RENCANA BABAK DUA

POV Jeevan

Benar kata Tante Mikha, untung saja aku datang tepat waktu. Namun melihat tangan Sandyakala yang seolah tidak pernah mau lepas dari bahu Arunika membuat hatiku panas. Bahkan, selama Arunika rawat inap, Sandyakala tidak pernah sedetikpun meninggalkan Arunika. Aku tidak punya kesempatan untuk menunjukkan perhatianku ke Arunika. Belum lagi Tante Mikha yang dari tadi tidak berhenti membanggakan Sandyakala seolah-olah Sandyakala adalah pahlawan yang sudah menyelamatkan dunia. Coba saja saat itu Tante Mikha menghubungiku, pasti aku bisa melakukan lebih baik daripada Sandyakala. Arunika juga terlihat sangat bahagia, tidak seperti orang yang baru keluar dari rumah sakit. Entah kenapa aku malah frustasi sendiri melihat kebahagiaan mereka.

Mobil Om Rendra sudah tiba, segera kami naik. Yang bisa aku lakukan di dalam mobil ini hanyalah diam dan menyimak mereka bercerita dan bercanda. Sesekali aku berpura-pura ikut tertawa. Padahal menurutku, apa yang diutarakan Sandyakala tidak ada lucunya sama sekali. Handphoneku bergetar di saku kemejaku. Segera ku buka, ada WA dari Kanaya.

[Gimana keadaan Nika?] tanyanya

[Ini sudah otw pulang] jawabku segera

[Baguslah, jadi Sandy nggak harus nungguin dia terus] balas Kanaya

Kubiarkan saja, ada rasa enggan membalasnya. Lalu ku tutup handphoneku dan aku masukkan lagi ke dalam saku. Kanaya yang terus mendorongku untuk berpacaran dengan Arunika. Tapi dia tidak pernah tahu, jika ada Sandyakala aku sepertinya tidak pernah dianggap sama sekali. Aku bahkan tidak tahu bagaimana cara mencari celah untuk masuk ke kehidupan Arunika. Padahal sejak awal masuk SMA, aku lebih punya banyak waktu untuk bersama Arunika.

"Kenapa?" kata Sandyakala tiba-tiba sambil menyenggolku dengan sikunya

"Kamu capek ya?" tanya Arunika

"Iya, aku hanya sedikit capek" jawabku sambil tersenyum ke Arunika.

"Kamu tuh keseringan bengong" sindir Sandyakala.

Aku hanya diam, malas menanggapinya.

Kalau mau bicara jujur, aku iri dengan Sandyakala. Bukan hanya masalah Arunika, dalam berbagai hal memang banyak dimenangkan oleh Sandyakala. Selain wajahnya yang tampan dan lesung pipi yang menjadi nilai tambah tersendiri. Entah apa yang seolah membuatnya mempunyai daya tarik tersendiri. Bukan hanya menarik di mata kaum hawa, bahkan banyak kaum adam yang juga mengaguminya dan sangat bangga bisa kenal dekat dengannya. Apalagi di usia semuda ini, dia sudah mampu mengelola bisnisnya sendiri.

Pernah suatu ketika aku bertanya pada Kanaya, mengapa dia ingin menjadi pacarnya Sandyakala, alasannya hanya karena Dia tampan dan kepribadiannya menarik. Mungkin itu juga yang membuat Arunika selalu nyaman dan bahagia dengannya.

Akhirnya kami sampai di rumah, setelah membantu Arunika membawa barang-barangnya, aku lantas pamit pulang. Aku menolak tawaran Tante Mikha untuk makan siang dengan alasan aku sudah makan bakso di sekolah, padahal aku hanya berbohong. Ingin rasanya rebahan saja sambil memandang langit-langit kamar daripada melihat Arunika dan Sandyakala.

Tante Naomi ternyata sudah ada di rumah, sedang di ruang keluarga, menghadap laptop namun, fokusnya malah menonton acara gosip di televisi.

"Eh, ada Jeevan. Kirain kamu di rumah sebelah" sapa Tante Naomi

"Iya, ini dari sana" jawabku

"Kok udah pulang? Nggak main-main dulu?" tanya Tante Naomi yang ku tau pasti beliau hanya berbasa-basi.

"Nggak tante, aku capek, pingin istirahat aja di kamar" kataku.

"Sandy pasti di sana. Dia itu dari kecil, nggak pernah betah di rumah ini. Lebih betah di rumah sebelah" cerita Tante Naomi.

"Karena di sana ada Arunika ya tan?" tebakku yakin

"Nggak, karena bundanya di rumah terus. Dia jadi merasa ada yang momong, lebih diperhatiin, lebih disayang, lebih terurus. Kalau Tante dari dulu sibuk kerja. Kalau Bunda kan, anak-anak sudah ge de, sudah mulai mandiri baru mulai kerja lagi" kata Tante Naomi menjelaskan.

Dari kata-kata Tante Naomi, aku mengambil kesimpulan sendiri bahwa sebenarnya Sandyakala hanya menganggap Arunika sebagai adiknya karena mereka diasuh bersama oleh Tante Mikha. Hatiku mulai tersenyum, harapan-harapan mulai tumbuh lagi.

Handphone di sakuku bergetar lagi. Ternyata ada WA dari Kanaya yang mengajak bertemu di rumahnya, katanya penting. Segera aku bersiap-siap meluncur ke rumah Kanaya.

...****************...

Rumahnya sangat asri, banyak pohon anggrek bergantungan di taman yang terdapat kolam ikannya. Kanaya sudah menungguku dan memintaku duduk di kursi di samping kolam ikan itu. Ada 2 gelas jus jambu di meja.

"Ada apa?" tanyaku sambil duduk

"Pakai ditanya lagi" kata Kanaya dengan nada malas.

"Ya, menurutku Sandyakala bukan sainganku. Tadi mamanya cerita kalau mereka berdua itu diasuh oleh bundanya Nika. Jadi ya, semacam murni adik kakak" jawabku yakin.

"Ya nggak mungkinlah. Orang Sandy selalu curhat ke Abhi kalau dia itu cinta ke Nika. Aku sering lho dengerin mereka curhat. Gini ya Van, kalau memang Sandy nggak cinta sama Nika, kenapa aku harus serepot ini? Ngerti ya?" kata Kanaya dengan arogan.

"Tapi kan kita nggak tau Nika cinta nggak sama Sandy, atau jangan-jangan Sandy bertepuk sebelah tangan" kataku berargumen

"Justru karena kita nggak tahu Nika bagaimana, kamu usaha dong buat dapetin cintanya, sebelum Sandy menghimpun keberanian untuk bilang dulu ke Nika" kata Kanaya sedikit emosi.

Aku lalu terdiam, bagaimana caranya untuk memulai mengungkapkannya ke Arunika. Otakku seperti berhenti bekerja, tidak ada satupun ide yang lewat.

"Biasa kan kamu cari tahu apa kesukaannya Nika? atau apa yang buat dia bahagia" tambah Kanaya seperti bisa membaca pikiranku.

"Arunika itu aneh, sukanya nggak masuk akal. Suka menyendiri, suka cerita-cerita klassik" jawabku serius.

"Payah" hanya itu yang keluar dari mulut Kanaya.

"Nggak gampang masuk ke hidupnya Nika, dia terlalu tertutup" kataku sudah mulai putus asa.

Lama Kanaya diam, matanya menerawang sambil duduk menopang dagu. Wajahnya sangat imut, make up yang dipakai mempertegas kecantikannya. Heran, kenapa Sandyakala bisa menolak cewek seperti Kanaya?

"Kamu nya nggak bantu mikir malah matanya jelalatan" kata Kanaya yang mengagetkanku.

"Begini aja, aku usahakan sebelum Nika dan Sandy berangkat akhir tahun. Aku bantuin Nika beres-beres, lalu sebelum dia berangkat aku akan menyatakan cinta, Gimana?" usulku

"Bagus juga, jadi selama di bersama Sandyakala, pikirannya akan terganggu dengan kamu. Aku akan menyibukkan Sandy dengan urusan cafe, apalagi ada musim natal dan tahun baru. Gampanglah" kata Kanaya sambil tertawa.

Aku ikut tersenyum, tak sabar rasanya. Aku lalu pamit pulang. Aku tidak boleh kalah dari Sandyakala, mulai hari ini aku akan selalu berusaha untuk berada di dekat Arunika, walaupun Sandyakala ada di sana. Aku harus memastikan bahwa Arunika sudah benar-benar pulih. Misi pertama, dengan pura-pura membantunya mengikuti pelajaran sekolah. Alasan yang tepat untuk pelajar adalah belajar bersama. Bukankah sudah hampir seminggu Arunika absen.

Episodes
1 PROLOG
2 LIMA BELAS TAHUN KEMUDIAN
3 JENJANG BERIKUTNYA
4 RUMAH SEBELAH
5 LUAHAN HATI
6 HANDPHONE ARUNIKA
7 HARI BERSAMA ARUNIKA
8 MEMULAI KISAH
9 RASA INI
10 BIMBANG
11 SALAH PAHAM
12 ISI HATI SANDYAKALA
13 CAFE
14 KISAH SANDYAKALA
15 KISAH KANAYA
16 SAYEMBARA HATI
17 RENCANA ASMARA
18 ARUNIKA SAKIT
19 RENCANA BABAK DUA
20 PERSIAPAN
21 RENCANA KANAYA
22 KEPUTUSAN SANDYAKALA
23 PENEMBAKAN
24 MERAWAT KANAYA
25 KEGELISAHAN HATI
26 TRAGEDI CINTA KANAYA
27 SEMBUNYI
28 BERTEMU SANDYAKALA
29 PERMINTAAN KANAYA
30 KEKECEWAAN.
31 MISI ABHI
32 KERINDUAN
33 SIDANG SANDYAKALA
34 SEDIKIT TENANG
35 KADO ULANG TAHUN
36 SOLUSI KANAYA
37 JALAN TERBAIK KANAYA
38 YANG PERTAMA
39 AWAL BABAK BARU
40 SIDANG KEDUA
41 ASLAN
42 BERTEMU ASLAN
43 KETURUNAN TERAKHIR
44 MERAWAT ABHI
45 KEPUTUSAN ARUNIKA
46 PERNIKAHAN
47 KEHILANGAN
48 BUKU HARIAN-Bagian 1
49 BUKU HARIAN - Bagian 2
50 LEPAS BERKABUNG
51 BUKU HARIAN-Bagian 3
52 PERTEMUAN KEMBALI
53 DARI HATI
54 Buku Harian - Bagian keempat
55 MENJALANKAN WASIAT
56 KANAYA KEMBALI
57 STRATEGI KANAYA
58 BUKU HARIAN - Bagian kelima.
59 BERUSAHA TEGAR
60 RENCANA LANJUTAN KANAYA
61 KISAH DARI ARUNIKA
62 USAHA KANAYA
63 MEMATAHKAN KANAYA
64 MELULUHKAN KANAYA
65 KANAYA MASIH MENCOBA
66 ORANG DALAM
67 SAYANG AbI
68 DISKUSI
69 SEMUR AYAM
70 ARUNIKA MASUK PT
71 HANYA ARUNIKA
72 KEPUTUSAN BU WENING
73 PINDAH RUMAH
74 KANAYA BERULAH (LAGI)
75 TERIMA KASIH KAK WIDURA
76 PAPA TERBAIK
77 INILAH CINTA
Episodes

Updated 77 Episodes

1
PROLOG
2
LIMA BELAS TAHUN KEMUDIAN
3
JENJANG BERIKUTNYA
4
RUMAH SEBELAH
5
LUAHAN HATI
6
HANDPHONE ARUNIKA
7
HARI BERSAMA ARUNIKA
8
MEMULAI KISAH
9
RASA INI
10
BIMBANG
11
SALAH PAHAM
12
ISI HATI SANDYAKALA
13
CAFE
14
KISAH SANDYAKALA
15
KISAH KANAYA
16
SAYEMBARA HATI
17
RENCANA ASMARA
18
ARUNIKA SAKIT
19
RENCANA BABAK DUA
20
PERSIAPAN
21
RENCANA KANAYA
22
KEPUTUSAN SANDYAKALA
23
PENEMBAKAN
24
MERAWAT KANAYA
25
KEGELISAHAN HATI
26
TRAGEDI CINTA KANAYA
27
SEMBUNYI
28
BERTEMU SANDYAKALA
29
PERMINTAAN KANAYA
30
KEKECEWAAN.
31
MISI ABHI
32
KERINDUAN
33
SIDANG SANDYAKALA
34
SEDIKIT TENANG
35
KADO ULANG TAHUN
36
SOLUSI KANAYA
37
JALAN TERBAIK KANAYA
38
YANG PERTAMA
39
AWAL BABAK BARU
40
SIDANG KEDUA
41
ASLAN
42
BERTEMU ASLAN
43
KETURUNAN TERAKHIR
44
MERAWAT ABHI
45
KEPUTUSAN ARUNIKA
46
PERNIKAHAN
47
KEHILANGAN
48
BUKU HARIAN-Bagian 1
49
BUKU HARIAN - Bagian 2
50
LEPAS BERKABUNG
51
BUKU HARIAN-Bagian 3
52
PERTEMUAN KEMBALI
53
DARI HATI
54
Buku Harian - Bagian keempat
55
MENJALANKAN WASIAT
56
KANAYA KEMBALI
57
STRATEGI KANAYA
58
BUKU HARIAN - Bagian kelima.
59
BERUSAHA TEGAR
60
RENCANA LANJUTAN KANAYA
61
KISAH DARI ARUNIKA
62
USAHA KANAYA
63
MEMATAHKAN KANAYA
64
MELULUHKAN KANAYA
65
KANAYA MASIH MENCOBA
66
ORANG DALAM
67
SAYANG AbI
68
DISKUSI
69
SEMUR AYAM
70
ARUNIKA MASUK PT
71
HANYA ARUNIKA
72
KEPUTUSAN BU WENING
73
PINDAH RUMAH
74
KANAYA BERULAH (LAGI)
75
TERIMA KASIH KAK WIDURA
76
PAPA TERBAIK
77
INILAH CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!