"Aduh Hendro, kamu dari mana aja?" Tanya bu Surti yang kesal pada anaknya sendiri. "Istri lagi sakit bukannya di urus malah keluyuran!" Omelnya.
"Aku kerja bu, gak keluyuran!" bantah Hendro. "Lagian Yasmin ini tumben banget sakit. Kemarin sehat-sehat aja!"
"Istri kamu mual, tadi muntah-muntah." Ujar bu Surti memberitahu. "Apa jangan-jangan Yasmin hamil ya?"
Deg,.....
Jantung Hendro berdebar kencang saat mendengar ucapan ibunya.
"A-ah,...gak masa hamil sih?" Hendro mendadak salah tingkah.
"Nanti jam lima ajak periksa ke bidan yang rumahnya dekat kantor kecamatan. Mana tahu Yasmin hamil."
"Duh, kalau Yasmin hamil, gagal deh rencana menceraikan dia." Batin Hendro mulai gelisah.
"Hendro!" Panggil bu Surti. "Kok diam aja? Kamu ini kenapa sih?"
"Gak kenapa-kenapa kok bu. Aku capek!"
"Hati-hati kamu kalau kerja sama Susi. Kamu tahu sendiri dia sudah janda empat kali. Janda nakal itu," ucap bu Surti mengingatkan.
"Iya bu," jawab Hendro. "Ibu gak tahu aja kalau Susi sekarang adalah istri ku, mantu ibu juga!" Batin Hendro.
"Ibu pulang dulu, nanti ambil makanan di rumah. Kasihan Yasmin, sejak pagi belum makan katanya."
"Iya, nanti aku akan pergi ke rumah ibu."
Bergegas bu Surti pulang karena hari sudah sore. Hendro yang berniat keluar langsung di tahan oleh suara Yasmin.
"Abang mau kemana lagi?" Tanya Yasmin dengan suara lemah.
"Gak kemana-mana. Sebentar aja, mau beli rokok!" bohong Hendro padahal pria ini hendak pergi ke rumah Susi.
"Jangan lama-lama ya bang, kepala ku pusing banget!"
"Hem, iya!" Sahut hendro.
Bergegas pria ini pergi ke rumah Susi lewat jalan belakang rumahnya agar tak ada tetangga yang tahu.
Melihat kehadiran Hendro tentu saja Susi merasa senang.
"Abang sayang,....!" Ucap Susi dengan suara manjanya.
"Gawat Sus,...!"
Seketika ekspresi wajah Susi berubah panik.
"Gawat apanya bang?" Tanya Susi penasaran.
"Si Yasmin sakit. Kata ibu dia mual dan muntah-muntah tadi siang. Ibu ku sangat yakin jika Yasmin sedang hamil sekarang," ujar Hendro memberitahu.
"Bang, ih.....kok bisa hamil sih?Katanya udah gak pernah lagi nyentuh Yasmin!"
"Abang juga gak tahu, sore ini abang akan ajak Yasmin periksa."
"Yasmin gak boleh hamil. Kalau Yasmin hamil, abang gak bisa menceraikan dia."
"Nah, itu dia. Abang juga gak mau punya anak dari Yasmin."
"Perasaan, abang dan Yasmin udah nikah selama dua tahun. Kok bisa hamilnya sekarang?"
Susi ngambek.
"Susi sayang, abang juga gak tahu. Udah dong, jangan marah sama abang!" bujuk Hendro.
"Gimana gak kesal, abang udah janji mau menceraikan Yasmin."
"Ya mau bagaimana lagi, nanti deh kita lihat hasilnya. Tapi, abang butuh duit buat ajak Yasmin periksa!"
Huft,.....
Susu membuang nafas kasar.
"Nih, ajak Yasmin periksa dan cepat kabarin aku!" Ujar Susi sambil memberikan dua lembar uang berwarna merah pada Hendro.
"Jangan ngambek dong sayang," rayu Hendro.
"Jangan pegang-pegang!" Rajuk Susi.
"Ya udah kalau gak mau di pegang. Padahal malam ini niatnya abang mau minum obat kuat biar kamu puas!"
Mendengar hal tersebut senyum Susi kembali lebar.
"Seriusan bang?" Tanya Susi.
"Iya,.... serius sayang!"
"Bang, **** yuk sekali...!" Ajak Susi.
"Aduh, kalau Yasmin cariin abang gimana?"
"Aku istri abang juga. Jangan Yasmin aja dong yang di utamakan!" protes Susi kembali merajuk.
Hendro menggaruk kepalanya tak gatal.
"Abang,....!!" Susi menggoda Hendro, wanita ini membuka selangkangannya lebar-lebar.
"Susi, ah kamu. Suka banget buat Jalu nya abang bangun!"
Tak mau membuang waktu, Hendro langsung melepas celananya dan menyodorkan si jalu miliknya ke dalam lubang milik Susi.
Cepak cepak jeder,....
Hanya sekali semburan keduanya menuntaskan permainan. Hendro langsung memakai kembali semua pakaiannya kemudian pulang.
"Katanya cuma beli rokok. Kok lama banget?" Protes Yasmin yang saat ini terbaring di atas tempat tidur.
"Ada teman abang tadi, jadi ngobrol sebentar!" Bohong Hendro. "Abang mau mandi setelah itu kita pergi periksa!"
"Iya bang!"
Entah sudah berapa ribu kebohongan yang di lakukan Hendro pada Yasmin demi Susi. Pria biadab ini telah mengkhianati cinta tulus dari istrinya.
Tepat pukul lima sore Hendro dan Yasmin pergi ke rumah bidan yang telah di rekomendasi kan dari ibunya. Setibanya di sana tanpa menunggu antrian Yasmin langsung di lakukan pemeriksaan.
Hendro menunggu dengan perasaan harap-harap cemas. Pria ini berdoa jika Yasmin tidak hamil.
"Bagaimana bu?" Tanya Hendro.
"Dari hasil alat tes kehamilan, Yasmin positif hamil." Jawab bu Bidan sungguh membuat hati Hendro berkecamuk sedangkan Yasmin malah tersenyum bahagia.
"Serius bu?" Tanya Hendro tidak percaya.
"Tapi, setelah saya melakukan tes dengan alat detak jantung, tidak terdengar apa-apa. Yasmin harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi." Terang bu Bidan membuat senyum Yasmin langsung memudar.
"Jadi, maksud ibu di dalam perut saya tidak ada bayi. Begitu?"
"Ada baiknya kalian melakukan pemeriksaan lebih lanjut besok di rumah sakit."
Hati Yasmin mulai kacau, perempuan ini sedang berharap jika ia dan suaminya segera di beri momongan. Hendro mengajak Yasmin pulang. Setibanya di rumah Yasmin langsung menangis.
"Yang kamu tangisi itu apa?" Hanya Hendro kesal.
"Bang, abang tahu sendiri kita udah menantikan kehadiran seorang anak selama dua tahun. Saat bu Bidan bilang alat tes kehamilan positif aku bahagia banget. Tapi kenapa harus seperti ini akhirnya?"
Yasmin terisak.
"Udahlah, gak usah di pikirkan. Lagian besok kita akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit."
"Tapi aku takut banget bang!" Seru Yasmin.
"Kamu istirahat aja sana. Tidur kek apa kek. Biar gak kepikiran, abang mau pergi dulu!"
"Bang, aku lagi sakit dan sedih abang malah mau pergi? Kok sekarang abang udah gak perhatian lagi sama aku?" Protes Yasmin.
"Yas, pergi ke rumah sakit juga butuh duit. Abang mau cari duit, pinjaman atau apa lah. Masa kamu gak ngerti....!"
Yasmin terdiam, apa yang di katakan suaminya ini ada benarnya juga. Mau tidak mau Yasmin mengizinkan suaminya pergi.
Bukan pergi untuk mencari duit, tapi Hendro pergi untuk menikmati lapis legit istri barunya. Seperti biasa, pria ini mengendap-endap masuk ke dalam rumah Susi agar tak ada orang yang tahu.
"Abang, iiih. Ternyata abang gak bohong!"
"Goyang abang dong Sus, tegang sudah!" Ujar Hendro yang menunjuk ke arah bawah.
"Susi jilat sampai keluar!" Sahut Susi yang langsung membuka celana suaminya.
Bukan main jahatnya Hendro, di saat Yasmin sedang sakit dan sedih ia malah asyik menggenjot istri barunya yang masih tetangga dari istrinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
muvang
susunya kembung
2023-10-24
1
Risma Riskita
astaga hendro🤦♀️ pingin tk geplak tu dia. susi juga tu pengen tk cabein tu mulutnya biar gk bisa enak2 sama si hendro😡😡
2023-07-26
1
Aidah Djafar
suami geloo 🤔🤣
2022-12-30
1