Pesanan dari beberapa rumah sakit ternama baik di dalam mau pun di luar negeri semakin hari semakin membludak. Menurut laporan, ada sekitar 60 daftar antrian penerima transplantasi di seluruh Amerika Serikat yang terselamatkan karena adanya Herz37. Mereka tak perlu lagi mencemaskan waktu yang tersisa. Selagi menunggu, mereka bisa keluar dari rumah sakit dan beraktifitas normal selayaknya manusia sehat.
Sebagian masyarakat pun tidak keberatan dengan harga yang telah ditetapkan. Mereka rela merogoh kocek dalam-dalam demi mendapatkan obat tersebut.
Berkat Herz37, nama Dempster Enterprise semakin melambung tinggi. Ratusan telepon dari para pewarta setiap hari diterima Zendaya mau pun Louise. Namun, baik David atau pun Steven sama sekali enggan tampil di media. Alhasil, Sebastian lah yang tampil bersama tim penelitinya, sebagai perwakilan dari Dempster Enterprise.
Kendati begitu hubungan keduanya tetap dingin. Steven tak pernah lagi menemui Sebastian. Dia kini lebih sibuk bertemu dengan David yang tengah berusaha keras membuat obat baru untuk menekan efek samping Herz37.
...***...
Telepon di meja kerja Steven berbunyi nyaring.
Steven menghela napasnya begitu mengetahui telepon tersebut berasal dari meja Zendaya.
Tanpa minat, pria itu mengangkat telepon sekretarisnya. "Bilang pada mereka aku tak mau diwawancara apa pun!" seru Steven tanpa mendengar perkataan Zendaya terlebih dahulu.
"Maaf, Mr. Dempster, telepon ini berasal dari Detektif Joan," ujar Zendaya.
"Sambungkan."
...***...
Steven berjalan masuk ke dalam ruang j3n4z4h dengan wajah tak karuan. Di sana sudah ada Joan dan Sam yang telah menunggu.
Di hadapan mereka terdapat tiga brankar tertutup. Joan membuka kain yang menutupi ketiga j3n4z4h tersebut. Mereka adalah dua tersangka yang telah mengincar Laura dan satu orang tersangka yang menyelakai Lynelle.
"Beberapa hari lalu terjadi keributan di sel hingga menyebabkan empat orang tahanan meninggal dunia, dua di antaranya adalah mereka," ucap Joan seraya menoleh pada dua j3n4z4h tersebut.
"Sementara satu tersangka yang telah melukai Nyonya Dempster, diketahui bvvnvh diri dengan menvvsvk lehernya menggunakan gagang sikat gigi yang sudah diruncingkan." Joan dan Sam tertunduk. Mereka meminta maaf karena lalai menjaga ketiga tersangka tersebut, padahal sidang ketiganya akan diadakan beberapa hari lagi.
Jilliant, dokter forensik yang bertugas melakukan otopsi pada tiga tersangka menyebutkan, bahwa ketiganya langsung m3n1nggal di tempat akibat tvsvkan di area fatal.
Steven terhenyak. Matanya tak lepas menatap ketiga wajah pucat itu. Pupus sudah harapannya untuk menguak siapa dalang dibalik peristiwa yang menimpa seluruh keluarganya. Sementara pengemudi mobil box yang menabraknya waktu itu sama sekali tidak terdeteksi, seolah menghilang tanpa bekas.
Sebenarnya, Steven memiliki spekulasi sendiri, tetapi dia tidak bisa sembarangan bicara. Semua harus disertai bukti dan kini, bukti-bukti tersebut lenyap bersamaan dengan kematian mereka.
"Maafkan kami, Mr. Dempster," ucap Joan sekali lagi dengan perasaan menyesal.
"Tidak apa-apa. Terima kasih karena telah mengusut hingga detik ini." Steven mengulurkan tangannya pada Joan dan Sam.
"Jangan sungkan untuk memberitahu kami jika butuh bantuan," pesan Joan pada Steven yang langsung diiyakan oleh pria itu.
Steven keluar dari ruang otopsi dengan langkah gontai. Fokusnya kini hanya pada obat yang tengah dibuat David.
...***...
Lynelle hanya bisa termangu begitu mendengar cerita dari Steven perihal kematian tiga tersangka yang telah menyelakai Laura dan dirinya.
"Mau tidak mau kasus ini ditutup. Maafkan aku." Steven memijit keningnya yang mulai terasa sakit.
Lynelle mengelus lembut bahu sang suami demi menenangkan dirinya. "Tidak masalah, yang penting sekarang kita sudah lebih berhati-hati."
Steven mengambil tangan sang istri dan menggenggamnya lembut. "Aku mencintaimu, Lynelle," ucap Steven seraya mengecup tangan Lynelle.
"Aku juga." Lynelle tersenyum. Matanya memandang sang suami penuh cinta.
Pelukan hangat kemudian diberikan Lynelle. "Kau pasti sangat lelah. Beristirahat lah," titah wanita itu.
Steven mengangguk.
...***...
"Jadi, apa yang harus kita lakukan hari ini anak-anak?" April yang baru saja tiba di rumah Lynelle, segera mengajak Laura dan Sean untuk berkutat di dapur.
Ada banyak barang belanjaan yang dibawa oleh April. Belanjaan-belanjaan tersebut merupakan pesanan dari Lynelle.
Wanita itu sengaja meminta bantuan sahabatnya untuk menyiapkan sebuah pesta kecil-kecilan, karena hari ini merupakan hari ulang tahun Steven.
"Membuat kue!" teriak Laura, yang langsung diikuti oleh sang adik. Keduanya merangsek masuk ke dalam dapur. Sean bahkan nyaris terjatuh jika Dimitri tidak langsung memeganginya.
Pria berkebangsaan perancis itu turut andil dalam pesta hari ini, karena kebetulan jadwalnya selama seminggu ke depan tidak terlalu padat.
"Wow, wow! Santai saja bos kecil," ujar Dimitri sembari menggendong Sean tinggi-tinggi.
Sean tertawa keras.
"Uncle, aku juga mau digendong!" seru Laura tiba-tiba. Kedua anak itu memang senang sekali berada dalam gendongan Dimitri. Bagaimana tidak, tinggi tubuh Dimitri mencapai 195 centimeter.
Bagi mereka, menyenangkan melihat segala sesuatu dari atas sana.
"Kau juga mau putri kecil?"
Laura mengangguk semangat. Dia kembali meletakkan sendok kayunya.
"Oke!" Dimitri pun mengangkat kedua anak itu. Teriakan mereka menggema kemudian.
Lynelle yang baru saja turun dari lantai dua lantas tertawa kecil. Mereka pun mulai membuat kue dan berbagai hidangan untuk Steven.
...***...
Steven mengernyitkan dahinya saat memasuki pekarangan rumah. Pos satpam terlihat masih gelap tanpa ada siapa pun di sana. Gerbang pun tidak terkunci. Steven sampai harus membuka gerbang secara manual.
Kekhawatiran Steven semakin meningkat begitu mengetahui kondisi rumah besarnya dalam keadaan gelap gulita.
Takut terjadi apa-apa, pria itu bergegas turun dari mobil dan membuka pintu.
Baru saja dia hendak meneriaki istri dan kedua anaknya, suara teriakan menggema memenuhi telinga Steven.
"HAPPY BIRTHDAY!"
Semua lampu menyala serentak. Tubuhnya dihujani confetti.
Di hadapannya berdiri sang istri, kedua anaknya, April, dan Dimitri. Seluruh asisten rumah tangga dan penjaga juga ada di sana. Mereka semua memakai topi lucu bertuliskan, 'Happy Birthday, Daddy Steve.'
"Apa-apaan ini?" tanya Steven kebingungan.
Lynelle tersenyum sembari membawa trolly makanan berisi kue tart bertingkat.
"Hari ini kau ulang tahun, Sayang."
Begitu mendengar perkataan sang istri, Steven terkejut bukan main. Terlalu memikirkan berbagai masalah membuat pria itu sama sekali tidak ingat akan hari pentingnya sendiri.
"Astaga!" seru Steven.
Dimitri maju dan membantu menyalakan lilin di atas kue. Mereka kemudian menyanyikan lagu untuk Steven, sebelum akhirnya meniup lilin secara beramai-ramai.
Rasa haru menyelimuti hati Steven. Dia langsung memeluk Lynelle dan menciumnya mesra. Tak lupa dia juga menciumi kedua putra-putrinya.
"Thanks, bro," ucap Steven sembari memeluk tubuh Dimitri.
"Kembali kasih, sobat!" Dimitri membalas pelukan Steven dan menepuk-nepuk punggungnya.
Setelah memeluk Dimitri, Steven pun beralih pada April dan juga memeluknya. "Terima kasih karena selalu ada untuk Elle, Ap," ucap Steven tulus.
"Aku lah yang berterima kasih, Steve. Kalian juga selalu ada untukku." April menahan air matanya. Entah mengapa dia merasakan sesuatu yang ganjil di keluarga kecil ini.
Steven tentu saja tidak mengabaikan para asisten rumah tangga dan penjaganya. Dia memeluk dan menjabat tangan mereka semua ramah.
"Baiklah, hari ini kita akan bersenang-senang! Malam ini kalian semua aku bebas tugaskan!" seru Steven kemudian.
Sorak sorai terdengar lantang. Laura dan Sean turut berteriak.
Malam itu, pesta kecil-kecilan yang disiapkan Lynelle berhasil membuat Steven melupakan sejenak berbagai masalah yang tengah di hadapinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
ZaeV92
setiap baca nyesek banget 😫
dulu Evans sekarang Steven lagi
2022-08-24
0
Santai Dyah
akhirnya lynelee bisa membuat Steven melupakan masalah meskipun sbntr
2022-08-22
0
Sophia Verheyden✨
ikutan!!! camat ulang tahun bapacknya sean dan laura
2022-08-21
0