu buat temani saya saja. Saya kesepian, Bagas sibuk bekerja."

"Mah,.....!" Panggil Bagas yang baru saja keluar dari dalam rumah.

"Loh, Bagas. Bukannya kamu kerja?"

"Gak ada kerjaan jadi Bagas memilih pulang."

Sesekali Bagas melirik ke arah Yasmin.

"Cantik, tapi sayang masih istri orang." Batin Bagas.

"Yasmin, ayo masuk." Ajak bu Mita.

Mereka pun masuk ke dalam rumah, bu Mita langsung mengantar Yasmin ke kamar yang akan ia tempati sekarang.

"Bu, kamarnya terlalu bagus. Apa tidak ada kamar yang lebih pantas aja buat saya?"

Bu Mita tersenyum lalu menjawab, "tidak ada. Udah, gak usah sungkan. Kamu istirahat ya...!"

"Iya bu, terimakasih." Ucap Yasmin.

Bu Mita dan Bagas meninggalkan Yasmin, membiarkan Yasmin untuk beristirahat.

Siang telah berganti malam, Yasmin ikut makan malam satu meja bersama Bagas dan bu Mita. Selesai makan malam mereka duduk-duduk di ruang keluarga.

"Bagas, tumben kamu duduk di sini nemani mamah. Ada apa?"

Pertanyaan bu Mita membuat Bahas gugup.

"Oh, enggak mah.Hanya ingin aja, lagian Bagas gak punya kerjaan tambahan di kantor." Jawabnya asal.

"Ah, masa sih?"

"Apa sih mah? Bagas serius!"

Bu Mita tersenyum menanggapi anaknya yang salah tingkah.

"Yasmin...!" Panggil bu Mita.

"Iya bu, ada apa?"

"Em, begini. Kemarin kamu bilang sudah cerai sama suami mu. Sudah resmi atau baru talak?" Tanya bu Mita penasaran.

"Sebenarnya baru talak bu. Saya ingin segera bercerai tapi saya belum sanggup untuk pulang ke rumah."

"Segara urus perceraian mu biar hidup mu tenang. Yasmin, jika kamu pergi seperti ini membuat kamu di pandang rendah dan penakut. Tunjukan pada laki-laki yang sudah menyakiti mu jika kamu bisa bahagia tanpa dia."

Huft,.....

Yasmin menghembuskan nafas pelan.

"Seharusnya saya bisa bahagia tanpa dia," ucap Yasmin.

"Tapi, serius kamu belum punya anak?" Tanya bu Mita memastikan.

"Iya bu, saya belum punya anak. Tapi, kata Dokter rahim saya sehat. Cuma dua tahun pernikahan belum di kasih aja!"

"Oh, itu akan memudahkan proses perceraian kamu."

"Kalau begitu saya akan pulang nanti, setelah saya punya uang untuk ongkos perjalanan."

"Jangan khawatir masalah uang. Saya pasti akan membantu kamu."

"Bagaimana jika aku antar?" Tawar Bagas membuat kening ibu Mita berkerut.

"Sejak kapan kamu punya waktu luang?" Tanya bu Mita.

"Mamah, tidak baik membiarkan seorang perempuan berpergian jauh. Kalau ada apa-apa bagaimana?"

"Ah mas? Tapi, kenapa kamu selalu menolak jika mamah minta antar belanja?"

Jleb,.....

Bagas mati ucap atas pertanyaan sang mamah.

"Tidak usah mas, aku bisa pulang sendiri. Aku tidak ingin timbul fitnah, terimakasih atas tawarannya." Ucap Yasmin yang menolak penawaran dari Bagas.

"Oh, kalau begitu kamu simpan nomor ponselnya ku. Kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi aku," ujar Bagas.

"Maaf mas, aku gak punya ponsel. Bang Hendro melarang ku untuk memegang ponsel."

Bu Mita dan Bagas saling toleh tidak percaya.

"Mas sih?" Tanya bu Mita tidak percaya.

"Iya bu, saya juga gak ngerti bagaimana cara bermain ponsel."

"Sebentar. Aku memiliki beberapa ponsel yang sudah tidak aku gunakan tapi masih bagus. Aku ambil dulu,...!"

Bergegas Bagas pergi ke kamarnya untuk mengambil ponsel. Sebelum keluar kamar Bagas dengan sengaja menyemprotkan parfum ke tubuhnya.

"Ini, ambil untuk mu!" Ujar Bagas seraya menyodorkan satu buah ponsel pada Yasmin.

Dengan ragu Yasmin menerima ponsel tersebut.

"Bisa gak cara menggunakannya?" Tanya Bagas.

"Kalau untuk telpon sama kirim pesan bisa mas." Jawab Kasih.

"Em, kalian ngobrol deh. Mamah mau istirahat dulu, udah ngantuk. Bagas, ajarin yang bener ya."

"Iya mah!"

Bu Mita masuk ke dalam kamar, tinggallah Bagas dan Yasmin berduaan di ruang keluarga.

"Ini nomor ku dan ini nomor mamah. Aku sudah memberi nama jadi kamu tinggal hubungi aja. Lebih gampang kamu bisa menghubungi lewat aplikasi ini," jelas Bagas.

"Iya mas, aku mengerti." Kata Yasmin.

"Kamu gak punya akun sosial media?" Tanya Bagas.

"Kan, akunya gak pernah main ponsel mas. Udah dua tahun gak pegang ponsel jadi agak lupa."

"Oh Iya, lupa."

"Sini, mas bikinin akun media sosial untuk mu. Ini sudah zaman modern, kamu harus modern juga."

"Seharusnya begitu, tapi aku begitu penurut dengan suamiku. Eh, maksudnya mantan."

"Sepertinya kamu perempuan baik, hanya saja kamu salah menempatkan hati," ucap Bagas membuat Yasmin terdiam sejenak.

"Kalau boleh tahu, kenapa mas Bagas belum menikah?" Tanya Yasmin mengalihkan topik pembicaraan.

"Malas aja, belum ketemu jodoh!"

"Aku gak percaya deh. Secara mas Bagas ini laki-laki sempurna dalam segala hal. Masa iya gak punya pacar?"

"Eh, serius. Mas masih sendiri," ucap Bagas tegas. "Ada sih beberapa perempuan yang ngejar-ngejar mas, tapi gak mau lah. Risih, mas gak suka di kejar."

"Kalau gak suka di kejar, sukanya apa dong?"

"Sukanya mengejar, karena kodratnya perempuan itu di kejar, bukan mengejar."

"Ada-ada aja!" Seru Yasmin. "Masa iya orang seperti mas Bagas gak punya perempuan yang ingin di kejar."

"Dulu ada, tapi sekarang gak lagi."

"Kenapa?"

"Gak kenapa-kenapa."

"Em, mas. Aku sudah mengantuk, kita lanjut ngobrolnya besok aja ya."

"Oh iya, sudah malam. Istirahat gih, jangan lupa minum obatnya." Bagas mengingatkan.

"Hem, iya mas." Ujar Yasmin.

Yasmin dan Bagas pun sama-sama ingin kembali ke kamar masing-masing.

"Mas,....!" Panggil Yasmin dengan suara lembutnya hingga membuat jantung Bagas nyaris lompat keluar.

"Iya, ada apa?"

"Terimakasih ponselnya," ucap Yasmin.

Bagas tersenyum lalu berkata.

"Sama-sama. Cepat tidur sana, kalau ketahuan mamah habis kita, bisa di marahi."

Mendengar hal tersebut Yasmin langsung masuk ke dalam kamarnya. Begitu juga dengan Bagas yang bergegas pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Bagas menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Kedua matanya lekat memandang langit-langit kamar.

"Em,....suka sama janda salah gak sih?"

Bagas bertanya di dalam hatinya.

"Kasihan Yasmin, masih muda udah jadi janda. Mana suaminya mengkhianati separah itu pula."

Bagas tak berhenti memikirkan Yasmin, sejak bertemu Yasmin di rumah sakit entah kenapa Bagas sangat tertarik untuk mengenal Yasmin lebih dalam lagi.

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

janda makin di depaaan 😁
moga jodoh Yasmin ❤️Bastian 😍

2022-12-30

1

Felisha Almaira

Felisha Almaira

enggak lah...yg salah tuh selingkuh ma istri orang apalgi klo Ampe jadi pebinor.....

2022-11-25

1

Cucut Hayati

Cucut Hayati

janda semakin menggoda😁

2022-08-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!