🌹🌹🌹🌹🌹
"Kau tidak pantas di hormati. Kau tidak pantas menjadi Nyonya di rumah ini!" Vyn melempar mangkuk bekas dimsum. Ia dapat merasakan panas dan perih pada kedua pipi dan juga hidungnya.
"Kau masih berani kurang ajar! Sementara tak ada lagi yang dapat membelamu! Kau hanya pelayan yang tak becus dan tak pantas berada di mansion ini!" bentak Raisa. Wanita itu kembali menyiramkan air ke tubuh Vyn. Hingga penampilan menjadi berantakan sekali.
𝘐𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴 𝘯𝘦𝘯𝘦𝘬 𝘭𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳 𝘪𝘯𝘪. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩𝘬𝘶 𝘭𝘦𝘮𝘢𝘴 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪?
Vyn merutuki ketidakberdayaannya. Ia menyesali keadaannya yang seperti tak bertenaga.
Tak lama kemudian, Franklin melewati ruang makan tersebut. Kedua matanya membola, menangkap pemandangan menyedihkan dari Vynnitta.
"Apa yang terjadi?" tanya Franklin hendak menghampiri Vyn yang terlihat menyedihkan.
"Selangkah mendekatinya. Maka kau tau akibatnya Frank," bisik Raisa ketika Franklin hampir saja melewatinya. Franklin menoleh tak percaya. Sekarang Raisa selalu mengancamnya menggunakan keadaan sang oma.
"Tuan, istri anda sudah keterlaluan. Jika saya salah, bukankah sepantasnya mendapat teguran baik-baik. Bukan pelecehan status seperti ini. Oma Elli, sebelumnya selalu menghargai kami," ungkap Vynnitta berani. Ia mengeluarkan seluruh tenaganya untuk tegak berdiri. Meskipun ia tengah merasakan tak enak pada perutnya.
"Jangan membandingkan aku dengan wanita tua itu!" Tanpa aba-aba, Raisa menghampiri Vyn dan mendorong tubuhnya. Namun, Franklin segera menangkap raga Vynnitta sebelum jatuh.
"Tu–tuan," ucap Vynnitta tergagap. Karena Franklin begitu dekat dengannya. Jujur saja, ia sebenarnya teramat merindukan sosok pria yang telah merenggut mahkotanya. Tak ada penyesalan dalam hatinya, hanya saja Ia sedih kala sosok Franklin terasa jauh saat ini.
"Lepaskan dia!" teriak Raisa.
"Tidak pantas seorang majikan yang mulia menyentuh pelayan kurang ajar seperti itu!" pekiknya lagi.
"Maafkan aku Vyn. Kembalilah kekamarmu. Kau sepertinya kurang sehat," ucap Franklin yang sekilas melihat wajah pucat Vyn. Bahkan ia dapat merasakan jika tubuh pelayannya itu bersuhu tinggi.
Melihat Franklin yang tengah memberi perhatian kepada pelayannya itu. Sontak membuat Raisa kesal bukan main. Raisa menarik paksa tangan Vynnita lalu menamparnya dengan keras.
"Rai!" seru Franklin. Menyayangkan aksi kasar Raisa. Ketika lagi-lagi Franklin hendak membangunkan Vynnitta. Raisa kembali mengeluarkan ancamannya.
"Tambahkan dosis racunnya sedikit lagi." Terdengar Raisa berbicara melalui ponselnya. Franklin hendak menyambar, tapi terlambat. Raisa telah memutuskan panggilannya.
"Rai, kau!" Franklin tak habis pikir. Bahkan dokter Wilburg mengatakan padanya bahwa keadaan oma Elli telah stabil. Dokter juga, mengatakan agar oma jangan sampai mendapat tekanan lagi atau semua akan menjadi semakin buruk.
"Bukankah aku, telah memperingatkan mu." Raisa berkata dengan nada sinis. Kemudian ia berlalu tanpa peduli.
"Maafkan aku Vyn." Franklin pun meninggalkan Vynnitta demi mengejar Raisa. Ia tak ingin kejadian buruk menimpa sang oma. Sementara itu, ada hati yang terluka dengan koyak perih yang mengiris batin.
𝘔𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘝𝘺𝘯𝘯𝘪𝘵𝘵𝘢. 𝘒𝘪𝘯𝘪 𝘍𝘳𝘢𝘯𝘬𝘭𝘪𝘯 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘮𝘣𝘶𝘩. 𝘐𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘫𝘢𝘳 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯? 𝘓𝘢𝘭𝘶, 𝘬𝘢𝘶? 𝘒𝘢𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘤𝘶𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘦𝘴𝘵𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘣𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘢𝘯 𝘴𝘪 𝘱𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬.
______
"Aku akan memberikan penawarnya. Jika kau mengusir pelayan kurang ajar itu dari mansion ini!" tawar Raisa. Ia harus menyingkirkan rivalnya itu segera. Sekaligus hal itu akan mempermainkan perasaan Franklin. Sungguh ia puas karenanya.
" Kenapa harus mengusirnya!" protes Franklin. Ia tak mungkin mengusir Vynnitta dengan keadaannya yang lemah itu.
Franklin pun menyadari, bahwa kelakuannya akhir-akhir ini telah melukai hati Vynnitta dengan sangat dalam.
"Pilihlah Frank."
𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘩. 𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘝𝘺𝘯𝘯𝘪𝘵𝘵𝘢. 𝘓𝘢𝘨𝘪𝘱𝘶𝘭𝘢, 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘬𝘶 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘱𝘦𝘥𝘶𝘭𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘔𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘭𝘢𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢, 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘭𝘶𝘬𝘯𝘺𝘢. 𝘏𝘢𝘩, 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘮 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢.
_____
"Vyn. Maafkan aku." Franklin merasa tenggorokannya ada bongkahan batu yang menyumbat. Ia tercekat. Hanya sepatah kata itu yang mampu terucap.
"Tidak perlu basa-basi!" pekik Raisa.
"Kenapa saya harus pergi? Apa salah saya? Kalian tidak bisa seenaknya! Oma Elli-lah yang telah membawaku kemansion ini!" pekik Vynnitta tak terima pengusirannya.
BRUGH!
Meggy, pelayan yang berada di belakang Raisa. Melempar koper milik Vyn ke bawah kaki rekan sejawatnya itu.
"Tuan, aku pelayan pribadimu. Tolong pertahankan aku." Vyn memohon dengan tatapan mengiba pada Franklin. Akan tetapi pria itu berlalu tak menggubris dirinya sama sekali.
Bersambung>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Feri Adriansyah
tinggal sekap,bunuh,selesai kan🗿
2023-06-20
0
fifid dwi ariani
trus semangat
2023-04-12
0
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
pergilah vyn drpd kau tersiksa
2022-08-10
2