Chapter 09

Satu minggu kemudian Yasmin memutuskan untuk kembali pulang ke rumahnya. Yasmin sebenarnya enggan untuk masuk ke dalam rumah meskipun rumah ini adalah miliknya sendiri.

"Yasmin,....!" Panggil bu Aminah, tetangga Yasmin di depan rumah.

"Bu Aminah, ada apa?" Tanya Yasmin.

"Kamu dari mana aja Yas?" Tanya bu Aminah. "Ibu benar-benar sakit hati saat tahu si Hendro udah nikah lagi sama Susi. Dasar pelakor itu."

"Aku pergi untuk menenangkan diri sebentar bu. Aku pulang hanya untuk mengurus perceraian ku dengan bang Hendro."

"Susi benar-benar keterlaluan. Bisa-bisanya dia ngembat suami tetangganya sendiri."

"Sudahlah bu, biarin aja. Tuhan tidak tidur, suatu saat mereka akan merasakan sakit sama seperti ku."

"Wah,....heh. Yasmin udah pulang, kebetulan sekali. Nih, undangan untuk kamu!" Ujar Susi dari balik pagar.

"Heh Susi, janda gatal tidak tahu diri. Kualat kamu sudah merusak rumah tangga orang!" Ucap bu Aminah kesal.

"Heh bu, gak usah ikut campur urusan orang. Itu, si Yasmin penyakitan dan gak bisa kasih bang Hendro anak. Jadi wajar dong kalau bang Hendro lebih milih aku."

"Yasmin,....!" Ucap Hendro pelan.

Pria ini bergegas menghampiri Yasmin.

"Bang Hendro mau ngapain. Balik sini....!" Susi tidak terima saat suaminya menghampiri Yasmin.

"Sebentar sayang, abang hanya ingin membicarakan masalah perceraian!"

"Kamu ya Hendro, bisa-bisanya memadu Yasmin dengan tetangga sendiri. Dasar laki-laki bejat!" Bu Aminah geram pada Hendro.

"Udah deh bu. Diam aja!" Ucap Hendro. "Heh Yasmin, ini akta cerai kita. Hanya butuh waktu dua minggu bagi ku untuk mengurusnya. Ini juga ada undangan untuk mu, jangan lupa datang!"

Yasmin menggelengkan kepalanya, hatinya terasa sakit tapi Yasmin tidak bisa mengeluarkan air matanya.

"Oh, baguslah. Jadi, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Makan tuh janda empat kali....!" Sahut Yasmin kesal.

"Dasar penyakitan!" Ejek Hendro.

"Aku sudah sembuh, apa kau tidak lihat jika aku sehat dan bugar seperti ini?"

Hendro memperhatikan Yasmin, sepertinya benar jika Yasmin sudah sembuh.

"Dari mana kau mendapatkan biaya untuk operasi?" Tanya Hendro penasaran.

"Hanya mantan suami, kenapa kau ingin tahu kehidupan ku yang sekarang?"

"Sombong banget kamu, Yasmin. Udah jelek, sombong, penyakit, belagu lagi...!" Ucap Susi yang merasa cemburu pada Yasmin.

"Heh Susi, ambil nih laki-laki pengangguran. Makan tuh sampai habis, pengkhianat lebih pantas bersanding dengan pengkhianat." Sahut Yasmin tampak berani.

"Cih,......!" Bu Aminah meludah. "Menjandakan istri demi janda lain. Kamu sehat Hendro?"

"Bang Hendro sayang, sini. Pulang, sini. Di situ bukan rumah mu lagi....!"

Bergegas Hendro kembali ke rumah Susi. Susi benar-benar bangga bisa mendapatkan Hendro dan membuat hidup Yasmin hancur.

Bu Aminah mengusap pundak Yasmin, memberi semangat untuk wanita ini.

"Sabar Yasmin, kebahagiaan yang di rampas secara paksa biasanya tidak akan bertahan lama."

"Terimakasih bu, kalau begitu aku masuk dulu."

Huft,.....

Bu Aminah hanya bisa menghela nafas panjang menyaksikan kehidupan Yasmin yang begitu menyakitkan.

"Tidak, aku tidak bisa berada di rumah ini lama-lama. Aku akan kembali ke rumah bu Mita. Lagian aku sudah mendapatkan surat cerai ini."

Entahlah, hati Yasmin meskipun sakit tapi ia merasa lega. Seperti ada beban yang baru saja ia lepas selama ini.

Yasmin yang baru saja tiba di rumahnya pada akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah bu Mita.

Ternyata pergi ke rumah bu Mita hanya membutuhkan waktu dua jam perjalanan. Saat kemarin hingga ia bisa melakukan dua belas jam perjalanan ternyata Yasmin mutar-mutar tidak jelas.

Menjelang sore barulah Yasmin tiba di rumah bu Mita. Tentu saja bu Mita heran melihat Yasmin yang sudah pulang.

"Loh Yasmin, kok sudah pulang. kenapa?" Tanya bu Mita heran. "Mantan suami kamu nyakitin kamu?"

"Siapa yang menyakiti Yasmin?" Tanya Bagas yang baru saja pulang. "Loh, Yasmin. Kok udah pulang?"

"Iya bu, mas Bagas. Aku dan bang Hendro sudah resmi bercerai." Jawab Yasmin yang entah kenapa membuat hati Bagas adem mendengarnya.

"Oh, ya sudah. Tapi kamu baik-baik aja kan? Gak di sakiti sama mantan suami kamu?" Bu Mita terus bertanya pada Yasmin.

"Enggak bu, hanya saja mereka mengundang saya untuk datang ke acara pernikahan mereka."

"Ya udah, datang aja. Buktikan kalau kamu biasa aja setelah bercerai sama bajingan itu," ucap bu Mita yang gregetan.

"Em, bagaimana jika kamu datang bersama aku?" Bagas menawarkan diri.

"Eh, sejak kapan kamu punya waktu?" Tanya bu Mita pada anaknya.

"Mah,.....!!" Bagas menyenggol bahu mamahnya.

"Udah ah. Yasmin, sekarang kamu pergi mandi setelah itu istirahat. Nanti kita makan malam bersama."

"Baik bu,...!" Ucap Yasmin.

Yasmin masuk ke dalam kamarnya, Bagas terus memperhatikan pintu kamar Yasmin.

"Hayoo.....ngapain lihat pintu?"

"Mamah,.....!!"

Bagas yang ketangkap basah berusaha membuang malu dengan pergi ke kamarnya.

Sore telah berganti malam, selesai makan malam Yasmin dan bu Mita duduk menonton televisi. Senang sekali rasanya kini bu Mita punya teman mengobrol.

"Yas, keluar yuk!" Ajak Bagas di depan mamahnya langsung.

"Mau kemana?" Tanya bu Mita. "Gak ada, sudah malam. Lagian kamu ini tumben banget keluar."

Huft.....

Bagas mendengus kesal, mamahnya ini sama sekali tidak bisa di ajak kerja sama.

"Yasmin, setelah ini ada rencana menikah lagi gak?" Tanya bu Mita penasaran.

Bagas yang semula hendak kembali ke kamar mendadak ikut duduk karena ia tertarik dengan pertanyaan sang mamah.

"Sepertinya tidak bu. Saya masih trauma di khianati." Jawaban Yasmin membuat hati Bagas merasa kecewa.

"Tidak semua laki-laki seperti mantan suamimu. Jangan takut untuk menikah apa lagi harus menyamakan semua laki-laki."

"Untuk sekarang saya mau sendiri dulu bu. Masalah jodoh sekarang saya pasrah aja."

"Jangan kelamaan sendiri, hidup sendiri itu hampa!" Sahut Bagas.

"Kamu yang udah tiga puluh tahun sendiri gimana?" Singgung bu Mita.

"Belum nemu jodoh mah!" Seru Bagas.

Yasmin tertawa kecil melihat tingkah ibu dan anak ini.

"Sebenarnya apa yang di katakan mas Bagas itu ada benarnya juga. Hidup sendiri itu hampa apa lagi saya hanya sebatang kara."

"Yang sabar ya Yasmin. Kamu termasuk jejeran wanita hebat di mata saya," ucap bu Mita.

"Di mata ku juga!" Imbuh Bagas.

Bu Mita pamit lebih dulu ke kamar karena ia sudah mengantuk. Sedangkan Yasmin masih mengobrol berdua dengan Bagas.

"Gimana, kamu jadi pergi menghadiri acara pernikahan mantan suamimu?" Tanya Bagas.

"Entahlah mas. Rasanya aku malas!"

"Pergi sama mas aja, kita buat mantan suami mu itu cemburu."

"Seriusan mas?"

"Iya, serius. Mas mau kok nemani kamu."

"Terimakasih ya mas."

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

like Bu Aminah 👍

Pepet trus Bagas si Yasmin...😁😍

2022-12-30

1

Noor Sukabumi

Noor Sukabumi

pepet terus bagas jg kasih kendor biar g Ada yg nyrepet😁

2022-08-22

2

Hasan

Hasan

hayo gas ngapain lu ngajak anak orang malam2 keluar🤭🤭🤭 untung msh ada mama yg jaga kl ga keluar malam tuh🤣🤣

2022-08-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!