Chapter 10

Satu hari sebelum menghadiri acara pesta pernikahan Hendro dan Susi. Bagas sibuk mengajak Yasmin untuk membeli gaun, tas, sepatu dan beberapa perhiasan sebagai pendukung.

Yasmin sebenarnya merasa tidak enak hati, tapi ia tak kuasa menolak permintaan bu Mita yang menyuruhnya untuk merias diri secantik mungkin.

Tidak lupa pagi hari sebelum berangkat Bagas mengajak Yasmin pergi ke salah satu salon ternama. Yasmin sebenarnya merasa risih saat banyak tangan mengutak atik dirinya.

Bagas layaknya seorang suami yang sedang menunggu istrinya melakukan perawatan di salon. Kurang lebih hampir satu jam, pada akhirnya Yasmin selesai juga di rias.

Mata Bagas memandang tak berkedip, Yasmin yang baru saja keluar terlihat sangat cantik dan anggun. Gaun hitam dengan punggung kelihatan melekat di kulit putihnya begitu indah.

Baru kali ini Bagas terpesona oleh seorang wanita tapi wanita tersebut seorang janda.

"Mas Bagas....!" Panggil Yasmin membuyarkan pandangan Bagas.

"Eh, iya ada apa?"

"Mas, aku risih dengan gaun ini. Terlalu terbuka!"

"Biasakan diri mu. Ayo kita pergi sekarang!" Ajak Bagas. Dengan santainya pria ini juga membawakan tas milik Yasmin.

Sebelum masuk ke dalam mobil, Bagas sengaja melepas jasnya lalu menutupi punggung Yasmin yang terlihat.

"Mas sudah siapin hadiah buat mantan kamu itu," ujar Bagas memberitahu.

"Apa isinya?" Tanya Yasmin penasaran.

"Buku panduan berumah tangga agar dia tidak menyakiti istrinya." Jawab Bagas membuat Yasmin tertawa.

"Ada-ada aja kamu, mas!" Seru Yasmin.

"Sesekali memang harus di beri pelajaran!" Sahut Bagas.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Demi menemani Yasmin, Bagas yang terkenal sibuk rela mengantarkan wanita idaman hatinya untuk menghadiri pesta pernikahan mantan suaminya.

Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam, Bagas dan Yasmin akhirnya tiba juga.

Bagas memakai kembali jasnya, sedangkan Yasmin merapikan sedikit riasan yang rusak.

"Ini rumahku mas," ujar Yasmin memberitahu Bagas sambil menunjuk ke arah rumah sederhana miliknya.

"Oh, rumah kamu lucu juga!"

"Dan itu rumah maduku dulu," ujar Yasmin memberitahu.

Bagas sedikit terkejut, ia pikir Yasmin selama ini bercanda jika suaminya telah menikah lagi dengan janda tetangganya.

"Yang nikahan sekarang ini?" Tanya Bagas tidak percaya.

"Iya, mas!"

"Oh,...ayo masuk ke sana!" Ajak Bagas.

Waah,...tampak ramai sekali pesta pernikahan ini. Dekorasi yang cukup mewah walau pun di tengah kampung.

Tiba-tiba saja seluruh mata tertuju pada Yasmin yang baru saja memasuki area pernikahan. Di tambah lagi sekarang ini Yasmin sedang menggandeng seorang pria tampan berwibawa di sampingnya.

"Yasmin,.....!"

Semua orang terkejut termasuk Hendro dan Susi yang sedang asyik duduk di pelaminan.

Hendro tak berkedip saat melihat sang mantan istri yang sangat cantik.

"Hendro memang ganteng, tapi yang di gandeng Yasmin berkali lipat lebih tampan." Ucap salah seorang tamu undangan.

"Memang benarnya, perempuan itu akan cantik jika berada di tangan laki-laki yang banyak duit." Imbuh tamu yang lain.

"Wah, berarti Hendro aja yang gak bisa ngurus istri. Senangnya ngurus janda!" Timpal tamu yang lain.

"Menjandakan istri demi janda. Wah, sejarah nih di kampung kita...!"

Semua orang tertawa, tentu saja hal ini membuat Hendro dan Susi malu. Wajah mereka seperti di lempar kotoran sapi.

"Bang, ngapain lihat si Yasmin hah?" Sentak Susi tidak terima.

"Enggak....!"

Buru-buru Hendro membuang pandangannya.

Yasmin dan Bagas duduk santai terlihat akrab. Jujur saja, saat melihat Yasmin di gandeng pria lain, Hendro merasa cemburu.

"Siapa laki-laki itu?" Tanya Hendro di dalam hati. "Masa iya Yasmin begitu cepatnya melupakan aku?"

Hendro mulai kalut dengan pikiran sendiri. Entah kenapa rasanya ia sangat ingin memeluk Yasmin sekarang.

"Pesta pernikahan di kampung tidak begitu buruk. Lihatlah, pasti semua ini para tetangga mu kan?" Ujar Bagas yang malah senang menghadiri acara ini.

"Iya mas,....!!"

"Yasmin,.....!!"

Bu Aminah menghampiri Yasmin.

"Iya bu, ada apa?"

"Ya ampun Yasmin, siapa ini? Ganteng banget. Hendro mah lewat!"

Yasmin bingung ingin menjawab apa.

"Saya Bagas, teman Yasmin."

Bagas memperkenalkan diri.

"Gak usah jadi teman. Jadi suami Yasmin aja deh...Uh. Kalian terlihat serasi....!"

"Iya, kalian terlihat serasi banget!" Ucap salah seorang tetangga Yasmin.

"Em, bu. Kami harus ke depan untuk memberi ucapan selamat. Setelah ini kami akan langsung pulang." Kata Yasmin.

"Oh, cepatlah. Doakan saja yang buruk-buruk untuk bajingan itu," ucap bu Aminah geram.

Yasmin hanya menanggapi dengan senyuman, perempuan ini langsung menarik tangan Bagas untuk naik ke atas pelaminan memberi ucapan selamat pada mantan suaminya.

Dengan percaya dirinya Hendro mengulurkan tangan pada Yasmin tapi Yasmin tidak membalasnya. Dengan perasaan malu Hendro menarik tangannya lagi.

"Berani datang juga kau," ucap Susi dengan wajah sombongnya.

"Kenapa aku harus takut?" Balas Yasmin. "Ambil aja bekas ku, gak minat sama pengangguran!"

Hendro hanya bisa diam saja, sejak menikah dengan Susi ia tak berani membentak. Beda dengan Yasmin jika sekali di bentak akan diam.

"Kado pernikahan dari kami," ujar Bagas seraya menyerahkan kado yang ia bawa pada Hendro.

Tanpa menunggu ucapan terimakasih, Bagas menarik tangan Yasmin untuk pergi dari sana.

Hati Hendro terbakar cemburu, Yasmin benar-benar terlihat cantik hari ini.

Yasmin mengajak Bagas pergi ke rumahnya. Ada beberapa barang yang harus di ambil oleh Yasmin seperti sertifikat rumah dan tanahnya.

Bagas sibuk melihat-lihat foto yang terpajang di rumah Yasmin. Terlihat dengan jelas beberapa pigura pernikahan pecah dan berserakan di lantai.

"Kenapa tidak di bersihkan? Ini sangat bahaya!" Ujar Bagas.

"Ini juga mau di bersihkan, mas!"

Yasmin langsung mengambil sapu dan serok juga karung.

"Sini, biar mas aja. Di sini banyak pecahan kaca."

"Biar aku aja mas," tolak Yasmin tidak enak hati.

"Udah, kamu duduk di sana aja!"

Mau tidak mau Yasmin menurut, perempuan ini memilih duduk.

Bagas membersihkan pecahan kaca dan foto pernikahan yang sudah di robek-robek. Melihat hal tersebut, Bagas sangat mengerti betapa hancurnya perasaan wanita ini.

"Sudah selesai, Yas!"

"Oh, makasih mas!"

Meskipun rumah Yasmin tampak kecil, tapi terlihat nyaman karena rapi dan bersih.

"Aku tidak akan mungkin tinggal di rumah ini lagi," ucap Yasmin sedih.

"Kenapa?" Tanya Bagas. "Inikan rumahmu!"

"Aku tidak ingin hidup dan tinggal di tempat yang pernah memberi aku luka." Jawab Yasmin membuat Bagas terdiam sejenak.

"Ah, sudahlah. Jangan di pikirkan. Sekarang kita pergi untuk mencari makan siang, ajak mas berkeliling di kota mu."

"Kemana?"

"Ya kemana aja asal hati mu senang!"

"Serius mas?"

"Iya, serius!"

Yasmin dan Bagas pun akhirnya pergi. Mereka sama sekali tidak peduli pada pesta pernikahan Hendro dan Susi. Tapi, semua orang sibuk membicarakan tentang Hendro dan Susi yang sudah menyakiti Yasmin.

Terpopuler

Comments

Felisha Almaira

Felisha Almaira

ya iyalah orang elu yg djajanin istri bukan istri yg djajanin suami....

2022-11-25

1

Felisha Almaira

Felisha Almaira

iyalah gmn gk cantik klo maen nya keluar masuk salon😁

2022-11-25

1

Noor Sukabumi

Noor Sukabumi

kapok kapok kau hendro nangis mkn tuh goyangan c susi

2022-08-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!