Bertemu Dokter Brandy

🌹🌹🌹🌹🌹

"Hemmm ...,"

" Luar Biasa. Kadar racun di dalam tubuhmu menurun, seperti tidak berbahaya sama sekali," ucap Brandy menganalisis. Dia adalah salah satu sahabat Franklin, seorang dokter pria yang gemulai. Meskipun begitu, dia adalah pria tulen. Hanya pembawaannya saja yang seperti itu.

Karenanya, Franklin biasa saja ketika Brandy menyentuh bagian-bagian tertentu tubuhnya. Franklin adalah tipikal pria yang memiliki penyakit kejiwaan COD, ia tak bisa di sentuh sembarang orang.

"Ternyata benar," gumam Franklin pelan. Walaupun begitu, masih bisa di dengar samar oleh Brandy.

"Apa maksudmu!" Brandy memegang kedua bahu Franklin dengan kedua tangannya. Mata nya yang berlapis kaca mata kotak menatap pasien sekaligus sahabatnya ini lamat.

"Apa kau tengah mengkonsumsi obat lain? katakan padaku!" cecar Brandy. Cengkeramannya semakin kencang, dengan tatapan mata yang semakin tajam.

"Tidak, aku hanya minum obat darimu. Itupun, sama sekali tidak berpengaruh ketika rasa itu kambuh." Franklin melengos ke samping. Ia tak suka jika Brandy menatapnya dari dekat. Wajah pria di hadapannya ini bisa di bilang cukup cantik untuk ukuran laki-laki. Franklin sebenarnya agak risih, jika mereka terlalu dekat seperti ini.

"Apa!" Brandy sontak membungkam mulutnya setelah ia memekik nyaring.

"Jadi, kadar racunmu menurun bukan karena obat!" pekik Brandy lagi, sembari bertanya. Sementara, Franklin hanya menggeleng pelan.

"Kau ingat? kasus yang pertama kali, semenjak kau ganti jenis obatku?" Franklin bertanya seraya beranjak dari tempat tidur pasien. Namun, Brandy menahan bahunya agar ia tetap duduk.

"Saat itu ya, kadar racunmu juga tiba-tiba menurun secara drastis." Brandy memegang dagunya seraya berfikir. Sementara sebelah tangannya ia lingkarkan di pinggangnya sendiri.

" HA!! Aku ingat!" Franklin menutup kedua telinganya karena teriakan Brandy yang nyaring.

"Jadi, kau baru saja berciuman lagi dengan gadis itu?" tanya Brandy memastikan.

"Hemmm." Franklin hanya berdehem pelan. Membuat Brandy mengguncang bahunya dengan cepat.

"Ceritakan padaku apa yang terjadi selengkapnya!" Kali ini Brandy menarik kerah kemeja Franklin. Pria gemulai itu begitu syok rupanya. Ia sangat penasaran, karena kronologisnya sungguh di luar nalar.

" Malam itu, aku menemui Alex di klub tempat kami biasa hang out. Aku ingin bicara baik-baik padanya. Bila ia mau meninggalkan Raisa, maka aku akan melupakan apapun yang telah terjadi. Akan tetapi, Alex justru menantang ku untuk berkelahi. Aku mencoba menghindarinya, meski pria itu terus menghina serta mengintimidasi ku." Franklin menjeda ceritanya, kemudian pria itu menghembuskan napasnya kasar.

"Teruskan!" titah Brandy.

"Tubuhku yang mendadak dingin tak mampu melawan Alex, hingga diriku kehabisan tenaga. Pengawalku di luar juga sedang beradu dengan para pengawal Alex. Dalam keadaan yang semakin lemah, akupun pulang, bersama dengan dua orang pengawal. Ku kira tadi malam adalah akhir dari hidupku. Ketika aku merasakan tangan hangatnya menyentuh tubuhku, saat itulah aku sadar. Entah kenapa, dorongan untuk menciumnya sangat kuat," jelas Franklin jujur, meski ia tak menceritakan kejadian pencurian tadi pagi. Luar biasanya, kejadian itu membuatnya seakan memiliki tenaga ganda.

"Aku, seperti sedang mendengar sebuah dongeng. Sungguh keanehan yang nyata." Brandy mengusap dagunya tanda ia tengah berpikir keras

"Kau tau siapa gadis itu? dan, di mana kau bertemu dengannya? bagaimana bisa terjadi dua kali kebetulan?" cecar Brandy, curiga.

"Dia, gadis itu ...,"

________

"Vyn," sapa Oma Elli, ketika melihat gadis bertubuh tinggi ramping itu tengah membersihkan karpet dengan penyedot debu.

Melihat kedatangan sang majikan, buru-buru Vynnitta mematikan tombol mesin 𝙫𝙖𝙘𝙪𝙢 𝙘𝙡𝙚𝙖𝙣𝙚𝙧 tersebut.

"Pagi, Oma cantik," sahut Vyn dengan senyum ramahnya.

"Kenapa, Oma tidak melihatmu di meja makan, pagi tadi?" tanya Elli.

"Kan, ada cucu menantu Oma yang nemenin, jadi aku enggak pantas ada di sana," jawab Vyn jujur.

"Kau, ini. Oma, juga sudah menganggapmu seperti cucu sendiri. Lain kali bergabung saja, jangan pernah sungkan lagi," ucap Elli hangat.

𝘞𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪, 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘢𝘪𝘬. 𝘔𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘦𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘔𝘢𝘳𝘪𝘦. 𝘚𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨, 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘵𝘢𝘱𝘢 𝘣𝘶𝘴𝘶𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘭𝘪𝘤𝘪𝘬 𝘯𝘪𝘢𝘵 𝘤𝘶𝘤𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘵𝘶𝘮𝘶 𝘪𝘵𝘶. 𝘉𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯, 𝘤𝘶𝘤𝘶 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘮𝘶, 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳 𝘮𝘢𝘵𝘪 2 𝘬𝘢𝘭𝘪.

"Baik, Oma sayang. Nanti malam, Vyn temani ya." Vyn membalas rangkulan wanita tua yang tak lain adalah majikannya itu. Elli yang sejak awal sudah menyukainya, serta kagum akan keberanian Vyn yang menolongnya.

𝘝𝘺𝘯, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘔𝘢𝘵𝘵𝘩𝘦𝘸. 𝘖𝘮𝘢 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘩𝘮𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘮𝘱𝘪𝘯𝘨𝘪 𝘍𝘳𝘢𝘯𝘬𝘭𝘪𝘯. 𝘒𝘢𝘶 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘣𝘢𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘙𝘢𝘪𝘴𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘰𝘬 𝘴𝘪𝘣𝘶𝘬 𝘪𝘵𝘶.

Elli tersenyum lagi, sebelum ia meninggalkan Vyn. Tak lama kemudian Vyn kembali menyalakan mesin penyedot debu. Namun, sebuah tangan yang halus menekan kembali tombol 𝙤𝙛𝙛 pada mesin tersebut.

"Eh, kenapa di matikan." Vyn pun kembali menyalakan tombol 𝙤𝙣. Tanpa memperdulikan sosok cantik nan seksi tengah berdiri dengan angkuh di hadapannya.

"Matikan mesinnya!" titah Raisa.

Vyn pun menurutinya, meski dengan terpaksa. Ia tahu, wanita ini hanya hendak mengerjainya seperti biasa. Kali ini, ia takkan diam saja.

"Lebih baik, sekarang kau ambilkan camilan dan jus. Lalu, antar ke kamarku." Raisa berkata dengan angkuh , bahkan ia tak menatap ke arah lawan bicaranya.

"Bukannya, Nyonya baru aja sarapan? kenapa harus ngemil? emang gak takut gendut apa?" cecar Vyn. Menyerang langsung ke sudut.

"Hei, pembantu kurang ajar! cemilannya bikinin yang sehat dong!" ujar Raisa dengan penekanan pada kalimat status Vyn di rumah itu.

𝘚𝘪 𝘶𝘭𝘢𝘳 𝘥𝘦𝘳𝘪𝘬 𝘪𝘯𝘪. 𝘚𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘨𝘢𝘳𝘢-𝘨𝘢𝘳𝘢.

" Saya lagi sibuk, minta sama yang lain aja." Vyn dengan santai kembali meneruskan pekerjaannya. Ia hendak memasuki kamar Franklin, tapi Raisa keburu menarik tangannya.

"Kurang ajar! Berani membantah perintah! Apa kau ingin di pecat!" bentak Raisa dengan suara kencangnya.

"Ck, terserah anda mau bilang apa.  Sudah, jangan mengganggu pekerjaan saya. Suruh yang lain 'kan bisa." Vyn masih bersikap santai menghadapi istri dari tuan mudanya itu.

"Kau! Benar-benar cari mati ya!" Raisa melayangkan tangannya ke wajah Vyn, tapi gadis itu menangkis dengan cekalan tangannya.

" Kenapa harus memukul? ketika keinginan anda tidak dapat terpenuhi?" sarkas Vyn, dengan senyum ketusnya.

"Kau, dasar pembantu tak tau diri! Jangan mentang-mentang Oma Elli menyukaimu. Sehingga, membuat wanita rendahan sepertimu besar kepala!" Raisa melayangkan tangan satunya lagi, tapi Vynitta kembali menangkisnya dengan sebelah tangannya.

"Berani kau melawanku! Aku pasti akan membuatmu di pecat!" ancam Raisa dengan amarah yang membuat matanya memerah.

Vyn, mendorong tubuh Raisa ke dinding. Membuat wanita itu, terbelalak dengan perasaan kesal bercampur geram.

"Jangan pernah mengintimidasi orang. Siapa tau, orang itu di atas dirimu. Aku akan sopan padamu, jika kau tidak pernah jahat dengan pembantu. Kau tau, jika saja oma Elli tau siapa dirimu yang sebenarnya. Kau lah yang akan terlempar dari mansion ini." Vyn berkata dengan berani dan tegas. Wanita sejahat Raisa tidak pantas berada di sekitar Franklin dan juga oma Elli yang sangat baik serta ramah dengan para pekerjanya.

"Kau pembantu rendahan, tak tau malu! Berlagak hanya karena, oma Elli menyukaimu!" gertak Raisa. Dengan sekuat tenaga akhirnya ia bisa juga lepas dari cengkeraman Vyn.

"Kau juga berlagak, dengan segala kepura-puraanmu. Sehingga, oma Elli menyukaimu," ketus Vyn dengan menyilang kan kedua tangannya di depan dada.

𝘎𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘪𝘯𝘪. 𝘔𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘶𝘥𝘢, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯𝘬𝘶. 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘶 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯? 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘨𝘦𝘨𝘢𝘣𝘢𝘩.

"Suatu saat, aku akan membuatmu di tendang dari mansion ini." Raisa memasang senyum sinisnya. Dengan sudut bibir yang menukik tajam ke atas.

"Kita lihat saja, siapa yang akan keluar duluan." Vyn, tanpa rasa takut sedikitpun, mencoba membalas tantangan Raisa. Ia tau siapa wanita di hadapannya saat ini. Serta, bagaimana kekuasaan keluarganya. Entah kenapa, pagi ini kekuatan serta keberaniannya meningkat begitu pesat. Ia seakan yakin untuk melawan setiap tekanan dari Raisa.

__________

"Yang benar saja!"

"Dia pembantu di mansion milik mendiang opa-mu. Kenapa kau baru bilang sekarang!" protes Brandy dengan berteriak nyaring.

Franklin mengusap sebelah telinganya yang sakit. " Awalnya, tentu saja aku malu. Karena, tanpa sengaja telah berciuman dengan pembantuku sendiri.

𝘓𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘵𝘦𝘱𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘶𝘳𝘪 𝘤𝘪𝘶𝘮𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘪𝘵𝘶. 𝘉𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯, 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘥𝘪 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢.

"Franklin, kau harus mencobanya lagi. Dekati gadis itu baik-baik. Mungkin saja kau ...."

"Aku akan mencobanya lagi, tapi bagaimana caranya? aku tidak ingin di cap sebagai majikan mesum."

" Kau sudah punya sedikit clue untuk memperpanjang umurmu. Jangan di sia-siakan." Brandy berkata dengan cara berbisik di telinga Franklin. Bahkan, jarak mereka sangatlah dekat. Padahal, di ruangan itu hanya ada mereka berdua. Kenapa Brandy harus berbisik?

"Tuan, Frank ....!" Seorang asisten membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Hingga pemandangan di hadapannya, dimana Franklin dengan kemeja terbuka serta sang Dokter dengan posisi seperti baru saja mencium pipi Franklin. Membuat matanya seketika membola.

𝘚𝘪𝘢𝘭! 𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯?!

Segala pikiran negatif, kini  berputar di dalam kepala sang asisten tersebut.

"Ah, sepertinya laporannya nanti saja. Saya, pergi dulu, Tuan! Silakan di lanjut lagi!" Pria berkacamata itu seketika berbalik dan lari. tunggang langgang.

𝘔𝘢𝘵𝘢 𝘫𝘰𝘮𝘣𝘭𝘰𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘯𝘰𝘥𝘢𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘰𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘰𝘯𝘨. 𝘏𝘶𝘸𝘢𝘢𝘢!!..

 

Bersambung>>>

 

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2023-04-12

1

Mutia Kim🍑

Mutia Kim🍑

Kasian Franklin, masa dikira suka sama brandy. Yakali dia mau main pedang-pedangan sama si brandy kan ngk lucu😌

2022-09-25

1

❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™

❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™

bukannya harusnya jeruk minum jeruk,kenapa diperjelas dengan terongnya kaka thor...

2022-08-25

1

lihat semua
Episodes
1 Menyelamatkan Tuan Muda
2 Racun Beku
3 Mencuri Kehangatan.
4 Bertemu Dokter Brandy
5 Pria- pria Penggosip
6 Ngerjain Siapa Sih?
7 Salah Sasaran
8 Sifat Alex Sebenarnya.
9 Rencana Penculikan.
10 Aksi Penyelamatan Franklin.
11 Penawar Racun
12 Kekuatan Asing.
13 Topeng Raisa
14 Penyekapan
15 Kisah Dibalik Dendam Raisa
16 Perasaan Vynnitta
17 Terkoyaknya Mahkota Vyn
18 Tak Berdaya
19 Panggil Aku Nyonya.
20 Kepergian Vyn
21 Selamat Tinggal Cintaku.
22 Rencana Baru
23 Vyn Pingsan Di Desa Terpencil
24 Kehamilan Vynnitta.
25 Oma Elli Di Culik
26 Tuntutan Dari Alex.
27 Operasi Penyelamatan
28 Yakuza vs Gangster
29 Kerasnya Hati Raisa
30 Ancaman Oma Elli
31 Ketegaran Vynnitta
32 Tatapan Kagum Pak Kades
33 Sedih Dan Sesal Elli
34 Rencana Citra
35 Citra Vs Raisa
36 Kecelakaan Di Arena Balap
37 Terkapar Di Rumah Sakit
38 Kesedihan Tak Tertahan
39 Jangan Panggil Pak
40 Perhatian Xilondra
41 Gadis atau Janda?
42 Kisah Versi Oma Elli. ( kenyataan )
43 Danger Line.
44 Bukan Keracunan
45 Couvage Syndrome
46 Rayuan Untuk Bumil
47 Feelling Yang Kuat.
48 Pembalasan Citra.
49 Karma Bagi Raisa
50 Kehidupan Baru Vynnitta
51 Putri Kecil Vynnitta
52 Alessia Hilang
53 Bertemu Franklin
54 Melamar Daddy
55 Empat tahun merindukanmu.
56 Menatap Penuh Rindu.
57 Vynnitta Atau Erriana.
58 ketakutan Vynnitta.
59 Menemukan Jejakmu.
60 Mengunjungi Desa Cenderawasih
61 Misi Di Mulai
62 Terkesima Pada Pesonamu.
63 Aku Bukan Hantu.
64 Aku Tidak Akan Menyerah
65 Nona Saga.
66 Perasaan Terdalam
67 Ternyata Bukan Hantu.
68 Pertemuan Franklin Dengan Nona Saga.
69 Pertanggung-jawaban.
70 Hanya Sekedar Alasan.
71 Perang Kata.
72 Membicarakan Uncle Tampan
73 Peringatan Dari Ale
74 Sakitnya Itu Disini
75 Alessia Adalah Putriku
76 Membohongi Hati
77 Maaf, Memanfaatkan mu.
78 Calon Suami
79 Pengamatan Asisten Gill
80 Oh Alessia, Kelakuanmu ...
81 Alasan Biar Ketemu Kamu Lagi.
82 Pembicaraan Empat Mata
83 Jujurlah Vynnitta
84 Persepsi Yang Menyakiti Hati
85 Rencana Untuk Duo Jones
86 Pertanyaan Alessia.
87 Keingintahuan Alessia.
88 Upaya Mencari Tau.
89 Tim Yang Kompak.
90 Menjalankan Rencana.
91 Gombal Gembel
92 Tidak Mau Bertemu Tapi Dicari.
93 Mengulik Perasaan
94 Satu Informasi Lagi Terungkap
95 Menjalankan Misi Kejutan
96 Kenyataan Bukan Rekayasa
97 Kejutan Yang Mengejutkan
98 Pak Kades VS Franklin
99 Masih Dengan Pak kades dan Franklin
100 Debat Terus! Tinggal Aja!
101 Masih Lanjut Sesi Ketiga
102 Dekapan Penuh Sesal
103 Membuka Guardian Portal 1
104 Membuka Guardian Portal 2
105 Diagnosis NYI Laluna 1
106 Diagnosis NYI Laluna 2.
107 Syarat Yang Menggetarkan Hati
108 Menjadi satu-satunya
109 Bersatu Kembali
110 Sentuhan Yang Ternyata Kurindukan
111 Ungkapan Hati Ke Hati
112 Akhir Dari Penyatuan.
113 Racun Beku Pada Alessia ( Tamat )
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Menyelamatkan Tuan Muda
2
Racun Beku
3
Mencuri Kehangatan.
4
Bertemu Dokter Brandy
5
Pria- pria Penggosip
6
Ngerjain Siapa Sih?
7
Salah Sasaran
8
Sifat Alex Sebenarnya.
9
Rencana Penculikan.
10
Aksi Penyelamatan Franklin.
11
Penawar Racun
12
Kekuatan Asing.
13
Topeng Raisa
14
Penyekapan
15
Kisah Dibalik Dendam Raisa
16
Perasaan Vynnitta
17
Terkoyaknya Mahkota Vyn
18
Tak Berdaya
19
Panggil Aku Nyonya.
20
Kepergian Vyn
21
Selamat Tinggal Cintaku.
22
Rencana Baru
23
Vyn Pingsan Di Desa Terpencil
24
Kehamilan Vynnitta.
25
Oma Elli Di Culik
26
Tuntutan Dari Alex.
27
Operasi Penyelamatan
28
Yakuza vs Gangster
29
Kerasnya Hati Raisa
30
Ancaman Oma Elli
31
Ketegaran Vynnitta
32
Tatapan Kagum Pak Kades
33
Sedih Dan Sesal Elli
34
Rencana Citra
35
Citra Vs Raisa
36
Kecelakaan Di Arena Balap
37
Terkapar Di Rumah Sakit
38
Kesedihan Tak Tertahan
39
Jangan Panggil Pak
40
Perhatian Xilondra
41
Gadis atau Janda?
42
Kisah Versi Oma Elli. ( kenyataan )
43
Danger Line.
44
Bukan Keracunan
45
Couvage Syndrome
46
Rayuan Untuk Bumil
47
Feelling Yang Kuat.
48
Pembalasan Citra.
49
Karma Bagi Raisa
50
Kehidupan Baru Vynnitta
51
Putri Kecil Vynnitta
52
Alessia Hilang
53
Bertemu Franklin
54
Melamar Daddy
55
Empat tahun merindukanmu.
56
Menatap Penuh Rindu.
57
Vynnitta Atau Erriana.
58
ketakutan Vynnitta.
59
Menemukan Jejakmu.
60
Mengunjungi Desa Cenderawasih
61
Misi Di Mulai
62
Terkesima Pada Pesonamu.
63
Aku Bukan Hantu.
64
Aku Tidak Akan Menyerah
65
Nona Saga.
66
Perasaan Terdalam
67
Ternyata Bukan Hantu.
68
Pertemuan Franklin Dengan Nona Saga.
69
Pertanggung-jawaban.
70
Hanya Sekedar Alasan.
71
Perang Kata.
72
Membicarakan Uncle Tampan
73
Peringatan Dari Ale
74
Sakitnya Itu Disini
75
Alessia Adalah Putriku
76
Membohongi Hati
77
Maaf, Memanfaatkan mu.
78
Calon Suami
79
Pengamatan Asisten Gill
80
Oh Alessia, Kelakuanmu ...
81
Alasan Biar Ketemu Kamu Lagi.
82
Pembicaraan Empat Mata
83
Jujurlah Vynnitta
84
Persepsi Yang Menyakiti Hati
85
Rencana Untuk Duo Jones
86
Pertanyaan Alessia.
87
Keingintahuan Alessia.
88
Upaya Mencari Tau.
89
Tim Yang Kompak.
90
Menjalankan Rencana.
91
Gombal Gembel
92
Tidak Mau Bertemu Tapi Dicari.
93
Mengulik Perasaan
94
Satu Informasi Lagi Terungkap
95
Menjalankan Misi Kejutan
96
Kenyataan Bukan Rekayasa
97
Kejutan Yang Mengejutkan
98
Pak Kades VS Franklin
99
Masih Dengan Pak kades dan Franklin
100
Debat Terus! Tinggal Aja!
101
Masih Lanjut Sesi Ketiga
102
Dekapan Penuh Sesal
103
Membuka Guardian Portal 1
104
Membuka Guardian Portal 2
105
Diagnosis NYI Laluna 1
106
Diagnosis NYI Laluna 2.
107
Syarat Yang Menggetarkan Hati
108
Menjadi satu-satunya
109
Bersatu Kembali
110
Sentuhan Yang Ternyata Kurindukan
111
Ungkapan Hati Ke Hati
112
Akhir Dari Penyatuan.
113
Racun Beku Pada Alessia ( Tamat )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!