Love You Jandaku
"Bang, minta duit dong. Beras habis dan aku lapar!" Yasmin mengulurkan tangannya meminta uang pada suaminya.
"Gak ada duit, udah habis buat beli kopi dan rokok tadi...!"
"Bang,....!!" Yasmin menghentakkan salah satu kakinya. "Aku lapar bang!"
"Kalau gak punya duit mau gimana lagi?"
"Halah, bilang aja duitnya buat nembak nomor. Iyakan?"
"Kamu ini, fitnah aja terus. Udah, tunggu sebentar. Tahunya marah-marah doang!"
Hendro yang sedang duduk-duduk santai sambil bermain ponsel langsung pergi begitu saja.
Sudah pasti Hendro akan pulang ke rumah orang tuanya untuk mengambil makanan di sana lalu ia bawa pulang ke rumah Yasmin.
Yasmin anak yatim piatu, kehidupan yang susah membuat Yasmin memutuskan untuk menikah muda.
"Hendro,...Hendro, mau sampai kapan kamu seperti ini hah? Kasihan istri mu, masa tiap hari kalau mau makan harus nunggu kamu ambil dari rumah ibu sih?"
"Minta duit dong bu. Beras di rumah habis!"
Huft....
Bu Surti mendengus kesal.
"Makanya kerja....!!" Ucap bu Surti geram pada anaknya sendiri.
Meskipun begitu bu Surti tetap mengeluarkan sejumlah uang untuk anak kesayangannya ini.
Dengan senyum lebarnya Hendro pulang dengan membawa makanan dan uang.
"Cepat makan," ujar Hendro sambil meletakan dua rantang berisi makanan di atas meja. "Ini uang, beli beras sana!"
"Kamu minta sama ibu mu lagi ya, bang?" Tanya Yasmin sebenarnya merasa tidak enak hati pada mertuanya.
"Udah deh, jangan banyak tanya. Sana makan!"
Mau protes bagaimana lagi? Yasmin sudah bosan menasehati laki-laki yang sudah dua tahun ia nikahi ini. Bukan untuk tapi Tuhan memang pengertian pada Yasmin, sampai sekarang pernikahan mereka belum di karunia seorang anak.
"Bang,...bang Hendro....!!" Panggil Susi, tetangga Yasmin.
"Di panggil tuh bang!" ujar Yasmin.
Dengan langkah malas Hendro keluar begitu juga dengan Yasmin.
"Ada apa?" Tanya pria ini singkat.
"Bang, anterin ke pasar induk dong. Aku mau belanja barang toko!" Pinta Susi yang sebenarnya sudah biasa di antar jemput oleh Hendro.
"Ah, malas. Panas!" Tolak Hendro.
"Ngojek bang, seratus lima puluh ribu deh!" Susi membuat penawaran.
"Ambil aja bang, lumayan tuh. Palingan juga gak sampai siang!" Ujar Yasmin yang berharap suaminya ini mau bekerja.
"Kamu ini, kalau duit aja cepat!"
"Eeeh.....!!"
"Mau enggak bang, kalau enggak aku caro ojek yang lain nih!"
"Iya,...iya...cerewet. Tunggu sebentar!"
Mau tidak mau Hendro pergi mengantar Susi si janda empat kali. Pasar induk lumayan jauh, itu sebabnya Hendro menolak.
"Bang,....!!"
Tiba-tiba saja Susi meraba pinggang Hendro.
"Susi, jangan mancing deh. Risih tahu!" Ujar Hendro merasa geli.
"Mau main sama aku gak?" Tawar Susi.
"Hidih, apaan. Zina kok ngajak-ngajak orang!"
"Bang, Susi lagi pengen nih!" Susi yang di bonceng sengaja memajukan dada nya menggesek ke tubuh bagian belakang Hendro. Salah satu tangannya saat ini sudah berada di atas burung Hendro.
"Sus, jangan macam-macam ah!"
"Susi jamin kalau servisan Susi jauh lebih enak dari pada Yasmin. Main yuk bang, lumayan loh sama duit sejuta!" Goda Susi.
Susi yang tidak memiliki rasa malu tiba-tiba saja meremas burung Hendro. Tentu saja burung Hendro yang berada di dalam celana langsung bangun.
"Seriusan sejuta?" Tanya Hendro.
"Iya, serius. Mampir dulu yuk ke motel!" Ajak Susi.
Akhirnya runtuh juga pertahanan Hendro, pria ini tidak bisa menolak bujuk rayu Susi. Meskipun Susi sudah janda empat kali, tapi bentuk tubuh perempuan ini bagus terjaga.
Mereka belok ke motel, memesan satu kamar untuk menuntaskan hasrat mereka.
Deg,.....
Hendro berdebar, untuk pertama kalinya pria ini menyentuh perempuan lain selain Yasmin.
"Bang,....!!"
Glek,......Hendro menelan ludahnya kasar.
"Abang,....!"
Mata Hendro melotot saat melihat tubuh molek body aduhai dengan buah dada menggantung menggoda.
Hendro meremas burungnya yang tiba-tiba saja bangun.
Susi menghampiri Hendro, perempuan ini langsung melepas celana Hendro.
"Uh, burung abang besar juga ya....!" Bisik Susi seraya menyentuh burung Hendro.
Susi mendorong Hendro ke atas ranjang. Hendro yang mati kutu pasrah begitu saja saat Susi menggerayangi tubuhnya.
Pyaaaar.....
Tiba-tiba saja gelas yang berada di atas meja jatuh di senggol oleh kucing. Yasmin mengomel kesal.
"Dasar kucing oren, awas aja kau!"
Yasmin buru-buru membersihkan bekas pecahan kaca.
Sejam dua jam tiga bahkan sudah enam jam lewat Hendro dan Susi baru saja pulang dengan membawa banyak barang belanjaan.
Yasmin hanya berdiri di teras rumah sambil melihat suaminya membantu Susi menurunkan barang belanjaannya.
"Yas, ini oleh-oleh untuk kamu. Rujak, enak kalau di makan panas-panas begini." Ujar Susi yang lebih tua dua tahun dari Yasmin.
"Makasih mbak," ucap Yasmin.
Hendro masuk ke dalam rumah, pria ini langsung memberikan uang seratus lima puluh ribu pada istrinya.
"Kamu gak ambil bang, buat beli rokok?" Tanya Yasmin.
"Ambil aja buat kamu. Jangan boros-boros!"
Hendro masuk ke dalam kamar, pria ini langsung merebahkan diri di atas tempat tidur.
Hendro kembali membayangkan apa yang sudah ia lakukan bersama Susi tadi. Benar kata Susi, goyangannya jauh lebih nikmat dari pada Yasmin. Entah kenapa Hendro merasa menginginkannya lagi.
"Ah, sial!" Umpat Hendro sambil meremas burungnya yang kembali bangun.
"Kenapa bang?" Tanya Yasmin yang baru saja masuk ke dalam kamar.
"Oh, gak kenapa-kenapa!" Burung Hendro kembali menciut saat melihat istrinya.
Yasmin merebahkan diri di samping Hendro, apa lagi kalau bukan untuk tidur siang.
Terang berganti gelap, malam ini Yasmin bisa makan tanpa meminta makanan di rumah mertuanya.
Selesai makan malam Hendro langsung mengambil jaketnya ingin pergi.
"Mau kemana sih bang? Perasaan tiap malam hilang mulu!"
"Ngopi di warung pak Samad," Jawab Hendro.
"Jangan pulang malam-malam!" Pesan Yasmin.
"Kunci pintu, tidur sana!"
"Iya,...!" Jawab Yasmin. "Kok gak bawa motor bang?" tanya Yasmin yang heran karena biasanya selalu membawa motor.
"Jalan kaki biar sehat. Lagian jalan cuma seratus meter doang!"
"Oh,...ya udah terserah!"
Yasmin langsung menutup pintu dan menguncinya saat sang suami sudah hilang dari pandangan.
Hendro memastikan pintu rumah sudah tertutup lalu pria ini memutar arah menuju rumah Susi. Hendro mengendap-endap lewat samping rumah Yasmin menuju belakang rumah Susi.
"Susi,....!''
Tok...tok.....
Hendro mengetuk jendela kamar Susi. Dengan cepat Susi membuka jendela kamarnya sedikit.
"Bang Hendro,....!!" Susi kegirangan saat melihat tamu tak di undang datang bertamu ke kamarnya.
Dengan cepat Susi membuka jendela kamarnya. Hendro langsung masuk ke dalam kamar Susi.
"Abang....!!"
Susi langsung menggelayut manja di leher Hendro.
"Permainan kita tadi siang membuat abang tidak bisa berhenti memikirkannya. Abang mau dong di goyang lagi sama Susi."
"Kalau Yasmin tahu bagaimana?"
"Udah, dia gak akan tahu jika kita sama-sama menjaga rahasia ini." Ujar Hendro yang langsung mencumbu bibir Susi secara brutal.
Hubungan terlarang keduanya kembali terjadi. Mereka bahkan sudah mengkhianati Yasmin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Ganuwa Gunawan
kaya nya tuh burung s Hendo masih sodara kembar nya burung Garuda
2023-01-15
1
Aidah Djafar
mampir Thor...🙏
2022-12-30
1
AnugerahShakila
selingkuh donk hendrony Thor....kasian ma Yasmin ny...kok pke ada plakor sih😭
2022-09-30
0