Happy Reading 😘😘
Dev menggendong sang Mama turun dari mobil, lalu berteriak memanggil suster.
Setelah di batingkan, Mama Linda pun di dorong ke ruang UGD. Terlihat jika wajah Dev sangat panik.
Alvin menjauh dan menelfon Pak Abraham untuk memberitahukan keadaan istrinya.
Dev terlihat tak tenang, sambil mondar mandir di depan ruang UGD.
Tak lama Dea dan Dillon datang.
"Bagaimana keadaan Mama Kak Alvin?" Tanya Dea
"Nyonya masih di tangani di dalam Nona." Jawab Alvin.
Dev menengok ke arah Dea, lalu dia berjalan mendekati istrinya itu.
"Sayang... Sayang, aku--"
"Kita fokus ke Mama dulu Mas." Ucap Dea dengan nada dingin.
Ada rasa sakit di hati Dev saat mendengar suara Dea tak sehangat biasanya.
Sedangkan Dillon dan Alvin hanya diam saling menatap. Mereka tak mau ikut campur urusan rumah tangga sahabat nya, apalagi dalam keadaan seperti ini.
Walaupun sebenarnya Alvin dan Dillon belum tahu sepenuhnya, tentang apa yang terjadi. Sebab saat mereka datang, Mama Linda sedang marah marah pada Dev.
Dea duduk di kursi agak menjaga jarak dengan Dev. Hatinya masih sakit jika mengingat hal tadi.
'Ya Allah, selamatkanlah Mama. Beliau sudah aku anggap Ibu ku sendiri ya Allah. Tolong selamatkanlah Mama Linda.' Batin Dea sambil memanjatkan do'a untuk Mama mertua nya.
Dea terus menunduk dengan sebuah tasbih kecil di tangan nya. Tasbih pemberian sang ayah yang selalu De bawa kemana mana.
Tak lama Papa Abraham datang, dia langsung bertanya pada Dev dengan wajah yang begitu panik.
"Dev, gimana keadaan Mama? Bagaimana bisa Mama jantung nya anfal?" Tanya Papa
"Gak tahu Pah!" Ucap Dev dengan wajah menunduk.
"Nak, bagaiamana Mama bisa begini? Tadi kan kamu pergi sama Mama? Apa yang terjadi?" Tanya Papa pada Dea.
Dea hanya menggeleng pelan, lalu menatap Dev.
"Jawabannya ada pada Mas Dev, Pah." Ucap Dea dengan lirih.
Papa menoleh ke arah Dev, sedangkan yang di lihat hanya menundukkan kepala nya dengan takut.
Papa merasa ada sesuatu yang besar yang telah terjadi, hingga membuat Mama Linda masuk rumah sakit.
Saat Papa akan membuka mulut nya lagi, tiba tiba pintu Ruang UGD terbuka.
"Dok, bagaimana keadaan Mama saya?" Tanya Dev saat dokter keluar dari ruang UGD.
"Saat ini Pasien sudah kami berikan pertolongan pertama. Tapi pasien masih belum sadar! Mohon jika pasien jangan di biarkan syok yang bisa memacu detak jantung nya dengan keras. Sebab itu sangat berbahaya." Jelas dokter
"Baik Dok! Apa saya boleh masuk?"
"Boleh, tapi hanya 2 orang saja."
Akhirnya Papa dan Dev pun masuk kedalam, sedangkan Dea pergi mencari mushola untuk menunaikan shalat dzuhur.
Setelah selesai shalat, Dea mengangkat tangan nya ke atas, berdoa dan mengadu pada sang pemilik jiwa raga.
"Ya Allah, jika memang suamiku sedang belok, maka hamba mohon ya allah, luruskanlah jalan nya kembali. Jangan biarkan dia gampang tergoda oleh bisikan bisikan iblis ya allah.
Sesungguhnya engakulah yang maha Tahu! Sesungguhnya engkau lah yang menyatukan kami. Maka ku mohon pada engkau ya rabb, tolong jagalah suamiku jagalah hati nya, agar istiqomah dalam janji nya di hadapanmu!" Ucap Dea dengan air mata yang sudah sejak tadi ia tahan.
Dea menutup wajah nya dengan kedua tangan nya, dia terisak dengan sangat pilu.
Dea selalu burasaha terlihat tegar di hadapan orang. Dia tak mau terlihat lemah, walaupun pada dasar nya dia memang lemah.
Selesai menangis, Dea merasa hatinya sedikit plong. Dia pun membasuh muka nya agar tak terlihat habis menangis.
Setelah itu dia kembali ke ruang UGD, dan ternyata Mama Linda sudah di pindahkan ke ruang rawat sebab sudah sadar.
Dea pun di antar oleh Alvin yang menunggu nya didepan ruang UGD.
Saat Dea masuk, dia begitu tercengang, begitupun dengan Alvin.
Mereka melihat Dev sedang di pukuli oleh Papa Abraham hingga wajah Dev menjadi babak belur.
Sedangkan Dillon mencoba membantu Dev bangun, tapi malah kena tendangan kaki Papa Abraham.
Buugh
"Aaghhh.... Wajah tampanku!" Ringis Dillon sambil memegang wajah nya.
"Pa, berhenti Pa. Ini ada apa?" Panik Dea sambil membantu Dev bangun.
"Buat apa kamu bantuin dia nak? Dia saja sudah menyakiti kamu! Papa gak Terima itu? Dia pantas Papa hajar." Geram Papa sambil menunjuk wajah Dev.
"Pa! Mama kan lagi sakit? Kasihan Mama Pa, kalau Papa sama Mas Dev berantem." Ujar Dea.
"Mama rela Dev di hajar Papa Nak!" Timpal Mama dengan suara lirih.
Papa mendengus kasar, lalu berjalan keluar dari ruangan itu untuk meredamkan emosi nya.
Saat Mama sadar, Mama menceritakan apa yang di lihatnya bersama dengan Dea di kantor Dev.
Dan itu tentu saja membuat Papa marah dan murka. Itu kenapa Papa menghajar Dev hingga babak belur.
gak bosen author ingetin buat kalian😊jangan lupa jejak nya ya🙏sebab itu sangat berharga bagi author😘😘
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Wiek Soen
mampus ko Dev dapat bogem mentah dari papa
2023-05-28
2
Mr.VANO
ak jijik dg Dev,perempung yg sdh menyakiti,masih ajar tergoda rayuan setan....sabar de,cobaan perdanamu,hrs kuat
2023-02-06
0
Sri Widjiastuti
wk wk jd termehek-mehek nii
2022-12-31
0