Happy Reading 😘😘
Dea dan Nina menatap bingung pada sekumpulan Ibu Ibu dan beberapa gadis desa yang sedang bersua Foto di samping mobil Mewah.
"Wah, De. Ada tamu Ibu kamu tuh dari kota?" Ucap salah satu Ibu Ibu pada Dea.
Dea nampak berpikir, lalu dia ingat jika teman Ibu nya akan datang. Dea pun segera menuju rumah nya. Sedangkan Nina pulang ke rumahnya.
"Assalamu'alaikum...." Ucap Dea yang baru saja sampai di rumah.
"Waalaikumsalam....." Jawab semua yang ada di ruang tamu.
Dev langsung menengok arah sumber suara, mata nya membulat saat melihat Dea.
Dea masuk dan mencium tangan kedua orang tua nya.
"Maaf, Yah, Bu kalau Dea lama." Ucap Dea.
Dev terus melihat ke arah Dea. Dia tak menyangka jika istrinya itu berhijab. Dev pikir istrinya seperti wanita penggoda.
'Jadi ini istriku? Tidak buruk?' Batin Dev.
Mata nya tak lepas menatap Dea, Dev akui jika Dea sangat cantik walau tanpa di balut make-up.
"Dea apa kabar?" Tanya Mama Linda.
"Alhamdulillah, Tante kabar baik. Tante sekeluarga bagaimana kabarnya?"
"Alhamdulillah, baik juga. Oh ya, Dea! Kenalkan, ini putra bungsu Tante nama nya Devan. Dan Dev, kenalkan, dia Dea." Ucap Mama sambil menyenggol lengan Devan.
Dengan malas Dev mengulurkan tangan nya pada Dea. "Devan." Ucap Devan.
Namun Dea tak membalas uluran tangan itu, Dea menangkupkan kedua tangan nya di depan dada.
"Dea.." Jawab Dea.
Dev kembali menarik tangan nya, ada rasa malu di hatinya sebab di tolak berjabat tangan oleh Dea.
Setelah berbincang bincang, Dea dan Susi pamit ke belakang untuk menyiapkan makanan, dan membawanya ke ruang tamu.
Setelah siap mereka pun makan siang bersama. Bahkan Dev tak lepas memandang Dea.
'Apa dia sebaik pakaiannya? Atau itu hanya sebuah topeng?' Batin DevDev dengan ragu.
Dia meyakinkan dirinya agar tak mudah jatuh dalam pesona Dea. Dia tak mau jika nanti Dea hanya memanfaatkan nya saja.
"De, kamu di sini saja. Ini biar Mbak yang cuci." Ucap Susi pada Dea sambil membereskan piring kotor.
" Gak usah Mba. Harusnya Mba di sini saja! Nanti Naufal bangun lagi? Terus nyariin Mba gimana?" Jawab Dea.
🌹
🌹
🌹
Adzan magrib sudah berkumandang, kini Ayah, Papa Abraham dan semua orang tengah bersiap untuk shalat berjamaah.
Walaupun Dev tinggal di luar negri, tapi dia tak pernah meninggalkan shalat. Walaupun kelakuan nya masih jauh dari kata baik, tapi shalat adalah kewajiban.
Kelakuan buruk seseorang, tidak harus menjadikan orang itu jadi manusia yang lalai.
"Bu, Yah. Kalau begitu Dea pamit dulu ya!" Ucap Dea sambil mencium tangan kedua orang tua nya.
"Bukan nya libur ya De?" Heran Bagus.
"Harusnya Kak. Tapi, ada yang habis khatam al Qur'an kak. Jadi aku harus kesana." Ucap Dea.
Memang Dea itu jadi salah satu guru di sebuah tempat yang biasa anak anak mengaji.
Dea berpamitan pada kedua orang tua nya dan juga orang tua Dev. Setelah itu dia berjalan kaki untuk ketempat tujuan.
"De, mau di antar gak?" Tanya Bagus
"Gak usah Kak. Kayak baru pertama kali saja."
🌹
🌹
🌹
Sudah jam 8 malam Dea masih belum pulang. Dev yang sedang duduk di teras entah kenapa dia jadi kepikiran.
Entah rasa apa itu. Dia merasa sedikit tak tenang saat Dea masih belum pulang juga. Saat Dev tengah menatap jalanan, tiba tiba Papa Abraham duduk di samping nya.
"Bagaimana Dev? Dia beda kan?" Tanya Papa
Dev diam, dia tahu arah pembicaraan sang Papa kemana.
"Baru juga bertemu! Kita belum lihat seperti apa? Bisa saja kan itu adalah sebuah topeng?" Jawab santai Dev.
Papa Abraham menghela nafas nya dengan kasar. Sangatlah sulit meruntuhkan keras nya hati Dev.
"Papa harap kamu bisa membuka hati kamu Dev. Dea itu sangat beda dari yang lain."
"Entahlah! Kita lihat nanti saja Pa."
"Lalu, apa kau sudah siap untuk mengatakan yang sebenarnya?" Tanya Papa sambil melirik ke arah anak bungsu nya itu.
"Mungkin nanti Pa. Jangan saat ini!"
"Kapan? Dea juga harus tahu, kalau kamu itu suaminya?"
"Jangan dulu Pa. Biar nanti aku saja yang bilang."
"Tapi Papa gak yakin, jika kamu bisa?"
"Heuh, cuma hal kayak gitu aja mah Pa, Semua juga bisa? Lagian, aku masih ingin tahu pribadinya seperti apa?"
"Baiklah, jika itu mau kamu."
Setelah itu Papa Abraham pun masuk kedalam. Tinggalah Dev di teras duduk menatap kegelapan belakang rumah Dea.
Dia tak habis pikir, kenapa keluarga mertua nya begitu nyaman tinggal di tempat seperti itu.
Walaupun sangat indah di pagi hari, tapi menyeramkan di malam hari. Semua sangat gelap, sebab belakang rumah Dea adalah sawah.
Tak lama Dea datang, dia melihat Dev duduk di teras. Tapi Dea tak berani menatap, dia hanya menunduk sambil memeluk al-quran yang dia bawa.
"Wooow, ternyata gadis desa juga suka pulang malam ya? Ck, pakaian saja alim. Tapi sifat nya sama saja!" Sindir Dev sambil mencebikan bibir nya.
Langkah Dea berhenti saat mendengar sindiran buat dirinya. Dea tersenyum lalu berbalik menatap Dev.
"Jika anda belum mengenal seseorang, maka jangan pernah memandang nya dari sudut pandang sebelah saja. Luarnya busuk, belum tentu dalam nya juga seperti itu?
Jika seseorang hanya memandang dari luar nya saja, tanpa tahu dalam nya seperti apa? Maka sungguh dia sangatlah rugi." Ucap telak Dea.
Setelah mengatakan itu dia pun masuk kedalam rumah. Sedangkan Dev cukup terkejut saat mendapat jawaban itu dari Dea.
'Gadis yang berani.' Batin Dev.
Dev pun masuk kedalam rumah, karena hawa semakin dingin menusuk tulang. Dia ikut bergabung bersama Papa dan Mama nya yang sedang mengobrol bersama orang tua Dea.
Tapi Dev tak ikut mengobrol, dia memainkan ponsel nya dan mengirim pesan pada teman nya Dillon.
Sedangkan Bagus menatap Dev dengan pandangan yang begitu ragu.
'Apa iya, dia bisa bahagiakan Dea? Aku ragu akan hal itu? Aku takut, malah nanti dia akan menyakiti Dea?' Batin Bagus
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Budhiarty Sayekti
tar yesek kl dah tau gadis baik baik dev
2024-02-07
1
Mr.VANO
mulutmu tu Dev,kasar bangat.bagus De.dg penjelasamu yg tepat,
2023-02-05
1
Sri Hayani
nah,noh... kesemsem lue kan Dev
gak semuanya perempuan itu penggoda n matre
sempit amat pikiran nya
2022-11-26
1