Acara pernikahan telah selesai, Bagas dan Yasmin telah resmi menjadi suami istri. Betapa bahagianya hati Bagas, ia tak menyangka jika sudah menjadi seorang suami sekarang.
"Mas, itu tadi gak salah?" Tanya Yasmin bingung.
"Apanya yang salah?" Bagas balik bertanya.
"Maharnya, banyak banget."
"Oh, tenang. Gak usah kamu pikirin, uang Bagas banyak. Biarin aja!" Bukan Bagas yang menjawab melainkan bu Mita.
"Ya, tapi gak gitu juga. Itu sih buat makan seumur hidup ku aja masih ada sisa," ucap Yasmin membuat Bagas dan ibu Mita tertawa.
"Kamu ini, ada-ada aja!" Seru bu Mita.
"Serius bu," ujar Yasmin.
"Yasmin, sekarang kamu sudah menjadi istri Bagas. Panggilnya jangan ibu, tapi MAMAh."
"Mamah benar, kamu harus ubah cara panggil kamu pada mamah." Imbuh Bagas.
"Iya mah," jawab Yasmin membuat ibu Mita tersenyum.
"Istirahat gih, sudah malam." Ujar bu Mita kemudian masuk ke dalam kamarnya terlebih dahulu.
"Mas, aku ke kamar dulu ya." Pamit Yasmin.
Bagas mengernyitkan keningnya.
"Kamar mana yang kamu maksud?" Tanya Bagas menghentikan langkah Yasmin.
"Ya kamar ku ini," jawab Yasmin seolah lupa jika ia telah menjadi istri Bagas.
"Mulai malam ini dan seterusnya, kamu akan tidur di kamar mas." Ucap Bagas dengan senyum lebarnya.
Deg......
Jantung Yasmin mulai berdebat kencang. Jujur saja, saat bersama Hendro dulu ia tak pernah merasakan hal seperti ini apa lagi sampai gugup.
"Ayo ke kamar,....!" Ajak Bagas yang menarik tangan Yasmin menuju kamarnya.
Untuk pertama kalinya Yasmin masuk dan melihat isi kamar Bagas. Sangat besar dan luas bahkan semua barang-barang tersusun dengan sangat rapi.
"Kok aku jadi deg,...deg...begini ya?" Ujar Yasmin yang mengusap dadanya.
"Ah, masa sih?" Goda Bagas.
"Em, anu mas. Aku tidurnya di sofa aja ya. Aku malu," ucap Yasmin.
"Hai, apa yang membuat mu malu? Kita suami istri, tidak usah malu."
"Em,...iya juga ya."
Bagas naik ke atas ranjang, pria ini memandang ke arah istrinya. Sebenarnya Bagas sama saja, gugup dan merasa canggung tapi ia tutupi.
"Sini sayang mas, sudah malam. Mari kita istirahat," ucap Bagas dengan lembut. .
Hati Yasmin terasa hangat, sikap lembut Bagas belum pernah ia rasakan saat menjadi istri dari Hendro dulu.
Dengan perasaan ragu Yasmin naik ke atas ranjang.
"Kita hanya tidurkan mas?" Tanya Yasmin gugup.
"Hem,...iya. Yang penting bisa tidur berdua dulu," jawab Bagas.
"Aku malu loh mas," ucap Yasmin.
"Sebenarnya kau jauh lebih berpengalaman dari mas, kenapa jadi kamu yang malu. Kenapa hemmm?" Tanya Bagas penasaran.
"Jujur saja mas, saat menikah dengan Hendro aku tidak pernah mendapatkan perlakuan selembut ini. Makanya aku merasa canggung."
Bagas tersenyum mendengar pengakuan dari Yasmin.
"Makanya, jangan samakan semua laki-laki seperti mantan mu itu." Ujar Bagas.
"Jadi, kita hanya tidurkan malam ini mas?"
"Kamu minta lebih pun mas siap!" Ujar Bagas menggoda seketika membuat wajah Yasmin merona merah.
"Mas, iiiih.....!" Yasmin mencubit perut suaminya.
"Sakit,....!" Rengek Bagas dengan manjanya.
Melihat sikap manja Bagas, Yasmin belum pernah melihat Hendro bersikap manja pada dirinya dulu.
"Sudah malam, sini tidur sama mas."
Bagas merentangkan salah satu tangannya.
"Ada bantal kok mas," ucap Yasmin.
"Sini, sayang....!" Pinta Bagas dengan lembut.
Semakin lembut sikap Bagas membuat Yasmin tak bisa menolak. Mau tidak mau perempuan ini tidur dengan berbantalkan lengan suaminya.
Hanya tidur tanpa melakukan apa pun. Keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing sampai mimpi lah yang sudah menjemput mereka ke alam tidur.
Malam telah berganti pagi, Yasmin mulai membuka kedua matanya.
"Selamat pagi istriku," ucap Bagas dengan nada yang begitu lembut bahkan ia mengusap wajah Yasmin dengan lembut juga.
Untuk beberapa saat Yasmin hanya diam saja menikmati manisnya perlakuan dari suaminya yang baru.
"Selamat pagi juga, suamiku." Balas Yasmin.
Apa ini, pagi-pagi jantung Yasmin sudah di buat lompat sana sini saat Bagas mengecup keningnya.
Dua tahun menikah dengan Hendro belum pernah ia mendapatkan perlakuan seperti ini saat bangun tidur.
"Nyenyak tidur mu sayang?" Tanya Bagas.
"Sepertinya nyenyak," jawab Yasmin. "Aku belum pernah merasakan kehangatan seperti ini."
"Mas yang akan memberikan kehangatan pada mu setiap hari."
"Bangunlah mas, mandi. Bukankah kau harus pergi bekerja hari ini?"
Bagas merentangkan kedua tangannya, memanjangkan tubuh setelah itu memeluk Yasmin.
"Gak, hari ini mas gak pergi ke kantor. Mau berduaan sama istri, masa iya baru nikah langsung kerja aja?"
"Oh, begitu ya mas? Tapi, jangan sampai jadi pemalas seperti mantan ku!"
"Meskipun mas tidak bekerja, masih ada banyak karyawan mas yang bekerja. Jangan pikirkan hal itu."
"Hari ini kita ngapain mas?" Tanya Yasmin bingung.
"Em, apa ya....?" Bagas bingung. "Bagaimana jika kita pergi bulan madu?" Tawar Bagas.
"Kita hanya menikah siri mas, masa iya pergi bulan madu juga?"
"Ya gak apa-apa. Mas hanya ingin membahagiakan kamu aja. Setelah pulang baru kita urus pernikahan resmi. Mamah yang akan mengurus semuanya untuk kita."
"Terserah mas aja lah, aku menurut."
"Mas mencintaimu banyak Yasmin," ucap Bagas yang masih memeluk Yasmin.
"Aku tidak tahu aku mencintaimu apa tidak mas. Yang pasti saat bersama mu seperti ini aku merasa damai dan bahagia," jawab Yasmin.
"Iya, mas mengerti. Ya udah, mandi dulu gih. Setelah itu sarapan."
"Aku mandi di kamar bawah ya mas!" Ujar Yasmin.
"Ngapain mandi di kamar bawah? Kamar mas juga kamar kamu."
"Semua pakaian ku ada di kamar bawah, gimana dong?"
"Oh, ya udah. Mas bantuin yuk, kita pindahin sama-sama."
"Gak usah mas, biar aku aja!" Tolak Yasmin.
"Biar mas bantuin ya, sayang."
Bagaimana bisa Yasmin menolak kemauan suaminya, Bagas begitu lembut pada dirinya.
"Ya udah, ayok...!"
Mereka turun ke bawah bersama-sama. Di kamar tamu, Bagas membantu Yasmin mengemasi pakaian dan beberapa barang milik istrinya.
"Mamah pikir siapa di kamar, ternyata kalian. Ngapain?" Tanya bu Mita.
"Mindahin barang mah," jawab Bagas. "Sayang, bawa naik dulu yang ini. Nanti mas bawa yang ini."
"Oh, iya mas."
Yasmin kembali ke kamar suaminya dengan membawa beberapa barang sedangkan Bagas masih berada di kamar tamu.
"Gimana, sudah ngik ngok belum?" Tanya bu Mita pada anaknya.
"Mamah ini, bisa-bisanya bertanya seperti itu."
"Mamah mau cucu loh Bagas, biar gak kesepian di rumah."
"Aku dan Yasmin akan pergi bulan madu. Gimana menurut mamah?"
"Kalau begitu cepat berangkat, semakin cepat semakin bagus!"
"Kenapa mamah gak nikah lagi aja terus beri aku satu adik?"
Huft,.......
Bu Mita mendengus kesal.
"Terlalu cinta sama almarhum papah mu, gak mau ah nikah lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
inayah machmud
bagas manis banget. ..🥰🥰🥰
2023-06-10
0
inayah machmud
mamah mita bengek banget. ..🤣🤣🤣
2023-06-10
0
Devi Sihotang Sihotang
wkkak...wkkk... mama nya pengen cucu, tau ja ya mama nih...
2022-12-31
0