SAYEMBARA HATI

Waktu berlalu dengan cepat, anak-anak sudah SMA kelas 3 dan hampir tamat. Cafe juga berjalan dengan baik. Naomi masih selalu memantau kinerja anak-anak. Karena anak-anak lebih sering pulang sekolah langsung ke cafe, bangunan ditambah satu lantai lagi untuk ruangan pribadi. Ada 2 kamar yang lumayan besar, untuk anak laki-laki dan perempuan, ada balkon yang nyaman untuk bersantai dan juga ada pantry yang sangat nyaman yang di set seperti mini bar. Di masing-masing kamar ada kasur berukuran double bed, meja belajar, lemari pakaian dan TV serta kamar mandi dalam. Di setiap ruangan dipasangi CCTV supaya Naomi bisa memantau kegiatan anak-anak di situ. Anak-anak menyebut tempat ini dengan sebutan Kost Cafe.

Arunika yang awalnya seperti enggan untuk ikut ambil bagian di cafe terus tekun belajar, nyatanya Arunika mampu mengatasi masalah administrasi dan laporan-laporan di cafe. Walaupun sering cekcok, Arunika dan Kanaya selalu kompak untuk urusan pekerjaan. Namun, Sandyakala dan Arunika masih memendam perasaan masing-masing karena mereka takut, salah satu dari mereka akan berubah atau bahkan menjauh.

Saat Sandyakala disibukkan dengan berbagai kegiatan, seperti sekolah, mengurus cafe, main basket, main band serta hal-hal baru yang dicobanya, Jeevan lebih sering menemani Arunika bahkan saat Arunika sibuk di cafe, Jeevan setia menemani. Sampai-sampai Kanaya menyebut Jeevan sebagai personal bodyguard nya Arunika.

"Van, kamu suka ya sama Nika?' tanya Kanaya ke Jeevan suatu ketika

"Iya, tapi sepertinya dia biasa aja, dia lebih happy kalau sama Sandy" kata Jeevan kurang semangat

"Kamu pernah bilang sama Nika?" desak Kanaya lagi.

"Belum" jawab Jeevan.

"Cari waktu yang tepat buat menyatakannya. Nika kan anaknya agak tertutup, siapa tau ternyata dia mau. Kalau Sandy kan memang sudah dekat dari lahir. Udah kayak kakak adik tu" jelas Kanaya.

"Iya, aku pernah curhat ke Sandy, dia juga bilang kalau Nika bukan pacarnya" jawab Jeevan.

"Nantilah, aku bantuin buat meyakinkan Nika" janji Kanaya.

...****************...

POV Arunika

Hari ini seperti biasa, pulang sekolah aku langsung ke cafe. Aku menggunakan ojek online supaya tidak bersama Jeevan. Aku buru-buru keluar, dan menunggu ojek online di seberang jalan, supaya Jeevan tidak bisa menemukanku. Bukannya tidak suka sama Jeevan, hanya kadang merasa kurang nyaman. Entahlah kenapa, sebenarnya Jeevan juga baik padaku. Ada rasa bersalah pada Jeevan, hanya saja aku juga butuh waktu untuk menyendiri seperti biasanya.

Begitu sampai di cafe, aku langsung menuju ke kamarku. meletakkan tas sekolah di meja belajar, mengganti pakaian dan merebahkan tubuh di tempat tidur. Perlahan ku pejamkan mata untuk melepaskan lelah walau sebentar. Namun, perutku terasa lapar, dengan berat hati, aku melangkahkan kaki ke pantry. Ternyata Kanaya sudah di pantry, sedang menikmati semangkuk mie instan kuah.

"Hei, kamu sudah di sini?" tanyanya sambil menyuap mie instannya.

"Iya, tadi pinginnya tidur dulu, tapi perut nggak mau diajak kompromi" kataku.

Ku buka tudung saji, biasanya bunda sudah mengirimkan makan siang. Ada nasi goreng seafood dan jus jeruk kesukaanku yang dengan senang hati ku santap.

"Jeevan mana?" tanya Kanaya.

"Tadi aku nggak bareng" jawabku.

"Jeevan tuh suka lagi sama kamu, kalian nggak pacaran aja?" kata Kanaya yang membuatku tersedak.

"Nggak ah, kita kan kebetulan tetanggaan, dia juga sepupunya Sandy, jadi kan ya hubungannya baik" jawabku sekenanya

"Jeevan sendiri yang cerita ke aku. Masa' iya ada cowok yang nempel terus sama cewek kalau nggak ada maunya" tambah Kanaya.

"Gini ya Nik, kalau lelaki rela mengorbankan dirinya untuk bisa bersama ceweknya, itu harus diperhitungkan" Jelas Kanaya.

Aku hanya diam, memaksakan diri makan, walau sebenarnya sudah nggak berselara sejak Kanaya membahas tentang Jeevan. Suasana menjadi hening, hanya terdengar denting sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

...****************...

POV Kanaya

Biar bagaimanapun, aku harus berusaha menjauhkan Arunika dari Sandyakala. Memang, Sandyakala sering sibuk sendiri, namun hatinya masih berisi Arunika. Kalau Sandyakala tahu bahwa Arunika jadian sama Jeevan, pasti dia patah hati.Tapi tenang, ada aku Kanaya yang akan memulihkan sakit hatinya lalu mengisi hatinya dengan cintaku yang selalu diabaikannya.

"Laki-laki seperti Jeevan itu yang siap punya pacar. Beda kalau Sandyakala, dia baik sama perempuan manapun, sama aku, sama kamu, entah perempuan mana lagi tapi dia belum siap punya pacar" tambahku biar Arunika tidak berharap pada Sandyakala

"Kenapa bisa?" tanya Arunika singkat

"Sandyakala itu hanya mencintai dirinya sendiri, belum kepikiran buat mencintai orang lain" tambahku lagi, dan sepertinya kata-kataku mulai merasuki pikiran dan hati Arunika.

"Kamu ini kayak sudah paling kenal Sandyakala aja" protesnya.

"Masalah beginian nggak harus kenal Nika, udah kelihatan. Lihatlah, dia selalu mengisi waktunya untuk kepentingannya sendiri. Mana mau dia mengalah untuk perempuannya? Egonya masih tinggi" kataku bersungguh-sungguh berharap Arunika terpancing.

"Ya, kamu itu kan sukanya sama cerita-cerita kuno. Ya kamu buat sayembara saja sama hatimu. Barangsiapa menyatakan cinta padaku terlebih dahulu, pasti akan menjadi kekasih hatiku" usulku lagi.

Namun dari tadi Arunika hanya diam, aku membiarkan saja kebungkamnya. Tau dari raut wajahnya, tampak jelas kalau dia memikirkan setiap perkataanku. Aku lalu ikut diam dan membiarkan dia menelaah setiap perkataanku.

Dan suasana kembali hening. Aku sudah selesai makan, tanpa basa basi aku lalu berdiri meninggalkan Arunika sendiri. Sepertinya setiap perkataanku mulai mengganggu pikirannya. Biar saja ku beri dia waktu untuk berpikir lagi. Biar saja dia tidak berharap pada Sandyakala.

...****************...

POV Arunika

Kata-kata Kanaya tadi memenuhi otakku, rasanya terus terngiang-ngiang di telingaku. Apa benar Jeevan menyukaiku? Namun, apa yang diharapkannya dariku? Tapi pilihan hatiku sudah jatuh ke Sandyakala. Meskipun aku selalu berusaha ikhlas dan memendam rasa ini untukku sendiri, buka berarti aku siap menerima cinta yang lain.

Ku sudahi makan siangku, rasa lapar sudah hilang. Kenyang aku dengan kata-kata Kanaya. Aku kembali ke kamar, mengambil handphone dari dalam tas. Ada banyak missed call dari Jeevan. Tidak ada nama Sandyakala menghubungiku. Ku buka chat WA ku dengan Sandyakala, chat terakhir tiga hari yang lalu saat dia mengirimiku brosur perguruan tinggi. Terkenang saat awal-awal kami memikirkan akan sekolah di SMA mana, saat itu Sandyakala ingin satu sekolah denganku supaya bisa menjagaku. Nyatanya sekarang, dia malah sibuk sendiri, jangankan menjagaku secara langsung, chat WA saja jarang sekali dia lakukan. Perasaan kecewa tiba-tiba menghampiri. Tanpa sadar air mata membasahi pipi, aku juga tidak pasti untuk apa air mata ini mengalir. Aku menarik napas dalam dan menghembuskan perlahan. Aku harus menguasai diri, bukankah dari awal sudah ku putuskan untuk tidak mengharapkan yang lain dari Sandyakala.

Aku putuskan keluar dari kamar, lalu ku langkahkan kaki ku ke ruang kerja. Kanaya tidak ada di sana, atau mungkin dia membantu di kasir? Ku nyalakan laptop untuk memantau penjualan hari ini, semua aman, rata-rata seperti hari biasa, tidak ada lonjakan yang berarti atupun penurunan yang mengkhawatirkan. Tiba-tiba Jeevan muncul di depanku.

...****************...

POV Jeevan

sudah aku duga dia ada di sini, Arunika tidak punya tempat lain selain rumah, cafe dan toko buku. Kadang aku heran, apa dia tidak bosan hidup seperti ini terus menerus? Tidak aku tanyakan mengapa dia memilih naik ojek online daripada dijemput bundanya. Aku yakin, jawabannya juga tidak jelas.

"Sudah makan?" tanyaku

"Aku sudah, kamu kalau mau makan langsung ke pantry kos, ada nasgor seafood." jawabnya tanpa memalingkan wajah dari laptop.

Ada apa dia? sepertinya dia mencoba menghindari. Mengusirku secara halus dengan menyuruhku makan. Tanpa meneruskan pembicaraan, ku langkahkan kakiku dengan malas ke lantai atas. Aku masuk ke kamar untuk meletakkan tas dan berganti baju.

Sandyakala memasuki kamar bersama Abhi, mereka berdua tertawa ceria seperti biasa. Rasanya mereka hanya wira-wiri tidak jelas sambil bercanda, tapi seolah-olah mereka paling berjasa di cafe ini. Kalau menurutku, pasti cafe ini maju karena Kanaya, jelas sudah. Itulah kenapa Tante Naomi berusaha mempertahankan Kanaya di sini. Kasihan juga Kanaya, dulu dialah owner cafe ini, tapi sekarang dia malah jadi karyawan, dan bosnya tidak jelas seperti Sandyakala. Sandyakala hanya beruntung karen lahir dari keluarga berada.

"Udah lama, Van?" tanya Abhi sok kenal sambil membuka laptop.

"Baru aja" kataku singkat.

Lalu aku mendengar perdebatan mereka mengenai jurusan kuliah yang ingin diambil Sandykala. Mereka ternyata tertarik untuk ambil jurusan advertising ataupun Manajemen Bisnis. Merasa tidak tertarik dengan mereka, aku keluar dan turun. ke cafe.

Kanaya sedang santai di area bartender, lokasi favoritnya. Ku langkahkan kakimu mendekatinya.

"Bodyguard, kenapa di sini? Nggak nempel sama Nyonya?" ledeknya

"Si nyonya sepertinya banyak pikiran" jawabku asal-asalan.

"Mikirin kamu" kata Kanaya yang membuatku skeptis.

"Tadi pas makan, kebetulan kita bareng. Aku bilang aja kalau kamu suka sama dia. Tapi tadi masih gantung, Rencana baru jalan sebagian" kata Kanaya menjelaskan.

"Terus, tanggapan Nika gimana?" tanyaku tidak sabar

"Ya begitulah" jawabnya kelihatan tidak fokus"Eh, ada Sandy, ke sana dulu ya" lanjutnya lalu pergi meninggalkanku.

Kanaya gadis yang cerdas atau mungkin sedikit licik. Dia mau bersusah payah membantuku berpacaran dengan Arunika supaya dia bebas mengejar Sandyakala. Dia sepertinya menganggap Arunika sebagai saingan, atau bahkan ancaman baginya.

Aku kembali ke ruang kerja Arunika, dan ternyata Abhi, Sandyakala dan Kanaya berada di sana. Mungkin mereka sedang membahas kerjaan, ku urungkan niatku untuk memasuki ruang itu, Aku lalu mengubah langkahku ke kos dan lebih memilih tidur di kamar.

Episodes
1 PROLOG
2 LIMA BELAS TAHUN KEMUDIAN
3 JENJANG BERIKUTNYA
4 RUMAH SEBELAH
5 LUAHAN HATI
6 HANDPHONE ARUNIKA
7 HARI BERSAMA ARUNIKA
8 MEMULAI KISAH
9 RASA INI
10 BIMBANG
11 SALAH PAHAM
12 ISI HATI SANDYAKALA
13 CAFE
14 KISAH SANDYAKALA
15 KISAH KANAYA
16 SAYEMBARA HATI
17 RENCANA ASMARA
18 ARUNIKA SAKIT
19 RENCANA BABAK DUA
20 PERSIAPAN
21 RENCANA KANAYA
22 KEPUTUSAN SANDYAKALA
23 PENEMBAKAN
24 MERAWAT KANAYA
25 KEGELISAHAN HATI
26 TRAGEDI CINTA KANAYA
27 SEMBUNYI
28 BERTEMU SANDYAKALA
29 PERMINTAAN KANAYA
30 KEKECEWAAN.
31 MISI ABHI
32 KERINDUAN
33 SIDANG SANDYAKALA
34 SEDIKIT TENANG
35 KADO ULANG TAHUN
36 SOLUSI KANAYA
37 JALAN TERBAIK KANAYA
38 YANG PERTAMA
39 AWAL BABAK BARU
40 SIDANG KEDUA
41 ASLAN
42 BERTEMU ASLAN
43 KETURUNAN TERAKHIR
44 MERAWAT ABHI
45 KEPUTUSAN ARUNIKA
46 PERNIKAHAN
47 KEHILANGAN
48 BUKU HARIAN-Bagian 1
49 BUKU HARIAN - Bagian 2
50 LEPAS BERKABUNG
51 BUKU HARIAN-Bagian 3
52 PERTEMUAN KEMBALI
53 DARI HATI
54 Buku Harian - Bagian keempat
55 MENJALANKAN WASIAT
56 KANAYA KEMBALI
57 STRATEGI KANAYA
58 BUKU HARIAN - Bagian kelima.
59 BERUSAHA TEGAR
60 RENCANA LANJUTAN KANAYA
61 KISAH DARI ARUNIKA
62 USAHA KANAYA
63 MEMATAHKAN KANAYA
64 MELULUHKAN KANAYA
65 KANAYA MASIH MENCOBA
66 ORANG DALAM
67 SAYANG AbI
68 DISKUSI
69 SEMUR AYAM
70 ARUNIKA MASUK PT
71 HANYA ARUNIKA
72 KEPUTUSAN BU WENING
73 PINDAH RUMAH
74 KANAYA BERULAH (LAGI)
75 TERIMA KASIH KAK WIDURA
76 PAPA TERBAIK
77 INILAH CINTA
Episodes

Updated 77 Episodes

1
PROLOG
2
LIMA BELAS TAHUN KEMUDIAN
3
JENJANG BERIKUTNYA
4
RUMAH SEBELAH
5
LUAHAN HATI
6
HANDPHONE ARUNIKA
7
HARI BERSAMA ARUNIKA
8
MEMULAI KISAH
9
RASA INI
10
BIMBANG
11
SALAH PAHAM
12
ISI HATI SANDYAKALA
13
CAFE
14
KISAH SANDYAKALA
15
KISAH KANAYA
16
SAYEMBARA HATI
17
RENCANA ASMARA
18
ARUNIKA SAKIT
19
RENCANA BABAK DUA
20
PERSIAPAN
21
RENCANA KANAYA
22
KEPUTUSAN SANDYAKALA
23
PENEMBAKAN
24
MERAWAT KANAYA
25
KEGELISAHAN HATI
26
TRAGEDI CINTA KANAYA
27
SEMBUNYI
28
BERTEMU SANDYAKALA
29
PERMINTAAN KANAYA
30
KEKECEWAAN.
31
MISI ABHI
32
KERINDUAN
33
SIDANG SANDYAKALA
34
SEDIKIT TENANG
35
KADO ULANG TAHUN
36
SOLUSI KANAYA
37
JALAN TERBAIK KANAYA
38
YANG PERTAMA
39
AWAL BABAK BARU
40
SIDANG KEDUA
41
ASLAN
42
BERTEMU ASLAN
43
KETURUNAN TERAKHIR
44
MERAWAT ABHI
45
KEPUTUSAN ARUNIKA
46
PERNIKAHAN
47
KEHILANGAN
48
BUKU HARIAN-Bagian 1
49
BUKU HARIAN - Bagian 2
50
LEPAS BERKABUNG
51
BUKU HARIAN-Bagian 3
52
PERTEMUAN KEMBALI
53
DARI HATI
54
Buku Harian - Bagian keempat
55
MENJALANKAN WASIAT
56
KANAYA KEMBALI
57
STRATEGI KANAYA
58
BUKU HARIAN - Bagian kelima.
59
BERUSAHA TEGAR
60
RENCANA LANJUTAN KANAYA
61
KISAH DARI ARUNIKA
62
USAHA KANAYA
63
MEMATAHKAN KANAYA
64
MELULUHKAN KANAYA
65
KANAYA MASIH MENCOBA
66
ORANG DALAM
67
SAYANG AbI
68
DISKUSI
69
SEMUR AYAM
70
ARUNIKA MASUK PT
71
HANYA ARUNIKA
72
KEPUTUSAN BU WENING
73
PINDAH RUMAH
74
KANAYA BERULAH (LAGI)
75
TERIMA KASIH KAK WIDURA
76
PAPA TERBAIK
77
INILAH CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!