Happy Reading😘😘
Lala hanya menunduk, dia sangat sedih sebab harus kehilangan pekerjaan nya. Padahal Lala hanya ingin membela diri nya.
Sedangkan Erna dan dua teman nya tersenyum menyeringai saat melihat Lala di pecat oleh Pak Indra.
"Tunggu Pak..."
Ucap seorang laki laki tampan yang ternyata adalah Alvin.
Alvin sangat kasihan pada Lala, sebab gadis itu hanya membela diri dari orang orang yang menghina nya.
Semua mata memandang ke arah Alvin, begitupun dengan Lala. Dia menatap Alvin dengan wajah bingung.
"Tunggu Pak! Dia ini tidak bersalah. Dia hanya membela diri nya, sebab mereka menghina dia dan pekerjaan nya! Betul jika gadis ini mendorong salah satu dari mereka, sebab dia mencoba menjambak rambut gadis ini. Jadi, jangan pecat dia pak?" Jelas Alvin sambil menatap ke arah Erna dengan sinis.
"Pak, ya gak bisa gitu dong? Tetep aja dia itu salah?" Ucap Erna tak mau kalah.
Lala menatap Alvin dengan pandangan tak percaya, dia tak menyangka jika pria itu akan menolongnya lagi.
"Jika Bapak memecat nya, maka cafe ini akan sangat buruk! Sebab Bos di sini sangat tidak bijak. Walaupun pelanggan yang salah, tetap harus bijak dalam mengambil keputusan pak." Ucap Alvin.
Pak Indra diam, lalu menatap Lala.
"Kamu tidak jadi saya pecat La! Tapi kejadian ini jangan sampai terulang kembali." Ucap Pak Indra, lalu pergi keruangan nya.
Sementara itu Erna dan dua teman nya mengepalkan tangan nya saat melihat jika Lala tak jadi di pecat.
"Lihat besok di sekolah kau Lala." Ucap Erna dengan nada sinis lalu pergi meninggalkan Cafe.
"Kau pikir aku takut!" Jawab Lala.
Kemudian Lala menengok ke arah Alvin yang sudah kembali duduk di kursi nya. Dan meminum coffee nya kembali.
"Eum, Om. Terimakasih ya Om! Om sudah menolongku dua kali. Entah dengan cara apa Lala harus membalas kebaikan Om?" Ucap Lala dengan tulus.
"Heem, sama sama." Ucap singkat padat dan jelas dari Alvin.
'Ck, dasar Om om batu? Jawab kok singkat banget?' Decak sebal Lala dalam hati.
"Gampang itu! Kamu mau balas kebaikan dia kan?" Ucap Dillon pada Lala sambil menunjuk Alvin.
"Iya Om, gimana caranya?" Tanya Lala dengan antusias.
"Kalau gitu, kamu jadi pacarnya saja! Kebetulan dia itu jomblo akut."
Uhuuuk
Uhuuuk
Uhhukk
Alvin tersedak kopi nya saat mendengar ucapan Dillon, wajah nya sampai memerah menahan rasa perih di tenggorokan nya.
Sedangkan Lala membulatkan mata nya saat mendengar ucapan Dillon.
"Apa! Pacar, Om?" Kaget Lala
"Bener tuh! Dia ini jomblo Loh La?" Timpal Hazel.
Lala menatap pada Alvin, sedangkan yang di tatap malah balik menatap Lala dengan tajam.
"Nggak! Lala gak mau. Masa Lala pacaran sama om om batu kayak dia? Iih, ogah lah Lala. Walaupun tampan, kalau batu Lala mana mau? Udah ah, Lala mau kerja lagi. Sekali lagi makasih! Dan, om... Kalau mau laku, jangan jadi batu Om? Harus cair dikit." Ucap Lala sambil menggelengkan kepala nya dan berlalu pergi.
Sedangkan Alvin di buat menganga dengan ucapan Lala.
'Apa dia bilang? Gw batu? Dia pikir gw ini giok apa?' Rutuk Alvin dalam hati.
Sementara itu Dillon dan Hazel malah tertawa terbahak bahak saat Lala menyebut Alvin batu.
"Puas Lo lihat temen sendiri menderita?" Kesal Alvin sambil menyilangkan kaki nya.
"Hahaha.... Vin, Vin. Yang di bilang gadis itu benar kali Vin? Lo itu kayak batu! Keras, datar, kaku dan juga apalagi ya?" Bingung Hazel
Pletak
Alvin menyentil kening Hazel dengan keras, sehingga membuat dia kesakitan.
"Njiiir, napa Lo sentil sih? Sakit tahu!" Kesal Hazel tapi Alvin tak perduli.
"Tapi tuh cewek imut juga ya? Baru kali ini kan ada yang nolak Lo Al? Biasanya kan, cewek pada ngejar ngejar Lo? Bahkan menghalalkan berbagai cara buat ngedapetin perhatian Lo? Tapi ini, malah Lo di tolak mentah mentah sama Bocil SMA hahaha... Apalagi nih, Lo sampai di katain batu?" Tutur Dillon dengan nada mengejek.
Alvin mendengus kesal, Lalu berdiri dari duduk nya.
"Mau kemana Lo?" Tanya Hazel saat Alvin berdiri.
"Pulang" Jawab singkat Alvin.
"Yah, si batu ngambek." Ledek Dillon tapi Alvin tak perduli.
Dia terus melangkah ke arah parkiran mobil meninggalkan Hazel dan Dillon yang masih terkekeh kecil.
🌹
🌹
🌹
Pagi ini seperti biasa Dea begitu cekatan saat di meja makan mengambilkan sarapan untuk Dev.
Dan itu membuat Mama dan Papa sangat bangga. Mereka merasa tak salah dalam memilih menantu dan istri untuk anak bungsu nya.
"Oh ya Dev, apa Reza jadi pulang?" Tanya Papa di sela sela makan nya.
"Iya Pah! Kemungkinan akan tiba nanti jam 7 an." Jelas Dev.
Dev mempunyai kakak laki laki yang bernama Reza Bachtiar, dan sudah menikah dengan model India bernama Indira Maheswari. Reza juga mempunyai anak perempuan bernama Arumi berusia 5 tahun.
"Yasudah, kalau gitu aku berangkat dulu ya!" Ucap Dev sambil mengelap bibir nya.
"Mau aku bawakan makan siang gak Mas?" Tanya Dea.
"Nggak usah sayang. Aku nanti makan di kantin saja, soal nya ada meeting." Jelas Dev.
Dea menangguk lalu mengantar Dev keluar rumah. Setelah Dev masuk kedalam mobil, Dea pun kembali masuk kedalam mansion.
Dea membantu pelayan membereskan meja makan, kegiatan yang selalu Dea lakukan selama tinggal di sana.
Walaupun Mama, Papa dan Dev sudah melarang nya, tapi Dea tak bisa diam. Dia merasa tak betah jika hanya berdiam diri saja.
Dea sudah terbiasa bergerak dan bekerja setiap hari. Jadi, ketika badan nya diam saja, Dea merasa bosan.
"Nak, nanti siang kamu temenin Mama ke salon ya! Tapi kamu masak dulu. Kita ke kantor Dev buat antar makan siang, setelah itu kita bablas ke salon." Ucap Mama Linda
"Iya Ma." Jawab Dea sambil menaruh bunga segar dalam Vas.
Memang semenjak Dea ada di Mansion. Bunga bunga di taman selalu Dea petik dan di taruh di dalam mansion.
Jam menunjukan pukul 10 pagi, Dea sudah siap siap dengan bahan masakan di dapur. Dia memasak makan siang di bantu oleh pelayan.
Setelah semua jadi, Dea pun masuk kedalam kamar nya untuk bebersih dan bersiap siap.
"Ayo Ma, Dea sudah siap!" Ucap Dea sambil merapikan phasmina nya.
"Yuk sayang."
Dua wanita itu pun keluar dari Mansion dan masuk kedalam mobil.
"Nak, Mama dan Papa udah gak sabar deh, mau punya cucu dari kamu dan Dev?"
Dea tersenyum mendengar ucapan mertuanya itu. Bagaimana ia akan hamil, bila ia dan Dev bahkan belum melakukan hubungan suami istri itu.
Bukan Dea tak mau. Tapi Dea sudah menyerahkan nya pada Dev. Tapi Dev selalu bilang tak mau melakukan nya sebelum mereka benar benar saling mencintai.
Seperti semalam, Dea sengaja memakai baju haramm di hadapan Dev. Dengan menahan malu yang luar biasa, Dea menurunkan harga diri nya di hadapan Dev.
Dia pikir Dev akan langsung menerkam ny, tapi ternyata Dea salah.
Dev malah mengambil selimut dan menutup tubuh Dea yang benar benar menggoda itu.
"Sayang, aku bukan tak bernafsu melihatmu! Aku pria normal, yang pasti sangat bernafsu dengan tubuh indahmu. Tapi, aku tak mau kita melakukan nya tanpa rasa cinta." Ucap Dev sambil menahan hawa panas di dalam dirinya.
Setelah mengatakan itu Dev pun masuk kedalam kamar mandi, meninggalkan Dea yang mematung dengan kepala menunduk malu.
Masih sangat terngiang kejadian semalam di benak Dea.
'Maafkan Dea dan Mas Dev Ma. Gimana kami mau memberi Mama Cucu? Bahkan gawang Dea saja belum di golkan oleh Mas Dev?' Batin Dea.
Mobil pun sampai di depan gedung kantor Dev, Mama dan Dea langsung masuk kedalam kantor itu dan menuju lantai atas.
"Kita langsung ke salon ya sayang, setelah mengantarkan makanan ini." Ucap Mama.
"Iya Ma."
Ting
Pintu Lift terbuka, Dea dan Mama pun berjalan menuju ruangan Dev. Di sebelah ruangan Dev, ada ruangan Alvin.
Tapi ruangan itu kosong, mungkin Alvin sedang keluar.
Kriieett
Praang
Saat pintu terbuka Dea langsung menjatuhkan rantang makanan yang dia bawa di tangan nya.
Kedua mata Mama dan Dea membulat dengan tatapan kecewa dan marah.
"Devaaaan......." Teriak Mama dengan sorot mata yang begitu tajam.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Sri Hayani
batu 😁😁😂😂
GK bisa tidur dah Oom Alvin mlm ini Lala 🤣🤣
2022-11-26
0
Sri Hayani
teman2 GK ada akhlak 😂😂
mempermalukan teman sendiri
2022-11-26
0
Yulia Bunyamin
ada Siapakah di sana??? dan devan lagi apa 🤔🤔
2022-11-13
0