🌹🌹🌹🌹🌹
Franklin, belum menemukan alasan dari balik rencana kejam Raisa. Pria itu meremas ujung mejanya, ketika vidio di laptopnya selesai ia putar. Franklin segera meraih ponselnya, kemudian menekan tombol pemanggil cepat.
"Selidiki segera, jangan sampai dia terluka. Aku percayakan pada kalian. Bawalah, anak buah seperlunya. Malam ini, gadis itu harus sudah berada di mansion."
𝘉𝘢𝘪𝘬 𝘵𝘶𝘢𝘯, 𝘭𝘢𝘬𝘴𝘢𝘯𝘢𝘬𝘢𝘯!
Joy, memanggil salah satu hacker lalu melacak akun si pengirim vidio.
"Siapa dia Joy? Kenapa bos begitu mengkhawatirkannya?" tanya Milna dengan kerutan di dahinya.
"Dia pasti bukan sekedar pelayan pribadi. Karena, musuh menggunakannya untuk menekan tuan Franklin." Joy menjelaskan tanpa sedikit pun menatap Milna. Membuat gadis itu mendengus.
𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬. 𝘉𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘬𝘰𝘮𝘦𝘯 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘬𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘵𝘺𝘭𝘦 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢. 𝘈𝘱𝘢 𝘴𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪? 𝘚𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘰𝘵𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘨𝘪𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯.
Milna, terus menggerutu di dalam hatinya. Melihat Joy yang terpaku serius di depan layarnya. Hingga, pria itu tiba-tiba berdiri.
"Siapkan peralatan kita, Na. Kita akan berburu para manusia sampah." Joy, menunjukkan vidio serta letak lokasi yang sudah terlacak oleh hacker.
"Penculikan yang di lakukan oleh penjahat amatiran. Haih, apa mereka tau sedang berhadapan dengan siapa?" gumam Milna, melirik sekilas wajah kaku nan dingin Joy. Aura kejam yang sempat pergi dan vacum, kini kembali pada pemilik mata amber itu.
Beberapa saat kemudian, Joy dan Milna serta anak buah dari tim rescue tiba di lokasi. Mereka menyergap dari berbagai sudut. Dengan peralatan lengkap, serta strategi mutakhir. Hal yang tidak terbayangkan oleh para penjahat- penjahat itu.
Sniper pilihan memantau dari kejauhan, di mana mereka siap di dua sudut yang tak terjangkau mata.
Joy memberi kode pada anak-anak buahnya. Mereka akan memulai penyergapan dari depan, samping dan belakang. Sniper sudah bersedia di balik rimbun pepohonan. Karena daerah penyanderaan ini berada di tengah area perkebunan. Jauh dari pemukiman penduduk.
Setelah mendapat kode dari Joy. Tim rescue mulai bergerak sesuai tugasnya masing-masing. Ada yang bertugas melumpuhkan beberapa penjaga depan yang berjumlah tiga orang.
Tim rescue menyergap dengan mudah. Melumpuhkan tiga orang itu dengan memukul tengkuk mereka. Di usahakan penyergapan ini bersih, dan tidak memakan korban jiwa. Ketika tim rescue masuk ke dalam bangunan yang mirip gudang ini, mereka di sambut oleh dua orang pria berbadan besar.
Bakk!
Bukk!
Perkelahian pun tak dapat di hindari, lawan lumayan tangguh hingga tim rescue agak kewalahan. Joy dan Milna sudah merangsek untuk menyisir bangunan tersebut. Melihat tim rescue kelelahan, Milna membantu. Gadis itu, melemparkan jarum pelemasan syaraf. Hingga kedua pria berbadan besar itu tumbang seketika.
"Ini tidak sulit, kita tinggal menemukan ruangan tempat Vyn di sekap." Milna berkata pada Joy, yang telah membuka beberapa ruangan namun hasilnya nihil. Vyn belum mereka temukan jejaknya.
"Bos, bangunan ini tidak luas. Tapi kami tidak menemukan korban sandera." Lapor sang anak buah.
"Setiap ruangan memiliki tumpukkan benih dan pupuk. Bisa saja, tubuh wanita itu disembunyikan di bawah atau bahkan diantara tumpukkan-tumpukkan ini.
Vyn yang baru sadar, kemudian mendengar suara orang-orang yang mencarinya berusaha berteriak. Namun, tidak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya yang disumpal oleh kain dan juga lakban.
"Mmmmm .... mmmmhhh ...!" Vyn hanya dapat mengeluarkan geraman tertahan. Sekuat apapun ia berteriak, tak ada suara yang dapat ia keluarkan untuk menyadarkan tim penolong akan keberadaannya. Hingga air mata itu luruh di kedua pipinya. Bahkan Vyn berusaha menggerakkan badannya yang terikat. Ia berusaha menjatuhkan tumpukkan barang, sebelum Joy dan tim meninggalkan ruangan itu.
Sayang, posisinya tubuhnya yang terikat pada kursi kayu membuatnya kesulitan. Vyn, menggerakkan kakinya serta tubuhnya. Tak ada cara lain, ia harus menjatuhkan dirinya agar menimbulkan suara keras.
Bruukk!
Braakk!
Vyn menjatuhkan dirinya, hingga kepalanya menubruk tumpukkan karung-karung. Kemudian, berakhir dengan dirinya yang terjatuh dengan menyakitkan ke atas lantai. Karena, posisi yang tidak bisa di prediksi, sehingga wajah Vyn, mencium marmer yang dingin.
"Di belakang sana Joy!" Milna bergegas masuk xan menyisir ruangan ketika ia mendengar suara keras tersebut. Seketika itu ia memekik.
"Ya Tuhan, Vynnitta!" Milna menghampiri gadis yang tersungkur ke lantai itu. Di susul oleh tim juga Joy, sambil berjaga-jaga mereka pun melepaskan Vyn dari ikatan kencang di tubuhnya.
"Vyn, kau terluka." Milna, mengusap bibir Vyn yang robek sehingga mengeluarkan darah. Dahi gadis itu juga memar, karena menghajar lantai marmer yang keras.
"Bawa dia, kita keluar dari tempat ini sekarang!" titah Joy pada anak buahnya. Salah satu dari tim rescue tersebut, menggendong Vyn di punggungnya.
Ketika hendak keluar mereka kembali mendapat serangan. Milna melindungi kawan yang menggendong Vyn. Gadis itu begitu lemah karena dehidrasi dan kelaparan.
Duaghh! Milna melepaskan tendangannya, dengan gerakan cepat ia melumpuhkan pria itu menggunakan jurus gunting.
Bukkk!
Satu lagi pria yang pingsan terkena, serangan cepat dari tinju kick boxing ala Milna.
Joy dan tim berhasil melumpuhkan serangan dari pasukan yang baru tiba itu. Sementara, di luar terdapat beberapa sosok mayat terkapar dengan luka tembak di dada. Sungguh tepat, menempatkan para sniper itu. Karena, pasukan yang baru tiba menggunakan senjata api.
"Kesadaran gadis ini menurun, kita harus segera pergi dari sini Bos!" ujar anak buah Joy yang tengah menggendong Vyn.
"Ayo, tinggalkan tempat ini. Keadaan sudah terkendali." Kemudian Joy, memberi kode agar para sniper keluar dari persembunyiannya.
Sesampainya di rumah sakit, Vyn segera ditangani. Franklin sudah berada di lokasi. Ia menghampiri Joy dan timnya.
"Pantau pergerakan gangster dan berandal sampah itu!" Franklin berkata pada Joy dengan kilatan amarahnya. Pria itu menepuk bahu Joy, menunjukkan kepercayaannya pada asisten serba bisa andalan dari sahabatnya ini.
"Saya sudah memantaunya,Tuan. Apa perlu tim saya menghabisi pria yang bernama Alex itu sekalian?" tanya Joy.
" Tidak saat ini, pria itu pasti sudah mendapat pukulan telak dari kalian. Seharusnya, ia mulai berpikir ratusan kali jika ingin berurusan denganku." Franklin berkata dengan rahang yang beradu. Ia tidak menyangka, jika salah satu sahabatnya bisa berkhianat dan begitu jahat padanya.
________
Beberapa hari kemudian.
"Kau sudah sehat 'kan. Kita pulang!" ajak Franklin pada Vyn. Membuat gadis itu hanya bisa mengangguk lemah. Cara bicara Franklin yang tidak pernah ramah dan lembut padanya. Membuat sudut hati terdalamnya merasa perih dan sedih. Akan tetapi, lengkungan sabit itu tercipta di wajahnya. Ketika Franklin meraih tangannya, untuk menuntunnya keluar dari rumah sakit.
Sesampainya di mansion, baru saja dirinya mengantar Vynnitta masuk kamar khusus. Ponselnya berdering.
𝘛𝘶𝘢𝘯, 𝘔𝘪𝘭𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘥𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳. 𝘛𝘦𝘱𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘳𝘰𝘰𝘧𝘵𝘰𝘰𝘧. 𝘐𝘻𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘪 𝘢𝘯𝘥𝘢, 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘩𝘢𝘴 𝘮𝘢𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪. Joy melapor pada Franklin melalui sambungan telepon seluler.
"Datanglah ke mansion. Aku baru saja tiba dari rumah sakit," ucap Franklin. Setelah mematikan sambungan teleponnya. Pria itu menoleh ke arah gadis yang tertidur pulas di atas bed-nya.
"Aku mengizinkanmu, tidur di atas kasurku. Beristirahatlah," ucap Franklin. Kemudian pria itu berlalu meninggalkan Vynnitta yang melongo bingung.
" Dia, ternyata bisa perhatian juga." Vyn tersenyum senang. Kedua matanya berbinar menatap punggung tegap itu, yang lama kelamaan menghilang di balik pintu.
"Kenapa perasaanku teramat besar padamu, tuan?" gumam Vyn, seraya memeluk guling.
Sementara itu di bawah.
Joy yang baru sampai langsung di sambut dengan tatapan tajam penuh amarah dari Franklin. Namun Joy paham untuk siapa tatapan itu.
"Musnahkan saja, para tikus-tikus itu. Tak perlu lagi ada belas kasihan." Franklin menatap Joy tajam dari arah tempatnya duduk.
Bersambung>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus semsngat
2023-04-12
0
Itarohmawati Rohmawati
perasaan sudah pernah baca maak ...tpi lupa sampek mana
2022-08-07
1
💮Aroe🌸
ini juga dah baca😆 terakhirnya lupa ampe mana...
makanya aku pikir, dimana Joy... ternyata di bab ni😁
2022-08-06
1