Ini adalah keempat kalinya Lynelle mencoba menghubungi sang suami, tetapi Steven lagi-lagi tidak mengangkatnya. Bahkan kali ini, ponsel pria itu tiba-tiba tidak aktif.
Khawatir dengan keadaan sang suami yang pergi dari rumah dalam keadaan marah, Lynelle memutuskan menghubungi Zendaya di kantor.
"Mr. Dempster sedang pergi menemui Mr. Calder, Nyonya," jawab Zendaya begitu Lynelle menanyakan keberadaan Steven.
"Suamiku pergi dari rumah dalam keadaan marah, ada apa sebenarnya?" tanya Lynelle.
Zendaya terdiam sejenak. "Mr. Calder baru saja meluncurkan Herz37 ke pasaran. Beritanya sudah menyebar di mana-mana. Anda bisa melihat beritanya di televisi, Nyonya."
Lynelle membelalakkan matanya. Dengan cepat dia pergi menuju ruang keluarga guna menyalakan televisi. Setelah mengganti dua sampai tiga saluran, dia pun menemukan berita tentang Herz37.
"Obat ini merupakan terobosan terbaru dibidang medis. Dempster Enterprise yang terbilang baru menekuni bidang ini tentunya patut diapresiasi. Gebrakan mereka begitu memukau. Banyak kalangan memuji langkah mereka."
Lynelle termangu mendengar pernyataan si pembawa acara. Dia menutup teleponnya sepihak dan duduk di sofa dengan tubuh lesu.
"Bagaimana mungkin?" ucap wanita itu lirih. Rasa takut menyeruak menyelimuti diri Lynelle. Banyak nyawa yang akan dipertaruhkan di sini. Steven harus segera menariknya kembali dari pasaran.
...***...
David terhenyak mendengar kabar tentang Herz37 yang telah diedarkan, padahal diam-diam dia sudah menyiapkan pengganti Herz37, yaitu Herz38. Herz38 memiliki komposisi yang jauh lebih tepat dengan minim efek samping.
Namun semua telah terlambat, Herz37 sudah terlanjur dilempar ke pasaran. Masyarakat bahkan menyambut baik peluncuran obat tersebut. Ulasan positif diberikan hampir seluruh warga New York.
"Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku lakukan?" gumam David dengan raut wajah horor.
"Steven! Aku harus menelepon Steven!" Pria itu mengacak meja kerjanya untuk mencari ponsel. Setelah menemukan ponselnya yang ternyata teronggok di tempat sampah medis, David segera menelepon Steven.
"Sial, ponselnya mati!" umpat David.
...***...
Lynelle yang tidak tahan dengan rasa penasarannya memutuskan menyusul sang suami ke kantor. Dia menitipkan kedua anaknya pada orang rumah dan meminta mereka untuk menghubunginya jika ada sesuatu.
"Ell!" Steven yang tengah terduduk di sofa kontan terkejut mendapati kedatangan sang istri ke sana.
"Apa yang terjadi, Steve? Kenapa ponselmu tidak aktif? Aku mengkhawatirkanmu!" seru Lynelle kesal.
Steven menghampiri sang istri dan memeluknya erat. Dia juga mengunci rapat-rapat pintu ruangan kerjanya.
"Ponselku rusak. Maafkan aku," ujar Steven dengan penuh penyesalan.
Lynelle membalas pelukan sang suami. Tanpa basa-basi, dia pun menanyakan kebenaran perihal peluncuran Herz37 yang baru saja dilihatnya di televisi.
Steven menghela napasnya. "Itu benar. Semua terjadi di luar kehendakku. Sebastian mengambil celah saat aku tengah sibuk dengan urusan keluarga kita."
"Lalu bagaimana selanjutnya?" tanya Lynelle. Rasa takut yang dirasakan wanita itu semakin membumbung tinggi.
"Aku sudah meminta Sebastian untuk menarik kembali Herz37, tetapi dia tidak mengindahkannya. Kami bahkan sempat bersitegang dan aku diusir dari kantornya," jawab Steven.
Baru saja Lynelle hendak berbicara, Steven sudah memotongnya. "Tapi tenang saja, David baru saja menghubungiku untuk membahas sesuatu. Aku yakin pria itu tidak akan tinggal diam." Sebisa mungkin Steven berusaha menenangkan kegundahan hati Lynelle. Padahal raut wajahnya sendiri terlihat lelah dan putus asa.
Orang yang mereka tunggu pun tiba. David sampai di kantor satu jam setelah menelepon Zendaya, sekretaris Steven.
Sesampainya di sana, Steven segera mengajak David dan Lynelle berbicara di ruangan tersembunyi miliknya. Meski Lynelle tidak memiliki andil di sini, tetapi Steven tak bisa membiarkan sang istri tidak mengetahui apa-apa.
"Sebastian menipumu!" seru David saat mereka tiba di ruangan tersembunyi Steven. Ruangan tersebut hanya memiliki luas 4x4 meter persegi saja dan letaknya tepat di belakang lemari berkas Steven.
Jangankan David, Lynelle saja tidak tahu keberadaan ruangan tersebut.
"Aku tahu!" balas Steven jengkel.
"Nyonya Dempster, senang bertemu dengan Anda." Tak lupa, David menyapa Lynelle di sela-sela pembicaraan mereka. Pria itu mengulurkan tangannya pada Lynelle.
Lynelle tersenyum dan menerima uluran tangan David.
"Aku baru saja mencari informasi dari salah seorang temanku yang bekerja di FDA. Rupanya Sebastian mengenal baik beberapa petinggi di sana. Aku yakin itu lah alasan mengapa Sebastian bisa mendapatkan izin edar Herz37 dengan mudah." David kembali fokus pada Steven seraya duduk di atas kursi dengan wajah gelisah.
"Sudah kuduga. Dia tidak mungkin begitu mudah mendapatkan izin," kata Lynelle.
"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Lynelle.
"Aku sebenarnya sudah membuat obat pengganti Herz37. Namun, butuh waktu lama sampai obat tersebut siap diedarkan, dan sepertinya semua sudah terlambat." David tertunduk lesu. Wajahnya tampak sangat frustrasi.
"Bisakah efek sampingnya kita kurangi? Mmm ... seperti penawar racun." celetuk Lynelle tiba-tiba. Hal itu membuat Steven dan David menoleh padanya.
"Anu, pengganti Herz37 akan tetap dibuat, akan tetapi agar tidak perlu menunggu lama, bagaimana kalau kita membuat obat yang mampu menekan efek samping Herz37?" Lynelle meringis begitu melihat kedua pria tersebut sama sekali tidak menjawab.
"Maaf, aku hanya asal memikirkannya. Menyamakan efek samping Herz37 dengan racun yang memiliki. Abaikan saja semua ucapanku bar—" Belum selesai Lynelle bicara, David tiba-tiba memeluk wanita itu seerat mungkin.
Steven dan Lynelle kontan terkejut.
"Maaf, Nyonya, tapi pemikiran asal-asalanmu barusan, membawa secercah harapan. Terima kasih! Terima kasih!" David sekali lagi memeluk Lynelle.
Lynelle tertawa kecil, begitu pula Steven.
"Baiklah, aku akan melakukan riset dengan cepat," ucapnya yakin.
...***...
"Mommy sepertinya sedang sibuk, Aunty. Tadi aku melihat Mommy buru-buru pergi meninggalkan rumah," ujar Laura pada April yang baru saja datang ke rumah.
"Biarkan saja. Mungkin Mommy mengkhawatirkan Daddy, sebab dari yang Aunty dengar, Daddy tidak bisa dihubungi." April mengelus lembut rambut keemasan Laura. Saat tiba tadi, salah seorang asisten rumah tangga memberitahu soal hal tersebut kepadanya.
"Mengapa Mommy harus khawatir? Apa yang terjadi dengan Daddy, Aunty? Kenapa?" Mendengar penjelasan April malah membuat Laura gelisah.
April yang merasa salah bicara segera menepuk bibirnya dan mengumpat dalam hati.
"Tidak ada apa-apa, Sayang. Ayahmu hanya sedang.sibuk mengurus pekerjaan. Dari pada memikirkan itu, bagaimana kalau kita pergi membeli ice cream?" April berusaha mengalihkan perhatian Laura.
Raut sumringah kontan hadir di wajah cantik gadis kecil itu. "Mau Aunty, aku mau!" serunya riang.
"Baiklah, kau harus memanggil Sean di atas ya?"
Laura menganggukkan kepalanya berkali-kali, sebelum kemudian pergi menuju lantai dua.
Sepeninggal Laura, April terdiam sejenak. Padahal Herz37 baru saja diluncurkan, tetapi entah mengapa dia memiliki perasaan tidak enak terhadap sahabatnya itu.
Namun, untuk menanyakan apa yang terjadi, April tentu tidak berani. Biar bagaimana pun dia hanya lah orang lain di keluarga Dempster.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Sophia Verheyden✨
mana si tebas ini ngejadiin steve tumbal
2022-08-21
1
Sophia Verheyden✨
aduh ikut deg2an aku, takut ini obat bikin org2 mati mendadak
2022-08-21
1
ZaeV92
author terhebat lah yang bisa membuat cerita sekeruuen ini 😘😘😘😘 kopi untuk mu kak 🤗
2022-08-21
1