Chapter 02

"Bang,....!!" Yasmin meraba tubuh suaminya yang baru saja pulang dan langsung naik ke atas ranjang. Pukul sebelas malam Hendro baru pulang dari rumah Susi.

"Abang ngantuk Yas, tidurlah!"

"Bang, kita kan sudah janji mau main setiap malam biar cepat punya anak," ucap Yasmin mengingatkan.

"Tapi abang ngantuk, besok malam aja ya!" Tolak Hendro yang tak seperti biasanya.

Yasmin langsung menarik tangannya dari tubuh sang suami. Entah kenapa sejak Hendro merasakan goyangan dari Susi, ia sama sekali tak berselera di raba oleh istrinya.

Malam semakin larut, Yasmin tidur tanpa jatah. Tak masalah, mungkin benar jika suaminya ini sedang lelah.

Malam telah berganti pagi, Yasmin sudah menyiapkan sarapan untuk ia dan suaminya.

"Sarapan bang," tawar Yasmin saat melihat suaminya baru keluar dari kamar.

"Kopi aja!" Ujar Hendro sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

Tak berapa lama Hendro keluar dari kamar mandi dan langsung duduk di meja makan sambil menikmati secangkir kopi panas buatan Yasmin.

"Bang, bedak aku habis. Beliin dong bang!"

"Gak punya uang, nanti aku minta dulu sama ibu...!"

"Kalau minta sama ibu mending gak usah lah!"

"Kamu ini, cerewet banget!"

"Bukannya cerewet bang, tapi gak enak sama ibu mu!"

"Itu si Susi nawarin pekerjaan buat antar barang. Gaji perhari delapan puluh lima ribu." Ujar Hendro memberitahu Yasmin.

"Ya udah, ambil aja bang. Dari pada abang nganggur dan kita gak ada penghasilan!"

"Malas ah, duit segitu dapat apa?"

"Ya ampun bang, kalau abang milih-milih pekerjaan, gak hidup kita bang!"

Dalah hati Hendro, ia tertawa karena rencananya dan Susi berhasil.

"Iya, iya. Terserah kamu!" Sahut Hendro.

"Kapan mulai kerjanya, bang?" Tanya Yasmin.

"Hari ini juga udah bisa kerja!"

Yasmin tersenyum senang, sekian lama menganggur akhirnya mendapatkan pekerjaan.

Selesai sarapan Hendro langsung pergi ke rumah Susi. Hanya tembok pagar yang menghalangi rumah Susi dan Yasmin.

"Abang,....!!" Yasmin tersenyum lebar saat melihat Hendro datang. "Gimana bang, berhasil rencana kita?"

"Berhasil, Yasmin percaya!"

"Akhirnya kita bisa berduaan. Bang, main dulu yuk seronde!" Ajak Susi.

"Masih pagi Sus," ujar Hendro.

"Abang,...Susi udah lama gak belai. Abang kan tahu sendiri aku udah setahun menjanda."

Susi mengelayut manja di leher Hendro. Meraba-raba ke dalam celana Hendro yang akhir membuat Hendro terpancing juga.

"Di sentuh sama kamu jadi bangun. Padahal tadi malam Yasmin meraba-raba gak bangun loh!"

"Pokoknya bakal Susi goyang sampai los dol. Bang Hendro tinggal nikmati aja!"

Susi langsung menarik Hendro masuk ke dalam kamarnya. Janda kesepian yang hanya tinggal sendiri ini langsung melepas semua pakaiannya dan juga melepas pakaian Hendro.

Rintihan manja penuh kenikmatan belum pernah Hendro dapatkan dari Yasmin.

Setelah puas melakukan hubungan terlarang, Hendro langsung membantu Susi membuka toko sembako miliknya.

"Kamu itu bagai kuda betina, abang puas banget di goyang sama kamu." Ucap Hendro.

"Aku juga puas di goyang sama abang. Malam ini lagi ya bang, jangan lupa cari alasan biar Yasmin gak curiga!"

"Siap sayang!"

Toko mulai ramai, Hendro dan Susi tampak biasa saja. Mereka bersikap antara bos dan karyawan.

Hari ke hari telah berganti bahkan bulan juga berganti. Hubungan Hendro dan Susi semakin jauh bahkan hampir setiap hari Hendro membohongi Yasmin demi bertemu dengan Susi.

"Bang,....!!" Wajah Yasmin murung.

"Hem, ada apa?" Tanya Hendro yang seperti biasa menikmati kopi paginya.

"Hari ini gak usah kerja ya. Aku demam!"

"Ah, mana bisa. Banyak barang-barang kemarin yang belum di antar, habis nanti dimarahi sama pelanggan."

"Tapi aku demam bang!"

"Gak usah manja deh kamu!" Seru Hendro. "Hari ini juga aku dan Susi mau ke pasar induk buat belanja. Banyak pesanan menumpuk!"

Huft,.....

Yasmin hanya bisa menghembuskan nafas pelan.

"Ya udah deh, terserah abang. Aku istirahat dulu ke kamar!"

"Jangan lupa minum obat!" Ujar Hendro.

Sebenarnya Yasmin mulai merasa jika perhatian suaminya ini sudah berkurang sejak Hendro bekerja di toko Susi. Tapi, setiap kali Yasmin melakukan protes, Hendro selalu membentaknya.

Siang ini Hendro dan Susi pergi dengan menggunakan mobil. Laki-laki mana pun akan tertarik melihat Susi apa lagi perempuan ini termasuk janda yang memiliki materi cukup.

"Semoga pernikahan siri kita ini tidak ada yang tahu ya bang. Terutama Yasmin," ucap Susi.

"Iya, lagian aku juga gak mau terus melakukan zina sama kamu!"

"Bang, kenapa abang tidak menceraikan Yasmin aja? Kalau abang dan Yasmin bercerai, kita bisa hidup bebas. Bang, di banding Yasmin, aku jauh lebih segalanya."

"Ya sebenarnya abang juga menyesal nikah sama Yasmin. Anak yatim piatu gak punya warisan sekalinya punya cuma rumah sederhana itu."

"Makanya, abang harus segera menceraikan Yasmin."

"Nantilah, abang harus mencari alasan untuk menceraikan Yasmin. Yang penting sekarang kita nikah siri dulu biar abang bisa naik ranjang kamu setiap malam."

"Ih abang, tempe susi jadi berkedut nih!"

"Selesai nikah kita sewa hotel ya. Abang gak kuat lihat kamu, bawaannya pengen mimik cucu kamu terus!"

"Abang bisa aja!"

Kedua manusia biadab ini pergi ke salah satu ustadz yang tinggal di kecamatan berbeda dengan mereka. Dengan segala persyaratan yang sudah di persiapkan oleh Hendro dan Susi, pada akhirnya mereka tega melakukan nikah siri tanpa sepengetahuan Yasmin.

Tidak butuh waktu lama pada akhirnya Hendro dan Susi sudah sah menjadi suami istri. Susi sangat senang karena ia bisa menikah lagi.

Mereka langsung pergi ke hotel untuk merayakan hubungan baru mereka. Dengan liat Susi dan Hendro saling menuntaskan hasrat mereka yang penuh dengan nafsu birahi.

Menikahi Susi membuat cinta Hendro pada Yasmin seketika menghilang. Pria ini benar-benar jahat, ia sudah mengkhianati istri dengan tetangga mereka sendiri.

Hendro begitu puas di servis oleh Susi. Begitu juga dengan Susi yang begitu puas melihat banyak kecupan dari leher hingga dadanya.

"Abang, main sekali lagi yuk sebelum pulang." Ajak Susi. "Lagian nanti abang gak bobo sama Susi." Rajuknya.

"Abang lelah Sus," jawab Hendro.

"Abang di bawah aja. Biar Susi yang goyang di atas!"

"Susi, tahu aja kalau abang suka di bawah!"

Lagi dan lagi untuk kesekian kalinya Hendro dan Susi menggoyang ranjang hotel. Setelah puas mereka mandi bersama-sama. Tidak mau membuang kesempatan, Susi kembali menghajar Hendro yang membuat Hendro tak berkutik di buatnya. Entah sudah berapa banyak cairan yang Hendro buang hari ini ke dalam rahim Susi.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian Hendro dan Susi bergegas pulang. Tidak lupa Hendro membeli makanan untuk Yasmin agar sang istri tidak merasa curiga.

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

suami gk beres vs janda gatel 🤣

2022-12-30

1

Cucut Hayati

Cucut Hayati

tingalkan cari suami baru🤣🤣

2022-08-28

1

Noor Sukabumi

Noor Sukabumi

suami g Ada akhlak kau yg c susi juga Sama j gatel

2022-08-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!