Bab 3 : "Kau Selalu Dapat Menenangkan Hatiku."

Sembari melipat kedua tangannya, Lynelle menanti kedatangan bus sekolah Laura di ambang pintu gerbang. Dua orang penjaga sempat menawari Lynelle untuk menunggu di pos jaga, tetapi wanita itu menolak halus.

Tak lama kemudian, bus sekolah dengan warna kuning mencolok muncul dari tikungan dan berjalan menuju ke arahnya.

"Mommy!" teriak Laura begitu bus berhenti tepat di depan sang ibu. Gadis itu bergegas keluar dari dalam bus ditemani sang guru kelas, Ms. Anna.

"Terima kasih, Ms. Anna," ucap Lynelle seraya menerima tas sekolah Laura dari tangan Ms. Anna.

"Terima kasih kembali, Mrs. Dempster. See you, Little angel!" Ms. Anna melambaikan tangan pada Laura sebelum kemudian masuk ke dalam bus sekolah kembali.

Laura membalas lambaian tangan guru kelasnya sebelum kemudian berjalan masuk menuju rumah bersama sang ibu.

"Bagaimana sekolahmu hari ini, Sayang?" tanya Lynelle. Mereka berjalan beriringan sembari bergandengan tangan.

"Menyenangkan seperti biasa, Mommy. Ahh, di kelasku baru saja kedatangan murid baru, pindahan dari Texas. Mommy tahu? Mereka kembar identik dan aku tidak dapat membedakan satu sama lain. Lucu sekali!" kata Laura antusias. Dia berceloteh panjang lebar perihal kedua teman baru laki-lakinya tersebut.

Lynelle mendengarkan cerita Laura dengan sangat saksama. Meski mungkin bagi sebagian orang, celotehan anak-anak tidak terlalu penting, tetapi bagi Lynelle, apa pun yang keluar dari mulut kedua anaknya merupakan sesuatu hal yang luar biasa dan patut untuk dihargai.

Lynelle memang selalu berusaha menjadi seorang ibu yang baik. Sejak menikah dengan Steven, wanita yang dulu senang bergaul di luar rumah itu berubah. Dia benar-benar menepati janjinya untuk menjadi istri dan ibu yang hanya betah di rumah mengurus keluarga. Sesekali, Lynelle memang masih menghabiskan waktu seorang diri, tentu saja atas desakan Steven. Namun, wanita itu tak pernah betah berlama-lama di luar. Hal yang paling membuatnya senang berlama-lama di luar hanyalah pergi ke pasar swalayan atau supermarket guna berbelanja mingguan. Memilah milih kebutuhan keluarga merupakan hal yang sangat menyenangkan.

"Mommy, bagaimana rasanya mempunyai adik kembar?" tanya Laura setelah mengakhiri ceritanya.

Mendapat pertanyaan tiba-tiba dari sang putri sulung membuat Lynelle berhenti sejenak. "Mommy tidak tahu, Sayang, sebab Mommy, kan, anak tunggal. Yang jelas, mungkin akan menyenangkan memiliki saudara yang usianya sama." Lynelle mengangkat bahu.

Laura mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalau begitu, bagaimana jika aku meminta adik kembar juga? Sepertinya menyenangkan memiliki tiga adik." Gadis berusia 7 tahun itu menatap ibunya dengan raut wajah polos.

Lynelle tertawa sumbang. Sebisa mungkin dia menanggapi permintaan sang anak dengan raut jenaka. Yah, mau bagaimana lagi, tubuhnya belum kembali seperti semula dan Sean juga masih kecil. Tidak masalah sebenarnya jika dia hamil lagi, Steven juga telah berencana memiliki empat orang anak, tetapi tidak saat ini.

"Memangnya, Kakak Laura tidak keberatan menjaga banyak adik-adik?" Lynelle berjongkok menghadap sang anak.

Laura menggeleng. "Aku senang-senang saja," jawabnya sumringah.

"Oke, nanti setelah Sean sudah sedikit besar, kau akan mendapatkan adik baru. Namun, sepertinya tidak bisa kembar, bagaimana?" Lynelle menatap Laura dalam-dalam. Di antara mereka memang tidak ada yang memiliki gen kembar.

"Tidak apa-apa, Mommy, asal dia adikku, aku akan tulus menyayangi dan menjaganya."

Mendengar jawaban tersebut, Lynelle langsung memeluk dan menciumi seluruh wajah Laura hingga gadis itu tertawa terpingkal-pingkal. Demi menghindari serangan sang ibu, Laura pun memilih lari.

"Jangan lari, arrghh!" teriak Lynelle main-main seraya menyusul putri kesayangannya tersebut.

...***...

"Ada apa, Sayang?" Lynelle yang sejak tadi menahan diri saat kepulangan sang suami, akhirnya menumpahkan pertanyaan tersebut ketika mereka telah tiba di kamar.

Lynelle yang telah mengenal Steven selama hampir 13 tahun tentu tahu benar jika ada sesuatu yang tengah mengusik pikiran pria itu.

"Sepertinya aku tak pernah bisa menyembunyikan apa pun darimu," kata Steven seraya beringsut duduk di atas tempat tidur, tepat di sebelah sang istri.

Lynelle tersenyum. Dia mengubah posisi duduknya dan mulai memijiti pundak dan leher Steven.

"Lehermu kaku sekali. Kau tak boleh banyak pikiran, kalau tak mau vertigo-mu kumat lagi," nasihat Lynelle.

"Aku tak bisa mengabaikan hal ini," ujar Steven.

"Hal apa?" tanya Lynelle. Wanita itu membuka laci nakas untuk mengambil oil beraroma terapi. Dia mengaplikasikan oil tersebut di pundak dan leher Steven sebelum kemudian memijitnya lagi.

"Sebastian." Jawab Steven.

"Ada apa dengan Uncle Sebastian?" Lynelle kembali bertanya.

Steven terdiam sejenak, seolah sedang menimbang-nimbang, apakah ini merupakan hal yang bijak jika membicarakan masalah pekerjaan di rumah. Lynelle sudah cukup lelah mengurus rumah tangga, dan dia tak ingin menambah beban sang istri lagi.

Namun, selama ini Steven sendiri tak pernah menyembunyikan apa pun. Sebisa mungkin mereka selalu berbagi cerita satu sama lain. Menjaga agar hubungan keduanya tak memiliki kesalahpahaman. Hanya saja, untuk yang satu ini rasanya sedikit berat.

"Tak apa jika kau tak ingin menceritakannya padaku, aku mengerti," ucap Lynelle. Dia menghentikan pijatannya sejenak lalu melayangkan sebuah kecupan di pipi sang suami.

"Aku akan bercerita karena aku butuh pendapatmu," ujar Steven kemudian.

Lynelle mengangguk. Wanita itu membiarkan sang suami menceritakan masalah yang tengah dihadapinya pada Lynelle. Meski Lynelle tidak banyak ikut andil dalam mengurus perusahaan, tetapi sebagian keputusan yang diambil Steven merupakan hasil nasihat dari istri tercintanya.

Meski usia Steven terpaut 5 tahun di atas Lynelle, tetapi Lynelle selalu bisa berperan lebih dewasa dari pada dirinya sendiri.

Lynelle mendengarkan cerita Steven dengan baik sembari terus memijat leher dan bahunya. Dia sama sekali tidak menginterupsi perkataan sang suami dan membiarkannya sampai selesai.

"Jadi, bagaimana menurutmu? Aku tahu, Sebastian sudah cukup muak menahan segala ambisinya. Apa lagi ini proyek besar, sudah pasti godaan akan uang selalu menghampiri benak pria tua itu," kata Steven diakhir pembicaraannya.

Lynelle menghentikan kegiatannya, dan meletakkan kembali oil yang dia pakai ke dalam laci nakas.

"Kita tak bisa mengabaikan efek samping obat tersebut. Teguh lah pada prinsip keluargamu, bahwa uang bukanlah kedudukan tertinggi dalam hidup kita. Biarkan obat itu dikaji ulang. Lagi pula Dokter David telah menjanjikan, bahwa obat tersebut akan selesai sebelum waktu peluncuran tiba, kan? Jadi, apa yang harus dikhawatirkan lagi?" Lynelle tersenyum menenangkan. Dia membantu sang suami merebahkan diri di atas kasur, kemudian menyelimutinya.

"Aku hanya takut sikap tak sabaran Sebastian menghancurkan rencana kami," kata Steven.

"Aku yakin, dia bukan pria seperti itu." Lynelle memandangi Steven penuh cinta.

"Semoga." Balas Steven. Dia menggenggam tangan Lynelle dan menciumnya lembut. "Terima kasih, kau selalu bisa menenangkan hatiku. Aku mencintaimu, Elle," ucap Steven. Pria itu menuntun sang istri untuk ikut merebahkan diri dan memeluknya erat.

Lynelle menyamankan diri di pelukan suaminya. "Aku juga mencintaimu, Steve," ucapnya lembut.

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

keren banget lanjutkan thor

2023-04-26

0

Hulapao

Hulapao

haloo kak aku nyicil bacanya yaa
jangan lupa mampir di karya terbaruku 'save you'
thankyouuu ❤

2022-09-15

0

Santai Dyah

Santai Dyah

romantis nya Suami istri itu

2022-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kebahagiaan Keluarga Dempster.
2 Bab 2 : Kerabat Keluarga.
3 Bab 3 : "Kau Selalu Dapat Menenangkan Hatiku."
4 Bab 4 : Tak Memiliki Kebebasan Hidup.
5 Bab 5 : Sahabat Baik Lynelle.
6 Bab 6 : Ambisi Terselubung Seorang Sebastian.
7 Bab 7 : Peresmian DEMPTV.
8 Bab 8 : Berbagai Gangguan.
9 Bab 9 : Andrea Laura Dempster.
10 Bab 10 : Penyelidikan.
11 Bab 11 : Berlibur.
12 Bab 12 : Clara, Si Gadis Tunawisma.
13 Bab 13 : Lynelle Terluka.
14 Bab 14 : Investigasi.
15 Bab 15 : Ketegangan Antara Steven dan Sebastian.
16 Bab 16 : Herz37.
17 Bab 17 : Niat Terselubung Sebastian.
18 Bab 18 : Pesta Kejutan Penuh Cinta.
19 Bab 19 : Tragedi Herz37 (1).
20 Bab 20 : Tragedi Herz37 (2).
21 Bab 21 : Kehancuran Steven Dempster (1).
22 Bab 22 : Kehancuran Steven Dempster (2).
23 Bab 23 : Bill Siegel.
24 Bab 24 : Kekhawatiran Dan Penyesalan Kaylee.
25 Bab 25 : Bisnis Terselubung Sebastian Calder.
26 Bab 26 : Kata-kata Cinta Dari Yang Tercinta.
27 Bab 27 : Tragedi.
28 Bab 28 : Pelarian Lynelle.
29 Bab 29 : Akhir Pelarian Lynelle.
30 Bab 30 : Persemayaman Keluarga Dempster.
31 Bab 31 : Pertemuan Pertama Lynelle dengan Almero.
32 Bab 32 : Almero Leaman.
33 Bab 33 : Permohonan Lynelle.
34 Bab 34 : Penyelidikan April.
35 Bab 35 : Sang Leona.
36 Bab 36 : Tekad Lynelle.
37 Bab 37 : Anshel City.
38 Bab 38 : Pencurian Leona.
39 Bab 39 : Penyusup.
40 Bab 40 : Pengkhianat.
41 Bab 41 : Pengkhianat (2).
42 Bab 42 : Rumah Keluarga Dempster.
43 Bab 43 : Kemarahan Bill Siegel.
44 Bab 44 : Anthony dan George.
45 Bab 45 : Pencarian Jati Diri.
46 Bab 46 : Satu Tahun Kemudian.
47 Bab 47 : Kepindahan Louise ke Maryland.
48 Bab 48 : Frans dan Dominique.
49 Bab 49 : Kerinduan Lynelle.
50 Bab 50 : Perasaan Samuel.
51 Bab 51 : Empat Tahun Kemudian.
52 Bab 52 : Bobroknya Pabrik Dempster Enterprise.
53 Bab 53 : Meminta Izin untuk Pergi.
54 Bab 54 : Masa Lalu Ursula.
55 Bab 55 : Pamit.
56 Bab 56 : Menyusup.
57 Bab 57 : Breaking News.
58 Bab 58 : Pertemuan dan Penyelidikan.
59 Bab 59 : Lynelle Tertangkap.
60 Bab 60 : Bantuan.
61 Bab 61 : Petunjuk Steven.
62 Bab 62 : Langkah Terakhir.
63 Bab 63 : Penyelesaian
64 Bab 64 : Akhir Kisah
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 : Kebahagiaan Keluarga Dempster.
2
Bab 2 : Kerabat Keluarga.
3
Bab 3 : "Kau Selalu Dapat Menenangkan Hatiku."
4
Bab 4 : Tak Memiliki Kebebasan Hidup.
5
Bab 5 : Sahabat Baik Lynelle.
6
Bab 6 : Ambisi Terselubung Seorang Sebastian.
7
Bab 7 : Peresmian DEMPTV.
8
Bab 8 : Berbagai Gangguan.
9
Bab 9 : Andrea Laura Dempster.
10
Bab 10 : Penyelidikan.
11
Bab 11 : Berlibur.
12
Bab 12 : Clara, Si Gadis Tunawisma.
13
Bab 13 : Lynelle Terluka.
14
Bab 14 : Investigasi.
15
Bab 15 : Ketegangan Antara Steven dan Sebastian.
16
Bab 16 : Herz37.
17
Bab 17 : Niat Terselubung Sebastian.
18
Bab 18 : Pesta Kejutan Penuh Cinta.
19
Bab 19 : Tragedi Herz37 (1).
20
Bab 20 : Tragedi Herz37 (2).
21
Bab 21 : Kehancuran Steven Dempster (1).
22
Bab 22 : Kehancuran Steven Dempster (2).
23
Bab 23 : Bill Siegel.
24
Bab 24 : Kekhawatiran Dan Penyesalan Kaylee.
25
Bab 25 : Bisnis Terselubung Sebastian Calder.
26
Bab 26 : Kata-kata Cinta Dari Yang Tercinta.
27
Bab 27 : Tragedi.
28
Bab 28 : Pelarian Lynelle.
29
Bab 29 : Akhir Pelarian Lynelle.
30
Bab 30 : Persemayaman Keluarga Dempster.
31
Bab 31 : Pertemuan Pertama Lynelle dengan Almero.
32
Bab 32 : Almero Leaman.
33
Bab 33 : Permohonan Lynelle.
34
Bab 34 : Penyelidikan April.
35
Bab 35 : Sang Leona.
36
Bab 36 : Tekad Lynelle.
37
Bab 37 : Anshel City.
38
Bab 38 : Pencurian Leona.
39
Bab 39 : Penyusup.
40
Bab 40 : Pengkhianat.
41
Bab 41 : Pengkhianat (2).
42
Bab 42 : Rumah Keluarga Dempster.
43
Bab 43 : Kemarahan Bill Siegel.
44
Bab 44 : Anthony dan George.
45
Bab 45 : Pencarian Jati Diri.
46
Bab 46 : Satu Tahun Kemudian.
47
Bab 47 : Kepindahan Louise ke Maryland.
48
Bab 48 : Frans dan Dominique.
49
Bab 49 : Kerinduan Lynelle.
50
Bab 50 : Perasaan Samuel.
51
Bab 51 : Empat Tahun Kemudian.
52
Bab 52 : Bobroknya Pabrik Dempster Enterprise.
53
Bab 53 : Meminta Izin untuk Pergi.
54
Bab 54 : Masa Lalu Ursula.
55
Bab 55 : Pamit.
56
Bab 56 : Menyusup.
57
Bab 57 : Breaking News.
58
Bab 58 : Pertemuan dan Penyelidikan.
59
Bab 59 : Lynelle Tertangkap.
60
Bab 60 : Bantuan.
61
Bab 61 : Petunjuk Steven.
62
Bab 62 : Langkah Terakhir.
63
Bab 63 : Penyelesaian
64
Bab 64 : Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!